Anda di halaman 1dari 9

MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA DAN PENGARUHNYA

NAMA : Muhammad Zaki Naufal Zikri


NIM : 215221006

ABSTRAK

Islam merupakan agama yang perkembangannya sangat pesat. Sebagai agama


samawi termutakhir, cara dakwah dan penyebaran Islam terbilang unik dibanding
agama lain. Jika agama lain banyak menyebarkan ajarannya melalui peperangan dan
penaklukan, Islam justru lebih banyak menyebarkannya lewat perdagangan,
perkawinan, dan lainnya.

Namun, bagaimana Islam dapat masuk ke Indonesia? Dan, apa pengaruh yang
diberikan Islam terhadap kehidupan beragama dan sosial di Indonesia? Berangkat
dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, disusunlah artikel ini dengan tujuan untuk
membahas sedikit pengetahuan yang penulis punya.

Beberapa masalah yang akan dibahas dalam artikel ini ialah teori-teori masuknya
Islam ke Indonesia, pengaruh Islam terhadap bidang pendidikan di Indonesia,
khususnya sistem pendidikan, dan pengaruh Islam terhadap bidang kesenian dan
corak arsitektur bangunan-bangunan di Indonesia.

PEMBAHASAN

A. Masuknya Islam ke Indonesia

Terdapat banyak teori mengenai bagaimana alur masuk Islam ke Nusantara.


Setidaknya, ada empat teori yang sudah sering kita pelajari sedari bangku sekolah
dasar dulu. Di sini, kita akan bahas lagi keempat teori tersebut.

1. Teori Gujarat

Teori Gujarat pertama kali deicetuskan oleh salah seorang sarjana Belanda
lulusan Universitas Leiden pada abad ke-19 yang bernama J. Pijnapel. Ia
berpendapat bahwa pada abad ke-7 M sudah banyak ditemukan orang Arab
yang menetap di Gujarat, barat India. Meskipun begitu, J. Pijnapel berpendapat
bahwa yang membawa agama Islam masuk ke Indonesia ialah orang Gujarat
asli yang sudah beragama Islam medio abad ke-13 M.

Selat Malaka yang menjadi salah satu destinasi dagang terbesar di Asia
pada saat itu ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai belahan dunia,
termasuk Gujarat. Karena mereka bepergian dengan transportasi air yang
mengandalkan angin musim, maka tak sedikit pedagang yang banyak menetap
di Indonesia untuk menunggu angin yang dapat membawa mereka kembali ke
negeri asal mereka. Di waktu menetap inilah para pedagang terjadilah

1
penyebaran Islam yang terjadi akibat adanya interaksi sosial. Selain itu,
banyak juga perkawinan antara penduduk lokal dan orang-orang Islam dari
Gujarat, sehingga populasi Muslim di Indonesia terus bertumbuh. Hal ini
berujung pada berdirinya perkampungan pedagang Muslim di daerah pesisir
Sumatera.

Christian Snouck Hurgronje, seorang orientalis Belanda, menjabarkan


salah satu pemikirannya tentang masuknya Islam ke Nusantara dalam
tulisannya yang ia beri tajuk “De Islam in NederlandschIndie”. Teori ini
dibuktikan dengan tulisan perjalanan Marcopolo pada abad ke-13 M yang
menemukan banyaknya penduduk Muslim di Perlak, kerajaan Islam pertama di
Nusantara.

2. Teori Cina

Teori Cina ini berpendapat bahwa Islamisasi di Nusantara telah terjadi


sejak abad ke-7 di Sumatera berdasarkan bukti berita-berita dari Cina dan
Jepang. Bukan tanpa alasan, pada abad ketujuh ini para pedagang Arab
berhubungan dagang erat dengan para pedagang Cina, sehingga dapat ditemui
perkampungan Arab di Kanton pada abad ke-8.

Ditemukan juga sebuah bukti berupa catatan yang menjelaskan bahwa ada
sebuah perkampungan Arab di daerah pesisir barat pulau Sumatera yang ditulis
dalam Cina kuno. Bukti lainnya yaitu bertambah banyaknya pendakwah Islam
yang merupakan keturunan Cina pada masa Kerajaan Demak yang notabene
adalah kerajaan Islam pertama di pulau Jawa.

