Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIK PROFESI NERS

KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN


TAHUN AKADEMIK 2022 / 2023

KELOMPOK :

DANI AKBARI

INTAN MASYITOH

KRISTINA

SILVIA RAMDINI SARI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Jl. Cempaka Putih Tengah I/1 Jakarta Pusat, Kode Pos 10510
Telp/Faks: 021-42802202
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
HIPOGLIKEMI

A. Definisi

Hipoglikemia (shock insulin) adalah suatu sindrome yang komplek berawal dari suatu
gangguan metabolisme glukosa, dimana konsentrasi serum glukosa menurun sampai tidak
dapat memenuhi kebutuhan metabolik sistem saraf. Kadar glukosa serum 50 – 55 mg
/100ml ( N.55 – 115 mg / dl ) dan adanya gambaran klinis sebagai petunjuknya.

Hipoglikemia adalah suatu komplikasi dari Diabetes Melitus dimana gula dalam darah
rendah yaitu kurang dari 60 mg/dl. Seringkali sebagai komplikasi akut IDDM, tetapi dapat
juga terjadi pada NIDDM yang mendapatkan oral hipoglikemik.

B. Etiologi

Terdapat beberapa pencetus hipoglicemia, yang paling sering adalah karena pengobatan
diabitus militus sebagai berikut :

1. Dosis insulin atau oral hipoglikemia berlebihan.

2. Kelambatan makan atau kandungan glukosa.

3. Kelambatan absorbsi glukosa dari saluran cerna.

4. Olah raga atau aktivitas yang berlebihan.

5. Gagal ginjal

C. Patofisiologi

Normal tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 60-120 mg/dl. Agar dapat memberi
sumber energi bagi metabolisme sel. Pemasukan glukosa dari berbagai sumber seperti :
pemasukan makanan, pemecahan glikogen, glukoneogenesis memacu terjadinya respon
insulin. Orang sehat akan segera memproduksi Hormon insulin untuk menurunkan kembali
kadar gula darah ke level yang normal.

Pada orang Diabetes Melitus, terjadi defisiensi Insulin, sehingga Glukosa tidak bisa
dimanfaatkan oleh sel dan hanya beredar di pembuluh darah sehingga menimbulkan
Hiperglikemia. Untuk menurunkan kadar gula darah biasanya diberikan Insulin, namun
karena dosis yang kurang tepat bisa menimbulkan penurunan glukosa darah yang cepat.

Efek dari penurunan glukosa darah , bisa timbul Hipoglikemia, dengan gejala yang ringan
sampai berat. Gejala Hipoglikemia Ringan, ketika kadar glukosa darah menurun, sistem
syaraf simpatis akan terangsang. Terjadi pelimpahan adrenalin ke dalam darah menyebabkan
gejala : perspirasi, tremor, takhikardia, palpitasi, gelisah dan rasa lapar.

Pada Hipoglikemia Sedang, penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel otak tidak
memperoleh cukup bahan bakar dengan baik. Tanda-tanda gangguan fungsi pada sistem
syaraf pusat mencakup ketidakmampuan berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, konfusio,
penurunan daya ingat, patirasa di daerah bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan tidak
terkoordinasi, perubahan emosional, penglihatan ganda dan perasaan ingin pingsan.

Pada Hipoglikemia Berat, fungsi sistem syaraf pusat mengalami gangguan yang sangat berat
sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi Hipoglikemia yang
diderita, gejalnya : Disorientasi, serangan kejang, sulit dibangunkan dari tidur, kehilangan
kesadaran.

Terjadi hipoglikemia bila serum glukosa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
Sistem saraf sangat sensitif terhadap penurunan kadar glukosa serum, karena glukosa
merupakan sumber energi utama. Otak tidak dapat menggunakan sumber energi lain (ketone,
lemak) kecuali glukosa. Sebagai konsekuensi penurunan kadar glukosa, maka akan
mempengaruhi aktivitas sistem saraf.

Dalam keadaan normal, penurunan glukosa serum oleh karena aktivitas hormon insulin
secara akut, akan merangsang sekresi hormon glukagon dan epinephrin yang dapat
meningkatkan kadar glukosa darah. Sekresi hormon glukagon pada penderita IDDM
mengalami gangguan, sehingga tidak dapat menaikkan kadar gula darah. Peran hormon
glukagon diasumsikan akan digantikan oleh hormon ephinephrine untuk menaikan gula
darah, dengan cara meningkatkan produksi glukosa hepar dan menghambat sekresi hormon
insulin. Akan tetapi pada penderita IDDM sekresi hormon ephinephrine juga menurun,
sebagai akibat adanya gangguan saraf outonom.

