Anda di halaman 1dari 21

KEPERAWATAN KOMPREHENSIF II

(gerontik kasus 1)

Dosen pengampu : Ns. Ilma Widya Sari S.Kep., M.Kep


Disusun Oleh Kelompok 2:

Erwin Nur Haliza (22018011)


Devy Ica Saputri (22018013)
Devita Feby W.R (22018014)
Putri Tasya Meisani (22018015)
Ika Listiorini (22018016)
Muhamad Irfan (22081017)
Lilis Setyowati (22018018)
Dian Ratri W (22018020)
Retna Puspitasari (22018021)
Intan Novitasari (22018022)
Issemi Lestari (22018024)
Purwati Agustin (22018025)
Intan Prasetyanti (22018026)

 
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO
BOYOLALI
2022
Skenario Kasus

Mahasiswa profesi Ners sedang menjalani stase komunitas melakukan kunjungan rumah pada
keluarga Bapak Y. Keluarga Bapak Y merupakan keluarga dengan tipe keluarga Inti yang terdiri
dari Bapak Y (66 th) dan Ibu A (59 th). Anak-anak Bapak Y yang lainnya ada yang tinggal di
dekat rumah Bapak Y dan ada juga yang tinggal di daerah Solo. Bapak Y terlihat sesak.
Berdasarkan pengkajian terakhir tanggal 27 Januari 2020 Bapak Y mengatakan sesak sejak
mengalami kambuh penyakit paru-paru 2 bulan yang lalu. Bapak Y pernah mengalami penyakit
paru BTA positif 3 sebelumnya sekitar 5 tahun yang lalu sampai beberapa hari dirawat dirumah
sakit karena sesaknya. Kemudian menjalani pengobatan kurang lebih 3 bulan dan tidak
dilanjutkan. Dua bulan yang lalu penyakit bapak Y kambuh dan dirawat di rumah sakit kurang
lebih selama 3 hari. Dari hasil pemeriksaan sebelum dirawat, BTA postif 3 dan hasil rontgen
terdapat banyak sputum diparu-paru sebelah kiri menyebar dan sedikit dibagian kanan atas dan
bawah. Bapak Y diperbolehkan pulang dan meneruskan pengobatan intensif selama 2 bulan.
Tidak ada riwayat alergi pada Bapak Y. Bapak Y merupakan perokok aktif selama kurang lebih
25 tahun menghabiskan kurang lebih 1-2 bungkus rokok perhari dan mulai berhenti merokok
saat mulai pengobatan penyakit TB yang kedua. Sebelumnya keluarga bapak Y dan Ibu A tidak
ada yang pernah memiliki sakit TB. Bapak Y mengkonsumsi obat TB intensif lanjutan
sanbutamol dan tyrosol setiap hari sekali sebelum makan. Saat pemeriksaan didapatkan data
TTV (TD : 120/90, RR: 27 x/menit, S : 37 C, N : 98 x/menit), suara ronchi +/+ basah kasar
pada semua area paru, BB 45 kg, TB 165 cm (IMT: 17,4) Bapak Y mengaku dirinya sangat
kurus pada saat mulai sakit paru-paru pertama kali, berat badan turun 5-7 kg selama 2-3 bulan.
Berat badan sebelum sakit adalah 50 kg, tangan terlihat pucat, turgor kulit elastis, dan sering
merasa lemas saat beraktifitas. Bapak Y mengeluh sesak nafas pada saat beraktifitas dan susah
mengeluarkan dahak, terkadang masih suka mengeluarkan keringat dingin saat malam hari.
Langkah 1. Klasifikasi Masalah
1. BTA positif: basil tahan asam / bakteri berbentuk
batang
2. Sputum: bahan yang didorong keluar trakea
3. Ronchi: suara nafas tambahan yang bernada rendah
4. Turgor: keadaan menjadi turgid (membengkak dan
tersumbat)
5. Salbutamol: membuka saluran paru-paru
6. Thyrozol: untuk metabolism dan pertumbuhan
hormone tiroksin
7. TBC / tuberculosis: setiap penyakit menular pada
manusia dan hewan yang disebabkan oleh spesies
mycobacterium.
Langkah 2. Mengidentifikasi Masalah
yang muncul
1. Mengapa TB paru mengakibatkan sesak ?
2. Mengapa bapak Y mengalami penurunan BB selama 2-3 bulan ?
3. Mngapa bapak Y terdapat sputum di paru-paru ?
4. Apa yang terjadi jika bapak Y tidak melakukan pengobatan rutin
intensif ?
5. Mengapa bapak Y mengalami kekambuhan TB paru ?
6. Mengapa terdapat suara ronchi ?
7. Mengapa tangan bapak Y terlihat pucat ?
8. Mengapa bapak Y sering merasa lemas saat beraktivitas ?
9. Apa hubungan prilaku merokok dengan penyakit TBC ?
10. Mengapa bapak Y mengonsumsi obat salbutamol dan thyrozol ?
Langkah 3. Analisa Masalah
1.Penyebab sesak pada penderita TB paru hal ini dikarenakan penyebab TB paru oleh infeksi bakteri
yaitu Mycobacterium tuberculosis. Infeksi yang terjadi pada paru menyebabkan paru mengalami
peradangan yang mengganggu proses respirasi.
2.Penurunan BB yang dialami Bapak Y yang merupakan salah satu gejala dari penyakit TB. Hal ini
disebabkan oleh penyakit TB paru yang mengakibatkan penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga
penderita mengalami penurunan nafsu makan.
3.Paru-paru bapak Y terdapat sputum karena terdeteksi BTA positif yang menimbulkan peningkatan
sekret.
4.Hal yang terjadi jika bapak Y tidak melakukan pengobatan intensif maka penyakit yang diderita
bapak Y semakin parah dan dapat beresiko menularkan orang lain.
5.Bapak Y mengalami kekambuhan penyakit TB karena tidak rutin mengkomsumsi obat.
6.Terdapat suara ronchi pada paru bapak Y di akibatkan adanya penumpukan sekret di paru.
7.Tangan bapak Y terlihat pucat diakibatkan oleh asupan oksigen ke tubuh tidak maksimal yang
mengakibatkan sianosis.
8.Bapak Y sering merasa lemas saat beraktivitas karena salah satu dampak dari penyakit TB yang
diakibatkan oleh kurangnya asupan oksigen.
9.Hubungan prilaku merokok dengan penyakit TBC, asap rokok yang terhirup oleh tubuh dan masuk
ke paru-paru dapat menyebabkan kerusakan pada saluran paru dan menurunkan respon kekebalan
sehingga meningkatkan resiko penyakit TB.
Bapak Y mengkonsumsi obat salbutamol karena obat ini dapat membuka saluran paru-paru
10.
sehingga dapat melancarkan sirkulasi udara dan mengurangi sesak nafas. Mengkonsumsi thyrozol
karena berperan dalam mmetabolisme hormon tiroksin yang dapat menghambat produksi kelenjar
tyroid karena produksi yang berlebih dapat mengakibatkan penurunan BB yang berlebihan.
Langkah 4. mengkaitkan masalah /
diagnosa yang muncul
1. Pada saat beraktivitas Tn.Y mengeluh sesak nafas dan
susah mengeluarkan dahak, saat diperiksakan terdapat
banyak spuntum diparu-paru sebelah kiri dan pada
pemeriksaan fisik terdapat suara rochi +/+ basah
dengan RR : 27 x/menit sehingga diagnose yang
muncul pada masalah ini adalah Bersihan jalan nafas
tidak efektif
2. 2 bulan yang lalu Tn.Y mengatakan penyakitnya
kambuh dan dirawat dirumah sakit, kemudian ±3
bulan menjalani pengobatan tetapi tidak dilanjutkan
lagi. Sehingga diagnosa yang muncul pada masalah
ini adalah manejemen kesehatan keluarga tidak efektif
Langkah 5. Sasaran laporan
1. Menjelaskan jensi pengobatan pada
pasien TB paru
2. Mendeskripsikan dampak prilaku
merokok dengan penyakit TB
3. Menjelaskan patofisiologi penyakit TB
paru
BAB 2
TINJAUAN TEORI