3. Teori Persia

Prof. Hoesein Djajaningrat dan Prof. Umar Amir Husein merupakan dua
tokoh yang pertama kali mencetuskan teori ini. Teori Persia menyatakan
bahwa Islam masuk ke Nusantara dibawa oleh para pedagang dari Persia
(sekarang Iran). Teori ini didukung oleh beberapa bukti kuat, seperti
ditemukannya upacara Tabuik yang memperingati 10 Muharram di Bengkulu
dan Sumatera Barat, batu nisan Malik al Shahih dan Maulana Malik Ibrahim,
dan kesamaan ajaran sufi yang dianut seorang ulama sufi asal Jepara, Syekh
Siti Jenar, yang beraliran al-Hallaj, serta adanya kosakata yang sama antara
bahasa Persia dan bahasa Melayu.

4. Teori Makkah

Buya Hamka, salah satu ulama besar di Indonesia, berteori bahwa Islam
dibawa langsung oleh orang-orang Arab ke Nusantara. Buya Hamka
memberikan bukti berupa penemuan naskah kuno yang menjelaskan bahwa
pada tahun 625 M telah bermukim orang-orang Arab di pesisir pantai
Sumatera Barat. Bukti lain adalah adanya pemukiman Arab di Barus pada 674

2
M, makam Siti Fatimah binti Maimun yang batu nisannya diukir dengan
tulisan kaligrafi arab, dan adanya pemakaman Islam di wilayah kerajaan
Majapahit, tepatnya di Trowulan.

B. Pengaruh Islam dalam Berbagai Aspek di Indonesia

Masuknya agama Islam ke Indonesia tidak semata-mata hanya merubah gaya


hidup beragama masyarakatnya, melainkan juga merubah aspek-aspek lain dalam
kehidupan.

1. Pendidikan

Masuknya Islam ke Indonesia melahirkan sistem pendidikan yang unik,


yakni pondok pesantren dan madrasah. Pesantren adalah lembaga pendidikan
Islam bersistem inap asrama/pondok yang menanamkan para santri
pengetahuan dan sudut pandang secara agama agar dapat menjadi imam di
masyarakat kelak.

Terdapat lima unsur yang menjadi ciri khas pesantren, antara lain.

a. Kyai
Kyai adalah sebutan bahasa Jawa untuk orang yang ‘alim dalam
bidang agama dan memiliki atau memimpin pesantren.
b. Masjid
Dalam lingkup pendidikan pesantren, masjid menjadi salah satu
unsur penting dalam mendidik santri untuk praktek ibadah,
khutbah, mengkaji al-Qur’an dan membahas ilmu-ilmu.
c. Santri
Terdapat dua macam santri, yaitu kalong dan mukim. Santri kalong
ialah santri yang tidak menetap di asrama/pondok, melainkan
pulang-pergi ke rumah-pesantren setiap harinya. Sedangkan santri
mukim ialah santri yang menginap di asrama.
d. Pondok
Selain berperan sebagai tempat tinggal santri, pondok juga menjadi
ajang pelatihan kemandirian para santri. Pendanaan untuk
pembangunan dan perawatan pondok biasanya berasal dari kyai
sendiri dan bantuan sedekah atau wakaf dari masyarakat umum.
e. Kitab klasik
Kitab kuning karya ulama-ulama terdahulu yang membahas ilmu
seperti nahw, sharaf, fiqh, ushul fiqh, hadis, tafsir, tauhid,
tasawwuf, tarikh dan balaghah.

Yang kedua, pendidikan madrasah. Berasal dari akar kata dalam bahasa
Arab darasa – yadrusu – darsan yang artinya belajar. Dalam bahasa

3
Indonesia, madrasah dipadankan dengan kata sekolah. Dengan ini, dapat
disimpulkan bahwa madrasah adalah tempat belajar atau sekolah.

Madrasah di Indonesia hadir sebagai bentuk upgrade dari pesantren


menjadi lebih modern. Madrasah muncul akibat sistem pendidikan kolonial
yang diskriminatif terhadap pribumi dan tidak memuat ilmu-ilmu agama. Hal
tersebut dinilai tidak sesuai dengan cita-cita Islam yang adil dan rahmatan lil
‘alamin.

