Anda di halaman 1dari 52

KELOMPOK 4

DARA GEBRINA RIZKI KHAIRINA


JIHAN HADARA GEBRINA RIZKI MUHAMMAD DWIKI REZA
JIHAN HAURA CUT VANI
RICHY DARA PERDANA IRFANUL AULIA
MUHAMMAD AL FARISI MULTAZAM
JIHAN NABILA
YULINAR MAULIDA

Tutor: dr. Cut Khairunnisa,M.Kes


SKENARIO
PMO

Ibu Tita 56 tahun datang ke Puskesmas Dewantara dengan keluhan batuk berdarah.
Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan demam pada malam
hari serta sering berkeringat. Bu Tita mengaku sudah 3 bulan ini menderita batuk yang
tidak kunjung sembuh. Awalnya batuk berdahak dengan warna kuning kehijauan tidak
disertai darah. Ia merasa nafsu makannya berkurang dan berat badannya turun dalam 3
bulan ini. Pada pemeriksaan auskultasi paru kiri atas terdengar amphoric sound.
Pemeriksaan sputum ditemukan BTA(+).
Dari anamnesis lebih lanjut didapatkan bahwa 2 tahun lalu Bu Tita menjalani
pengobatan OAT selama 6 bulan untuk penyakit batuknya tetapi setelah 3 bulan
pengobatan, ia menghentikan pengobatannya karena sudah merasa sembuh. Dokter
merencanakan harus ada PMO untuk Bu Tita supaya program penanggulangan TB
nasional dan internasional tercapai serta menghindari terjadinya komplikasi. Dokter juga
akan melihat kondisi Bu Tita lebih lanjut apakah perlu rujukan ke Rumah Sakit Cut
Meutia untuk pemeriksaan penunjang. Kemudian anak bu Tita juga diperiksa dan
ditemukan 3 benjolan berdiameter masing-masing 1 cm di daerah supraklavikula
dextra, tidak nyeri dan mobile.
Bagaimana kondisi yang dialami Bu Tita dan anaknya?
1. Tuberkulosis : penyakit menular yang umum
dan dalam banyak kasus bersifat mematikan,
disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosa, biasanya menyerang paru-paru.
2. Amphoric sound : suara nafas yang berasal
dari pneumothorax dengan fistel yang
terbuka seperti mendengar terhadap tubuh
pasien.
3. OAT (Obat Anti Tuberkulosis) : tujuannya
untuk membunuh mycobacterium
tuberculosa yang menyerang terhadap tubuh
pasien.
4. PMO (pengawasan minum obat) : seseorang
yang ditunjuk dan dipercaya untuk
pengawasan dan memantau penderita TB
paru dalam meminum obatnya secara teratur
dan tuntas.
1. Apa hubungan umur dan jenis kelamin pada keluhan bu tita ?
 Umur  meningkat seiring bertambahnya usia, biasanya
mengenai usia 15-50 tahun
 Jenis kelamin  Pria >> wanita , karena kebiasaan merokok dan
alkohol.

2. Apa penyebab batuk berdarah pada bu tita ?


Terjadi kerusakan pada pembuluh darah paru dan juga saluran
napas bawah sehingga terjadi lesi pada cavitas paru.

3. Bagaimana bisa terjadi demam dan keringat dingin ?


bakteri masuk difagosit leukosit dan makrofag dan limfosit granula
besar  memecah bakteri dengan realise IL4 dan IL6  pirogen
endogen kedalam cairan tubuh  mencapai hipothalamus dengan
mengaktifkan demam dan ketika suhu akan kembali normal maka
panas yang berlebihan akan dikeluarkan melalui keringat
4. Mengapa batuk yang dialami bu tita tidak kunjung
sembuh ?
Batuk yang dialami ibu tita merupakan gejala TB yang
berlangsung terus menerus dan apabila tidak ditangani
maka akan memburuk, seperti batuk yang awalnya
kuning kehijauan lama-lama akan timbul dahak

5. Mengapa terjadi batuk berdahak berwarna kuning


kehijauan ?
Dahak kuning proses infeksi dan menimbulkan nanah
Dahak kehijauan  dahak kuning yang tertimbun terlalu
lama
6. Apa yang menyebabkan penurunan napsu makan dan penurunan BB ?
Penurunan napsu makan  proses infeksi yang berlangsung ditubuh akan mengganggu proses
penyerapan nutrisi tubuh dan juga penurunan napsu makan karena terjadinya perubahan proses
metabolik tubuh.
Penurunan BB  merupakan efek sekunder ketika pasien tidak napsu makan

7. OAT apa saja yang sering digunakan pada pasien ?


lini 1 : INH, rifamfisin, pirazinamid, streptomisin, etambutol.
Lini 2 : kanamisin, amikasin, kuinolon.