DEFINISI ETIOLOGI
Tuberculosis adalah penyakit menular tuberkulosis paru adalah bakteri
langsung yang disebabkan oleh kuman TB Mycobacterium tuberculosis.
Mycobacterium tuberculosis. Sebagian Bakteri ini berbentuk batang yang
besar kuman TB menyerang paru-paru, tahan asam atau sering disebut
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh sebagai basil Tahan asam,
lainnya (Sofro, dkk, 2018). intraseluler, dan bersifat aerob.
Basil ini berukuran 0,2-0,5 µm x 2-
4 µm, tidak berspora, non motil,
TANDA & GEJALA serta bersifat fakultatif. Dinding sel
1. Demam 40-41◦ C, serta ada batuk bakteri mengandung glikolipid
atau batuk berdarah. rantai panjang bersifat mikolik,
2. Sesak nafas dan nyeri dada kaya akan asam, dan
3. Malaise (perasaan tidak enak), fosfolipoglikan. Kedua komponen
keringat malam ini memproteksi kuman terhadap
4. Suara khas pada perkusi dada, bunyi serangan sel liposom tubuh dan
dada juga dapat menahan zat pewarna
5. Peningkatan sel darah putih dengan fuchsin setelah pembilasan asam
dominasi limfosit (pewarna tahan asam) (Jahja, 2018).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kultur sputum
2. Ziehl Neelsen (Acid-fast Staind applied to smear of body fluid)
3. Skin test (PPD, Mantoux, Tine, Vollmer Patch)
4. Foto rongen dada (chest x-ray)
5. Histologi atau kultur jaringan (termasuk kumbah lambung,
urine dan CSF, serta biopsy kulit)
6. Needle biopsy of lung tissue
7. Elektrolit
8. ABGs
9. Bronkografi
10. Pemeriksaan darah
11. Tes fungsi paru
penatalaksanaan
Farmakologi :
1. Obat lini pertama : isoniazid Non Farmakologi :
atau INH (Nydrazid), a. Mencapai bersihan jalan
rifampisin (Rifadin), nafas : pantau pasien,
pirazinamida, dan etambutol jika bronkodilator
(Myambutol) setiap hari berikan terapi obat yang
selama 8 minggu dan tepat, mengurangi
berlanjut hingga 4 sampai 7 rokok, batuk efektif,
bulan. fisioterapi dada
2. Obat lini kedua : capreomycin b. Meningkatkan pola
(Capastat), etionamida pernafasan : latihan otot
(Trecator), sodium para- inspirasi, latihan otot
aminosalicylate, dan diagfragma, bernafas
sikloserin (Seromisin). melalui bibir
3. Vitamin B (Piridoksin) c. Aktivitas olahraga
biasanya diberikan dengan d. Konseling nutrisi
INH.
Komplikasi
1. Nyeri tulang belakang.
2. Kerusakan sendi.
3. Infeksi pada meningen (meningitis).
4. Masalah hati atau ginjal.
5. Gangguan jantung.
ASUHAN KEPERAWATAN
Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.Y
Umur : 66 tahun
Alamat : Solo
Komposisi keluarga
No. Nama L/ umur Hubungan Pekerjaan pendidikan Ke
P keluarga t

