Anda di halaman 1dari 12

1

PERADABAN ISLAM INDONESIA PRA KEMERDEKAAN,


TEORI KEDATANGAN ISLAM DI INDONESIA, SEJARAH
AWAL MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA, AGAMA DAN
KEKUATAN POLITIK MASA KOLONIALISME
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Konsesntrasi Pendidikan Agaman Islam

Dosen Pengampu: Dr. Agus Salim, M.Pd.I

Nama: Muhammad Tri Ridho


Nim: 801230019

PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2023
2

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah dengan judul “BELAJAR DENGAN REFERENSI
BERUPA BUKU, JURNAL, DAN HASIL PENELITIAN.

Guna melengkapi syarat tugas mata kuliah Pengembangan Sumber


Belajar PAI, pada Strata Dua (S2) Prodi Manajemen Pendidikan Islam
Konsentrasi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saipuddin Jambi.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih terdapat
kesalahan, kekeliruan dan kekurangan baik dalam segi penulisan, bahasa dan
ilmiahnya maupun dari segi lainnya. Semua itu bukanlah hal yang yang sengaja
akan tetapi dikarenakan keterbatasan yang ada pada diri penulis.
Kemudian penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini hingga selesai bukanlah mutlak atas usaha penulis semata, ada
beberapa pihak yang ikut berpartisipasi dan membantu memberikan dorongan
kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan ribuan terima kasih yang tak
terhingga.
3

A.Pendahuluan
Agama Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW
kepada seluruh umat manusia. Agama Islam pertama kali diajarkan Rasulullah di
Mekkah ditengah-tengah kaum jahiliyah. Setelah kurang lebih 13 tahun
berdakwah di Mekkah, kemuadian beliaupun hijrah ke Madinah dan menyebarkan
agama Islam disana.
Setelah Rasulullah SAW wafat, maka penyebaran agama Islam diteruskan
oleh para sahabat, tabi’in, para wali, para ulama, dan para tokoh perjuangan Islam
dari satu tempat ke tempat lain. Akhirnya agama Islam pun tersebar dari jazirah
Arab sampai Eropa, Afrika, India, China, dan Indonesia. Proses penyebaran Islam
tersebut berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan dengan berbagai
cara.
Yang lebih mengagumkan lagi, masuk dan diterimanya agama Islam di
Indonesia bukan melalui jalan kekerasan, namun melalui hubungan dagang
maupun kontak social kemasyarakatan yang terjalin secara baik. Dalam lembar
sejarah di tanah air, hampir tidak ada ditemukan besar dalam penyebaran agama
Islam, baik yang dilakukan oleh para saudagar dari mancanegara maupun oleh
para wali dan ulama di tanah air.
Para pendakwah dalam menyebarkan agama Islam selalu mampu
menunjukkan kepada para penduduk di negeri yang ereka datangi dengan
berdakwah secara persuasive. Dakwah secara persuasive adalah dakwah melalui
pendekatan baik itu pendekatan tradisi, adat, maupun budaya. Bahkan para wali
songo mampu mengemas dakwah mereka melalui pendekatan tradisi, adat, dan
budaya local. Sehingga penerimaan agama Islam lebih merasuk kedalam hati
masyarakat.
4

