PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2023
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah dengan judul “BELAJAR DENGAN REFERENSI
BERUPA BUKU, JURNAL, DAN HASIL PENELITIAN.
A.Pendahuluan
Agama Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW
kepada seluruh umat manusia. Agama Islam pertama kali diajarkan Rasulullah di
Mekkah ditengah-tengah kaum jahiliyah. Setelah kurang lebih 13 tahun
berdakwah di Mekkah, kemuadian beliaupun hijrah ke Madinah dan menyebarkan
agama Islam disana.
Setelah Rasulullah SAW wafat, maka penyebaran agama Islam diteruskan
oleh para sahabat, tabi’in, para wali, para ulama, dan para tokoh perjuangan Islam
dari satu tempat ke tempat lain. Akhirnya agama Islam pun tersebar dari jazirah
Arab sampai Eropa, Afrika, India, China, dan Indonesia. Proses penyebaran Islam
tersebut berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan dengan berbagai
cara.
Yang lebih mengagumkan lagi, masuk dan diterimanya agama Islam di
Indonesia bukan melalui jalan kekerasan, namun melalui hubungan dagang
maupun kontak social kemasyarakatan yang terjalin secara baik. Dalam lembar
sejarah di tanah air, hampir tidak ada ditemukan besar dalam penyebaran agama
Islam, baik yang dilakukan oleh para saudagar dari mancanegara maupun oleh
para wali dan ulama di tanah air.
Para pendakwah dalam menyebarkan agama Islam selalu mampu
menunjukkan kepada para penduduk di negeri yang ereka datangi dengan
berdakwah secara persuasive. Dakwah secara persuasive adalah dakwah melalui
pendekatan baik itu pendekatan tradisi, adat, maupun budaya. Bahkan para wali
songo mampu mengemas dakwah mereka melalui pendekatan tradisi, adat, dan
budaya local. Sehingga penerimaan agama Islam lebih merasuk kedalam hati
masyarakat.
4
b. Teori Gujarat
Teori Gujarat menyatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia
berasal dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat sendiri terletak
di India bagian barat, berdekatan dengan laut Arab. Teori ini kebanyakan dipakai
olh sejarawan dari Barat dan kaum Orientalis.
c. Teori Persia
Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatagan Islam ke Indonesia
berasal dari Persia atau Iran. Pencetus teori ini adalah Hoesein Djadjadiningrat,
sejarawan asal Banten. Dalam memberikan analisisnya, Hoesein lebih
menitikberatkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara
masyarakat Persia dan Inopnesia.tradisi tersebut antara lain tradisi merayakan 10
Muharram atau Assyuro, sebagai hari suci kaum Syi’ah atas kematian Husein bin
Ali, cucu nabi Muhammad SAW, seperti yang berkembang dalam tradisi tabut di
Pariaman, Sumatera Barat. Istilah “tabut” yang berarti keranda, diambil dari
bahasa arab yang ditransmisikan melalui bahasa Persi.
d. Teori China
Teori China mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia
(khususnya di Jawa) berasal dari para perantau China. Orang China telah
berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di
Indonesia. Pada masa Hindhu-Budha, etnis China telah berbaur dengan penduduk
Indonesia terutama melalui kontak dagang. Bahkan ajaran Islam telah sampai di
China pada abad ke-7 M, yang menurut satu riwayat, agama Islam dibawa ke
China oleh salah seorang sahabat nabi yang bernama Saad bin Abi Waqqas.
Konon, pada masa dinasti Tang (618-960) di daerah kanton, Guang Zhou, dan
pesisir selatan China telah banyak berdiri pemukiman muslim.
Bukti-bukti yang menguatkan teori China ini adalah terdapat banyak
masjid-masjid yang berarsitektur Tiongkok di kota-kota pelabuhan di pesisir utara
pulau Jawa. Pelabuhan penting sepanjang abad 13-15 M seperti Gresik. Misalnya
menurut catatan-catatan China, banyak terdapat para pedagang China yang
mengelola usaha mereka disana.
6
pelabuhan Gresik. Syekh Maulana Malik Ibrahim yang dikenal dengan Sunan
Gresik adalah orang Arab yang telah lama menetap di Gujarat India. Di Gujarat,
beliau disamping seorang pendakwah juga seorang pedagang ( mengikuti cara
hidup Nabi Muhammad SAW). Setelah dakwah beliau berhasil dan mayoritas
penduduk Gujarat beragama Islam, barulah beliau melanjutkan dakwahnya ke
Indonesia. Kedatangan Syekh Maulana Malik Ibrahim, tidak hanya
“membenarkan” teori Gujarat yang banyak digunakan sejarawan Belanda, tetapi
juga membenarkan teori Mekkah yang ditulis oleh Buya Hamka.
Adapun teori China, dipakai untuk kedatangan Sunan Bonang ke tanah
Jawa. ,meski tidak ada catatan yang menyebutkan dimana Sunan Bonang pertama
kali mendarat, walaupun beliau dating tidak lama setelah Sunan Gresik, namun
yang dicatat sejarah adalah bahwa beliau adalah seorang keturunan China yang
bermukim di Champa, kemudian datang ke Indonesia untuk berdakwah
menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Dari Sunan Bonang inilah yang
keturunannya banyak memiliki kekerabatan dengan kerajaan-kerajaan di
Indonesia.
