Definisi
Sepsis adalah sindroma respons inflamasi sistemik (systemic inflammatory response
syndrome) dengan etiologi mikroba yang terbukti atau dicurigai. Bukti klinisnya berupa suhu
tubuh yang abnormal (>38ﹾC atau <36ﹾC : takikardi; asidosis metabolik; biasanya disertai
dengan alkalosis respiratorik terkompensasi dan takipneu; dan peningkatan atau penurunan
jumlah sel darah putih. Sepsis juga dapat disebabkan oleh infeksi virus atau jamur. Sepsis
berbeda dengan septikemia. Septikemia (nama lain untuk blood poisoning) mengacu pada
infeksi dari darah, sedangkan sepsis tidak hanya terbatas pada darah, tapi dapat
mempengaruhi seluruh tubuh, termasuk organ-organ.
Syok sepsis adalah suatu bentuk syok (sindroma sepsis yang disertai hipotensi) yang
menyebar dan vasogenik dicirikan oleh adanya penurunan daya tahan vascular sistemik serta
adanya penyebaran yang tidak normal dari volume vascular.
Sepsis yang berat disertai dengan satu atau lebih tanda disfungsi organ, hipotensi, atau
hipoperfusi seperti menurunnya fungsi ginjal, hipoksemia, dan perubahan status mental. Syok
septik merupakan sepsis dengan tekanan darah arteri <90 mmHg atau 40 mmHg diibawah
tekanan darah normal pasien tersebut selama sekurang-kurangnya 1 jam meskipun telah
dilakukan resusitasi cairan atau dibutuhkan vasopressor untuk mempertahnkan agar tekanan
darah sistolik tetap ≥90 mmHg atau tekanan arterial rata-rata ≥70 mmHg.
2. Klasifikasi
Dari waktu terjadinya, sepsis dibagi menjadi sepsis awitan dini dan lanjut.
Awitan Dini
usia bayi < 72 jam
Didapat saat persalinan
Penularan vertikal dari ibu ke bayi
Jenis Bakteri:
- Basil gram negatif
- E.coli
- Klebsiela
Awitan lanjut
usia bayi > 72 jam
Didapat dari lingkungan
Didapatkan secara nosokomial atau dari rumah sakit
Jenis bakteri :
a. Basil gram negatif
- Pseudomonas
- Klebsiella
b. Staph. aureus(MRSA)
c. Coagulase negative staphylococci
d. Coagulase negative
Selain perbedaan waktu paparan kuman, kedua bentuk infeksi juga berbeda dalam
macam kuman penyebab infeksi. Selanjutnya baik patogenesis, gambaran klinis ataupun
penatalaksanaan penderita tidak banyak berbeda dan sesuai dengan perjalanan sepsisnya
yang dikenal dengan cascade sepsis.
Berdasarkan waktu timbulnya:
1. Early Onset (dini) : terjadi pada 5 hari pertama setelah lahir dengan manifestasi klinis
yang timbulnya mendadak, dengan gejala sistemik yang berat, terutama mengenai
system saluran pernafasan, progresif dan akhirnya syok.
2. Late Onset (lambat) : timbul setelah umur 5 hari dengan manifestasi klinis sering
disertai adanya kelainan system susunan saraf pusat.
3. Infeksi nosokomial yaitu infeksi yang terjadi pada neonatus tanpa resiko infeksi yang
timbul lebih dari 48 jam saat dirawat di rumah sakit.
3. Etiologi
Sepsis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri (meskipun sepsis dapat disebabkan
oleh virus, atau semakin sering, disebabkan oleh jamur). Mikroorganisme kausal yang paling
sering ditemukan pada orang dewasa adalah Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan
Streptococcus pneumonia. Spesies Enterococcus, Klebsiella, dan Pseudomonas juga sering
ditemukan. Umumnya, sepsis merupakan suatu interaksi yang kompleks antara efek toksik
langsung dari mikroorganisme penyebab infeksi dan gangguan respons inflamasi normal dari
host terhadap infeksi.
Kultur darah positif pada 20-40% kasus sepsis dan pada 40-70% kasus syok septik.
Dari kasus-kasus dengan kultur darah yang positif, terdapat hingga 70% isolat yang
ditumbuhi oleh satu spesies bakteri gram positif atau gram negatif saja; sisanya ditumbuhi
fungus atau mikroorganisme campuran lainnya. Kultur lain seperti sputum, urin, cairan
serebrospinal, atau cairan pleura dapat mengungkapkan etiologi spesifik, tetapi daerah infeksi
lokal yang memicu proses tersebut mungkin tidak dapat diakses oleh kultur.
Insidensi sepsis yang lebih tinggi disebabkan oleh bertambah tuanya populasi dunia,
pasien-pasien yang menderita penyakit kronis dapat bertahan hidup lebih lama, terdapat
frekuensi sepsis yang relatif tinggi di antara pasien-pasien AIDS, terapi medis (misalnya
dengan glukokortikoid atau antibiotika), prosedur invasif (misalnya pemasangan kateter), dan
ventilasi mekanis.