 Obat yang diberikan 2 tahun yang lalu pun berbeda dengan sekarang , 2 tahun yang lalu
diberikan OAT kategori i yaitu 2RHZE/4RH
 Sekarang diberikan OAT kategori II yaitu 2RHZES/1RHZE selama fase intensif
 Apabila setelah menjalani uji resistensi ternyata bu tita TB resisten obat diberi obat lini II

8. Adakah hubungan keluhan sekarang dengan 2 tahun yang lalu ketika bu tita menghentikan OAT
?
Diperkirakan bu tita mengalami TB paru yang kambuh setika ia tak tuntas minum OAT, sehingga
bakteri mycobacterium tuberculosis belum mati sepenuhnya.
9. Bagaimana hasil interpretasi pemeriksaan auskultasi dan
pemeriksaan sputum ?
 Amphoric sound menandakan ada nya kavitas yang besar
 Pemeriksaan sputum SPS BTA(+) menandakan adanya
mycobacterium tuberculosa yang berbentuk batang dan
tahan asam

10. Siapakah yang menjadi petugas PMO dan apa saja


tugasnya ?
Sebainya petugas kesehatan seperti bidan desa, perawat, juru
imunisasi. Bila tak ada petugas kesehatan boleh kader
kesehatan, anggota keluarga .
biasanya petugas PMO mengikuti pelatihan singkat tentang
TB, dan selanjutnya mengawasi dan menasehati pasien agar
minum OAT secara teratur
11. Manifestasi klinis apa sajakah yang timbul pada TB ?
Batuk berdarah, keringat dingin malam hari, batuk lebih 4 minggu, penurunan BB,
penurunan napsu makan, nyeri dada

12. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan bu tita ?


Foto thorax, Pemeriksaan darah, serologi, histopatologi.

13. Apa diagnosis dan DD pada bu tita ?


Dx : TB paru
DD : pneumonia, abses paru, ca paru

14. Mengapa anak bu tita mengalami benjolan di supraclavicula dex ?


Diduga anaknya mengalami TB yang tertular dari ibunya dan mengalami penyebaran
secara limfogen

15. Apa diagnosis dan DD pada anak bu tita ?


Dx : limfadenitis TB
DD : limfangitis, limfadenopati hodgkin dan non hodgkin
16. Program pemerintah untuk pengendalian TB ?
Strategi nasional program pengendalian TB nasional sebagai berikut:

1. Memperluas dan meningkatkan pelayanan DOTS yang bermutu.


2. Menghadapi tantangan TB/HIV, MDR-TB, TB anak dan kebutuhan masyarakat
miskin serta rentan lainnya.
3. Melibatkan seluruh penyedia pelayanan pemerintah, masyarakat (sukarela),
perusahaan dan swasta melalui pendekatan Public-Private Mix dan menjamin
kepatuhan terhadap International Standards for TB Care.
4. Memberdayakan masyarakat dan pasien TB.
5. Memberikan kontribusi dalam penguatan sistem kesehatan dan manajemen
program pengendalian TB.
6. Mendorong komitmen pemerintah pusat dan daerah terhadap program TB.
7. Mendorong penelitian, pengembangan dan pemanfaatan informasi strategis.
Buk Tita, 56 th Px fisik:
Keluhan: • px auskultasi:
•Demam pd malam amphoric sound
hari + berkeringat • px sputum: BTA
•BB & nafsu makan ↓ (+)

Px penunjang:
• px serologi
•Uji deteksi
mikroba dalam
tubuh
Diagnosis:
TB Paru
Tatalaksana:
TB ekstra
• farmakologi
paru
•Non
DD: farmakologi
• Abses paru
• Pneumonia
• Kanker
paru
1. TB paru dan tatalaksananya
2. TB ekstra paru
3. Peran PMO
4. MDR-TB
5. Program penanggulangan TB oleh
pemerintah
6. TB pada anak  prinsip diagnosis & TL
1. Definisi
2. Jenis TB
3. Etiologi
4. Sumber & cara penularan
5. patogenensis
 Tuberkulosis merupakan penyakit
infeksi yang menyerang parenkim
paru yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis.
 TB Paru dapat terjadi pada semua
kelompok umur
 Sebagian besar kuman menyerang
paru-paru & dapat mengenai organ
diluar paru (meningen, ginjal, tulang &
nodus limfe)
TB pada manusia detemukan dalam 2
bentuk:
1. TB primer  jk terjadi infeksi yang
pertama kali
2. TB skunder  kuman yang dormat
akan aktif kembali setelah bertahu-
tahun kemudian sebagai infeksi
endogen menjadi TB dewasa 
mayoritas karenan adanya
penurunan sistem imun ex:
malnutrisi,pengguna alkhol, penyakit
maligna, DM, AIDS
 Mycobacterium tuberculosis
berbentuk batang, tidak
membentuk spora, bersifat aerob.
 Sebagian besar kuman berupa lipid
tahan terhadap asam & terhadap
bahan kimia  basil tahan asam
(BTA)
 Bersifat dormant
Inhalasi mycobacterium tuberculosis

