A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia masih
tinggi yaitu AKI 359 kematian per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan AKN 19 kematian per
1000 KH (SDKI, 2012). Keadaan tersebut sebenarnya dapat dicegah melalui pendekatan
deteksi dini dan penatalaksanaan yang tepat untuk ibu dan bayi.
Di Indonesia penyebab kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama,
komplikasi dan abortus. Penyebab utama kematian perdarahan yang disebabkan oleh retensio
plasenta. Hal ini menunjukan adanya persalinan manajemen kala III yang kurang adekuat.
Sedangkan kematian ibu akibat infeksi merupakan indikator kurang baiknya upaya
pencegahan dan manajemen infeksi. Kematian ibu yang disebabkan karena komplikasi aborsi
adalah akibat Kehamilan yang Tidak Dikehendaki (KTD).
Untuk menurunkan AKI dan AKN tersebut, perlu dibentuk suatu sistem yang
memberikan pelayanan terhadap ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk
Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Komprehenship (PONEK) di rumah sakit.
Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2000
disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals)
pada tahun 2015. Dua diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait
dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu :
1. Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari AKB pada tahun
1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup.
2. Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada tahun 1990 dari 307
menjadi 125/100.000 kelahiran hidup.
Meskipun target tampaknya cukup tinggi, namun tetap dapat dicapai apabila dilakukan
upaya terobosan yang inovatif untuk mengatasi penyebab utama kematian tersebut yang
didukung kebijakan dan sistem yang efektif dalam mengatasi berbagai kendala yang timbul
selama ini.
Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti berat badan
lahir rendah (40,4%), asfiksia (24,6%) dan infeksi (sekitar 10%). Hal tersebut kemungkinan
disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati. Sedangkan
kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan (25%), infeksi (15%), pre-eklamsia/eklamsia
(15%), persalinan macet dan abortus. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat
dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan
dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional.
Pelayanan Obstetri dan Neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi
ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar
(PONED) di tingkat Puskesmas.
Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan
kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka
kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga
kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal. Demi
tercapainya kompetensi dalam bidang maternal dan perinatal, tenaga kesehatan memerlukan
pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan dan perubahan perilaku
dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Rumah Sakit Umum Daerah H. Hanafie menyusun Pedoman Pelayanan PONEK di
RSUD H. Hanafie sebagia bentuk nyata komitmen serta partisipasi dari pihak manajemen
RSUD H. Hanafie dalam suksesnya pelaksanaan PONEK RSUD H. Hanafie.
Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan
kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka
kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga
kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal. Untuk
mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan memerlukan pelatihan-
pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku dalam
pelayanan kepada pasien
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum : Meningkatkan Pelayanan Maternal dan Perinatal yang bermutu dalam
upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia.
2. Tujuan Khusus :
a. Terlaksananya manajemen pelayanan maternal dan perinatal dari aspek administrasi &
manajemen, kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta prosedur pelayanan di RS.
b. Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal dan perinatal di RS.
c. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan SDM dalam menghadapi dan menangani
kasus kegawatdaruratan maternal.
C. SASARAN
Semua Tenaga Pelayanan Kesehatan , Dokter, Perawat, Bidan maternal dan neonatal
serta petugas yang terkait.
D. METODE
1. Simulasi
2. Matrikulasi peningkatan kemampuan klinis.
E. WAKTU PELAKSANAAN
Pelatihan PONEK dilaksanakan pada
Hari : Selasa s.d Sabtu
Tgl : 22 Oktober 2019 s.d 24 Oktober 2019
Tempat : Aula RSUD H Hanafie Buara Bungo
Lama : lima hari
F. TEMPAT PELAKSANAAN
AULA RSUD H. Hanafie Muara Bungo
G. NARA SUMBER
1. Tim Trainee
2. dr SpOG
3. dr SpA
4. dr SpAN
5. Kadinkes
6. Direktur RSUD H hanafie Muara Bungo
H. MATERI PELATIHAN
1. Kebijakan RS tentang PONEK.
2. Kegawatdaruratan maternal
3. Kegawatdaruratan neonatal
4. Kesiapan tim penunjang.
5. Pasien safety.
6. Keseragaman dalam pola asuhan penatalaksanaan PONEK.
7. Sistem rujukan.
J. KEPANITIAAN
K. BIAYA
NO JENIS BARANG SATUAN HARGA Jumlah
1. Snack 75 Rp. 5.000 x 75org x 5 hr Rp. 1.875.000
2. Makan siang 75 Rp. 25.000 x 75org x 5 hr Rp. 9.375.000
3. Sertifikat 60 Rp. 10.000 x Rp. 600.000
4. Honor Narasumber 30 Rp. 250.000/ jam Rp. 7.500.000
5. ATK/Materi I paket Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000
6. Honor Panitia 10 Rp. 250,000 x 13 Rp. 3.50.000
7. Spanduk 1x6 mtr Rp. 30.000 x 6 Rp. 180.000
8. SKP( IDI,IBI,PPNI) IDI 5 SKP 18 x 200.000 Rp. 7.200.000
IBI 2 SKP 2 x 500.000 Rp. 1.000.000
Jumlah Rp. 33.730.000
JADWAL KEGIATAN PELATIHAN PONEK
TANGGAL 22 OKTOBER S/D 26 OKTOBER 2019
Ket:
1. Pelatihan ponek berlangsung selama lima hari yang dimulai dari tanggal 22 oktober
sampai tanggal 26 oktober 2019
2. Pelatihan berjalan sesuai rencana tampa ada hal2 yang mengganggu jalanya acara , baik
dari peserta maupun dari narasumber
3. Sarana dan prasarana cukup memadai
4. Panitia dapat bekerja sesuai tupoksi masing-masing