1.Teori Kedatangan Agama Islam di Indonesia


Banyak teori yang mengatakan bahwa Indonesia telah memiliki peradaban
yang tinggi sejak zaman pra-sejarah. Bahkan ada sebuah pendapat yang
menyatakan bahwa, sebuah wilayah yang dimaksud Plato (seorang filsuf Yunani
yang hidup sekitar abad ke-4 SM), yang dimaksud sebagai kota atau Negara
dengan peradaban yang tinggi kemudian musnah dalam semalam oleh sebuah
bencana alam yang maha dahsyat itu adalah Indonesia. Sebuah teori juga
mengatakan bahwa bencana alam yang maha dahsyat yang dimaksud adalah
letusan gunung Toba yang membuat Indonesia berubah menjadi bentuk gugusan
kepualauan yang terdiri dari beberapa pulau-pulau besar dan sepuluh ribu lebih
pulau-pulu kecil. Hingga saat ini, dampak dari letusan gunung Toba dapat pula
kita lihat berupa danau Toba yang ditengahmya terdapat pulau Samosir. Menurut
para ahli, sebenarnya pulau Samosir tersebut adalah ana gunung toba yang
sewaktu-waktu bias meletus kembali.
Kembali kepada teori kedatangan agama Islam di Indonesia, menurut para
sejarawan, proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak berlangsung secara
revolusioner, cepat, dan tunggal, melainkan ber-evolusi, lambat laun, dan sangat
beragam. Ada 4 teori mengenai kedatangan Agama Islam di Indonesia, yaitu :
a. Teori Mekkah
Teori Mekkah diperkenalkan oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau
yang kita kenal dengan nama Buya Hamka. Seorang ulama dan sastrawan
terkemuka di Indonesia. Beliau menolak seluruh anggapan para sejarawan barat
yang mengatakan bahwa Islam dating ke Indonesia tidak lagsung dari Arab.
Bahan argumentasi yang dijadikan rujukan oleh Buya Hamka adalah
sumber local Indonesia dan sumber arab. Menurutnya, motivasi awal kedatangan
Islam ke Indonesia tidak dilandasi oleh factor ekonomi, melainkan didorong oleh
motovasi spirit penyebaran agama Islam (dakwah). Dalam oandangan Buya
Hamka, jalur perdagangan antara Aran dan Indonesia telah berlangsung jauh
sebelum tarikh masehi.
5

b. Teori Gujarat
Teori Gujarat menyatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia
berasal dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat sendiri terletak
di India bagian barat, berdekatan dengan laut Arab. Teori ini kebanyakan dipakai
olh sejarawan dari Barat dan kaum Orientalis.
c. Teori Persia
Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatagan Islam ke Indonesia
berasal dari Persia atau Iran. Pencetus teori ini adalah Hoesein Djadjadiningrat,
sejarawan asal Banten. Dalam memberikan analisisnya, Hoesein lebih
menitikberatkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara
masyarakat Persia dan Inopnesia.tradisi tersebut antara lain tradisi merayakan 10
Muharram atau Assyuro, sebagai hari suci kaum Syi’ah atas kematian Husein bin
Ali, cucu nabi Muhammad SAW, seperti yang berkembang dalam tradisi tabut di
Pariaman, Sumatera Barat. Istilah “tabut” yang berarti keranda, diambil dari
bahasa arab yang ditransmisikan melalui bahasa Persi.
d. Teori China
Teori China mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia
(khususnya di Jawa) berasal dari para perantau China. Orang China telah
berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di
Indonesia. Pada masa Hindhu-Budha, etnis China telah berbaur dengan penduduk
Indonesia terutama melalui kontak dagang. Bahkan ajaran Islam telah sampai di
China pada abad ke-7 M, yang menurut satu riwayat, agama Islam dibawa ke
China oleh salah seorang sahabat nabi yang bernama Saad bin Abi Waqqas.
Konon, pada masa dinasti Tang (618-960) di daerah kanton, Guang Zhou, dan
pesisir selatan China telah banyak berdiri pemukiman muslim.
Bukti-bukti yang menguatkan teori China ini adalah terdapat banyak
masjid-masjid yang berarsitektur Tiongkok di kota-kota pelabuhan di pesisir utara
pulau Jawa. Pelabuhan penting sepanjang abad 13-15 M seperti Gresik. Misalnya
menurut catatan-catatan China, banyak terdapat para pedagang China yang
mengelola usaha mereka disana.
6

