Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN AGAMA

DOSEN: ADRIAN MILADI, S.Ag, M.Ag


MATERI: PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

Muhammad Nugraha Yuliannusa Afdal (PO71340230081)


Nabila shafrina (PO71340230069)
Hikmah angelisa (PO71340230090)
Destiana dwi Syafitri (PO71340230055)
Pengertian Perkawinan

• Perkawinan adalah hubungan permanen antara dua orang yang diakui sah oleh masyarakat yang
bersangkutan yang berdasarkan atas peraturan perkawinan yang berlaku.
• Sedangkan kalau menurut islam pernikahan adalah dasar hukum yang melegalkan hubungan
antara seorang laki-laki dan perempuan (Fathul Wahab, 2: 54). Berdasarkan pengertian di atas,
dapat dipahami bahwa pernikahan adalah penyatuan dua insan (laki-laki dan perempuan) melalui
akad yang menjadi dasar kebolehan penyatuan
• Dan dalam Surat An Nur Ayat 32 Berisi Anjuran untuk Menikah. Tidak diperbolehkan menghalangi
anggota keluarga atau budak yang di bawah kekuasaannya untuk menikah. Dalam sebuah riwayat,
Nabi SAW bersabda, "Nikah itu termasuk sunnahku. Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka
dia tidak termasuk golonganku," (HR Muslim).
Pengertian Perceraian

• Perceraian adalah kebalikan dari pernikahan dan berakhirnya suatu perkawinan. Perceraian
merupakan terputusnya hubungan antara suami istri oleh suami atau hakim yang mencerai,
keputusan hakim tersebut dengan menjalankan prosedur proses alur persidangan berawal dari
tahapan Majelis Hakim Pembacaan gugatan, Jawaban tergugat, Pembuktian dari penggugat dan
tergugat hingga putusan hakim sampai Mahkamah Syar'iy (MS) memberikan dokumen keputusan
perceraian.
• Dalam Islam, perceraian disebut juga dengan istilah talak.
Dikutip dari buku Fiqh Islam, Islam memang tidak melarang perceraian, tetapi perbuatan itu tidak
dianjurkan. Allah SWT pun tidak menyukai perceraian sebab perbuatan itu sama saja dengan
memutus silaturahmi.
• Bercerai dapat menjadi pilihan terakhir bagi pasangan suami istri apabila memang tidak ada lagi
jalan keluar lainnya. Dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 227, Allah SWT berfirman,

Artinya: "Dan jika mereka berketetapan hati hendak menceraikan, maka sungguh, Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui."

Selain itu, Rasulullah SAW juga telah menegaskan perihal perceraian melalui sabdanya,

‫ِإَّن َأْبَغ َض اْلَح اَل ِل ِإَلى ُهَّللا الَّطاَل ُق‬

Artinya: "Sesungguhnya sesuatu yang halal yang paling dibenci oleh Allah adalah perceraian." (HR
Abu Dawud)
HUKUM PERNIKAHAN DALAM ISLAM

• Dalam fikih Islam, hukum nikah dibagi berdasarkan kondisi dan faktor pelakunya. Menurut As-
Sayyid Sabiq, hukum nikah dalam Islam adalah sebagai berikut:
• Wajib
Hukum nikah menjadi wajib bagi orang yang sudah mampu menikah, memiliki nafsu
mendesak, dan takut terjerumus dalam perzinaan.
• Sunah
Hukum nikah menjadi sunah jika orang yang nafsunya telah mendesak dan mampu
menikah tapi masih dapat menahan dirinya dari perbuatan zina.
• Haram
Hukum nikah bisa jadi haram ketika seseorang tidak mampu memenuhi nafkah batin dan
lahirnya kepada istri serta nafsunya pun tidak mendesak.
• Makruh
Hukum nikah makruh terjadi ketika seseorang yang lemah syahwat dan tidak mampu
memberi belanja kepada istrinya. Walaupun tidak merugikan istri, karena ia kaya dan tidak mempunyai
keinginan syahwat yang kuat.
• Mubah
Hukum nikah menjadi mubah jika orang tersebut tidak terdesak oleh alasan-alasan yang
mengharamkan untuk menikah.
Hukum Bercerai dalam Islam

• 1. Wajib
Bercerai menjadi wajib hukumnya dalam Islam dikarenakan adanya perpecahan yang tidak
mungkin untuk bersatu kembali atau suami istri tidak dapat didamaikan lagi.

2. Sunnah
Bercerai yang disunnahkan hukumnya, yaitu talak yang disebabkan karena sang istri tidak memiliki
sifat afifah (menjaga kehormatan diri) dan tidak lagi memperhatikan perkara-perkara yang wajib
dalam agama (seperti tidak memperhatikan salat lima waktu), serta sulit diperingatkan. Selain itu,
perceraian juga dapat menjadi sunnah apabila suami tidak mampu menanggung nafkah istri.
• 3. Makruh
Bercerai hukumnya makruh apabila talaknya tidak memiliki sebab yang jelas dan pernikahannya
masih memungkinkan untuk diteruskan. Jika seorang suami menjatuhkan talak kepada istrinya
yang baik, berakhlak mulia, dan mempunyai pengetahuan agama, perbuatan ini juga termasuk
bercerai yang dimakruhkan.

4. Mubah
Bercerai hukumnya mubah atau diperbolehkan apabila suami istri memiliki tingkah laku, akhlak
yang buruk, serta dalam berdampak negatif jika keduanya terus bersama.

5. Haram
Perceraian hukumnya diharamkan apabila termasuk talak bid'i (bid'ah) yang tidak sesuai dengan
tuntunan syariat. Misalnya menceraikan istri ketika sedang haid atau nifas, menceraikan ketika
suami sedang sakit yang bertujuan menghalangi istrinya daripada menuntut harta pusakanya, atau
menceraikan istrinya dengan talak tiga sekaligus atau talak satu tetapi disebut berulang kali .
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai