Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S


DENGAN DIAGNOSA MEDIS BBLR DENGAN NEONATAL
JAUNDICE DI RUANG NICU RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA

OLEH:
1. Ahmad Fauzan M (P07120522009)
2. Anisa Nurjannah (P07120522078)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KELOMPOK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS BBLR DENGAN NEONATAL JAUNDICE
DI RUANG NICU RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

INI MERUPAKAN TUGAS PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK PADA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

OLEH
1. Ahmad Fauzan M (P07120522009)
2. Anisa Nurjannah (P07120522078)

TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI TANGGAL SEPTEMBER 2022

OLEH:

PEMBIMBING LAPANGAN:

Wiji Triningsih, S. Kep, Ns


PEMBIMBING PENDIDIKAN:
Dr. Atik Badi’ah, S. Pd, S. Kp, M. Kes
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan ini
dengan baik. Laporan asuhan keperawatan ini penulis susun untuk memenuhi
tugas Praktik Klinik Pendidikan Profesi Ners Mata Kuliah Keperawatan Anak.
Dalam penyusunan laporan asuhan keperawatan ini penulis mendapatkan banyak
bantuan, bimbingan, dan saran serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta, Bapak
Joko Susilo, SKM., M. Kes.
2. Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Yogyakarta, Bapak Bondan Palestin, SKM., M. Kep., Sp. Kom.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Yogyakarta, Ibu Harmilah, S. Pd., S. Kep., Ns., M.
Kep., Sp. MB.
4. Dosen Koordinator Praktik Keperawatan Anak, ibu Dr. Atik Badi’ah, S. Pd, S.
Kp, M. Kes
5. Dosen Pembimbing Praktik di ruang NICU, Dr. Nunuk Sri Purwanti, S. Kp,
M. Kes
6. Teman-teman Kelas Pendidikan Profesi Ners.
Penulis berharap semoga laporan asuhan keperawatan dengan judul “Laporan
Asuhan Keperawatan Pada Bayi Ny. S Dengan Diagnosa Medis BBLR dengan
Neonatal Jaundice di Ruang NICU Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito
Yogyakarta” dapat memberikan informasi dan menjadi acuan, petunjuk, dan
pedoman kepada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan laporan asuhan keperawatan ini sehingga
kedepannya menjadi lebih baik.
Yogyakarta, 23 September 2022

Penulis
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS BBLR DENGAN NEONATAL JAUNDICE

Hari/Tanggal: Senin, 19 September 2022


Jam : 09.00 WIB
Tempat : Ruang NICU RSUP Dr. Sardjito
Oleh : Anisa Nurjannah (P07120522078)
Ahmad Fauzan M (P07120522009)
Sumber data : Pasien, Keluarga Pasien, Rekam Medis
Metode : Observasi, Pemeriksaan Fisik, Wawancara, Studi Dokumen

I. IDENTITAS DATA
1. Nama : By. Ny. S

2. Tempat Tgl : Sleman, 17 September 2022


Lahir
3. Nama : Tn. G/ Ny. S
ayah/ibu
4. Pekerjaan : Wiraswasta
Ayah
5. Pendidikan : S2
Ayah
6. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

7. Pendidikan : SMA
Ibu
8. Agama : Islam

9. No. RM : 00.74.88.XX
10. Tanggal Masuk : 17 September 2022
II. KELUHAN UTAMA
By. Ny. S dirawat diruang NICU RSUP Dr. Sardjito karena berat badan lahir
rendah disertai kuning pada kepala dan leher (kramer 1) setelah kelahiran.
III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
1. Prenatal
Jumlah kunjungan : Ny. S mengatakan rutin berkunjung untuk check
up kandungan 1 bulan sekali
2. Natal
Awal Persalinan :-
Lama persalinan : 50-60 menit
Komplikasi persalinan: Komplikasi persalinan: SC atas indikasi
meningioma
Terapi yang diberikan : tidak terkaji
Cara melahirkan : (-) PerVaginam (V)Caesar (-)Lain-lain
Tempat melahirkan : (-) Rumah bersalin (-) Rumah (V)RS
3. Postnatal
Usaha napas () dengan bantuan (V) tanpa
bantuan
Kebutuhan Resusitasi: Bayi lahir tidak menangis dan tonus lemah.
Setelah dilakukan resusitasi tahap awal bayi menangis kuat
● Skor Apgar 1 menit: 8
5 menit: 9
Obat-obatan yang diberikan pada neonatus: Inj. Vit K 2 mg/ml
(IM), tetes mata chloramphenicol SM 1% 5 g

