VASOMOTOR
Pembimbing
DR.Yunaldi SP.THT –KL
KURNIA SARI
G1A220120
ANATOMI HIDUNG
You can delete this slide when you’re done editing the presentation.
01
FISIOLOGI HIDUNG
Fungsi respirasi
Fungsi penghidu
Fungsi fonetik
Fungsi statistik dan
mekanik
Reflek nasal
1.fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara (air
conditioning),penyaringan udara,humidifikasi,penyeimbangan dalam
pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik
5.Refleks nasal
Rinitis
vasomotor
•Faktor fisik, seperti iritasi oleh asap rokok, udara dingin, kelembaban udara yang
tinggi dan bau yang merangsang.
•Faktor endokrin, sepeti keadaan kehamilan, pubertas, pemakaian pil anti hamil
dan hipotiroidisme.
• Neurogenik
-simpatis : vasokontriksi dan penurunan sekresi hidung
-parasimpatis :vasodilatasi dan peningkatan sekresi hidung
-ketidak seimbangan impuls saraf otonom di mukosa hidung dengan bertambahnya aktivitas
parasimpatis
•Neuropeptida
rangsangan terhadap saraf sensoris serabut C meningkatkan (peningkatan pelepasan ) neuropeptida
(peningkatan permeabilitas vaskular dan sekresi kelenjar.
•Nitric oksida
NO tinggi dan persisten –rusak/nekrosis epitel –peningkatan reaktifitas serabut trigeminal dan
recuitment vaskular dan kelenjar mukosa hidung
•Trauma
komplikasi jangka panjang dari trauma hidung
Gejala klinis Diagnosis
berdasarkan gejala yang menonjol ,rinitis •Rinitis vasomotor biasanya di
vasomotor dibedakan 3 golongan,yaitu : diagnosis dengan riwayat yang cermat
1.golongan bersin (sneezers) gejala biasanya dan melakukan pemeriksaan
memberikan respon yang baik dengan terapi menyeluruh dari hidung dan
antihistamin dan glukokortikosteroid topikal tenggorokan
2.golongan rinore,gejala biasanya dengan
pemberian anti kolinergik topikal •Diagnosa juga ditegakkan dengan cara
ekslusi,yaitu dengan menyingkirkan
3.golongan obstruksi,kongesti umumnya
memberikan respon yang baik dengan terapi adanya rhinitis
glukokortikosteroid topikal dan infeksi,alergi,okupasi,hormon dan
vasokonstriksi oral. akibat obat.
Penatalaksanaan
• Operasi
• Menghindari faktor -bedah-beku
pencetus -elektrokauter
• Pengobatan simtomatis -konkoktomi parsial
-dekongestan oral konka inferior
-cuci hidung • Neurektomi N.vidianus
-kauterisasi konka bisa komplikasi
-kortikosteroid topikal sinusitis,buta,diplopia,gan
-antikolinergik topikal gguan lakrimasi,anastesis
-terapi desentisasi infraorbita dan palatum
Secara garis besar,pengobatan dibagi 3.Terapi operatif :
dalam :
a.Cryosurgery (bedah beku) atau
1.Mengindari stimulasi/faktor kauterisasi
pencetus b.Elektrokauter
2.pengoatan simtomatis : c.Konkotomi parsial konka inferior
a.dekongestan oral,cuci hidung d.Mengangkat polip jika besar dan
dengan garam larutan menyumbat
fisiologis,kauteterisasi konka hifertrofi e.Koreksi septum yang defleksi harus
dengan larutan AgNO3 25% atau dipertimbangkan,untuk meringankan jalan
triklor-asetat pekat
napas yang terhalang
b.anti histamin
c.kortikosteroid topikal 100-200 4.Neurektomi n.vidianus yaitu dengan
mikrogram melakukan pemotongan pada n.vidianus
d.anti kolinergik
Komplikasi
•Tidak ada komplikasi yang berbahaya dari rinitis vasomotor,
komplikasi yang mungkin terjadi hanyalah seperti infeksi pada
hidung yang menyebabkan sekret mukopurulen, dan juga dapat
memberikan manifestasi kelainan di mata walaupun jarang dijumpai
•Komplikasi yang lebih mungkin terjadi adalah dari terapi
neurektomi, yang dapat menimbulkan sinusitis, diplopia, buta,
gangguan lakrimasi, neuralgia atau anestesis infraorbita dan palatum
Prognosis
Secara umum prognosis baik karena tidak menimbulkan kelainan yang
berbahaya,hanya membuat rasa tidak nyaman
Thanks!
CREDITS
: This pres
template w entation
as created
including i by Slidesgo
co ,
infographic ns by Flaticon, and
s & image
s by Freep
ik.