Semua teori-teori diatas masing-masing memiliki kelebihan dan


kelemahan tersendiri. Tidak ada kemutlakan dan kepastian yang jelas dalam
masing-masing teori tersebut. Yang pasti, kedatangan agama Islam ke Indonesia
tidak berasal dari satu tempat, satu kelompok, dan tidak dalam waktu yang
bersamaan pula.
2.Sejarah Awal Masuknya Islam ke Indonesia
Ada dua teori yang banyak dipakai dalam penulisan sejarah awal
masuknya Islam ke Indonesia, yaitu:
e. Teori Gujarat
Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia
berasal dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke 13 M. Gujarat ini terletak di
India bagian barat, berdekatan dengan laut Arab. Tokoh yang mensosialisasikan
teori ini kebanyakan adalah sarjana dari Belanda. Sarjana pertama yang
mengemukakan teori ini adalah J. Pijnapel dari universitas Leiden pada abad
ke19.
f. Teori China
Teori China mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia
melalui 2 jalur. Jalur pertama, para pendakwah dari China tiba terlebih dahulu di
kerajaan Champa. Setelah beberapa saat bermukim disana, mereka melanjutkan
dakwah ke Indonesia yang pada masa itu dibawah kekuasaan imperium Kerajaan
Majapahit. Para pendakwah mendarat di kota pelabuhan terbesar saat itu, Gresik.
Sedangkan jalur kedua, para pendakwah berlayar menuju Philipina, Sulawesi,
Kalimantan, dan Maluku Utara.
Dari kedua teori diatas, keduanya bermuara pada sekelompok pendakwah
yang berdakwah di tanah Jawa yang pada masa itu masyarakatnya masih
menganut agama Hindu Syiwa dan Budha. Kedua agama tersebuat adalah agama
resmi kerajaan Majapahit, yang pada masa itu menguasai seluruh wilayah
Indonesia hingga Singapura (Temasek) dan Malaysia (Malaka). Para pendakwah
yang dating ke tanah Jawa itulah yang kita kenal sekarang sebagai Wali Songo.
Para wali tersebut datang ke tanah jawa sekitar awal abad ke-14 M,
dimulai dengan kedatangan Syekh Maulana Malik Ibrahim yang mendarat di kota
7

pelabuhan Gresik. Syekh Maulana Malik Ibrahim yang dikenal dengan Sunan
Gresik adalah orang Arab yang telah lama menetap di Gujarat India. Di Gujarat,
beliau disamping seorang pendakwah juga seorang pedagang ( mengikuti cara
hidup Nabi Muhammad SAW). Setelah dakwah beliau berhasil dan mayoritas
penduduk Gujarat beragama Islam, barulah beliau melanjutkan dakwahnya ke
Indonesia. Kedatangan Syekh Maulana Malik Ibrahim, tidak hanya
“membenarkan” teori Gujarat yang banyak digunakan sejarawan Belanda, tetapi
juga membenarkan teori Mekkah yang ditulis oleh Buya Hamka.
Adapun teori China, dipakai untuk kedatangan Sunan Bonang ke tanah
Jawa. ,meski tidak ada catatan yang menyebutkan dimana Sunan Bonang pertama
kali mendarat, walaupun beliau dating tidak lama setelah Sunan Gresik, namun
yang dicatat sejarah adalah bahwa beliau adalah seorang keturunan China yang
bermukim di Champa, kemudian datang ke Indonesia untuk berdakwah
menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Dari Sunan Bonang inilah yang
keturunannya banyak memiliki kekerabatan dengan kerajaan-kerajaan di
Indonesia.
3.Agama dan Kekuatan Politik pada Masa Kolonialisme
Agama Islam berkembang di Indonesia berlangsung selama berabad-abad.
Pemeluk agama Islam di Indonesia yang pertama meliputi para pedagang yang
segera disusul oleh orang-orang kota, baik dari lapisan atas maupun lapisan
bawah. Menganut agama Islam merupakan senjata bagi mereka untuk melawan
musuh dari luar dan dalam. Bahaya dari dalam adalah masuknya agresor-agresor
perdagangan dan agama barat di kawasan Asia Tenggara yaitu orang-orang
Portugis yang muncul sebagai unsure kekuasaan di Asia Tenggara pada
permualaan abad ke-16.
Dengan keyakinan bahwa membaptiskan orang-orang disana kedalam
agama Kristen, maka mereka akan menghapuskan monopoli Islam dalam
perdagangan rempah-rempah, kemudian muncul pengancam baratlainnya yaitu
VOC. Berdeda dengan orang-orang Portugis yang dilawannya mati-matian dan
akhirnya diusir dari Malaka dan dari benteng-benteng pertahanan lainnya di
8

