Disusun Oleh:
AHMAD FAUZAN MUTTAQIN
NIM. P07120522009
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGAWATDARURATAN DAN KRITIS PADA NY. S DENGAN HIPOGLIKKEMIA
DI RUANG IGD BAGAS WARAS
2. Patofisiologis
Dalam diabetes, hipoglikemia terjadi akibat kelebihan insulin relative ataupun absolute
dan juga gangguan pertahanan fisiologis yaitu penurunan plasma glukosa. Mekanisme
pertahanan fisiologis dapat menjaga keseimbangan kadar glukosa darah, baik darah, baik
pada penderita diabetes tipe pada penderita diabetes tipe I ataupun pada penderita diabetes
tipe II. Glukosa sendiri merupakan bahan bakar metabolisme yang harus ada untuk otak. Efek
hipoglikemia terutama berkaitan dengan sistem saraf pusat, sistem pencernaan dan sistem
peredaran darah (Kedia, 2011).
Glukosa merupakan bahan bakar metabolisme yang utama untuk otak. Selain itu otak
tidak dapat mensintesis glukosa dan hanya menyimpan cadangan glukosa (dalam bentuk
glikogen) dalam jumlah yang sangat sedikit. Oleh karena itu, fungsi otak yang normal
sangat tergantung pada konsentras pada konsentrasi asupan glukosa upan glukosa dan
sirkulas dan sirkulasi. Gangguan i. Gangguan pasokan glukosa pasokan glukosa dapat
menimbulkan dapat menimbulkan disfungsi sistem saraf pusat sehingga terjadi penurunan
suplay glukosa ke otak. Karena terjadi penurunan penurunan suplay glukosa glukosa ke otak
dapat menyebabkan menyebabkan terjadinya p terjadinya penurunan enurunan suplay
oksigen oksigen ke otak sehingga akan menyebabkan pusing, bingung, lemah (Kedia, 2011).
Konsentrasi glukosa darah normal, sekitar 70-110 mg/dL. Penurunan kosentrasi glukosa
darah akan memicu respon tubuh, akan memicu respon tubuh, yaitu penurunan kosentras
1
yaitu penurunan kosentrasi insulin secara fisiologi i insulin secara fisiologis seiring dengan s
seiring dengan turunnya kosentrasi glukosa darah, peningkatan kosentrasi glucagon dan
epineprin sebagai respon neuroendokrin pada kosentrasi glukosa darah di bawah batas
normal, dan timbulnya gejala gejala neurologic (autonom) dan penurunan gejala gejala
neurologic (autonom) dan penurunan kesadaran pada kosentrasi glukosa darah di sadaran
pada kosentrasi glukosa darah di bawah batas normal (Setyohadi, (Setyohadi, 2012).
Penurunan Penurunan kesadaran kesadaran akan mengakibatkan mengakibatkan depresan
depresan pusat pernapasan sehingga akan mengakibatkan pola nafas tidak efektif (Carpenito,
2019).
2
3. Etiologi
Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:
b. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita
diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya
4
dengan glukosa. Insulin yang kadung beredar ini akan menyebabkan kadar glukosa
darah menurun sebelum glukosa yang baru menggantikannya.
9. Gangguan hormonal.
Orang dengan diabetes terkadang mengalami gangguan hormon glukagon.
Hormon ini berguna berguna untuk meningkatkan meningkatkan kadar gula darah.
Tanpa hormon ini maka pengendalian pengendalian kadar gula darah menjadi
terganggu.
10. Pemakaian aspirin dosis tinggi.
Aspirin dapat menurunkan kadar gula darah bila Aspirin dapat menurunkan kadar
gula darah bila dikonsumsi melebihi dosis 80 mg. nsumsi melebihi dosis 80 mg.
11. Riwayat hipoglikemia sebelumnya.
Hipoglikemia yang terjadi sebelumnya mempunyai efek yang masih terasa dalam
beberapa waktu. Meskipun saat ini anda sudah merasa baikan tetapi belum menjamin
tidak akan mengalami hipoglikemia lagi.