Mencapai alveolus

Kumann TB Kuman TB tidak


seluruhnya dapat seluruhnya dapat
dihancurkan oleh dihancurkan oleh
makrofag makrofag

Menyebabkan lisis Sebagian kecil kuman


makrofag yang tidak dapat
dihancurkan akan
berkembang biak di
dalam makrofag
(granuloma) yg berisi gumpalan basil yang hidup &
yg sudah mati,dikelilingi oleh makrofag yg
membentuk dinding

Granuloma berubah bentuk menjadi jaringan fibrosa,


bagian tengah dinamakan Ghon Tubercle

Materi yang terdiri dari makrofag dan bakteri


menjadi nekrotik membentuk necrotizing caseosa 
terbentuk kalsifikasi  membentuk kompleks primer

Bakteri menjadi non aktif  dinyatakan bahwa


TB primer telah terjadi
Sistem imun yang tidak adekuat  kuman aktif

Setelah imunitas selular terbentuk, fokus primer


pd jaringan paru akan membentuk fobrosis

Terbentuk sistem imunitas seluler 


hipersensitivitas terhadap tuberkuloprotein  uji
tuberkulin positif

Turberkel bertambah banyak membentuk suatu


ruangan didalam paru  memproduksi sputum
1. Kultur sputum  positif untuk
mycobacterium tuberculosis stadium
aktif
2. Ziehl Neelsen  positif untuk BTA
3. Foto thorak
4. Dengan menggunakan sistem skoring
Prinsip pengobatan TB anak:
1. OAT diberikan dalam bentuk kombinasi
minimal 3 macam obat untuk mencegah
resistensi obat dan untuk membunuh kuman
intraseluler dan ekstraseluler
2. Waktu pengobatan TB anak 6-12 bulan 
3. OAT diberikan dalam bentuk paket
kombinasi dosis tetap (FDC: Fixed Dose
Combination)
tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain
selain paru, misalnya pleura, selaput otak,
selaput jantung (pericardium), kelenjar limfe,
tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran
kencing, alat kelamin, dan lain-lain
 Lokasi tersering penyakit ekstra paru
 Penyakit dapat timbul dari infeksi
primer,penyebaran dari lokasi jauh,atau
reaktivasi infeksi
 Kelenjar servikal dan mediastinum paling sering
terkena, diikut aksila dan inguinal
 Kelenjar getah bening biasanya tidak nyeri dan
pada awalnya dapat digerakkan namun menjadi
terfiksasi sejalan dengan waktu. Saat terjadi
perkijuan dan pencairan,pembengkakan menjadi
berfluktuasi dan dapat mengeluarkan sekret
melalui kulit dengan pembentukan abses
collastrud dan pembentukan sinus
 Tuberkulosis dapat mengenai semua bagian usus dan
pasien dapat mengalami variasi gejala dan tanda
 Penyakit ileosekal menyebabkan separuh kasus
tuberkulosis abdominal.demam,keringat
malam,amoreksia,dan penurunan berat badan
biasanya jelas terjadi dan massa fosa iliaka kanan
dapat teraba
 Diagnosis tuberkulosis abdominal ditegakkan dengan
mengambil histologi melalui kolonoskopi
 Peritonitis tuberkulosis berhubungan dengan
demam,nyeri,dan distensi perut.asites eksudatif
sering terjadi,atau mungkin terdapat massa omentum
yang memadat dan lingkaran usus yang teraba
 Diagnosis peritonitis tuberkulosis ditegakkan dengan
mengambil histologi melalui laparoskopi
 Penyakit terjadi dalam dua bentuk utama:
efusi perikardial dan perikarditis kontriktif
 Demam dan keringat malam jarang terjadi
dan manifestasinya bersifat perlahan dengan
sesak napas dan pembengkakan abdomen
 Diagnosis ditegakkan secara klinis,
radiologis, dan ekokardiografik.
 Hinggan saat ini bentuk paling penting dari
tuberkulosis SSP adalah meningeal
 Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi
pada tuberkulosis primer atau postprimer
 Onset penyakit ini perlahan dengan
muntah,nyeri kepala,demam dan keringat
malam yang terjadi dalam 1-2 minggu
 Semua tulang dan sendi dapat terinfeksi namun yang
paling sering adalah tulang belakang dan panggul
 Tuberkulosis tulang belakang biasanya timbul