Interaksi orang tua (V) ada ( ) tidak ada


dan bayi
Trauma lahir ()ada (V) tidak
ada
Keluarnya urin/BAB ( ) ada (V) tidak
ada
Respon fisiologis atau perilaku yang bermakna: -

IV. RIWAYAT KELUARGA


GENOGRAM

V. RIWAYAT SOSIAL
1. Sistem pendukung yang dapat dihubungi: Ibu dan Ayah
2. Hubungan orang tua dengan bayi :

Ibu Ayah

V Menyentuh

V Memeluk

V Berbicara

V Berkunjung

V Kontak mata
ibu mengunjungi bayi di ruangan perawatan NICU per 2-3 jam
3. Anak yang lain
Jenis Kelamin Anak Riwayat Persalinan Riwayat Imunisasi
Perempuan Pervaginam dengan Lengkap
vacum
Perempuan Pervaginam Lengkap
Perempuan Pervaginam Lengkap
Laki-laki Pervaginam Lengkap
4. Lingkungan Rumah : Keluarga pasien tinggal di sebuah desa di kabupaten
gunung kidul, lingkungan rumah bersih
5. Problema sosial yang penting : Tidak ada masalah

VI. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa Medis : Neonatal Jaundice e.c Enzymopathy dd
Membranopathy, BBLR CB SMK SC a.i ibu meningioma dd glioblastoma
2. Tindakan Operasi : Persalinan Caesar
3. Status nutrisi
BB bayi saat ini : 2298 gram
Bayi minum : Hari ini sudah dapat minum dengan sendok dan menetek
(target 28 cc/2 jam)
Muntah : -
4. Status cairan : Mukosa bibir kering (durante fototerapi)
5. Obat-obatan :-
6. Aktivitas : Gerak aktif, menangis kuat
7. Tindakan Keperawatan yang telah dilakukan :
- Pemeriksaan tanda-tanda vital
- Penilaian APGAR Score
- Perawatan kebersihan diri : Oral Hygiene, perawatan tali pusat
8. Pengkajian Risiko Jatuh (Humpty Dumpty)
9. Hasil Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap pada tanggal 19/09/2022 pukul 22.30 WIB

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Normal

Hematologi

- Eritrosit 4,22* 10^6/uL 4,36-5,96

- Hemoglobin 14,5* g/dL 16,4-20,8

- Hematokrit 42,0* % 48,0-68,0

- MCV 99,5 fl 98,0-118,0

- MCH 34,4 pg 30,0-42,0

- MCHC 34,5* g/dL 30,0-34,0

- RDW-SD 59,7* 35,0-47,0

- RDW-CV 16,3* 11,0-14,5

- NRBC% 0,3* 5,0-9,0

- NRBC# 0,04* 0,00-0,00

- Trombosit 419 10^3/uL 150-450

- Leukosit 14,8 10^3/uL 8,00-24,00

Hitung Jenis Leukosit


- Neutrofil % 41,0 % 30,0-60,0

- Limfosit % 45,7 % 16,0-46,0

- Monosit % 10,4 % 3,0-14,0

- Eosinofil % 2,8 % 1,0-5,0

- Basofil % 0,1 % 0,0-2,0

- Immature Granulosit % 0,4 %

- Neutrofil # 6,05 10^/uL 2,60-17,00

- Limfosit # 6,75 10^/uL 5,40--7,21

- Monosit # 1,53* 10^/uL 0,16-1,00

- Eosinofil # 0,42* 10^/uL 0,00-0,20

- Basofil # 0,01 10^/uL 0,50-0,45

- Immature Granulosit # 0,06 10^/uL

- MPV
9,3 7,2-11,1

- PDW
9,1 9,00-13,00

- PCT
0,39* % 0,17-0,35

- P-LCR 184 % 15,0-25,0

- RET % 4,928

- RET # 222800
- RET-HC 4,928

- Gol Darah ABO O


Pemeriksaan kadar bilirubin pada tanggal 19/08/2022 pukul 22.30 WIB
(Post Fototerapi)

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Bilirubin Total 4,17 mg/dl < = 13,00