Madrasah yang pertama kali didirikan versi Dirjen Binbaga Kemenag RI


adalah Madrasah Adabiyah yang didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad pada
tahun 1909 di Padang, Sumatera Barat. Namun, terdapat pula data yang
menyebutkan adanya madrasah bentukan organisasi Jam’iyyatul Khoir, dan
Madrasah Manba’ul Ulum yang didirikan oleh R. Hadipati Sosrodiningrat di
Surakarta, masing-masing pada tahun 1905.

Setelah kemerdekaan, berdiriah Departemen Agama – sekarang


Kementerian Agama – yang salah satu tugasnya bertanggung jawab atas
pendidikan Islam. Seiring perkembangan zaman, madrasah mengalami
penyesuaian hingga sekarang berporsi 30% pendidikan agama, dan 70%
pendidikan umum. Sebagian berstatus negeri dan dikelola oleh Kemenag,
sebagian lainnya swasta dan dikelola oleh masyarakat. Berdasarkan jenjang,
urutan pendidikan madrasah di Indonesia dimulai dari Raudhatul Athfal (RA)
atau Bustanul Athfal (BA) setara TK, Madrasah Ibtidaiyah (MI) setara SD,
Madrasah Tsanawiyah (MTs) setingkat SMP, dan Madrasah Aliyah (MA)
setingkat SMA, serta Universitas Islam Negeri (UIN) setara universitas negeri
umum.

2. Pemikiran Islam (Fiqih, Tasawuf, dan Tarekat)

Perkembangan pemikiran Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi dua


periode secara tradisi, yaitu tradisi intelektual yang belum tersentuh oleh
paham-paham pembaruan, dan pemikiran yang telah tersentuh modernisme.
Namun, corak kesufian yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan di Jazirah
Arab, yakni lebih melokal dan membaur dengan budaya-budaya asli Indonesia.

Penyebar agama Islam di Indonesia yang pertama kali adalah keturunan


Sayyidina Hasan dan Husain bin Ali RA, yakni golongan ‘Alawiyyin.
Golongan ini kesufiannya sangat terkenal, dan merupakan nenek moyang dari
Walisongo dan tokoh-tokoh Islam lainnya.

Dalam berbagai karya tulis ilmiah, pemikiran sufi al-Ghazali adalah


pemikiran yang mempengaruhi pemikiran tasawuf di Indonesia. Al-Ghazali
wafat pada 1111 M, sedangkan Majapahit baru berdiri pada 1295 M. Beberapa

4
bukti pengaruh sufi al-Ghazali di Indonesia adalah dokumen kode etik Islam
Jawa yang ditemukan di daerah Sedayu, Gresik.

3. Kesenian, Sastra, Pertunjukan, dan Arsitektur Bangunan


a. Kesenian
Seni kaligrafi merupakan kesenian Islam pertama yang masuk ke
Indonesia. Bahkan, kaligrafi menjadi salah satu bukti tanda masuknya
Islam ke Indonesia untuk pertama kalinya, yaitu ukiran kaligrafi
beraliran Kufi di batu nisan pada makam Fatimah binti Maimun di
Gresik, 1082 M.
Memasuki abad ke-18 hingga 20, kegiatan kaligrafi berubah menjadi
kreasi seniman Indonesia yang dibuat dalam kayu, kertas, logam, dan
kaca, termasuk penulisan mushaf-mushaf al-Qur’an di kertas murni.
Kebiasaan ini dimulai oleh para ulama besar sejak abad ke-16.
Pada perkembangan setelahnya, kaligrafi mulai berkembang menjadi
kesenian lukis yang serius. Pada tahun 1979, seni kaligrafi pertama kali
muncul dalam pameran Lukisan Kaligrafi Nasional yang pertama di
Semarang, Jawa Tengah.
Salah satu karakteristik yang cukup kentara dalam kaligrafi, yaitu
tulisannya yang berupa penggalan ayat al-Qur’an atau hadis Rasulullah
SAW. Ciri khas lainnya yakni berupa ditulisnya kaligrafi dalam bahasa
Arab yang aksaranya terbilang elastis, sehingga sangat indah apabila
dilukis.
b. Sastra
Sastra Islam adalah karya-karya seni yang berbau keagamaan Islam.
Sejak tahun 1950-an, sastra Islam sudah mulai masuk ke Indonesia
meskipun bentukannya masih abstrak. Sampai se-dekade setelahnya,
sastra Islam dianggap masih belum nendang. Walaupun begitu, sudah
mulai ‘menjamur’ karya-karya Fridolin Ukur, Mohammad Diponegoro,
hingga novel-novel Djamil Suherman.
Buya Hamka, seorang ulama besar dan politisi terkenal di Indonesia,
merupakan salah seorang yang penting dalam pertumbuhan sastra Islam
di Indonesia. Buya Hamka menulis kitab Tafsir al-Azhar, novel
Tenggelamnya Kapal vam der Wijk dan Di Bawah Lindungan Kaabah.
Pada tahun 70-an, perkembangan sastra Islam di Indonesia menjadi
sebuah fenomena. Munculnya karya-karya yang mayoritas puisi
bertemakan sufi oleh Abdul Hadi WM, Kuntowijoyo, Danarto, dan
Sutardji Calzoum Bachri banjir feedback positif dari masyarakat sastra.