dengan gejala nyeri punggung kronik dan biasanya
mengenai tulang belakang torakal bagian bawah dan
lumbal. Keterlibatan diskus merupakan manifestasi
pertama yang diikuti oleh penyebaran sepanjang
ligamen spinal untuk mengenai korpus vertebrata
anterior di dekatnya sehingga menyebabkan angulasi
vertebra dan kifosis.\
 Ct scan dapat membantu mendapatkan informasi
perluasan penyakit,jumlah kompresi medula spinalis
dan lokasi untuk biopsi jarum atau eksplorasi terbuka
bila dibutuhkan
 Penyakit ginjal jarang terjadi dan seringkali
sangat perlahan dengan gejala konstitusional
minimal
 Hematuria,frekuensi,dan disuria seringkali
timbul,dengan piuria steril yang ditemukan pada
mikroskopi dan kultur urin
 Pada pria, tuberkulosis saluran kemih dan
kelamin dapat timbul sebagai epididimitis atau
prostatitis
 Pada wanita, infertilitas akibat endometrisis, atau
nyeri dan pembengkakan pelvis akibat salpingitis
atau abses tuboovarium dapat terjadi namun
jarang
 Terapi standar terdiri dari empat obat
(rifampisin, isoniazid, pirazinamid, dan
etambutol)
 Kortikosteroid
 Pembedahan
 Pengobatan MDRTB
 Sebaiknya adalah petugas kesehatan
 Keluarga(istri/suami,anak,orang tua)
 Tetangga,tokoh masyarakat,tokoh agama
 Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara
teratur sampai selesai pengobatan.
 Memberikan dorongan kepada pasien agar mau
berobat teratur.
 Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak
pada waktu yang telah ditentukan.
 Memberi penyuluhan pada anggota keluarga
pasien TB yang mempunyai gejala-gejala
mencurigakan TB untuk segera memeriksakan
diri ke Unit Pelayanan Kesehatan.
(Informasi Dasar PMO TB, 2014).
 Sebaiknya adalah petugas kesehatan
 Keluarga(istri/suami,anak,orang tua)
 Tetangga,tokoh masyarakat,tokoh agama
 Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara
teratur sampai selesai pengobatan.
 Memberikan dorongan kepada pasien agar mau
berobat teratur.
 Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak
pada waktu yang telah ditentukan.
 Memberi penyuluhan pada anggota keluarga
pasien TB yang mempunyai gejala-gejala
mencurigakan TB untuk segera memeriksakan
diri ke Unit Pelayanan Kesehatan.
(Informasi Dasar PMO TB, 2014).
Paduan OAT yg digunakan oleh program
Nasional penanggulangan TB di Indonesia:
1. Kategori-1
Tahap intensif terdiri dari HRZE yg diberikan
setiap hari selama 2 bulan. Kemudia diteruskan
dengan tahap lanjutan yg terdiri dari HR diberikan
3x dalam seminggu selama 4bulan.
Obat ini diberikan untuk
- Penderita baru TB paru BTA (+)
- Penderita baru TB paru BTA (-) Rontgen positif yg
“sakit berat”
- Penderita TB ekstra paru berat
2. Kategori -2
Diberikan setiap hari selama 4bulan.
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA
positif yang telah diobati sebelumnya:
- Pasien kambuh ( relaps)
- Pasien gagal (failure)
- Pasien dengan pengobatan setelah putus
berobat (default)
3. Kategori- 3
Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan
setiap hari selama 2 bulan ( 2HRZ), diteruskan
dengan tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4
bulan diberikan 3x seminggu
Obat ini diberikan untuk:
- Penderita baru BTA (-) dan Rontgen (+) sakit
ringan
- Penderita TB ekstra paru ringan
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi
yang disebabkan bakteri berbentuk batang (basil)
yang dikenal dengan nama Mycobacterium
tuberkulosis.

Penularan penyakit ini melalui perantaraan ludah


atau dahak (droplet) dari penderita TB kepada
individu yang rentan (daya tahan tubuh rendah).

Pada umumnya TB menyerang jaringan paru, tetapi


dapat juga menyerang organ lainnya.
Definisi anak menurut IDAI adalah usia 0-18 tahun.