Bilirubin Direk 1,02 mg/dl 0,00-0,20

Bilirubin Indirek 3,15 mg/dl

10. Pemeriksaan Penunjang: -


11. Lain-lain: -

VII. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4M6V5
Tanda vital : Nadi : 131 x/menit
Suhu : 37,5 C
RR : 55 x/menit
TD : -

Saat Saat ini


lahir (19/09/2
(17/09/2 2)
2)
1. Berat badan 2.400 gram 2.214 gram
(gram)
2. Panjang badan 46 cm 47 cm

3. Lingkar Kepala 31 cm 32 cm
Beri tanda (cek) pada istilah yang tepat dari data-data di bawah ini.
Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan kolom komentar
bila perlu.

1. Reflek
(V) Moro (V) Menggenggam (V ) Menghisap
2. Tonus / aktivitas
a. (V) Aktif () Tenang () letargi () Kejang
b. (V) Menangis keras () Lemah () Melengking ()Sulit
menangis
3. Kepala / Leher
a. Fontanel anterior
(V) Lunak () Tegas () Datar () Menonjol () Cekung
b. Sutura Sagittalis
(V) Tepat ( ) Terpisah ( ) Menjauh
c. Gambaran wajah
(V) Simetris ( ) Asimetris
d. Molding
(V ) Caput succedaneum ( ) Chepalohematome
4. Mata
(V) Bersih ( ) Sekresi,……
5. THT
a. Telinga
(V) Normal ( ) abnormal
b. Hidung
(V) Bilateral ( ) Obstruksi ( ) Cuping hidung
c. Palatum
(V) Normal ( ) abnormal
6. Abdomen
a. (V) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) kembung
b. Liver : (V) kurang dari 2 cm( ) Lebih dari 2 cm
7. Toraks
a. (V) Simetris ( ) Asimetris
b. Retraksi : (V ) Derajat 1 ( ) Derajat 2 ( ) Derajat 3
c. Klavikula : (V) Normal ( ) Abnormal
8. Paru-paru
a. Suara napas: (V) Sama Kanan kiri () Tidak sama kanan kiri
(V) bersih ( ) Ronkhi ( ) Rales ( ) Sekret
b. Bunyi napas
(V) terdengar di semua lapang paru ( ) Tidak terdengar ( ) Menurun
c. Respirasi
(V) Spontan jumlah : 45 x/mnt
( ) Sungkup/boxhead, jumlah : x/mnt ( ) ventilasi assisted
CPAP
9. Jantung
(V) Bunyi Normal Sinus Rhythm (NSR) : 131 x/mnt
( ) Murmur ( ) lain-lain, sebutkan
10. Ekstremitas
(V) semua ekstremitas gerak ( ) ROM terbatas ( ) tidak dapat dikaji
Ekstremitas atas dan bawah : (V) simetris ( ) Asimetris
11. Umbilikus : Normal
12. Genital: Normal
13. Anus : Paten
14. Spina : Tidak ada kelainan, bentuk simetris
15. Kulit
Warna : Jaundice pada kepala dan leher
Turgor Kulit: elastis
16. Suhu
a. Lingkungan: Boks terbuka
b. Suhu kulit : 37,5 C

VIII. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN/REFLEK PRIMITIF


1. Kemandirian dan bergaul : By. Ny. S baru bisa menatap muka orang
didepannya
2. Motorik halus: By. Ny. S baru bisa mengikuti ke garis tengah
3. Kognitif dan bahasa : By. Ny. S baru bisa menangis saja
4. Motorik kasar : By. Ny. S baru bisa menggerakkan kaki dan tangannya
IX. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN
Ibu pasien melahirkan di RSUP Dr. Sardjito pada jam 20.00 dengan berat
badan bayi 2.400 gram, PB: 46 cm, LK: 32 cm, LP: 26 cm, LL: 7 cm, apgar
skor: 8/9, bayi lahir secara SC pada tanggal 17 September 2022 dari ibu
G5P4A0 dengan usia kehamilan 37 minggu dengan ibu meningioma dd
glioblastoma berjenis kelamin perempuan

ANALISA DATA

Pasien By. Ny. S di Ruang NICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Tanggal 19 September 2022