Respon terhadap penurunan kadar gula darah (hipoglikemia) dapat dibedakan menjadi 2
kategori yaitu :

1. Gejala adrenergik sebagai akibat dari stimulasi sistem saraf outonom dengan gejala
palpitasi, iritabile, kelemahan umum, dilatasi pupil, pucart, keringat dingin.

2. Gejala neuroglycopenia  sebagai akibat dari tidak adekwatnya suplai gula darah ke
jaringan saraf, yaitu sakit kepala, gelisah, tidak mampu konsentrasi, bicara tidak jelas,
gangguan penglihatan, kejang, coma. Hal ini sering tampak pada kadar glukosa darah
dibawah 45 – 50 mg/dl.

D. Penatalaksanaan Medik
1. Glukosa 40% IV, atau glukosa 10% IV setelah 6 jam
2. Glukagon 1-3 mg IM/SC namun jarang dilakukan
3. Diit TKTP
4. Bila tidak ada gangguan sistem syaraf pusat, diberi minuman cairan yang
mengandung karbohidrat
5. Monitor gula darah tiap jam jika perlu

E. Proses Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

a. Riwayat keperawatan

1) Persepsi – managemen kesehatan

• Riwayat DM

• Riwayat pemakaian insulin, oral hipoglikemic

• Riwayat diet dan olah raga.

• Riwayat periksa.

2) Nutrisi – metabolik

• Merasa lapar
• Mengeluh mual

3) Eliminasi

• Mengeluh banyak mengeluarkan keringat.

4) Aktivitas – exercise

• lelah, lemas.

• Pingsan

5) Kognitif

• Tidak ada konsentrasi.

• Penglihatan kabur.

b. Pemeriksaan fisik

1) Cardiovaskular : Tachycardia, palpitasi, sinkope.


2) Integumen : Pucat, diaphoresis.
3) Neurologi :Iritable, perilaku tidak terkontrol, kejang, coma.
4) Muskuloskeletal : Kelemahan
c. Pemeriksaan diagnostik

Hasil Lab : Glukosa serum kurang dari 50 mg/ dl.

2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah: hipoglikemia.

Penyebab :

 Penggunaan insulin atau obat glikemik oral

 Hiperinsulinemia

 Endokrinopati
 Disfungsi hati

 Disfungsi ginjal kronis

 Efek agen farmakologis

 Tindakan pembedahan neoplasma

 Gengguan metabolik bawaan (misal gangguan penyimpanan lisosomal,


galaktosemia, ganggguan penyimpanan glikogen)

Gejala dan Tanda :

Subjektif :

 Mengantuk

 Pusing

 Palpasi

 Mengeluh lapar

Objektif :

 Gangguan koordinasi

 Kadar glukosa dalam darah/urin rendah

 Gemetar

 Kesadaran menurun

 Perilaku aneh

 Sulit bicara

 berkeringat

Intervensi :

1. Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia


2. Identifikasi penyebab hipoglikemia
3. Pertahankan kepatenan jalan nafas
4. Pertahankan akses IV
5. Berikan diet karbohidrat dan protein
6. Anjurkan monitor kadar glukosa darah
7. Anjurkan berdiskusi dengan tim perawatan diabetes tentang penyesuaian
program pengobatan
8. Ajarkan pengobtan hipoglikemia (mis tanda dan gejala, faktor resiko dan
pengobatan hipoglikemia)
9. Jelaskan interaksi antara diet, insulin dan olahraga
10. Kolaborasi pemberian dextrose
11. Kolaborasi pemberian glukagon
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Penyebab :
 Spasme jalan nafas
 Hipersekresi jalan nafas
 Disfungsi neuromaskuler
 Benda asing dalam jalan nafas
 Adanya jalan nafas buatan
 Sekresi yang tertahan
 Hiperplasia dinding jalan nafas
 Proses infeksi
 Respon alergi
 Efek agen farmakologis
Gejala dan tanda :
Subjektif :
 Dispneu
 Sulit bicara
 Ortopneu
Objektif :
 Batuk tidak efektif
 Tidak mampu batuk
 Sputum berlebih
 Mengi, wheezing atau ronchi
 Gelisah
 Sianosis
 Bunyi nafas tambahan
 Frekuensi nafas berubah
 Pola nafas berubah
Intervensi :
• Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)

• Monitor bunyi nafas tambahan (gurgling,stidor, mengi, wheezing)