Seorang anak harus dicurugai menderita


tuberkulosis kalau:
• Mempunyai sejarah kontak erat ( serumah )
dengan penderita TBC BTA positif
• Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah
penyuntikan BCG ( dalam 3–7 hari )
• Terdapat gejala umum TBC
- Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa
sebab yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan
meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik
(failure to thrive).
- Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh
dan berat badan tidak naik (failure to thrive) dengan
adekuat.
- Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan
tifus, malaria atau infeksi saluran nafas akut) dapat
disertai keringat malam.
- Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit
biasanya multipel paling sering didaerah leher ketiak
dan lipatan paha (inguinal).
- Gejala –gejala dari saluran nafas misalnya batuk lama
lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain dari
batuk) tanda cairan didada dan nyeri dada.
- Gejala-gejala dari saluran cerna misalnya diare
berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan diare
benjolan (masa) di abdomen dan tanda-tanda cairan
Gejala-gejala ini biasanya tergantung pada bagian tubuh mana
yang terserang misalnya :
- TBC Kulit/skrofuloderma
- TBC tulang dan sendi :
Tulang punggung ( spondilitis ) : gibbus
Tulang panggul ( koksitis ) : pincang pembengkakan dipinggul
Tulang lutut : pincang dan / atau bengkak
Tulang kaki dan tangan
- TBC Otak dan Saraf : Meningitis dengan gejala iritabel kaku
kuduk muntah-muntah dan kesadaran menurun
- Gejala mata : Konjungtivitis fliktenularis , Tuberkel koroid (
hanya terlihat dengan funduskopi )
Uji Tuberkulin ( Mantoux )  dilakukan dengan cara Mantoux (
pernyuntikan intrakutan ) dengan semprit tuberkulin 1 cc jarum
nomor 26. Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan.
Diukur diameter transveral dari indurasi yang terjadi.

Berdasarkan indurasinya maka hasil tes mantoux dibagi dalam:


a). Indurasi 0-5 mm (diameternya): Mantoux negatif = golongan no
sensitivity. Di sini peran antibodi humoral paling menonjol.
b). Indurasi 6-9 mm: Hasil meragukan = golongan normal
sensitivity. Di sini peran antibodi humoral masih menonjol.
c). Indurasi 10-15 mm: Mantoux positif = golongan low grade
sensitivity. Di sini peran kedua antibodi seimbang.
d). Indurasi > 15 mm: Mantoux positif kuat = golongan
hypersensitivity. Di sini peran antibodi seluler paling menonjol.
Reaksi Cepat BcG Bila dalam penyuntikan BCG terjadi reaksi cepat
( dalam 3-7 hari ) berupa kemerahan dan indurasi > 5 mm, maka
anak tersebut dicurigai telah terinfeksi Mycobacterium tubercolosis.

Foto Rontgen dada  Gejala lain dari foto rontgen yang mencurigai
TBC adalah:
• Milier
• Atelektasis /kolaps konsolidasi
• Infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal
• Konsolidasi ( lobus )
• Reaksi pleura dan atau efusi pleura
• Kalsifikasi
• Bronkiektasis
• Kavitas
• Destroyed lung

Pemeriksaan mikrobiologi dan serologi  pada anak biasanya


dilakukan dari bilasan lambung karena dahak sulit didapat pada
anak.
- Kombinasi obat-obatan, bukan 1 jenis obat
- Terdiri dari 2 fase:
 Fase inisial (2 bulan)  intensif, efek bakterisidal
 Fase maintenance (4 bulan/lebih)  efek sterilisasi, mencegah
kambuh
- Durasi pengobatan lama  masalah kepatuhan
- Aspek lain:
Perbaikan nutrisi
Mencegah / mencari penyebab lain
- Kalau dalam 2 bulan menggunakan OAT terdapat perbaikan
klinis akan menunjang atau memperkuat diagnosis TBC, Bila
dijumpai 3 atau lebih dari hal-hal yang mencurigakan atau
gejala-gejala klinis umum tersebut diatas, maka anak tersebut
harus dianggap TBC dan diberikan pengobatan dengan OAT
sambil di observasi selama 2 bulan.
- Bila menunjukan perbaikan, maka diagnosis TBC dapat
dipastikan dan OAT diteruskan sampai penderita tersebut
sembuh.
- Bila dalam observasi dengan pemberian OAT selama 2 bulan
tersebut diatas, keadaan anak memburuk atau tetap, maka
anak tersebut bukan TBC atau mungkin TBC tapi kekebalan
obat ganda aatau Multiple Drug Resistent ( MDR ), Anak yang
tersangka MDR perlu dirujuk ke rumah Sakit untuk mendapat
penatalaksanaan spesialistik lebih jelas.

Anda mungkin juga menyukai