Data Fokus Penyebab Masalah


DS: - Usia kurang dari 7 Ikterik Neonatus
DO: hari
- Bayi tampak kuning di
bagian kepala dan leher
- Sklera tambak ikterik
- Usia 2 hari
- Berat badan lahir: 2.400
gram
DS: - Berat Bayi Lahir Kesiapan Peningkatan
DO: Rendah Nutrisi
- Minum ASI teratur 28 cc/2
jam
- BB lahir: 2.400 gr
DS: - Ketidakadekuatan Risiko Infeksi
DO: pertahanan tubuh
- Kadar HB: 14,5 g/dL sekunder (Penurunan
- BB lahir: 2.400 gr Hemoglobin)
DS: - Usia ≤2 tahun Risiko Jatuh
DO:
- Usia bayi 2 hari
- Kadar HB: 14,5 g/dL
- BB lahir: 2.400 gr
- Bayi berada dalam boks
tempat tidur yang terbuka

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1. Ikterus Neonatus b.d Usia kurang dari 7 hari


2. Kesiapan Peningkatan Nutrisi b.d Berat Bayi Lahir Rendah
3. Risiko Infeksi dengan faktor risiko Ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder ditandai dengan penurunan hemoglobin
4. Risiko Jatuh dengan faktor risiko Usia ≤2 tahun
ditandai dengan usia bayi 2 hari dan bayi berada
dalam boks terbuka
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama Pasien / NO CM : By. Ny. S / 00.74.88.XX
Ruang : NICU RSUP Dr. Sardjito
Hari/Tanggal/ DIAGNOSA PERENCANAAN
Jam KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN
Senin, Ikterus Neonatus Setelah dilakukan tindakan Fototerapi Neonatus (I.03091)
19/09/2022 keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi:
Jam 10.00 WIB integritas kulit dan jaringan meningkat ▪ Monitor ikterik dan sklera dan kulit bayi
dengan KH: ▪ Monitor suhu dan tanda vital setiap 4 jam
- Kerusakan jaringan menurun sekali
- Kerusakan lapisan kulit ▪ Monitor efek samping fototerapi (mis.
menurun Hipertermi, diare, rush pada kulit,
penurunan berat badan)
Senin, Kesiapan Peningkatan Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
19/09/2022 keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi:
Jam 10.10 WIB status nutrisi membaik dengan KH: ▪ Monitor berat badan/hari
- Berat badan meningkat Terapeutik:
(>2.500 gram) ▪ Lakukan oral hygiene tiap pagi
- Porsi minum ASI dihabiskan ▪ Kelola pemberian ASI per 2 jam
meningkat (28 cc/2 jam)
Senin, Risiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi
19/09/2022 keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi:
Jam 10.15 WIB tingkat infeksi menurun dengan KH: ▪ Monitor tanda gejala infeksi lokal dan
- Kebersihan badan meningkat sistemik
- Tidak demam (36-37,5°C) Terapeutik
- Hemoglobin dalam batas ▪ Batasi jumlah pengunjung
normal (16,4-20,8) ▪ Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
▪ Pertahankan teknik aseptik pada pasien
berisiko tinggi
▪ Memandikan pasien setiap hari
Senin, Risiko Jatuh Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Jatuh
19/09/2022 keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi:
Jam 10.20 WIB tingkat jatuh menurun dengan KH: ▪ Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali
- Jatuh dari tempat tidur setiap shift
menurun ▪ Identifikasi faktor lingkungan yang
meningkatkan risiko jatuh (tidak mengunci
roda box bayi)
Terapeutik
▪ Pastikan roda tempat tidur selalu dalam
keadaan terkunci
▪ Tempatkan pasien berisiko tinggi jatuh
dekat dengan pantauan perawat atau nurse
station

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama Pasien / NO CM : By. Ny. S / 00.74.88.XX
Ruang : NICU RSUP Dr. Sardjito
Hari/
Dx Keperawatan Jam Pelaksanaan Evaluasi Proses
Tanggal
Senin, Ikterus Neonatus 08.30 ▪ Memonitor ikterik dan sklera S: -
19/09/2022 dan kulit bayi O:
▪ Memonitor suhu dan tanda - Tampak ikterik pada bagian
vital setiap 4 jam sekali kepala sampai leher
▪ Memonitor efek samping - HR: 131 x/menit
fototerapi (hipertermi) - Suhu: 37,3°C
- RR: 55 x/menit
- Spo2: 98%
(Anisa) - Tidak ada tanda dan gejala
hipertermi (demam)

