Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN HIPOGLIKEMIA PADA NY.S


DI RSUD SOETIJONO BLORA

YUNITA EKA NURYANI


NIM. P1337420418068

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN BLORA


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2021
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

1. Pengertian Hipoglikemia

Hipoglikemia (shock insulin) adalah suatu syndrome yang


komplek berawal dari suatu gagguan metabolisme glukosa, dimana
konsentrasi serum glukosa menurun sampai tidak dapat memenuhi
kebutuhan metabolism sistem saraff. Hipoglikemia merupakan
keadaan dimana kadar gula darah rendah secara abnormal, terjadi jika
gula darah turun dibawah 50-60 mg/dL. (2,7 – 3,3 mmol/L).
(Smelltzeer & Bare, 2012)

Mempertahankan konsentrasi glukosa plasma dalam batas sempit


penting untuk kesehatan. Hipoglikemia berbahaya ( dalam waktu
singkat lebih serius dibandingkan hiperglikemia ) karena glukosa
merupakan substrat energy utama otak. Tidak adanya glukosa seperti
oksigen, akan menyebabkan kekacauan fungsi, kerusakan jaringan atau
bahkan kematian jika berlangsung lama. Kerentanan otak terhadap
hipoglikemia di sebabkan oleh ketidakmampuan otak menggunakan
asam lemak bebas sebagai sumber energy seperti jaringan tubuh lain.

B. Etiologi hipoglikemia

1. Pada pasien diabetes

a. Penggunaan suntik insulin yang berlebihan dosis.

b. Menggunakan insulin dengan dosisi normal, namun tubuh


kekurangan asupan karbohidrat.

c. Terlalu banyak mengkonsumsi minuman keras/ alcohol dalam


keadaan perut kosong.

d. Aktivitas fisik yang berlebihan atau olahraga yang berlebihan tanpa


makan yang cukup.
2. Pada pasien non diabetes
a. Produksi insulin yang terlalu banyak oleh pancreas
b. Terlalu banyak mengkonsumsi minuman keras.
c. Puasa
d. Menderita penyakit yang menyerang kelenjar tyroid, adrenal,
ginjal atau hati.
e. Menderita penyakit Addison (kelainan pada kelenjar adrenal )
f. Kekurangan nutrisi.
g. Efek samping dari obat- obatan, seperti propranolol untuk
hipertensi, asam salisilat untuk reumatik dan kina untuk malaria.
C. Tanda dan gejala hipoglikemia
1. Hipoglikemia Ringan
Ketika kadar glukosa darah menurun, system saraf simpatik akan
terangsang. Pelimpahan adrenalin ke dalam darah menyebabkan gejala
seperti persepsi, tremor, takikardi, palpitasi, kegelisahan, dan rasa
lapar.
2. Hipoglikemia Sedang
Penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel otak tidak
memeperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda-
tanda gangguan fungsi pada system saraf pusat mencakup
ketidakmampuan berkosentrasi, sakit kelapa, vertigo, konfusi,
penurunan daya ingat, patirasa didaerah bibir serta lidah, bicara pelo,
gerakan tidak terkoordinasi, perubahan emosional, perilaku yang tidak
rasional, penglihatan ganda dan perasaan ingin pingsan. Kombinasi
gejala semua ini (disamping gejala adrenegik) dapat terjadi pada
hipoglikemia sedang.
3. Hipoglikemia Berat
Fungsi system saraf pusat mengalami gangguan yang sangat berat
sehingga pasian memerlukan pertologan orang lain untuk mengatasi
hipoglikemia yang dideritanya. Gejalanya dapat mencakup prilaku
yang mengalami diorientasi, serangan.
D. Klasifikasi hipoglikemia
1. Ringan
Simtomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan aktivvitas
sehari-hari yang nyata
2. Sedang
Simtomatik, dapaat diatasi sediri, mennimbulkan gangguan
aktivitas sehari-hari yang nyata
3. Berat
Sering tidak simtomatik, pasien tidak dapat mengatasi sendiri
karena adanya gangguan kognitif (setyohadi, 2012)
E. Patofosiologi Hipoglikemia
Ketergantungan otak selama menit demi menit ada suplai glukosa
melalui sirkulasi diakibatkan oleh ketidakmampuan otak untuk membakar
asam lemak bebas rantai panjang, kekurangan kadar cadangan glukosa
sebagai glikogen di dalam otak orang dewasa, dan ketidaktersediaan
keton. Otak glikogen defisiensi energy tersebut ketika kadar glukosa
serum turun seara tiba-tiba sampai kadar sekitar 45mg/Dl
Gejala ditimbulkan dari respon sistem saraf simpatik terhadap
hipoglikemia atau dari responn neurogliopenik. Hipotalamus bereaksi
terhadap kadar glukosa yang rendah untuk meningkatkan respons
adrenergic, yang mencakup takikardia, palpitasi, tremor, dan kecemasan.
Tujuannya adalah mengaktifkan hormone pengatur keseimbangan
(glucagon, katekolamin, kortisol, hormonn pertumbuhan) untuk
meningkatkan kadar glukosa darah dan melindungi organ-organ vital dari
hipoglikemia. Hal ini dicapai dengan glikogenolisis dan glukoneogenesis.
(morton, ffontaince, hudak, gallo, 2013)
Hipoglikemia lebih sering disebabkan oleh kelebihan dosis insulin
pada pengidap diabetes dependen insulin. Karena otak memerlukan
glukosa darah sebagai sumber energy utamanya, maka hipoglikemi
menyebabkan timbulnya berbagai gejala gangguan fungsi susunan saraf
pusat ( SSP ) berupa konfusi, iritabilitas, kejang, dan koma. Hipoglikemia
dapat menyebabkan nyeri kepala akibat perubahan aliran darah otak dan
perubahan keseimbangan air. Secara sistemis, hipoglikemia menyebabkan
pengaktivan system saraf simpatis yang merangsang rasa lapar,
kegelisahan, berkeringat, dan takikardia.
F. Pathway
Penuaan, keturunan, inffeksi, gaya hidup kehamilan, obesitas

