Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN

DENGAN GANGGUAN OKSIGENISASI

Di Susun Oleh:

CHOIRUL NISA

PRODI PROFESI BIDAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2021 / 2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN


DENGAN GANGGUAN OKSIGENISASI
DI PUSKESMAS TEGALSIWALAN

Dipersiapkan dan Disusun Oleh :

Choirul Nisa

NIM :15901.03.21040

Telah diperiksa oleh : Wahida Yuliana,SST.M.Kes


Hari/ Tanggal :
Mahasiswa

Choirul Nisa

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Pengertian Therapi Oksigenasi
Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsure vital dalam
proses metabolism untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup oksigen setiap
kali bernapas. Masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system
respirasi kardiovaskuler dan keadaan hematologi (Wartonah & Tarwoto
2003 ).
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan oksigen di atmosfer. Konsentrasi oksigen dalam
udara ruangan adalah 21 %. Tujuan terapi oksigen adalah memberikan
transport oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya
bernafas dan mengurangi stress pada miokardium ( Mutaqqin, 2005 )
Tujuan terapi oksigenasi :
1. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal
2. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara
adekuat
3. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal

2.2 Etiologi
Adapaun factor –faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut NANDA ( 2011 ) , yaitu hiperventilasi, hipoventilasi,
deformitas tulang dan dinding dada, nyeri, cemas, penurunan energy/
kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan
kognitif/ persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturus neurologis, kelelahan otot
perbafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.

2.3 Faktor predisposisi


Faktor predisposisi atau pencetus dari adanya gagguan oksigenasi yaitu :
1) Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan jantung meliputi
ketidakseimbangan konduksi, kerusakan funsi vascular, hipoksia miokard,
kondisi – kondisi kardiomiopati dan hipoksia jaringan perifer.
2) Kapasitas darah untuk membawa oksigen
3) Faktor perkembangan. Pada bayi premature berisiko terkena penyakit
membrane hialin karena belum matur dalam menghasilkan surfaktan. Bayi
dan toddler beresiko mengalami infeksi saluran pernafasan akut. Pada
dewasa, mudah terpapar factor risiko kardiopulmoner. System pernafasan
dan jantung mengalami perubahan fungsi pada usia tua lansia
4) Perilaku atau gaya hidup. Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopulmonar.
Obesitas yang berat menyebabkan penurunan ekspansi paru. Latihan fisik
meningkatkan aktifitas fisik metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen.
Gaya hidup perokok dikaitkan dengan sejumlah penyakit termasuk
penyakit jantung, PPOK, dan kanker paru ( Potter & Perry, 2006 )

2.4 Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan
transportasi. Proses ventilasi ( proses penghantaran jumlah oksigen yang
masuk dan keluar dari dan ke paru-paru ), apabila pada proses ini terdapat
obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan
tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan
pengeluaran mucus. Proses difusi ( penyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan ) yang terganggu akan menyebabkan ketidak efektifanpertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada
transportasi sperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload dan
kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas ( Brunner
& Suddarth, 2002 )

Tanda dan Gejala


Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda
gangguan oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaan otot nafas
tambahan untuk bernafas, pernafasan nafas fharing ( nafas cuping
hidung ), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, posisi
tubuh menunjukkan posisi 3 poin, nafas dengan bibir, ekspirasi
memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas
kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola
nafas yang tidak efektis sehingga menjadi gangguan oksigenasi ( NANDA,
2011 )
Beberapa tanda dan gejala kerusakanpertukaran gas yaitu takikardi,
hiperkapnea,b kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan
AGS abnormal, sianosis, warna kulit abnormal ( pucat, kehitam hitaman ),
hipoksemia, hiperkabia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi,
irama dan kedalaman nafas ( NANDA, 2011 )

2.5 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan oksigenasi yaitu:
a) EKG : menghasilkan rekaman grafik aktifitas listrik jantung, mendeteksi
transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
b) Pemeriksaan sters latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond
jantung terhadap stress fisik. Pemeriksaan ini memberikan informasi
tentang respond miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan
menentukan keadekuatan aliran darah koroner
c) Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ;
pemeriksaan fungsi paru, analisis gas darah ( AGD )

2.6 Penatalaksanaan
I. Persiapan alat
1. Tabung O2
2. Nasal kanul
3. Masker
PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN :
Memposisikan pasien dan mengatur pencahayaan secukupnya
II.Langkah kerja
MEMBERIKAN O2 MELALUI NASAL KANULE
LANGKAH KERJA
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat siap pakai (tabung O2 & Humidifier menunjukkan
pada level yang tepat)
3. Memasukkan nasal kanule kedalam hidung
4. Mengatur aliran O2 sesuai dengan terapi
5. Melakukan fiksasi
6. Mencuci tangan
MEMBERIKAN O2 MELALUI MASKER
LANGKAH KERJA
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat siap pakai (tabung O2 & Humidifier menunjukkan
level yang tepat )
3. Memasang masker dengan benar
4. Mengatur aliran O2 sesuai dengan terapi
5. Membersihkan muka dan masker 2-3 jam sekali
6. Membereskan alat-alat
7. Mencuci tangan
III. Penyelesaian
Merapikan alat dan melakukan pencatatan
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN GANGGUAN OKSIGENISASI