(Anisa)
Kesiapan Peningkatan Nutrisi 09.00 ▪ Memonitor berat badan S: -
▪ Melakukan oral hygiene O:
▪ Mengelola pemberian ASI per - ASI sebanyak 28 cc diberikan
2 jam menggunakan sendok
- BB: 2.214 gram
- PB: 46 cm
(Fauzan)

(Fauzan)
Risiko Infeksi 08.00 ▪ Memonitor tanda gejala S: -
infeksi lokal dan sistemik O:
▪ Memonitor suhu dan tanda - Tidak terdapat tanda-tanda
vital setiap 4 jam sekali infeksi (bengkak, panas,
▪ Membatasi jumlah pengunjung kemerahan)
▪ Mencuci tangan sebelum dan - Pasien tampak bersih setelah
sesudah kontak dengan pasien dimandikan
dan lingkungan pasien - Tali pusat bersih dan tidak
▪ Mempertahankan teknik berbau
aseptik pada pasien berisiko - Bibir dan mukosa pasien
tinggi tampak bersih
▪ Memandikan pasien setiap - HR: 131 x/menit
hari - Suhu: 37,3°C
▪ Merawat tali pusat - RR: 55 x/menit
▪ Melakukan personal hygiene - Spo2: 98%

(Fauzan) (Fauzan)
Risiko Jatuh 10.00 ▪ Mengidentifikasi risiko jatuh S: -
setidaknya sekali setiap shift O:
atau sesuai dengan kebijakan - Pasien tenang, tidak rewel
institusi menangis
▪ Mengidentifikasi faktor - Pasien tampak aman di dalam
lingkungan yang boks tempat tidur
meningkatkan risiko jatuh - Penerangan ruangan baik
(mis. Lantai licin, penerangan - Lantai ruangan nampak bersih
kurang) dan tidak licin
(Anisa) (Anisa)

Selasa, Ikterus Neonatus 08.00 ▪ Memonitor ikterik dan sklera S: -


20/09/2022 dan kulit bayi O:
▪ Memonitor suhu dan tanda - HR: 136 x/menit
vital setiap 4 jam sekali - Suhu: 37°C
▪ Memonitor efek samping - RR: 40 x/menit
fototerapi (hipertermi) - Spo2: 98%

(Fauzan) (Fauzan)
Kesiapan Peningkatan Nutrisi 09.00 ▪ Memonitor berat badan S: -
▪ Melakukan oral hygiene O:
▪ Mengelola pemberian ASI per - ASI sebanyak 28 cc diberikan
2 jam menggunakan sendok
- BB: 2.298 gram
- PB: 47 cm

(Anisa)

(Anisa)

Risiko Infeksi 09.30 ▪ Mencuci tangan sebelum dan S: -


sesudah kontak dengan pasien O:
dan lingkungan pasien - Tidak terdapat tanda-tanda
▪ Memonitor suhu dan tanda infeksi (bengkak, panas,
vital setiap 4 jam sekali kemerahan)
▪ Mempertahankan teknik - Pasien tampak bersih setelah
aseptik pada pasien berisiko dimandikan
tinggi - Tali pusat bersih dan tidak
▪ Memandikan pasien setiap berbau
hari - HR: 136 x/menit
▪ Merawat tali pusat - Suhu: 37°C
- RR: 48 x/menit
- Spo2: 98%

(Anisa)

(Anisa)

Risiko Jatuh 10.00 ▪ Memastikan roda tempat tidur S: -


selalu dalam keadaan terkunci O:
▪ Menempatkan pasien berisiko - Pasien tampak aman di dalam
tinggi jatuh dekat dengan boks tempat tidur
pantauan perawat atau nurse - Pasien tampak tenang dan
station tidak rewel

(Fauzan) (Fauzan)
Rabu, Kesiapan Peningkatan Nutrisi 09.00 ▪ Memonitor berat badan S: -
21/09/2022 ▪ Melakukan oral hygiene O:
▪ Mengelola pemberian ASI per - ASI sebanyak 28 cc diberikan
2 jam menggunakan sendok
- BB: 2.250 gram
- PB: 48 cm

(Fauzan)