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien diabetes melitus yang
mengalami hipoglikemia antara lain (Black dan Hawks, 2021) :
a. Gula darah puasa
Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa (sebelum diberi glukosa 75 gram oral)
dan nilai normalnya antara 70- 110 mg/dl.
b. Pemeriksaan AGD
Bisanya masih dalam batas normal namun dapat terjadi asidosis respiratorik sedang.
5
Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa dengan nilai normal < 140 mg/dl/2 jam normal <
140 mg/dl/2 jam
d. HBA1c
Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah untuk memperoleh kadar gula darah
yang sesungguhnya karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes dalam waktu 2- 3
bulan. HBA1c menunjuk bulan. HBA1c menunjukkan kadar hemoglobin kan kadar
hemoglobin terglikosilasi yang pada orang terglikosilasi yang pada orang normal antara
4- 6%. Semakin tinggi maka akan menunjukkan bahwa orang tersebut bahwa orang
tersebut menderita menderita DM dan beresiko terjadinya komplikasi.
e. Elektrolit, tejadi peningkatan creatinin jika fungsi ginjalnya telah terganggu
6
6. Pathway
katogenes
Gagal ginjal
Kekebalan tubuh anteroskerosis Gliserol Polifagia Viskolita darah
asam Resiko perfusi
jantung selebral retina ginjal Deficit nutrisi
perifer tidak
Neuropati sensori perifer polidipsi Aliran
Miocard infark
Penyu mbatan pada otak darah
Ganggua
n neuropa
penglihat
Nyeri akut
Makro veskuler
7
7. Komplikasi
Komplikasi dari hipoglikemia pada gangguan tingkat kesadaran yang berubah selalu
dapat menyebabkan gangguan pernafasan, selain itu hipoglikemia juga dapat mengakibatkan
kerusakan otak akut. Hipoglikemia berkepanjangan parah bahkan dapat menyebabkan
gangguan neuropsikologis sedang sampai dengan gangguan neu uan neuropsikologis berat
karena efek ropsikologis berat karena efek hipoglikemia berkaitan dengan system saraf pusat
yang biasanya ditandai oleh perilaku dan pola bicara yang abnormal abnormal (Jevon, (Jevon,
2010) dan menurut menurut Kedia (2011) hipoglikemia hipoglikemia yang berlangsung lama
bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat menyebabkan
koma sampai kematian.
8. Penatalaksanaan
c. TKTP
d. Bila tidak ada gangguan system syaraf pusat, diberi minuman cairan yang mengandung
karbohidarat
e. Monitor gula darah tiap jam jika perlu
9. Pencegahan
Beberapa cara untuk mencegah munculnya gejala Hipoglikemia dan tips agar gejala
Hipoglikemia yang muncul tidak memburuk adalah sebagai berikut :
a. Makan sesuai dengan aktivitas yang kita lakukan.
e. Selalu siapkan makanan atau obat-obatan Pereda gejala dimanapun anda berada.
9
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan Langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan. Sehingga
kelemahan pada tahap ini akan berdampak sangat besar. Pada tahap-tahap berikutnya.
(Nikmatura Rahman & Saeful Walid. 2019 hal-2).
a. Identitas Klien
1) Identitas klien Meliputi : Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
alamat, pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah
sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa medik.
2) Identitas Penanggung Jawab Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, serta status hubungan dengan pasien
b. Keluhan Utama
Sering tidak jelas tapi biasanya simptomatis, dan lebih sering hipoglikemia merupakan
diagnose sekunder yang menyertai keluhan lain sebelumnya seperti astifksia, dan sepsis.
Namun biasanya klien yang mengidap hipoglikemia akan merasakan lemas, sulit
berkonsentrasi, merasa Lelah seluruh badan, pusing kadang di sertai keringat dingin dan
jantung berdebar.