5
Fenomena ini berlanjut hingga dasawarsa setelahnya dengan syair-syair
dari Afrizal Malna, Kriapur, Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun, dan
Heru Emka.
c. Pertunjukan
Selawat berasal dari bahasa Arab’ yaitu shalah yang berarti do’a.
Selawat artinya berdo’a kepada Allah atas keselamatan, keberkahan, dan
kemuliaan kepada Rasulullah SAW.
Selawat di Indonesia menjadi sebuah seni musikal, yakni selawatan.
Selawatan berasal dari pesantren-pesantren di Jawa. Hal ini dikarenakan
syair dan pesan Islami memiliki kedudukan sentral, sedang musik vokal
mendominasi dalam selawatan.
Seni selawatan diakui sebagai kebudayaan Jawa menurut kacamata
kultural, layaknya kesenian wayang yang juga dipengaruhi oleh nilai-
nilai Islam. Tradisi selawatan biasanya dilakukan oleh pesantren-
pesantren tradisional yang menganut manhaj ahlus sunnah wal jama’ah
dengan berafiliasi kepada organisasi Nahdatul Ulama. Tembang selawat
seringnya dinyanyikan oleh vokal solo dengan diseling lantunan syair-
syair Islami.
d. Arsitektur bangunan
Arsitektur Islam adalah cara membangun dengan hukum syariah,
tanpa batasan tempat, fungsi bangunan, tetapi lebih ke karakternya yang
bernuansa Islami dipengaruhi oleh sejarah, tempat, dan tipologi.
i. Tipologi bentuk. Arsitektur Islam dipakai pada produk utama
seperti masjid, makam, istana dan benteng, dan dipakai pada
bangunan yang skalanya lebih kecil.
ii. Mengacu kepada sejarah dan tempat. Luasnya wilayah
kekuasaan Islam pada masa kejayaan dulu mempengaruhi
bentuk arsitektur Islam yang banyak improve dari arsitektur
Persia, arsitektur Turki, arsitektur Mamluk, dan lainnya.
iii. Mengacu kepada elemen, arsitektur Islam dapat pula
diidentifikasi lewat elemen-elemen desai seperti kubah,
mihrab, bentuk geometris, dan kaligrafi.
Kedatangan Islam ke Nusantara tidak membawa tradisi bangunan
baru, melainkan menyesuaikan arsitektur bangunan yang ada dan
meleburkan gaya Islam di sana. Contohnya, menara Masjid Kudus yang
arsitekturnya menyerupai sebuah candi pada abad ke-14. Masjid-masjid
pertama di Indonesia menyerap tradisi bangunan di Jawa yang
mengusung empat tiang tinggi yang menunjuang layaknya piramid.