(Fauzan)
Risiko Infeksi 09.30 ▪ Mencuci tangan sebelum dan S: -
sesudah kontak dengan pasien O:
dan lingkungan pasien - Tidak terdapat tanda-tanda
▪ Memonitor suhu dan tanda infeksi (bengkak, panas,
vital setiap 4 jam sekali kemerahan)
▪ Mempertahankan teknik - Pasien tampak bersih setelah
aseptik pada pasien berisiko dimandikan
tinggi - Tali pusat bersih dan tidak
▪ Memandikan pasien setiap berbau
hari - HR: 146 x/menit
▪ Merawat tali pusat - Suhu: 36,8°C
- RR: 50 x/menit
- Spo2: 100%

(Anisa)

(Anisa)

Risiko Jatuh 10.00 ▪ Mengidentifikasi factor S: -


lingkungan yang O:
meningkatkan risiko jatuh - Pasien tampak aman di dalam
(mis. Lantai licin, penerangan boks tempat tidur
kurang) - Pasien tampak tenang dan
▪ Memastikan roda tempat tidur tidak rewel
selalu dalam keadaan terkunci
▪ Menempatkan pasien berisiko
tinggi jatuh dekat dengan
pantauan perawat atau nurse (Fauzan)
station

(Fauzan)

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien / NO CM : By. Ny. S / 00.74.88.XX
Ruang : NICU RSUP Dr. Sardjito
HR/ TGL/ Dx.Kep JAM PELAKSANAAN EVALUASI HASIL (S O A P)
KET/ SHIFT (WIB)
Senin, 19 Ikterik Neonatus 13.30 ▪ Memonitor ikterik dan sklera S: -
September dan kulit bayi O:
2022
▪ Memonitor suhu dan tanda - Pasien dalam proses fototerapi
Shift Pagi vital setiap 4 jam sekali
- N: 145 x/menit
▪ Memonitor efek samping
- S: 37,3 C
fototerapi (hipertermi)
- SpO2: 100 %
- Tidak demam

(Anisa) A: Ikterik Neonatus teratasi sebagian


P: Lanjutkan Intervensi
- Memonitor ikterik dan sklera dan kulit
bayi
- Memonitor suhu dan tanda vital setiap
4 jam sekali
- Memonitor efek samping fototerapi
(hipertermi)

(Anisa)

Kesiapan Peningkatan 13.40 ▪ Memonitor berat badan S: -


Nutrisi
▪ Melakukan oral hygiene O:
▪ Mengelola pemberian ASI - ASI masuk sebanyak 28 cc/2 jam,
per 2 jam diberikan menggunakan sendok
- Bayi tampak bisa menghisap ASI yang
diberikan

(Fauzan) - BB bayi 2.214 gram


A: Masalah kesiapan peningkatan nutrisi
teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor berat badan bayi
- kelola pemberian ASI per 2 jam

(Fauzan)
Risiko Infeksi 13.50 ▪ Memonitor tanda gejala S: -
infeksi lokal dan sistemik
O:
▪ Memonitor suhu dan tanda
- Perawat ruangan mencuci tangan
vital setiap 4 jam sekali
sebelum kontak dengan pasien,
▪ Membatasi jumlah lingkungan pasien, sebelum dan
pengunjung
▪ Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
sesudah kontak dengan
- HR: 131 x/menit
pasien dan lingkungan
pasien - Suhu: 37,3°C
▪ Mempertahankan teknik - RR: 55 x/menit
aseptik pada pasien berisiko
tinggi - Spo2: 98%
▪ Memandikan pasien setiap - Tidak ada tanda dan gejala hipertermi
hari (demam)
▪ Merawat tali pusat - Pasien tampak brsih setelah
dimandikan
▪ Melakukan personal hygiene
- Tali pusat tampak bersih dan tidak
berbau
A: Masalah risiko infeksi teratasi sebagian
(Fauzan)
P: Lanjutkan Intervensi

(Fauzan)
Risiko Jatuh 14.00 ▪ Mengidentifikasi risiko jatuh S: -
setidaknya sekali setiap shift
O:
atau sesuai dengan kebijakan
institusi - Risiko jatuh tinggi dengan skor 13
▪ Mengidentifikasi faktor - Roda box sudah terkunci
lingkungan yang
- Pasien berada di dalam box sedang
meningkatkan risiko jatuh
dalam proses fototerapi
(roda box tidak terkunci)
- Pasien tidak jatuh dari tempat tidur
A: Risiko jatuh teratasi

(Anisa) P: Lanjutkan Intervensi:


- Memastikan roda tempat tidur selalu
dalam keadaan terkunci
- Menempatkan pasien berisiko tinggi
jatuh dekat dengan pantauan perawat
atau nurse station

(Anisa)

Selasa, 20 Ikterus Neonatus 13.30 ▪ Memonitor ikterik dan sklera S:


September dan kulit bayi
O:
2022
▪ Memonitor suhu dan tanda
- Pasien tampak sedikit rewel dan
Shift Pagi vital setiap 4 jam sekali
menangis
▪ Memonitor efek samping - Fototerapi dihentikan
fototerapi (hipertermi)
- Mukosa bibir cukup lembab
- Tidak tampak ikterik pada bagian
kepala sampai leher
(Fauzan) - Tidak ada tanda dan gejala hipertermi
(demam)
- HR: 136 x/menit
- Suhu: 37°C

- RR: 40 x/menit
- Spo2: 98%
A: Masalah ikterus neonatus teratasi penuh
P: Hentikan intervensi

(Fauzan)
Kesiapan Peningkatan 13.40 ▪ Memonitor berat badan S: -
Nutrisi
▪ Melakukan oral hygiene O:
▪ Mengelola pemberian ASI - mukosa tidak kering
per 2 jam - bibir dan mulut tampak bersih
- berat badan hari ini: 2.214 gram
- Pasien minum dengan disendok dan
menetek
(Anisa)
A: Kesiapan Peningkatan Nutrisi teratasi
sebagian
P: Lanjutkan Intervensi:
- Memonitor berat badan
- Melakukan oral hygiene
- Mengelola pemberian ASI per 2 jam

(Anisa)

Risiko Infeksi 13.50 ▪ Mencuci tangan sebelum dan S: -


sesudah kontak dengan
O:
pasien dan lingkungan
pasien - Perawat ruangan mencuci tangan
sebelum kontak dengan pasien,
▪ Memonitor suhu dan tanda
lingkungan pasien, sebelum dan
vital setiap 4 jam sekali
sesudah tindakan
▪ Mempertahankan teknik - Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
aseptik pada pasien berisiko (bengkak, panas, kemerahan)
tinggi
- Pasien tampak bersih setelah
▪ Memandikan pasien setiap dimandikan
hari
- Tali pusat bersih dan tidak berbau
▪ Merawat tali pusat
- HR: 150 x/menit
- Suhu: 36,7°C

- RR: 52 x/menit
(Anisa)
- Spo2: 100%
-
A: Risiko infeksi
P: Lanjutkan Intervensi:
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
- Memonitor suhu dan tanda vital setiap
4 jam sekali
- Mempertahankan teknik aseptik pada
pasien berisiko tinggi
- Memandikan pasien setiap hari
- Merawat tali pusa

(Anisa)

Risiko Jatuh 14.00 ▪ Memastikan roda tempat S: -


tidur selalu dalam keadaan
O:
terkunci
- Pasien tampak aman
▪ Menempatkan pasien
berisiko tinggi jatuh dekat - Pasien selalu dipantau
dengan pantauan perawat
atau nurse station - Pasien tidak terjatuh dari tempat tidur
A: Masalah risiko jatuh teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
(Fauzan) - Pantau secara berkala pasien dan
lingkungan pasien

(Fauzan)
Rabu, 21 Kesiapan Peningkatan 13.40 ▪ Memonitor berat badan S:
September Nutrisi ▪ Melakukan oral hygiene
2022
▪ Mengelola pemberian ASI O:
Shift Pagi per 2 jam
- ASI masuk sebanyak 28 cc diberikan
menggunakan sendok
- Ibu pasien nampak mengunjungi dan
(Fauzan) menyusui bayinya
- BB: 2.250 gram
- PB: 48 cm
A: Masalah kesiapan peningkatan nutrisi
teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor berat badan bayi setiap hari
- Kelola pemberian ASI