1
0
masuk rumah sakit
Riwayat penyakit yang pernah dialami, pengobatan saat lalu & masa kini, Riwayat alergi
dan kondisi tempat tinggal.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
1
1
f. Pemeriksaan Fisik
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga
kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal,
ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah,
apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
2. Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit dan suhu kulit di daerah di daerah sekitar ulkus sekitar
ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar
sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
3. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.
4. Sistem kardiovaskuler
Perfusi Perfusi jaringan jaringan menurun, menurun, nadi perifer perifer lemah
atau berkurang, berkurang, takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia,
kardiomegalis.
5. Sistem gastrointestinal
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
7. Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah,
lemah dan nyeri, adan lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas. ya gangren di
ekstrimitas.
8. Sistem neurologis
1
2
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek
lambat, kacau mental, disorientasi
1
3
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial (PPNI, 2016). Diagnosa keperawatan berfokus pada respon individu,
keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan (Siregar dkk., 2021). Diagnosa
keperawatan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pemilihan intervensi yang menjadi
tanggung gugat perawat (Hidayat, 2021).
Setelah dilakukan pengkajian, dapat ditemukan beberapa diagnosa keperawatan
kegawatdaruratan antara lain penurunan kadar glukosa darah berhubungan dengan penurunan
produksi energi metabolik, risiko penurunan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar glukosa darah (Herdman, 2010). Selain itu dapat juga ditemukan diagnosa
keperawatan nyeri akut b.d penurunan suplay oksigen ke otak, pola nafas tidak efektif b.d
depresan pusat pernafasan, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kadar glukosa
darah (Carpenito, 2019).
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan hiperglikemi
1
4
3. Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 Manajemen Hiperglikemia Observasi :
Darah Definisi: Variasi Kadar Glukosa jam kadar gula dalam darah stabil a) Identifikasi kemungkinan penyebab
darah naik/turun dari rentang normal. Luaran utama : hiperglikemia
Penyebab: kestabilan kadar glukosa darah b) Monitor kadar glukosa darah
1. Disfungsi pankreas Luaran tambahan : c) Monitor tanda dan gejala
2. Resistensi insulin kontrol resiko Perilaku mempertahankan berat badan hiperglikemia (mis, poliurs,
3. Gangguan toleransi glukosa Perilaku menurunkan berat badan Status atepartum polidipsia, polifagia, kelemahan
darah Status intrapartum Status nutrisi Status pasca partum pandangan kabur, sakit kepala)
4. Gangguan glukosa darah Tingkat pengetahuan d) Identifikasi situasi yang
puasa Dengan kriteria hasil: menyebabkan kebutuhan insulin
Gejala dan tanda a) Kesadaran meningkat meningkat (mis, penyakit
mayor Subjektif: b) Mengantuk menurun kambuhan).
Hipoglikemia c) Perilaku aneh menurun
a) Mengantuk d) Keluhan lapar menurun Terapeutik:
b) Pusin e) Kadar glukosa dalam darah membaik a) Berikan asupan cairan oral
g Hiperglikemia b) Konsultasi dengan medis jika tanda
a) Lelah atau lesu Luaran utama : perfusi perifer dan gejala hiperglikemia tetap ada
1 Objektif: Luaran tambahan: atau memburuk
Hipoglikemia Fungsi sensori Edukasi:
a) Gangguan koordinasi Mobilitas fisik a) Anjurkan menghindari olahraga saat
b) Kadar glukosa dalam Penyembuhan luka kadar glukosa darah lebih dari 250
darah/urin rendah Status sirkulasi mg/dL
Hiperglikemia Tingkat cedera b) Anjurkan kepatuhan terhadap diet
a) kadar glukosa dalam Tingkat perdarahan dan olahraga
darah/urin tinggi Dengan kriteria hasil c) Ajarkan pengelolaan diabetes (mis,
: penggunaan insulin, obat oral).
