Anda di halaman 1dari 41

CLINICAL SCIENCE SESSION

The Current State of Study of


Vasomotor Rhinitis Modern Diagnostic
and Therapeutic Methods
Disusun Oleh:
Meta Hawika Putri, S.Ked.
(G1A219115)

Pembimbing :
dr. Lusiana Herawati Yamin, Sp.THT-KL
ABSTRAK
Prevalensi penyakit hidung dan rinitis vasomotor p↑
signifikan dalam beberapa tahun terakhir

Radang pada membran mukosa cavum nasi (rinitis)


disertai kesulitan bernafas dan keluarnya cairan hidung

Prevalensi rinitis kronis 10-20% populasi dunia


ABSTRAK
Artikel ini
 analisa terperinci untuk diagnosis dan
penatalaksanaan rinitis vasomotor (konservatif dan
bedah), perihal terminologi dari literatur beberapa tahun
terakhir
 Perkembangan terbaru dari para ilmuwan dan
spesialis di bidang otolaringologi di seluruh dunia.
PENDAHULUAN
• Rinitis vasomotor menempati posisi yang luas di antara
berbagai bentuk rinitis kronis, bersamaan dengan rinitis
alergi, infeksi, hipertrofik, katarak dan atrofi.

• Rinitis vasomotor sebagai unit nosologis ini menarik


perhatian tidak hanya ahli otorinolaringologi, tetapi
juga spesialis berlatar belakang medis dan biologis
lainnya.
• Istilah
- "rinitis vasomotor“
- "rinitis non-alergi sepanjang tahun non-infeksi“ Sinonim.
(rinitis nonalergi perenial - PNAR) Patogenesis & manifestasi klinis
yang serupa
- "rinitis idiopatik“
- "bentuk neurovegetatif dari rinitis vasomotor"
• Kerusakan lingkungan
• Polusi
P’↑ Prevalensi
• Penggunaan obat-obatan yang tidak terkontrol
• Penurunan pertahanan tubuh
Kondisi patologis MMNC
Rinitis
Non-inflamasi
Vasomotor
Gangguan mekanisme saraf yang menyebabkan kondisi fisiologis

Karakteristik rinitis vasomotor :


Iritan eksogen dan endogen
 Bersin paroksismal
 Rinorea
Reaksi hipergik
 Kesulitan bernafas
ICD-10 (2007) :
J30.0 Rinitis vasomotor;
J30.1 Rinitis alergi yang disebabkan oleh serbuk sari tanaman –
alergi tanpa klarifikasi lebih lanjut yang disebabkan oleh
serbuk sari tanaman, hay fever, pollinosis;
J30.2 Rinitis alergi musiman lainnya;
J30.3 Rinitis alergi lainnya - rinitis alergi perenial;
J30.4 Rinitis alergi, tidak spesifik
Rinitis Vasomotor
(penyebab)

Faktor Fisik, Psikogenik Idiopatik Campuran


Kimia Dan
Toksik
Metode Spesifik
Mengesampingkan bentuk rinitis yang serupa
u/ Diagnosis
Mengidentifikasi faktor pemicu munculnya gejala
Rinitis Vasomotor

Wawancara terperinci
Tingkat insidensi RV m↑ selama 10 tahun terakhir dengan rata-rata 11%

Insidensi di setiap wilayah m↑ menjadi 16% hingga 50% populasi

Sekitar 10-20% populasi planet ini telah ditetapkan menderita


rinitis kronis, 40% responden mengaku mengalami gejala rinitis

19 juta pasien RV terdapat di USA, dan 26 juta orang


menderita bentuk campuran
RV dialami oleh 10% hingga 20% populasi di berbagai wilayah Federasi
Rusia dan peningkatan jumlah pasien masih terus berlanjut

Prevalensi pada anak-anak  3,6 per 100 orang

Sirkulasi pasien RV m↑ lebih dari 3 kali lipat dalam beberapa


tahun terakhir

Proporsi pasien RV rawat inap untuk terapi bedah juga


meningkat 1,5-2% setiap tahun
Rinitis vasomotor pada wanita hamil :
 5-32%
 Berkaitan dengan perubahan status hormonal dan lazim dijumpai
 Gejala klinis utama: hidung tersumbat dan bersin paroksismal (77,5%)

Hasil serupa diperoleh Lavrova dkk


RV pada anak-anak teridentifikasi perubahan homeostasis
otonom, yang memiliki sifat berbeda dan bergantung pada jenis
tonus vegetatif awal, reaktivitas otonom dan dukungan otonom
dari aktivitas anak.