• Monitor bunyi sputum

• Pertahankan kepatenan jalan nafas

• Posisikan semifowler atau fowler

• Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik

• Berikan oksigen, jika perlu

• Kolaborasi pemberian terapi bronkodilator, mukolitik, jika perlu

c. Defisit pengetahuan tentang penyakit DM

Penyebab :

 Keterbatasan kognitif

 Gangguan fungsi kognitif

 Kekeliruan mengikuti anjuran

 Kurang terpapar informasi

 Kurang minat dalam belajar

 Kurang mampu mengingat

 Ketidaktahuan menemukan sumber informasi

Gejala dan tanda :

Data Subjektif: menanyakan masalah yang dihadapi

Data objektif :

 Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran


 Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah

 Menjalani pemeriksaan yang idak tepat

 Menunjukkan perilaku berlebihan (apatis, bermusuhan, agitasi, histeria)

Intervensi :

• Berikan penkes terhadap keluarga tentang: Penyakit, program terapi dan


bentuk diet serta aktivitas.
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


Di Ruang Unit Gawat Darurat

Nama Ny. MR
Tanggal masuk RS 18/10/2022
Diagnosa Medis Penurunan Kesadaran ec. Hipoglikemi
Keluhan Utama keluarga mengatakan pasien tidak sadar sejak 2 jam sebelum masuk
RS. Saat itu pasien sedang tidur dan sulit dibangunkan.
Riwayat Perjalanan Keluarga pasien mengatakan pasien sudah 5 hari ini makan hanya
Penyakit habis 1/3 porsi karena takut gula darahnya tinggi. Pasien memiliki
DM sudah 5 bulan dan minum metformin rutin.
Survey Primer Airway :. Snooring tidak ada, gurgling tidak ada, stridor tidak
ada.
Breathing : kembang dada simetris, suara nafas vesikuler,
penggunaan otot bantu nafas tidak ada, retraksi dada
tidak ada, pernafasan 18 - 20x/m irama reguler
Circulation : sianosis tidak ada, akral teraba dingin dan berkeringat,
kapilarry reffil < 2 detik. TD : 130/70mmHg, N : 113x/m
teraba kuat dan cepat irama reguler , Sh : 36 C, oedem
tidak ada.
Disabilty : Pasien tampak tidak sadar E: 2 M: 4 V: 3. Kesadaran
Sopor
Exposure : tidak tampak jejas deformitas maupun luka pada tubuh
pasien.
Survey Sekunder Kepala :.tidak ada masalah
Wajah : tidak ada masalah
Mata : pupil isokor, reflek cahaya +/+, reaksi cahaya 3/3
Teling : tidak ada masalah
Hidung : tidak ada masalah
Mulut : tidak ada masalah
Leher : tidak masalah
Dada : tidak masalah
Abdomen : tidak ada masalah
Genitourinari : tidak ada masalah
Ektremitas : tidak ada masalah
Integument : tidak ada masalah

Data penunjang
Hb : 13,5
Leukosit : 9.200
HT : 32
Trombosit : 202.000
Natrium : 139
Kalium : 4.6
Chlorida : 110
GDS : 34mg/dL
Daftar masalah 1. Ketidakstabilan kadar gula darah

Diagnosa keperawatan Ketidakstabilan


prioritas kadar gula darah : Produksi insulin menurun
hipoglikemi
berhubungan dengan
penggunaan obat
Glukagon
diabetik oral
meningkat

DM

Dosis insulin Intake kurang


terlalu tinggi

Hipoglikemi

Intervensi Mandiri
1. Mengidentifikasi tanda dan gejala
hipoglikemi.
2. Mengdentifikasi kemungkinan penyebab
hipoglikemi.
3. Memonitor GDS

Kolaborasi
1. Melakukan kolaborasi pemberian D40%
3 flash
2. Melakukan kolaborasi pemasangan
IVFD D10% 500 cc/12 jam

Evaluasi S : pasien mengatakan mulai bertenaga dan


pusing.
O : K/U lemah GCS E4 M6 V5
kesadaran Compos Mentis
GDS awal 34, GDS post koreksi D40% 160
A : masalah ketidakstabilan kadar gula darah :
hipoglikemi teratasi
P : lakukan discharge planning pindah rawat
inap
1. Monitor tanda gejala hipoglikemi
2. Monitor GDS per 6 jam
3. Jelaskan interaksi antara diet,
insulin/agen oral dan olahraga
4. Lanjutkan kolaborasi pemberian D10%
500cc/12 jam

Anda mungkin juga menyukai