Sel beta pancreas rusak/ terganggu

Produksi insulin menurun

Glukosa meningkat

Dosis insulin terlalu tinggi diabetes mellitus Puasa / intake kurang

HIPOGLIKEMIA

Glukagonn meningkkat epineprin meningkat

Glikogenolisis

Deficit glikogen pada hepar

Gula menurun <60 mg/Dl

Resiko ketidak stabilan kadar glukosa darah penurunan nutrisi jaringan otak

Respon sistem saraf pusat

Respon otak

Kortek serebri kurang suplai energi <50mg/dl

Resiko ketidakefektifann perfusi aringan otak

Nyeri akut
A. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Menurut rendi dan margareth (2012), pengkajian merupakan pemikiran

dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan

informasi atau data tentang pasien agar dapat diidentifikasi, mengenali

masalah – masalah, kebutuhan kesehatan, dan keperawatan pasien baik

mental, social dan lingkungan.

a. Identitas klien

1) Pasien : Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,

pendidikan, pekerjaan, suku, bangsa, tanggal masuk RS, nomor

CM, alamat.

2) Penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama,

pendidikan, pekerjaan, alamat.

b. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian :

2) Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat penyakit yang diderita pasie saat masuk rumah sakit:

kelemahan anggota gerak dan penurunan tingkat kesadaran.

3) Riwayat kesehatan dahulu

Pasien mempunyai riwayat penyakit yang sama atau penyakit

lain yang pernah diderita seperti riwayat Hipertensi, Diabetes

Mellitus, kelainan jantung.


4) Riwayat kesehatan keluarga

Adakah riwayat penyakit DM yang diderita oleh anggota

keluarga yang lain atau riwayat lain baik bersifat genetis

maupun tidak.

c. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum : penurunan kesadaran, mengalami gangguan

bicara, tekanan darah meningkat.

2) Kepala
Mesocepal, terdapat nyeri pada kepala di bagian belakang /
tengkuk.
3) leher
Tidak ada lesi / benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid.
4) Dada
Simetris, tidak ada jejas, tidak ada nyeri tekan, suara
vesikuler
5) Abdomen
Simetris, tidak ada memar / benjolan, bising usus (+).
6) Ekstremitas atas / bawah
Akral dingin, CRT < 2 detik, keluar keringat dingin,
terdapat edema serta memar pada tungkai hingga telapak
kaki kiri, post debridement telapak kaki kiri
d. Pemeriksaan penunjang

Menurut arif, mutaqqin, (2008) dalam amin & hardhi (2015)

1) Pemeriksaan darah lengkap

2) EKG (Elektro Encefalography)


Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul

dan dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya

impuls listrik dalam jaringan otak

3) Pemeriksaan foto thorak (rontgen)

Dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat

pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda

hipertensi kronis pada penderita stroke non hemoragik,

menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah

berlawanan dari massa yang meluas.

2. Diagnose keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan Resiko ketidakefektifan perfusi


jaringan otak
b. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d Ketidakmampuan
ginjal mensekresikan insulin (hipoglikemia)
3. Intervensi

a. Nyeri akut berhubungan dengan Resiko ketidakefektifan perfusi


jaringan otak
Intervensi :
1. Kaji tanda-tanda vital
2. Kaji nyeri secara komprehensif
3. Berikan posisi senyaman mungkin
4. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik
b. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d Ketidakmampuan
ginjal mensekresikan insulin (hipoglikemia)
Intervensi :
1. Kaji peningkatan gula darah
2. Kaji gejala hipoglikemia
3. Ajarkan pasien dan keluarga mngeai gejala, factor resiko,
penegahan hipoglikemia
4. Berikan glukosa dalam IV
5. Kolaborasikan dengan dokter pemberian glukosa dalam IV
DAFTAR PUSTAKA

1. Pendit Brahm.2001.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:EGC


2. Kuncara,Ester Monica dkk.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah.Jakarta:EGC
3. Asdie Ahmad.2000.Prinsip – Prinsip Ilmu penyakit Dalam,Jakarta : EGC
4. Syaifuddin.2013. Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk
Keperawatan dan Kebidanan, Jakarta : EGC
5. Setiati Siti,Alwi Idrus,dkk.2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta :
Interna Publishing
6. Jon Hafan Sutawardana,Yulia,Agung Waluyo.2016.Studi Fenomenologi
Pengalaman Penyandang Diabetes Mellitus Yang Pernah Mengalami
Hipoglikemia. Nurseline Journal.1(1):159-175
7. Erik Irham Lutfi.2019. Perubahan Osmolaritas Pasien Hiperglikemia dengan
Terapi Rehidrasi. Journal Of Holistic Nursing and Health Science. 2(1) : 39-
44
8. Keliat Budi Anna, Mediani Henny Suzanna,dkk.2018. NANDA-I Diagnosis
Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, Jakarta : EGC
9. Nurjannah Intansari, Tumanggor Roxsana Devi.2018. Nursing Outcome
Classification, Yogyakarta : Elsevier
10. Nurjannah Intansari, Tumanggor Roxsana Devi.2018. Nursing Interventions
Classification, Yogyakarta : Elsevier

Anda mungkin juga menyukai