Terapi yang kompleks dengan koreksi yang sesuai pada


gangguan otonom perlu digunakan demi tercapainya hasil
pengobatan
Penyebab RV adalah gangguan umum dan lokal pada sistem
saraf otonom, yang menyebabkan perubahan pada sirkulasi darah
dalam pembuluh SSP.

Faktor awal RV  >>infeksi virus saluran pernapasan.


Pemicu non-spesifik disfungsi vegetatif, seperti :
o Asap tembakau
o Bau menyengat
o Ozon
o Polutan yang terkandung di udara dan di tempat kerja
o Alkohol
o perubahan mendadak suhu udara yang dihirup

Udara dingin  Pemicu non-spesifik utama pada rinitis vasomotor idiopatik


Peningkatan kandungan ozon di udara

Kerusakan epitel, peningkatan permeabilitas vaskular, serta


migrasi leukosit dan sel mast ke SNV

Merangsang produksi neuropeptida

Hiperaktifitas hidung,
Demikian juga dalam patogenesis rinitis vasomotor
Studi anatomi dan fungsional o tingkat mikrosirkulasi yang intensif dan beban
klinis MMNC dalam bentuk hemodinamik sistem vascular yang tinggi,
normal dan patologi o adanya apparatus regulator dengan gambaran
mediator yang luas,
o kompleksitas dan variabilitas aparatus
mukosiliar struktur endonasal

Menunjukkan kemampuan beradaptasi rongga hidung dengan


kondisi respirasi di lingkungan
Rinitis
Vasomotor Memperburuk kualitas hidup pasien
+ Ggn. Mempengaruhi tidur dan kinerja
pernapasan
Faktor berkembangnya komplikasi (sinusitis, otitis)
Rinitis Vasomotor  memperburuk kualitas hidup pasien
+  mempengaruhi tidur dan kinerja
Ggn. pernapasan  merupakan faktor berkembangnya komplikasi
(sinusitis, otitis)
RV  >>wanita u/ >20 tahun dengan distonia vaskular
Hal ini ditandai dengan adanya tanda-tanda vagotonia berupa:
-Akrosianosis -Mengantuk
-Bradikardia -Neurasthenia
-Tekanan Darah Rendah
Rinoskopi anterior  gambaran MMNC, berupa:
o hiperemik dengan semburat sianotik,
o konka hidung inferior meningkat volumenya karena edema MMNC, dan
o adanya cairan mukus di rongga hidung.

Kesulitan diagnosis  gejala serupa juga diamati pada penyakit hidung dan
sinus paranasal lainnya
Mengidentifikasi reaksi hipergik terhadap rangsangan nonspesifik
Tes provokatif dengan histamin, metakolin dan udara dingin,
namun penerapan terbatas karena kompleksitas pelaksanaannya
dan kurangnya standarisasi

Metode penilaian objektif pernapasan hidung


seperti rinometri akustik dan rinomanometri aktif
anterior juga tidak spesifik dan bukan merupakan
kebutuhan utama
Salah satu metode untuk menyingkirkan diagnosa
banding rinitis vasomotor adalah dengan menganalisa
elektroforetik sekret hidung, dimana komposisi proteinnya
berbeda antara penderita rinitis vasomotor dibanding
individu yang sehat.

Diagnosa banding sinusitis disingkirkan dengan


radiografi atau tomografi terkomputasi
Juravlev dkk. kejanggalan proses aerodinamis rongga hidung
pada orang normal dan pada rinitis vasomotor kronis.
Rinomanometri  menilai sumbatan pernafasan hidung dengan
karakteristik berupa perbedaan aliran udara.

Rinomanometri aktif anterior dan spirometri inspirasi 


mengevaluasi secara objektif keadaan fungsional rongga hidung pada
pasien rinitis vasomotor kronis
Konservatif - terapi medikamentosa dan fisioterapi
Tatalaksana
Pembedahan

 Prinsip pengobatan RV anak ≈ orang dewasa

 Terapi obat  dekongestan, glukokortikosteroid intranasal,


penghambat reseptor histamin-H1.

 Terapi obat lainya dengan penetapan pemakaian di membran


mukosa konka inferior  novocaine, splenin, larutan sklerosis, dan
viproxin.
Metode hipotermia lokal  Penulis mengusulkan perangkat baru dengan
sistem kontrol otomatis untuk pendingin suhu yang mengontrol proses
untuk mencapai mode pendinginan yang ditentukan dan mempertahankan
tingkat suhu ini selama periode operasi.