Sepsis dapat dipicu oleh infeksi di bagian manapun dari tubuh. Daerah infeksi yang
paling sering menyebabkan sepsis adalah paru-paru, saluran kemih, perut, dan panggul. Jenis
infeksi yang sering dihubungkan dengan sepsis yaitu:
1) Infeksi paru-paru (pneumonia)
2) Flu (influenza)
3) Appendiksitis 10
4) Infeksi lapisan saluran pencernaan (peritonitis)
5) Infeksi kandung kemih, uretra, atau ginjal (infeksi traktus urinarius)
6) Infeksi kulit, seperti selulitis, sering disebabkan ketika infus atau kateter telah
dimasukkan ke dalam tubuh melalui kulit
7) Infeksi pasca operasi
8) Infeksi sistem saraf, seperti meningitis atau encephalitis. Sekitar pada satu dari
lima kasus, infeksi dan sumber sepsis tidak dapat terdeteksi
4. Manifestasi Klinis
a. Tanda dan Gejala Umum
1) Hipertermia (jarang) atau hypothermia (umum) atau bahkan normal
2) Aktivitas lemah atau tidak ada
3) Tampak sakit
4) Menyusun buruk/intoleransi pemberian susu
b. Sistem pernapasan
1) Dyspnea-takipnea
2) Tampak tarikan otot pernapasan
3) Merintik-mengorok
4) Pernapasan cuping hidung
5) Sianosis
c. Sistem kardiovaskuler
1) Hipotensi
2) Kulit lembab dan dingin-pucat-takikardi
3) Bradikardi-edema-henti jantung
d. Sistem pencernaan
1) Distensi abdomen-anoreksia-muntah-diare
2) Menyusu buruk-peningkatan residu lambung setelah menyusu
3) Darah samar pada feses-hepatomegali
e. Sistem saraf pusat
1) Reflex moro abnormal-inhabilitas
2) Kejang
3) Hiporefleksi
4) Tremor
5) Koma
6) Fontanel anterior menonjol
7) Pernapasan tidak teratur
8) Hight-pitched crY
f. Hematologi
1) Icterus
2) Petekie
3) Purpura
4) Perdarahan
5) Splenomegaly
6) Pucat
7) Ekimosis
5. Patofisiologi
Sepsis merupakan hasil interaksi yang kompleks antara organisme patogen dan tubuh
manusia sebagai pejamu. Tinjauan mengenai sepsis berhubungan dengan patofisologi yang
kompleks untuk mengilustrasikan gambaran klinis akan suatu hipotensi yang berat dan aliran
darah yang terbendung akibat terbentuknya mikrotrombus di dalam sistem kapiler . hal ini
dapa menyebabkan disfungsi organ yang kemudian dapat berkembang menjadi disfungsi dari
beberapa organ dan akhirnya kematian.
Proses molekuler dan seluler dari pejamu sebagai respon terhadap sepsis adalah
berbeda-beda tergantung dari jenis organisme yang menginvasi (organisme Gram-postif,
organisme Gram-negatif,jamur atau virus). Respon pejamu terhadap organisme Gram-negatif
di mulai dengan dikeluarkannya lipopolisakarida,yakni endotoksin dari dalam dinding sel
bakteri Gram-negatif, yang dikeluarkan saat proses lisis. Organisme Gram-positif, jamur dan
virus memulai respon pejamu dengan mengeluarkan eksotoksin dan komponen-komponen
antigen seluler.
Kedua substansi tadi memicu terjadinya kaskade sepsis yakni dimulai dengan
pengeluaran mediator-mediator inflamasi. Mediator-mediator inflamasi adalah substansi yang
dikeluarkan dari sel sebagai hasil dari aktivasi makrofag. Hasilnya adalah aktifnya sistem
koagulasi dan sistem komplemen. Kerusakan utama akibat aktivasi ini terjadi pada endotel
dan menyebabkan migrasi leukosit serta pembentukan mikrotrombus. Akibat aktivasi
endothelium, terjadi peningkatan jumlah reseptor tromboin pada permukaan sel untuk
melokalisasi koagulasi pada lesi tersebut. Lesi pada endotel berhubungan dengan fibrinolysis
yang terganggu. Hal ini disebabkan karena berkurangnya jumlah reseptor pada permukaan sel
yang diperlukan untuk sintetis dan pemunculan molekul antitrombotik.
6. PHATWAYS
Infeksi Bakteri dan kontamniasi sistemik
Tucker Susan Martin, Standar Perawatan Pasien, Proses Keperawatan, Diagnosis dan
Evaluasi, EGC, Jakarta.
Nurarif AH dan Kusuma H. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis dan Nanda-
NIC-NOC jilid 1 dan 2. Panduan Penyusunan Asuhan keperawatan professional. Yogyakarta: Media
Action, 2013.