Nama Pengkaji : Choirul Nisa


Tanggal / Jam Pengkajian : 20 Oktober 2021 / pk 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : Puskesmas Tegalsiwalan

Identitas :
Nama Istri : Ny. S Nama Suami : Tn. H
Umur : 21 Tahun Umur : 24 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku : Madura Suku : Madura
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dsn. Montok RT 17 RW 03 Desa Tegalsiwalan Kec.
Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo

Subyektif :
- Ibu mengatakan hamil 9 bulan anak pertama HPHT 13-1-20, TP 20-10-21
- Ibu mengatakan sudah 2 minggu kakinya bengkak
- Ibu mengeluh kadang pusing
- Ibu mengatakan bahwa sudah periksa ke DSOG dan advis dokter harus
dioperasi karena darah tinggi

Obyektif :
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : cemas
TTV :
 Tensi : 160/100 mmHg
 Nadi : 88 x/mnt
 Suhu : 36,7
 RR : 24 x/ menit
 Berat Badan / tinggi badan : 68/ 150cm
 Oedema pada kedua kaki
 Kontraksi uterus 1x dalam 10 menit dengan lama 15 detik
 Pemeriksaan khusus
Leopold 1 : FU 31 cm ,teraba bagian tidak bulat susah di gerakkan (bokong)
Leopold 2 : bagian kiri perut ibu teraba bagian panjang keras , ada tahanan (
puki ) pada bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil janin
Leopold 3 : bagian bawah janin teraba bagian bulat , melenting ( kepala )
Leopold 4 : bagian bawah janin sudah masuk PAP
DJJ : 168x/ menit
 Pemeriksaan Dalam (VT) dilakukan jam 10.10 didapatkan pembukaan
1cm, lendir darah tidak ada, eff 25%, teraba kepala, denominator belum
jelas, dan tidak teraba bagian kecil kepala dan tali pusat.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 11,8 gr %
HIV : non reaktif
Rapid : Negatif
Protein urine : ++ ( positif 2 )
Advis dokter : pro rujuk RSU

Analisa :
G1P00000 39 minggu dengan PEB dengan gangguan oksigenisasi

Penatalaksanaan :

1. Melakukan komunikasi terapeutik dengan baik


e/ komunikasi terapeutik telah di lakukan
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter
e/ advis dokter jaga puskesmas : persiapan rujukan pasang infus,oksigen dan
Dc dan pemberian MgSO4 sesuai dengan SOP
3. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa
kondisi ibu dengan kehamilan darah tinggi dan harus dilakukan rujukan ke
rumah sakit dan perlu dilakukan tindakan pra rujukan yaitu pasang infus,
pemasangan oksigen dan DC
e/ ibu dan keluarga mengerti tentang keadaannya dan bersedia di rujuk ke
rumah sakit
4. Memberikan persetujuan dan menjelaskan prosedur tindakan pasang
infus, oksigen dan DC
e/ keluarga tanda tangan surat persetujuan tindakan
5. Menyiapkan peralatan pasang infus, oksigen dan DC
e/ peralatan sudah disiapkan
6. Melakukan pemasangan infus RL, oksigen, dan DC
e/ peralatan sudah terpasang, dan sudah dilakukan penatalaksanaan
kegawatdaruratan
7. Mendampingi ibu dan keluarga rujukan ke rumah sakit umum
e/ pasien dirujuk dengan transportasi ambulan pk 10.40 WIB, pasien
kooperatif dan setuju dilakukan perujukan.
DAFTAR PUSTAKA

Arif muttadi . 2005. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistim Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika
Bouner , Sudarto . 2013 . Buku ajar keperawatra Medikal Bedah Edisi 8 Volume
2 . Jakarta :Egc
Nanda INternation , Diagnosis. 2018 . Ilmu Keperawatan Komunitas Buku I .
Jakarta : EGC , Yudianto
Pootter & Perry . 2010 . Fundamental of Nursing edisi 7 . Jakarta : Salemba
medika , Ramasa
Tarwoto & Wartono . 2006 . Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan . Jakarta : Salemba Medika
LEMBAR KONSULTASI AKADEMIK DAN RUANGAN

Nama : Choirul Nisa Ruangan : Puskesmas Tegalsiwalan

NIM : 15901.03.21040 Kasus : Gangguan Oksigenisasi

No Hari / Masukan Paraf


tanggal
Ci lahan Ci Akademik

Anda mungkin juga menyukai