6
Berikut ini bangunan keagamaan Islam yang melebur di dalamnya
arsitektur Hindu-Buddha.
i. Masjid. Ciri khasnya yaitu berdenah segiempat, beratap
tumpang dua, tiga, empat, lima, atau lebih tingkat, memiliki
serambi di depan masjid, terdapat kolam di depan atau
samping, dipagari tembok di sekitar masjid. Contoh masjid
yang berciri khas seperti di atas ialah Masjid Agung Demak,
Masjid Agung Banten, Masjid Agung Kasepuhan Cirebon,
Masjid Agung Yogyakarta, Masjid Agung Surakarta, Masjid
Raya Baiturrahman Aceh, Masjid Baitul Kamal Depok, dan
lainnya.
ii. Istana Islam. Istana menghadap alun-alun dengan sebuah
Masjid di sebelah barat dan pasar di bagian utara. Contohnya,
Istana Kasepuhan Cirebon.
iii. Makam. Taj Mahal, salah satu bangunan arsitektur terindah di
dunia, merupakan makam. Hal itu mempengaruhi makam-
makam di Indonesia yang dipoles begitu indah batu nisannya.

KESIMPULAN

Terdapat banyak teori mengenai bagaimana alur masuk Islam ke Nusantara, di


antaranya sebagai berikut.

1. Teori Gujarat

Teori ini berpendapat bahwa pengislaman Nusantara dilakukan oleh para


pedagang Muslim dari India yang menetap di pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa,
Sulawesi, dan beberapa pulau lainnya.

2. Teori Cina

Teori ini berpendapat bahwa Islamisasi di Nusantara telah terjadi sejak abad
ke-7 di Sumatera berdasarkan bukti berita-berita dari Cina dan Jepang.

3. Teori Persia

Teori Persia menyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara dibawa oleh para
pedagang dari Persia (sekarang Iran).

4. Teori Makkah

Teori ini menyatakan bahwa Islam dibawa langsung oleh orang-orang Arab ke
Nusantara.

Masuknya agama Islam ke Indonesia tidak semata-mata hanya merubah gaya


hidup beragama masyarakatnya, melainkan juga merubah aspek-aspek lain dalam
kehidupan, antara lain dalam bidang pendidikan yang melahirkan pesantren dan

7
madrasah, bidang pemikiran Islam dalam fiqih dan tasawuf, bidang kesenian dalam
seni lukis kaligrafi, bidang sastra dalam puisi, kitab, dan novel Islami, bidang
pertunjukan dalam wayang dan selawatan, hingga bidang arsitektur dalam corak
interior dan bangunan masjid, istana, serta makam.

DAFTAR PUSTAKA

Andrew. (n.d.). Gramedia. Retrieved from Gramedia Website:


https://www.gramedia.com/literasi/teori-cina/

Azizah, L. N. (n.d.). Retrieved from https://www.gramedia.com/literasi/teori-persia/

Bafadhol, I. (2017). Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Jurnal Edukasi Islami Jurnal
Pendidikan Islam.

Hidayatullah, H. (2020). Perkembangan Arsitektur Islam : Mengenal Bentuk Arsitektur Islam di


Nusantara. Jurnal Studi Islam dan Sosial Volume 13 No. 2, 27-30.

Indrawan, A. (2010). Selawat Sebagai Seni Pertunjukan Musikal. Resital Vol. 11 No. 2, 95-96.

Mahdi, A. (2013). Sejarah dan Peran Pesantren dalam Pendidikan di Indonesia. Jurnal Islamic
Review, 3-7.

Mas, & ud, A. A. (2018). Fiqih dan Tasawuf dalam Pendekatan Historis. HUMANIS, 16-18.

Musa, M. F. (2012). Fenomena Sastera Islam di Indonesia. International Journal of the Malay
World and Civilsation (Iman) Vol. 30 No. 1, 43-45.

Najah, N. (n.d.). Pemikiran dan Peradaban Islam di Nusantara. Pemikiran dan Peradaban Islam
di Nusantara, 2-5.

Patriani, S. R. (2017). Pengaruh Sosiokultural Budaya Islan Terhadap Seni Lukis Kaligrafi di
Indonesia. Jurnal Buana Pendidikan Tahun 13, No. 23, 86-87.

Restu. (n.d.). Gramedia. Retrieved from Gramedia Webstie:


https://www.gramedia.com/literasi/teori-gujarat/#Pengembangan_Teori_Gujarat

Supani. (2009). Sejarah Perkembangan Madrasah di Indonesia. Jurnal Pemikiran Alternatif


Kependidikan, 2-7.

Wijaya, R. (n.d.). Gramedia. Retrieved from Gramedia Website:


https://www.gramedia.com/literasi/teori-mekah-sejarah-masuknya-islam-ke-
indonesia/

8
9

Anda mungkin juga menyukai