Gejala dan tanda a) Denyut nadi perifer meningkat
minor Subjektif: b) Penyembuhan luka meningkat Manajemen
Hipoglikemia c) Sensasi meningkat Hipoglikemia Observasi
a) Palpitasi d) Warna kulit pucat minangkat :
b) Mengeluh lapar e) Edema perifer meningkat a) Identifikasi tanda dan gejala
Hiperglikemia f) Nyeri esktremitas hipoglikemia
a) Mulut kering g) Parastesia meningkat b) Identifikasi kemungkinan penyebab
h) Kelemahan otot meningkat hipoglikemia
15
b) Haus meningkat i) Kram otot meningkat Terapeutik:
Objektif: a) Berikan karbohidrat sederhana, jika
Hipoglikemia perlu
a) Gemetar b) Berikan karbohidrat kompleks dan
b) Kesadaran menurun protein sesuai diet
c) Perilaku aneh c) Hubungi layanan medis darurat, jika
d) Sulit bicara perlu
e) Berkeringat Edukasi:
Hiperglikemia a) Anjurkan memnawa karbohidrat
a) Jumlah urin meningkat sederhana setiap hari.
b) Jelaskan interasi anatara diet, insulin
Risiko perfusi perifer tidak efektif oral, dan olahraga
Definisi : Beresiko mengalami c) Ajarkan perawatan mandiri untuk
penurunan sirkulasi darah pada level mencegah hipoglikemia (mis.
kapiler yang dapat mengganggu Mengurangi insulin/agen oral dan
metabolisme tubuh atau meningkatkan asupan makanan
Faktor resiko : untuk berolahraga.
1) Hiperglikemia
2) Gaya hidup kurang gerak
3) Hipertensi Intervensi utama :
4) Merokok Pencegahan syok
5) Prosedur endovaskuler Observasi :
a) Mengontrol status pulmonal
6) Trauma
(frekuensi dan kekuatan nadi ,
7) Kurang terpapar informasi
frekuensi napas, TD).
tentang faktor pemberat (mis.
b) Monitor status oksglenasi (oksimetri
Merokok, gaya hidup kurang
nadi, AGD).
gerak, obesitas, imobilitas)
c) Monitor status cairan (masukan dan
Kondisi klinis terkait:
haluran, turgor kulit, CRT)
1) Arterosklerosis
d) Monitor tingkat kesadaran dan
2) Raynaud’s disease
respon pupil e) Periksa riwayat
3) Trombosis arteri
alergi
4) Atritis rheumatoid
Terapeutik :
5) Leriche’s syndrome
a) Berikan oksigen untuk
6) Aneurisma
mempertahankan saturasi oksigen>
7) Varises 94%
8) Diabetes mellitus b) Persiapkan intubasi dan ventilasi
mekanis, jika perlu
16
9) Hipotensi c) Pasang jalur IV, jika perlu
10) Kanker d) Pasang kateter urine untuk menilai
produksi urine, jika perlu
e) Lakukan skin tes untuk mencegah
reaksi alergi
Edukasi :
a) Jelaskan penyebab/faktor resiko
syok
b) Jelaskan tanda dan gejala awal syok
c) Anjurkan melapor
jika menemukan/merasakan tanda
dan gejala awal syok
d) Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
e) Anjurkan menghondari alergi
17
7) Faktor psikologis (mis. Terapeutik :
stress, keenggangan untuk a) Lakukan oral hygine sebelum
makan) makan, jika perlu
Gejala dan tanda b) Sajikan makanan secara menarik dan
mayor: Subjektif : (Tidak suhu yang sesuai
tersedia) Objektif : c) Fasilitasi menentukan pedoman diet
Berat badan menurun,minimal 10% d) Berikan makanan tinggi serat untuk
dibawah rentang ideal mencegah konstipasi
e) Berikan makanan tinggi kalori dan
Gejala dan tanda
tinggi protein
minor: Subyektif
f) Berikan suplemen makanan, jika
1. Cepat kenyang setalah makan
perlu
2. Kram/nyeri abdomen g) Hentikan pemberian makan melalui
3. Nafsu makan menurun selang nasogratik jika asupan oral
Objektif: dapat di toleransi
1. Bising Usus Hiperaktif Edukasi :
2. Otot Pengunyah Melemah a) Anjurkan posisi duduk, jika perlu
3. Membran Mukosa Pucat b) Ajarkan diet yang di programkan
4. Sariawan
5. Serum Albumin Turun
