Hamzah Fansuri
NIM. 2387020013
A. Hukum Makruh
Dalam Islam, ada hukum nikah yang menjadi makruh. Pada dasarnya,
hukum asal menikah dalam Islam adalah sunnah muakkad atau sangat dianjurkan
sekali. Namun demikian, hukum asal menikah tidak berlaku pada setiap orang.
Sebagian orang memang disunnahkan menikah, sebagian wajib, sebagian boleh,
sebagian makruh, bahkan sebagian lagi haram hukumnya menikah. Adapun
mengenai orang yang makruh menikah atau hukum nikah yang menjadi makruh,
maka para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini. Menurut ulama Syafiiyah,
seseorang dinilai makruh menikah jika dirinya tidak punya penghasilan sama
sekali dan dirinya bisa menahan diri dari perbuatan zina. Seorang suami
bertanggung jawab untuk menafkahi istri, sehingga apabila tidak memiliki
penghasilan untuk menafkahi istri dan dia masih bisa menahan dari perbuatan
zina, maka makruh baginya menikah.
“Ulama Syafiiyah berkata; Orang yang tidak butuh menikah karena dirinya belum
berhasrat sama sekali, atau belum berhasrat kerena sakit atau lemah, maka makruh
baginya menikah jika dia tidak memiliki biaya nafkah.”
Menurut ulama Malikiyah, seseorang dinilai makruh menikah dan hukum nikah
yang menjadi makruh jika hal itu menyebabkan dirinya meninggalkan perbuatan-
perbuatan sunnah sementara dirinya masih bisa menahan diri dari perbuatan zina.
“Ulama Malikiyah berkata; Makruh menikah bagi orang yang belum berhasrat
menikah dan akan menyebabkan dirinya lalai melakukan ibadah yang tidak
wajib.”
َو َقال اْلَح َناِبَلُة ِفي َر ْأٍي ِع ْنَد ُهْم ُح ِكَي ِبِقيل ُيْك َر ُه الِّنَك اُح ِلَم ْن َال َشْهَو َة َلُه
“Ulama Hanabilah berkata dalam salah satu pendapat mereka bahwa makruh
menikah bagi orang yang tidak memiliki syahwat.”
C. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah dimana seorang anak pun
dapat memilih pasangan hidupnya sendiri, orang tua hanya harus berperan sebagai
pemberi nasehat menyapaikan apa yang baik dan tidak. Resiko apapun yang akan terjaddi
dikemudian hari atas pernikahan yang terjadi itu sudah menjadi konsekuensi yang harus
di tanggung anak. Seandainya pun harus di paksa untuk menikah berikan alasan yang
logis. Adapun factor penyebab hingga terjadinya praktek kawin paksa yakni: Faktor Balas
Budi, Factor ekonomi, Faktor Agama, Faktor pendidikan. Implementasi dari penelitian
ini, diperlukan di kalangan masyarakat untuk dilakukan sosialisasi tentang dampak yang
ditimbulkan akibat memaksa anak untuk menikah dan pengarahan bahwa menikah harus
ada persetujuan dari kedua calon mempelai.