1 Pola napas tidak Setelah dilakukan 1. Monitor status respirasi
efektif b.d intervensi keperawatan dan oksigenasi hambatan upaya selama 3x24jam pola 2. Berikan posisi fowler/semi napas napas membaik dengan fowler kriteria hasil: 3. Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin Kriteria A T 4. Berikan oksigenasi sesuai Dispnea 2 4 kebutuhan Penggunaan 2 4 otot bantu 5. Ajarkan melakukan napas Teknik relaksasi napas Pernapasan 3 5 dalam cuping 6. Ajarkan Teknik batuk hidung efektif Frekuensi 2 4 7. Kolaborasi pemberian napas obat bronchodilator, jika Kedalaman 2 4 perlu napas
(SLKI, 2019) (SIKI, 2018)
2 Intoleransi Setelah dilakukan 1. Monitor tanda – tanda vital
aktivitas intervensi keperawatan 2. Monitor kadar elektrolit berhubungan selama 3x24jam 3. Berikan lingkungan yang tenang dengan toleransi aktivitas 4. Pasang akses intravena ketidakseimbangan meningkat dengan 5. Pasang monitor jantung antara suplai dan kriteria hasil: Kolaborasi kebutuhan oksigen 6. Kolaborasi pemberian ditandai dengan: Kriteria A T kardioversi, jika perlu Frekuensi 2 4 7. Kolaborasi pemberian nadi defibrilasi, jika perlu Tekanan 2 4 darah Saturasi 2 5 (SIKI, 2018) oksigen Frekuensi 2 4 napas EKG 2 4 (SLKI, 2019)
3 Penurunan curah Setelah dilakukan 1. Monitor tekanan darah
jantung b.d intervensi keperawatan 2. Monitor intake dan output perubahan selama 3x24jam curah cairan 3. Monitor saturasi oksigen afterload jantung meningkat 4. Monitor keluhan nyeri dada dengan kriteria hasil: 5. Monitor EKG 12 sedapan untuk perubahan ST dan T 6. Posisikan pasien semi Kriteria A T fowler/fowler 7. Berikan terapi relaksasi Kekuatan 2 4 untuk mengurangi stres nadi perifer 8. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi Dispnea 2 4 okigen >94 9. Anjurkan aktivitas fisik Sianonis 2 4 sesuai toleransi Tekanan 2 4 10.Anjurkan aktivitas fisik darah secara bertahap 11.Kolaborasi pemberian terapi furosemide 20mg (SLKI, 2019) (SIKI, 2018)