Indonesia, orang Belanda tidak memperdulikan penaklukan yang bersifat agama


dibandingkan dengan keuntungan-keuntungan dibidang perdagangan.
Persaingan dan perang-perang perebutan tahta antara penguasa yang telah
menjadi Islam tidak jarang memberikan kesempatan kepada orang Portugis dan
Belanda untuk mencari alasan mencampuri urusan politik Indonesia. Namun,
kebanyakan perlawanannya yang dijumpai Portugis dan Belanda menggumpal
disekitar agama Islam. Silam tetap melanjtkan peranannhya selama berabad-abad
sebagai pusat perlawanan terhadap campur tangan barat dan kelak terhadap
pemerintahan colonial Belanda.
Pentingnya politik Islam Indonesia termasuk Islam Jawa, sebagian besar
berakar pada kenyataan bahwa didalam Islam batas antara agama dan politik
sangatlah tipis. Islam adalah suatu way of life dan agama. Sebagaimana didalam
masyarakat islam lainnya, guru-guru agama dan para kyai serta ulama, sejak awal
merupakan unsure social yang penting dalam masyarakat Indonesia. Ancaman
Islam yang dilakukan para priyayi meskipun telah memeluk agama islam tetapi
mereka tetap melangsungkan kebudayaan aristokrasinya sendiri yang pada
umumnya bertentangan dengan kebudayaan santri dan para ulama yang sedang
tumbuh. Kemerosotan ini merupakan akibat yang tidak dapat dihindarkan dari
kekuasaan Belanda di Indonesia yang kenyataannya membuat raja-raja Indonesia
menjadi alat kekuasaan Kristen. Sejak pertengahan abad ke-19 dan seterusnya,
agama Islam di Inonesia secara bertahap mulai menanggalkan sifat-sifatnya yang
sinkretik.
Memasuki awal abad ke-20, masyarakat Indonesia mulai mengalami
transformasi social, politik, ekonomi, dan budaya yang cepat serta pengaruh dari
dunia luar. Dalam konteks perubahan atau pembaharuan inilah masyarakat Islam
di Indonesia merasa perlu untuk memiliki organisasi yang dapat mengayomi umat
dalam bidang agama maupun politik. Berikut ini empat organisasi Islam yang
berkembang di Indonesia yang mengurus bidang keagamaan dan juga politik umat
Islam di Indonesia:
9

g. Muhammadiyah
Ketika Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada tahin
1912, umat islam sedang dalam kondisi terpuruk. Bersama seluruh bangsa
Indonesia, mereka terbelakang dalamtingkat pendidikan yang sangat rendah.
Selain itu kemakmuran ekonomi yang sangat parah serta kemampuan politik yang
sangat lemah. Lebih memprihatinkan lagi identitas keislaman merupakan salah
satu poin negative kehidupan umat. Islam pada waktu itu identik dengan profil
kaum santri yang selalu mengurusi kehidupan akhirat sementara seolah tidak mau
tahu dengan perkembangan dan persoalan zaman. Sementara lembaga organisasi
keagamaan juga masiih bergelut dengan urussn yang tidak banyak bersentuhan
dengan dinamika realita social, apalagi berusaha untuk meajukannya.
h. Persis (Persatuan Islam)
Persis sebagai organisasi berlabel modernis telsh memberikan warna baru
bagi dinamika peradaban Islam di Indonesia pada waktu itu. Persis yang lahir
pada abad ke-20 merupakan respons terhadap karakter keberagaman masyarakat
Islam di Indonesia yang cenderung sinkretik, akibat dari pengaruh prilaku
keberagaman masyarakat Indonesia. Indonesia sebelum memiliki organisasi Islam
memang merupakan lahan subur bagi praktik sinkretisme, akibat sikap akomodatif
para penyebar Islam di Indonesia terhadap adat istiadat yang sebelumnya telah
mapan. Meskipun tidak dapat dipungkiri, bahwa keberhasilan penyebaran agama
Islam juga tidak lepas dari sikap akomodatif. Bagi Persis, praktik sinkretisme
merupakan kesatuan yang tidak boleh dibiarkan berkembang dan harus segera
dihapus karena bias merusak sendi-sendi fundamental agama Islam.
i. Nahdatul Ulama (NU)
NU lahir pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya. Organisasi ini
diprakarsai oleh sejumlah ulama terkemuka. Lahirnya NU bisa dikatakan sebagai
kebangkitan para ulama. NU didirikan untuk menampung gagasan keagamaan
para ulama tradisional atau sebagai reaksi atas prestasi ideology gerakan
modernisasi Islam yang mengusung gagasan purifikan puritanisme. Pembentukan
NU merupakan upaya pengorganisasian dan peran para ulama, pesantren, yang
sudah ada sebelumnya. Agar wilayah kerja keulamaan lebih ditingkatkan,
10