3.Agama dan Kekuatan Politik pada Masa Kolonialisme
Agama Islam berkembang di Indonesia berlangsung selama berabad-abad.
Pemeluk agama Islam di Indonesia yang pertama meliputi para pedagang yang
segera disusul oleh orang-orang kota, baik dari lapisan atas maupun lapisan
bawah. Menganut agama Islam merupakan senjata bagi mereka untuk melawan
musuh dari luar dan dalam. Bahaya dari dalam adalah masuknya agresor-agresor
perdagangan dan agama barat di kawasan Asia Tenggara yaitu orang-orang
Portugis yang muncul sebagai unsure kekuasaan di Asia Tenggara pada
permualaan abad ke-16.
Dengan keyakinan bahwa membaptiskan orang-orang disana kedalam
agama Kristen, maka mereka akan menghapuskan monopoli Islam dalam
perdagangan rempah-rempah, kemudian muncul pengancam baratlainnya yaitu
VOC. Berdeda dengan orang-orang Portugis yang dilawannya mati-matian dan
akhirnya diusir dari Malaka dan dari benteng-benteng pertahanan lainnya di
8
g. Muhammadiyah
Ketika Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada tahin
1912, umat islam sedang dalam kondisi terpuruk. Bersama seluruh bangsa
Indonesia, mereka terbelakang dalamtingkat pendidikan yang sangat rendah.
Selain itu kemakmuran ekonomi yang sangat parah serta kemampuan politik yang
sangat lemah. Lebih memprihatinkan lagi identitas keislaman merupakan salah
satu poin negative kehidupan umat. Islam pada waktu itu identik dengan profil
kaum santri yang selalu mengurusi kehidupan akhirat sementara seolah tidak mau
tahu dengan perkembangan dan persoalan zaman. Sementara lembaga organisasi
keagamaan juga masiih bergelut dengan urussn yang tidak banyak bersentuhan
dengan dinamika realita social, apalagi berusaha untuk meajukannya.
h. Persis (Persatuan Islam)
Persis sebagai organisasi berlabel modernis telsh memberikan warna baru
bagi dinamika peradaban Islam di Indonesia pada waktu itu. Persis yang lahir
pada abad ke-20 merupakan respons terhadap karakter keberagaman masyarakat
Islam di Indonesia yang cenderung sinkretik, akibat dari pengaruh prilaku
keberagaman masyarakat Indonesia. Indonesia sebelum memiliki organisasi Islam
memang merupakan lahan subur bagi praktik sinkretisme, akibat sikap akomodatif
para penyebar Islam di Indonesia terhadap adat istiadat yang sebelumnya telah
mapan. Meskipun tidak dapat dipungkiri, bahwa keberhasilan penyebaran agama
Islam juga tidak lepas dari sikap akomodatif. Bagi Persis, praktik sinkretisme
merupakan kesatuan yang tidak boleh dibiarkan berkembang dan harus segera
dihapus karena bias merusak sendi-sendi fundamental agama Islam.
i. Nahdatul Ulama (NU)
NU lahir pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya. Organisasi ini
diprakarsai oleh sejumlah ulama terkemuka. Lahirnya NU bisa dikatakan sebagai
kebangkitan para ulama. NU didirikan untuk menampung gagasan keagamaan
para ulama tradisional atau sebagai reaksi atas prestasi ideology gerakan
modernisasi Islam yang mengusung gagasan purifikan puritanisme. Pembentukan
NU merupakan upaya pengorganisasian dan peran para ulama, pesantren, yang
sudah ada sebelumnya. Agar wilayah kerja keulamaan lebih ditingkatkan,
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa;
Islam yang datang ke Indonesia berasal dari berbagai tempat/teori,
diantaranya Mekkah, Gujarat, dan China, dimana satu sama lain memiliki
pembenaran dan bukti yang memperkuatnya.
Pada masa pra-kemerdekaan Islam masuk ke Indonesia melalui jalur
perdagangan, namun menurut Buya Hamka, Islam datang ke Indonesia tidak atas
dasar perdagangan, melainkan memang para pembawa agama Islam berniat untuk
menyebarkannya ke wilayah Indonesia(waktu itu Nusantara).
Dalam upaya penyebarannya, Wali Songo melakukan dakwah dengan cara
akulturasi budaya. Yaitu dengan memasukkan ajaran-ajaran islam kedalam
kebudayaan-kebudayaan Nusantara yang pada waktu itu berkembang (Hindu-
Budha).
Pada masa pra kemerdekaan, Islam juga berkembang dalam bidang politik.
Hal itu dilakukan atas dasar perlunya menghimpun kekuatan untuk
mempertahankan Islam dan juga dalam upaya meraih kemerdekaan.
Islam sangat berperan besar dalam proses mengusir penjajah, partai-partai
besar Islam yang ada pada masa itu diantaranya NU, Muhammadiyah, Persis, dan
Masyumi.
B. Saran
Alhamdulillah akhirnya makalah ini berhasil kami susun. Kami sadar
dalam proses penyusunan hingga tersusunnya makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami akan sangat menghargai kritik dan saran dari
rekan-rekan semua, agar dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik
lagi. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan ,manfaat bagi kita
semua. Terimakasih.
12
DAFTAR PUSTAKA