1. Tn.Y L 66 Th Suami - - -

2. Ny.A P 59 Th Istri - - -

Tipe keluarga : keluarga inti


RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

 Riwayat kesehatan keluarga saat ini:


Tn.Y menderita TB paru BTA positif 3 sekitr 5 tahun yang lalu.
 Riwayat penyakit keturunan:
Keluarga Tn.Y dan Ny.A tidak ada yang pernah memiliki sakit TB.
 Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
No. Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tinda
kesehatan kesehatan kan
1. Tn.Y 66 Th 45 TB paru - TB paru -
kg

 Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : RS


PEMERIKSAAN FISIK
NAMA ANGGOTA KELUARGA
NO VARIABEL
Tn.Y Ny.A
1. Riwayat penyakit TB Paru -
saat ini

2. Keluhan yang Tn.Y mengeluh sesak nafas sejak mengalami kambuh penyakit TBparu 2 bulan yang -
dirasakan lalu. Tn.Y juga mengalami sesak nafas pada saat beraktivitas dan susah mengeluarkan
dahak terkadang masih suka mengeluarkan keringat dingin saat malam hari.

3. Tanda dan Gejala BTA positif 3, hasil rontgen terdapat banyak sekutum di paru-paru sebelah kiri -
menyebar dan sedikit dibagian kanan atas dan bawah.

4. Riwayat penyakit Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya -


sebelumnya

5. Tanda-tanda vital TD:120/90 mmHg RR:27x/menit -

S:370C N: 98x/menit

BB: 45 kg TB: 165 cm

6. Paru Tedapat banyak sputum di paru-paru sebelah kiri menyebar dan sedikit di bgia kanan -
atas dan bawah, terdapt suara ronchi +/+ basah kasar pada semua area paru.
ANALISA DATA
NO. TGL / JAM DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
1. 06-04-2022 DS : Ketidakmampuan keluarga Bersihan
/10.00 merawat anggota keluarga jalan nafas
  1. Tn.Y mengeluh sesak nafas pada saat beraktivitas
yang sakit. tidak efektif
 
  2. Susah mengeluarkan dahak.
   
 
  DO :
   
 
  3. Hasil rontgen terdapat banyak sputum diparu paru sebelah kiri
   
  menyebar dan sedikit dibagian kanan atas dan bawah.
 
