Anda di halaman 1dari 6

ANEMIA DEFISIENSI BESI

No. Dokumen :

No. Revisi : -
SOP
TanggalTerbit : 0/02/2020

Halaman : 1/6

Dr. Muhammad Fardhan


Puskesmas Pauh NIP 198306252011011001

1. Pengertian Defenisi

Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai


penurunan jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam
jumlah cukup ke jaringan perifer. Diperkirakan >30%
penduduk dunia menderita anemia dan sebagian besar di
daerah tropis.

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan

1. Lemah
2. Lesu
3. Letih
4. Lelah
5. Penglihatan berkunang-kunang
6. Pusing
7. Telinga berdenging
8. Penurunan konsentrasi
9. Sesak nafas

1/6
Faktor Risiko

1. Ibu hamil
2. Remaja putrid
3. Status gizi kurang
4. Faktor ekonomi kurang
5. Infeksi kronik
6. Vegetarian

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana


(Objective)

Pemeriksaan Fisik

1. Gejala umum
Pucat dapat terlihat pada: konjungtiva, mukosa
mulut, telapak tangan, dan jaringan dibawah kuku.
2. Gejala anemia defisiensi besi
a. Disfagia
b. Atrofi papil lidah
c. Stomatitis angularis
d. Koilonikia

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah: hemoglobin (Hb), hematokrit


(Ht), leukosit, trombosit, jumlah eritrosit, morfologi
darah tepi (apusan darah tepi), MCV, MCH, MCHC,
feses rutin dan urin rutin.
2. Pemeriksaan khusus (dilakukan di layanan
sekunder): serum iron, TIBC, saturasi transferin,

2/6
dan feritin serum.

Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis Klinis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan darah dengan
kriteria Hb darah kurang dari kadar Hb normal.

Nilai rujukan kadar hemoglobin normal menurut WHO:

1. Laki-laki: >13 g/dL


2. Perempuan: >12 g/dL
3. Perempuan hamil: >11g/dL

Diagnosis Banding

1. Anemia defisiensi vitamin B12


2. Anemia aplastik
3. Anemia hemolitik
4. Anemia pada penyakit kronik

5. Tujuan Prosedur ini dibuat untuk pedoman pengobatan pasien


Anemia Defisiensi Besi di puskesmas

6. Kebijakan Di bawah pengawasan dan tanggung jawab dokter


puskesmas

7. Referensi Buku panduan praktek klinis bagi dokter di fasilitas


pelayanan kesehatan primer

3/6
8. Prosedur Peralatan

Pemeriksaan laboratorium sederhana (darah rutin, urin


rutin, feses rutin)

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


9. Langkah-
langkah
Penatalaksanaan
1. Prinsip penatalaksanaan pada anemia berdasarkan
diagnosis defenitif yang telah ditegakkan.
2. Untuk terapi diberikan sulfas ferrosus 3 x 200 mg
(200 mg mengandung 66 mg besi elemental.

Konseling dan Edukasi

1. Berikan pengertian pada pasien dan keluarga tentang


perjalanan penyakit dan tatalaksananya, sehingga
dapat meningkatan kesadaran dan kepatuhan pasien
dalam berobat serta memperbaiki kualitas hidup
pasien.
2. Jelaskan efek samping obat berupa mual, muntah,
hearthburn, konstipasi, diare, serta BAB kehitaman.
3. Jika terjadi efek samping obat segera laporkan ke
pelayanan kesehatan.

Kriteria Rujukan

Pasien dirujuk jika:


1. Anemia tanpa gejala dengan kadar Hb <8 g/dL
2. Anemia dengan gejala tanpa melihat kadar Hb

4/6
segera dirujuk.
3. Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb <7g/Dl)
4. Anemia yang bukan kompetensi dokter di fasilitas
pelayanan primer seperti anemia aplastik, anemia
hemolitik, anemia megaloblastik.
5. Jika terdapat kegawatan seperti perdarahan aktif
atau distres pernafasan pasien segera dirujuk.

Prognosis

Prognosis umumnya dubia ad bonam karena sangat


tergantung pada penyakit yang mendasarinya. Bila
penyakit yang mendasarinya dapat teratasi maka dengan
nutrisi yang baik anemia defisiensi besi dapat diatasi.

10. Diagr -
am Alir

11. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan

12. Unit 1. BP Umum


terkait 2. Poli Lansia

13. Dokumen
terkait

5/6
14. Rekaman
Histori
perubahan Tgl.mulaidiberla
No Yang dirubah Isi Perubahan
kukan

6/6

Anda mungkin juga menyukai