Hasil terapi kombinasi secara signifikan lebih baik


dibandingkan dengan hanya terapi konservatif
Abramovich dkk
Tentang penggunaan faktor fisik terapeutik (metode, mekanisme,
indikasi, kontraindikasi fisioterapi) pada otorinolaringologi di dalam
monografinya

Kryukov dkk
Menetapkan keuntungan metode terintegrasi (rehabilitasi yang
bertujuan menormalkan fungsi sistem saraf otonom pasien dan efek
lokal pada NETS dengan arus yang berfluktuasi)
 Metode terapi konservatif rinitis vasomotor yang dikembangkan
pada anak-anak tidak memiliki kontraindikasi dalam
penggunaannya.

 Terapi konservatif memberikan hasil fungsional yang paling tahan


lama dan direkomendasikan untuk digunakan saat rawat jalan dan
rawat inap.
Laser "Alod-01-Alkom“ (RF)  Menghasilkan radiasi infra merah dengan panjang
gelombang 810 nm. Daya keluaran pemandu cahaya
monofilamen maksimal hingga 7 W dan kecepatan
gerakannya 1,0-1,5 cm/s.

Terapi u/ Wanita hamil


melahirkan tepat waktu dan tanpa komplikasi.
Terapi pasien rinitis vasomotor dari penulis lain menggunakan 2 jenis laser:

1. Holmium (Dornier Medialis Holmium: YAG - Ho: YAG - solid-state pulsed


laser), panjang gelombang 2.080 μm, daya pulsasi 25 W, frekuensi 3-10 Hz

2. Dioda (Dornier Medialis D Lite Beam; Laserhead 10-01), panjang


gelombang 940 nm, daya pulsasi 60 watt.

Metode paparan laser ke konka nasal meliputi koagulasi intra mukosa,


koagulasi permukaan dan titik koagulasi.
Tidak ada efek dari terapi konservatif  Pembedahan

Metode bedah :
- Elektrokauter - Disintegrasi ultrasonik
- Elektroplating - Vasotomi submukosa
- Cryosurgical - Vasotomi vakum submukosa

Metode bedah berteknologi tinggi :


- Bedah radio
- Laser destruksi
- Koagulasi plasma argon
Disintegrasi Konka Nasal

Intervensi bedah yang paling sering untuk rinitis


vasomotor menurut beberapa penulis

Secara mekanismenya dilakukan dengan pisau bedah


dan disintegrator, sinar laser, dan ultrasound

Tidak cukup efektif karena komplikasi dan


kekambuhan penyakit, sehingga membutuhkan
intervensi bedah berulang
 Metode baru terapi bedah pada pasien rinitis vasomotor telah
dipatenkan.

 Metode ini memungkinkan untuk mencapai perluasan saluran hidung


yang resisten secara fungsional dengan membuat sayatan kecil, dengan
akses ke kerangka tulang konka nasal inferior, lalu eksisi jaringan yang
berlebih di ujung anterior konka nasal inferior dan memperbaikinya
dengan jahitan di tepi anterior sayatan setelah vasotomi.
Penulis lain memeriksa 106 pasien dengan kelengkungan
septum nasal dan rinitis vasomotor

 Terapi bedah, turboplastik dikembangkan dengan


mempertimbangkan keadaan struktur konka inferior

 Efektivitas terbukti
Kryukov dkk  membandingkan metode bedah listrik resonansi
molekuler dan rentang gelombang radio saat melakukan
vasotomi pada pasien rinitis vasomotor.

64 pasien Efisiensi dan keamanan pasien dengan


operasi metode operasi gelombang radio lebih
tinggi dibanding dengan efek resonansi
molekuler.
o Kasus komplikasi operasi laser  mengindikasikan bahwa ketika
memilih terapi bedah, ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan.

o Perkembangan dan penggunaan berbagai metode penatalaksanaan


konservatif dan bedah pada RV m’↑ efektivitas pengobatan dan
kualitas hidup pasien, dan m’↓ komplikasi penyakit.
KESIMPULAN

Beberapa opsi yang telah ditelaah, dianalisa dan disusun, serta


dirangkum menjadi suatu data berisi upaya pencegahan rhinitis
vasomotor sebagai berikut;

- Penatalaksanaan yang adekuat dan ketepatan waktu pengobatan


untuk semua jenis flu pada umumnya;

- Hindari berada di ruangan berdebu, menghirup penguapan dari


bahan kimia;

- Penggunaan obat vasokonstriktor tidak lebih dari 3-5 hari;


KESIMPULAN (cont…)

- Mencegah kontak dengan alergen dan iritan;

- Penggunaan obat anti alergi jika dibutuhkan;

- Menjaga kelembaban di tempat tinggal dan ruang kerja pada


tingkat normal;

- Desinfeksi rongga hidung dengan air dan garam (laut) saat


kembali dari jalanan dan tempat umum;

- Kontrol keadaan psiko-emosional; menjaga gaya hidup sehat.


Thank You

Anda mungkin juga menyukai