   
  4. Terdengar suara ronchi +/+ basah, kasar pada semua paru RR :
 
27 x/menit    
 
DS :  
6 April
2.
2022/10.00 Tn.Y mengatakan saat kambuh penyakitnya 2 bulan yang lalu Pengobatan TB paru tidak Menejemen
sehingga harus dirawat dirumah sakit. Kemudian menjalani rutin kesehatan
pengobatan kurang lebih 3 bulan tetapi tidak dilanjutkan. keluarga tidak
efektif
 

DO :

5. Sebelumnya keluarga Tn.Y dan Ny.A tidak ada yang pernah


memiliki sakit TB
SKORING DAN PRIORITAS MASALAH
Dx.Kep : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN

Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1 = Bapak Y mengeluh sesak nafas dan batuk


Aktual 1 berdahak sejak 2 bulan yang lalu.

Kemungkinan masalah untuk 1 2 1/2 x 2 = Bapak Y saat ini sedang menjalani pengobatan
diubah: 1 TB yang kedua dan rutin mengkonsumsi obat
Sebagian sebelum makan.

Potensi masalah untuk 2 1 2/3 x 1 = Masalah sudah lama terjadi dan masalah tersebut
dicegah: 2/3 dapat diatasi bila bapak Y menjalani pengobatan
Cukup rutin.

Menonjolnya masalah: 2 1 2/2 x 1 = Dengan berbagai macam keluhan yang


Segera 1 dirasakan bapak Y sehingga Bapak Y saat ini
menjalani pengobatan TB yang kedua.

NILAI TOTAL 3 2/3


Dx.Kep : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan
dengan pengobatan TB paru tidak rutin

KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN

Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1 = 5 tahun yang lalu bapak Y mempunyai riwayat


Aktual 1 penyakit paru BTA positif 3.Bapak Y menjalani
pengobatan kurang lebih 3 bulan dan tidak
dilanjutkan.

Kemungkinan masalah 1 2 1/2 x 2 = Pengetahuan keluarga tentang tentang pentingnya


untuk diubah: 1 dukungan dan pengawasan pengobatan rutin.
Sebagian

Potensi masalah untuk 3 1 3/3 x 1 = Masalah dapat dicegah dengan memberikan


dicegah: 1 dukungan dan pengawasan oleh keluarga
Tinggi terhadap Bapak Y untuk melakukan pengobatan
rutin.
Menonjolnya masalah: 2 1 2/2 x 1 = Masalah TB yang diderita Bapak Y sangat
Segera 1 beresiko terhadap kesehatannya dan resiko
penularan terhadap keluarganya.

NILAI TOTAL 4
Diagnosa keperawatan berdasarkan
prioritas
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
berhubungan dengan pengobatan TB paru tidak rutin
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Kriteria
Tujuan Tujuan
No. dx.kep Intervensi
umum khusus Kriteria Standar

1. Manajem Setelah Keluarga Aktivitas Manajeme 1. Identifikasi


en dilakukan mampu keluarga n pemahaman tentang
kesehatan tindakan mengenali mengatasi kesehatan keputusan setelah
keluarga keperawat atau masalah keluarga pulang.
tidak an selama memahami kesehatan efektif. 2. Identifikasi tindakan
efektif 3x dalam tentang tepat nilai yang dilakukan
berhubun satu perawatan :5 keluarga.
gan minggu bagi Tindakan 3. Fasilitasi pengambilan
dengan diharapkan anggota untuk keputusan secara
pengobata keluarga keluarga menguran kolaboratif.
n TB paru dapat gi faktor 4. Ciptakan rumah yang
tidak rutin menerima resiko sehat dan mendukung.
informasi meningka 5. Motivasi
dengan t nilai : 5 pengembangan
baik pengembangan sikap
dan emosi yang
mendukung upaya
kesehatan.
6. Informasikan fasilitas
kesehatan yang
tersedia.
1.   Bersihan jalan Setelah dilakukan Keluarga Pasien dapat Bersihan 1. Identifikasi
nafas tidak efektif tindakan mampu melakukan jalan nafas kemampuan
berhubungan keperawatan merawat batuk efektif efektif batuk efektif.
dengan selama 3x dalam anggota nilai : 5
2. Catat jenis dan
ketidakmampuan satu minggu keluarga
Produksi jumlah sekret
keluarga merawat diharapkan yang sakit.
sputum nilai :
anggota keluarga keluarga dapat 3. Anjurkan
5
yang sakit menerima tekhnik nafas
informasi dengan Frekuensi dalam
 
baik nafas
4. Atur posisi pasien
membaik bilai
semi fowler atau
:5
fowler.
Pola nafas
membaik nilai
:5

Anda mungkin juga menyukai