Anda di halaman 1dari 4

A.

Resume
Pasien datang ke poli klinik kulit dan kelamin RSUD Waled dengan keluhan
gatal sejak 4 bulan yang lalu, keluhan gatal semakin terasa pada saat malam hari,
pasien juga mengeluhkan bahwa kulit kaki pasien semakin lama semakin menebal,
pasien sering menggaruk kaki pasien karena gatal dan pasien merasa nyaman dan
keluhan gatal berkurang saat pasien menggaruk kakinya.
Riwayat penyakit serupa disangkal, riwayat hipertensi disangkal, riwayat
diabetes melitus disangkal, riwayat alergi disangkal. Keluhan serupa pada keluarga
disangkal, keluhan kulit lainnya pada keluarga disangkal, alergi dan riwayat atopi
pada keluarga disangkal.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda – tanda vital dalam batas normal,
pemeriksaan status generalis dalam batas normal. Status dermatologi pada regio

B. Diagnosis Banding
- Liken Simpleks Kronik
- Liken Planus
- Liken Amiloideus

C. Diagnosis Kerja
- Liken Simpleks Kronik
D. Pemeriksaan Anjuran
- Pemeriksaan Histopatologi
E. Tatalaksana
Medikamentosa
- R/ cetirizine tab 10mg no v
∫ 2 dd 1 tab
- R/ clobetasol 0,05 % no I
∫ 2 dd 1 ue

Non medikamentosa

- Konseling dan edukasi:


o Menjelaskan mengenai penyakit dan penyebabnya
o Menjelaskan mengenai pilihan terapi
o Menjelaskan mengenai prognosis
F. Prognosis
Penyakit ini berjalan secara kronis dengan persistensi atau kekambuhan lesi.

BAB II TINJAUANA PUSTAK

TINJAUAN PUSTAKA A

A. Definisi
Liken simpleks kronik merupakan dermatosis eksematous yang ditandai oleh
sejumlah kecil plak likenoid atau paling sering lesi tunggal. Penyakit ini merupakan
peradangan kulit yang bersifat kronik, terlokalisasi, superfisial, pruritus, ditandai
dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai
kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang – ulang karena
berbagai rangsangan pruritogenik. Nama lain dari likrn simpleks kronik adalah
neurodermatitis sirkumskripta.
B. Epidemiologi
Liken simpleks kronik sering muncul pada usia dewasa, terutama pada usia 30
hingga 50 tahun. Lebih sering terjadi pada wanita daripada laki – laki. Pada wanita
yang menopause dikatakan sering ditemukan neurodermatitis yang terlokalisasi pada
bagian posterior leher. Pasien dengan koeksistensi dermatitis atopik cenderung
memeiliki onset umur yang lebih muda (rata-rata 19 tahun) dibandingkan dengan
pasien tanpa atopi (rata-rata 48 tahun).
C. Etiopatogenesis
Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa
likenifikasi dan prurigo nodularis. Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena
adanya penyakit yang mendasari, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran
empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroidia, penyakit kulit seperti dermatitis atopik,
dermatitis kontak alergik, gigitan serangga, dan aspek psikologik dengan tekanan
emosi.
Pada prurigo nodularis jumlah eosinofil meningkat. Eosinofil berisi protein X
dan protein kationik yang dapat menimbulkan degranulasi sel mas. Jumlah sel
Langerhans juga bertambah banyak. Saraf yang berisi CGRP (calcitonin gene-related
peptide) dan SP (substance P), bahan imunoreaktif, jumlahnya di dermis bertambah
pada prurigo nodularis, tetapi tidak pada neurodermatitis sirkumskripta. SP dan CGRP
melepaskan histamin dari sel mas yang selanjutnya akan memicu pruritus. Ekspresi
faktor pertumbuhan saraf p75 pada membran sel Schwan dan sel perineurum
meningkat, mungkin ini menghasilkan hiperplasi neural.

D. Gambaran klinis
Penebalan kulit, likenifikasi ukuran lentikular hingga plakat menyerupai kulit
batang kayu, skuama keputihan di bagian atas lesi, sirkumskrip, hiperpigmentasi pada
tepi di daerah terjangkau akibat garukan berulang karena sangat gatal, batas tidak
jelas dengan kulit normal.
E. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan histopatologis memberikan gambaran adanya penebalan epidermis dan
peradangan di dermis.
F. Tatalaksana
Penatalaksanaan pengobatan utama dari neurodermatitis adalah untuk mengurangi
pruritus dan memperkecil luka akibat garukan atau gosokan. Pemberian kortikosteroid
dan antihistamin oral bertujuan untuk mengurangi reaksi inflamasi yang menimbulkan
rasa gatal.
Pilihan obat untuk neurodermatitis sirkumskripta:
A. Kortikosteroid Memiliki kegunaan sebagai anti-inflamasi, yang berguna mengurangi
pruritus, menipiskan liken, dan mengurangi reaksi inflamasi.
1. Clobetasol (Temovate) Termasuk dalam superpotent steroid topical suppresses
mitosis dan meningkatkan sintesis protein sehingga mengurangi inflamasi dan
menyebabkan vasokontriksi.
2. Fluocinolon 0,01% atau 0,025% cream (Synalar, Fluonid) Merupakan topical
steroid yang medium potent yang menhambat proliferasi sel, juga sebagai
imunosupresor, anti-proliferasi, dan anti-inflamasi.
3. Hydrocortisone Valerate cream 0,02% (Westcort) Salah satu derifat dari
adreno kortikosteroid sesuai untuk penggunaan pada kulit atau selaput lendir
eksternal.
4. Fluocinonide cream 0,1% atau 0,05% (Lidex) Merupakan topikal
kortikosteroid yang menghambat proliferasi sel b.
B. Anti-pruritus Memberikan efek pengendalian terhadap pelepasan histamine secara
endogen. Sehingga dapat, mengurangi efek gatal, efek sedasi dan menyebabkan
kantuk. Obat ini bekerja menstabilkan membrane saraf dan mencegah transmisi dan
inisiasi dari impuls saraf, dan menghasilkan anastesi lokal.
1. Diphenhydramine (Benadryl, Benylin, Diphen, Allermax) sebagai anti
histamin dapat mengurangi rasa gatal yang disebabkan oleh pelepasan dari
senyawa histamine.
2. Chlorpheniramine (Chlor-Trimeton) Penghambat histamine atau H1- Reseptor
pada sel efektor di pembuluh darah dan traktus respiratori.
3. Hydroxyne (Atarax, Vistaril) Antagonis H1-Reseptor pada bagian luar dan
menekan aktifitas dari histamine.
4. Doxepin (Sinequan, Zonaton) Penghambat aktifitas histamine dan asetilkolon.
Penggunaannya dapat memberikan efek sedasi, dan penyerapannya tinggi
pada pemberian secara topical.
C. Prognosis
Penyakit ini berjalan secara kronis dengan persistensi atau kekambuhan lesi.

Anda mungkin juga menyukai