6. Rambut Rontok Berlebihan
7. Diare
Kondisi klinis:
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobiussyndrom
4. Cerebral Palsy
5. Cleft Lip
18
6. Cleft Palate
7. Amyotropic Lateral Sclerosis
8. Kerusakan Neuromuskular
9. Luka Bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. Aids
13. Penyakit Kronis
14. Enterokolitis
15. Fibrosis Kistic
19
1. agen pencedera fisiologis Tingkat cedera e) Identifikasi pengetahuan dan
(missal : inflamasi, iskemia, keyakinan tentang nyeri
neoplasma) Dengan kriteria hasil : f) Identifikasi pengaruh budaya
2. agen pencedera kimia a) Keluhan nyeri meningkat terhadap respon nyeri identifikasi
(mis:terbakar,bahan kimia b) Meringis meningkat nyeri pada kualitas hidup
iritan) c) Sikap protektif meningkat g) Monitor keberhasilan terapi
3. agen pencedera fisik (mis: d) Gelisah meningkat komplemeter yang sudag diberikan
abses, amputasi, terbakar, h) Monitor efek samping penggunaan
e) Kesulitan tidur meningka
terpotong, mengangkat analgetic
berar, prosedur operasi,
trauma, latihan fisik Terapeutik :
berlebihan ) a) Berikan tehknik non farmakologis
Gejala dan tanda mayor: untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
Subjektif: Hipnosis, akupresur, terapi musik,
1. mengeluh nyeri biofeedback terapi pijat,
Objektif: aromaterapi,tehknik imajinasi
1. tampak mringis terbimbing, kompres hangat atau
2. bersikap protektif (mis: dingin)
waspada, posisi menghindari b) Kontrol lingkunngan yang
nyeri) memperberat rasa nyeri(mis. Suhu
3. gelisah ruangan, pencahayaan, kebisingan)
4. frekwensi nadi meningkat c) Fasilitas istirahat dan tidur
5. sulit tidur Gejala dan tanda
minor Edukasi :
Subjektif: (tidak a) Jelaskan penyebab, periode dan
tersedia) Objektif: pemicu nteri
1. tekanan darah meningkat b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. pola nafas berubah
20
3. nafsu makan berubah c) Anjurkan memonitor nyeri secara
4. proses berfikir terganggu mandiri
5. menarik diri d) Anjurkan menggunakan analgetik
6. berfokus pada diri sendiri secara tepat
21
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari rencana keperawatan oleh perawat
dan pasien (Riyadi,2019). Menurut Setiadi (2017) implementasi keperawatan adalah
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun dan ditetapkan
pada tahap perencanaan. Adapun format dari pembuatan implementasi keperawatan yaitu :
22
DAFTAR PUSTAKA
AmArma, R.A. 2019. Diagnosis dan manajemen koma hipoglikemik pada pasien dengan
hipertensi dan anemia.
Briscoe, V.J., & Stephen N.D. 2020. Hypoglycemia in type 1 and type 2 diabetes: physiology,
pathophysiology, pathophysiology, and management. management. American American
Diabetes Diabetes Association Association Journal: Journal: Clinical Clinical Diabetes.
Carpenito, Lynda Juall. 2019. Diagnosis Keperawatan: Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada
Aplikasi Pada Praktik.
Naughton, C.D., Wesley Naughton, C.D., Wesley H.S, & Corey H.S, & Corey S. 2020. Diabetes
in S. 2011. Diabetes in the emergency department: the emergency department: acute care
acute care of diabetes patients. American Diabetes Association Journal: Clinical Diabetes.
Ernawati. 2019. Asuhan keperawatan Ny S dengan diabetes mellitus di Instalasi gawat darurat
Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta Mansjoer, A. 2001. Kapita selekta kedokteran Mansjoer, A. 2001. Kapita selekta
kedokteran jilid 2. Jakarta: Media Aesculspius.
23