(Fauzan)
Risiko Infeksi 13.50 ▪ Mencuci tangan sebelum dan S: -
sesudah kontak dengan
O:
pasien dan lingkungan
pasien
▪ Memonitor suhu dan tanda - Perawat ruangan mencuci tangan
vital setiap 4 jam sekali sebelum kontak dengan pasien,
lingkungan pasien, sebelum dan
▪ Mempertahankan teknik
sesudah tindakan
aseptik pada pasien berisiko
tinggi - Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
(bengkak, panas, kemerahan)
▪ Memandikan pasien setiap
hari - Pasien tampak bersih setelah
dimandikan
▪ Merawat tali pusat
- Tali pusat bersih dan tidak berbau
- HR: 146 x/menit
- Suhu: 36,8°C
(Anisa)
- RR: 50 x/menit
- Spo2: 100%
A: Masalah risiko infeksi teratasi penuh
P: Hentikan intervensi

(Anisa)

Risiko Jatuh 14.00 ▪ Mengidentifikasi faktor S:


lingkungan yang
meningkatkan risiko jatuh
O:
(mis. Lantai licin,
penerangan kurang) - Pasien tidak terjatuh dari tempat tidur
▪ Memastikan roda tempat - Pasien nampak tenang, tidak rewel
tidur selalu dalam keadaan
terkunci - KU baik, kesadaran composmentis

▪ Menempatkan pasien - Penerangan baik dan lantai tidak licin


berisiko tinggi jatuh dekat A: Masalah risiko jatuh teratasi penuh
dengan pantauan perawat
atau nurse station P: Hentikan intervensi

(Fauzan) (Fauzan)
BAB IV
ANALISA JURNAL

Judul: Penerapan Fototerapi Terhadap Hiperbilirubin Pada Bayi Ny. D Dengan


Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Penulis: Tri Wahyuningsih, Wahyu Tri Astuti, Siswanto

P : Penelitian ini hanya menggunakan 2 partisipan bayi baru lahir dengan BBLR
yang mengalami hiperbilirubin.
I : Dilakukan fototerapi selama 36 jam
C : Tidak ada kelompok pembanding dalam penelitian ini
O : Terdapat adanya pengaruh yang besar dari dilakukannya fototerapi selama
36 jam terhadap penurunan kadar bilirubin.
T : Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret s/d 27 Maret 2019

Pada penelitian di atas disebutkan bahwa derajat ikterik sebelum


dilakukan fototerapi termasuk dalam derajat II dalam teori kremer, dengan
Bilirubin Total 10, 2 mg/dl yang meliputi pada daerah mata/sklera
mata, pipi, leher, dan dada. Selain itu derajat ikterik setelah dilakukan fototerapi
pada jam ke 24 adalah masih dalam derajat yang sama yaitu derajat 2 yaitu
masih terlihat samar-samar pada daerah mata, pipi,leher, dan dada dan
tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, setelah ke 36 jam dilakukan
fototerapi derajat ikterik turun menjadi derajat I, dimana hanya terlihat
sedikit kekuningan pada daerah mata, pipi, dan leher.
Pada kasus By. Ny. S, ikterik sebelum dilakukan fototerapi termasuk
dalam derajat 1 atau kremer 1, yang meliputi pada daerah kepala dan leher.
Setelah dilakukan fototerapi kuning pada kepala dan leher sudah tidak terlihat,
kadar bilirubin total yaitu 4, 17 mg/dl yang mana berarti derajat ikterik turun
menjadi derajat 0 atau by. ny. S tidak lagi mengalami ikterik.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil laporan asuhan keperawatan tersebut didapatkan
kesimpulan seperti yang disebutkan di bawah ini, di antaranya:
1. Diagnosa keperawatan teratasi penuh
Diagnosa yang teratasi penuh adalah ikterus neonatus, risiko infeksi
dan risiko jatuh. Pasien pada hari Selasa, 20 September 2022
fototerapi dihentikan dan pasien tidak nampak ikterik lagi. Pasien juga
tidak terdapat tanda dan gejala infeksi seperti demam, kemerahan,
nyeri, bengkak atau sensasi panas pada kulit. Cuci tangan selalu
dilakukan oleh perawat ruangan untuk menghindari transmisi bakteri
atau virus. Pasien juga nampak aman di dalam boks tempat tidur dan
tidak pernah mengalami jatuh dari boks tempat tidur.
2. Diagnosa keperawatan teratasi sebagian
Diagnosa yang teratasi sebagian adalah kesiapan peningkatan nutrisi.
Berdasarkan catatan perkembangan di hari Rabu, 21 September 2022
didapatkan hasil penimbangan berat badan pasien adalah 2.250 gram.
Target yang harus dicapai untuk berat badan adalah >2.500 gram

Anda mungkin juga menyukai