dikembangkan, dan diluaskan jangkauannya. Dengan kata lain, didirikannya NU


adalah untuk menjadi wadah bagi usaha mempersatukan dan menyatukan
langkah-langkah para ulama dan kiai pesantren.
j. Masyumi
Masyumi didirikan pada 24 Oktober 1943 sebagai pengganti MIAI karena
pada waktu itu Jepang memerlukan satu badan untuk menggalang dukungan
masyarakat Indonesia melalui lembaga agama Islam. Meskipun demikian, Jepang
tidak terlalu tertarik dengan partai-partai Islam yang telah ada di zaman Belanda,
yang kebanyakan berlokasi di perkotaan dan berpola fikir modern, sehingga pada
minggu-minggu pertama Jepang telah melarang Partai Sarikat Islam Indonesia
(PSII) dan Partai Islam Indonesia (PII). Pada tanggal 7-8 Oktober, diadakan
muktamar Islam di Yogyakarta dan dihadiri oleh hampir semua tokoh organisasi
Islam dari masa sebelum perang serta masa pendudukan Jepang.
Kongres memutuskan untuk mendirikan syuro pusat bagi umat Islam
Indonesia. Masyumi yang dianggap sebagai satu-satunya partai politik bagi umat
Islam, pada awal berdirinya Masyumi hanya empat organisasi yang masuk
Masyumi, yaitu Muhammadiyah, NU, Perserikatan Ulama Islam, dan Persatuan
Umat Islam.
Beberapa tokoh Masyumi yang terkenal adalah:
K.H Hasyim Asy’ari
K.H Walid Hasyim
H. Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka)
Muhammad Natsir
Syafrudin Prawiranegara
Dari empat organisasi tersebutdapat dipahami pembaharuan Islam yang
berkenaan dalam bidang politik, social, dan budaya yang bertujuan untuk
memperbaiki Islam yang murni.oleh karena itu ajaran islam bersifat universal,
tidak saja dalam dimensi sejarah, akan tetapi universal dalam dimensi sosiologis
dan antropologis. Dengan demikian, Islam adalah agama bagi semua zaman, dan
bagi semua orang dalam berbagai posisi social, ekonomi, budaya, dan politik.
Sesuai dengan tujuannya bahwa Islam adalah rahmat bagi semesta alam.
11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa;
Islam yang datang ke Indonesia berasal dari berbagai tempat/teori,
diantaranya Mekkah, Gujarat, dan China, dimana satu sama lain memiliki
pembenaran dan bukti yang memperkuatnya.
Pada masa pra-kemerdekaan Islam masuk ke Indonesia melalui jalur
perdagangan, namun menurut Buya Hamka, Islam datang ke Indonesia tidak atas
dasar perdagangan, melainkan memang para pembawa agama Islam berniat untuk
menyebarkannya ke wilayah Indonesia(waktu itu Nusantara).
Dalam upaya penyebarannya, Wali Songo melakukan dakwah dengan cara
akulturasi budaya. Yaitu dengan memasukkan ajaran-ajaran islam kedalam
kebudayaan-kebudayaan Nusantara yang pada waktu itu berkembang (Hindu-
Budha).
Pada masa pra kemerdekaan, Islam juga berkembang dalam bidang politik.
Hal itu dilakukan atas dasar perlunya menghimpun kekuatan untuk
mempertahankan Islam dan juga dalam upaya meraih kemerdekaan.
Islam sangat berperan besar dalam proses mengusir penjajah, partai-partai
besar Islam yang ada pada masa itu diantaranya NU, Muhammadiyah, Persis, dan
Masyumi.
B. Saran
Alhamdulillah akhirnya makalah ini berhasil kami susun. Kami sadar
dalam proses penyusunan hingga tersusunnya makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami akan sangat menghargai kritik dan saran dari
rekan-rekan semua, agar dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik
lagi. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan ,manfaat bagi kita
semua. Terimakasih.
12

DAFTAR PUSTAKA

Koran Republika edisi 1998 Andresyahputra2410.blogspot.co.id


www.islamcendekia.com

Anda mungkin juga menyukai