02/08/2021
1 2 - - 3
03/08/2021 2 2 - - 4
- 1 PN = 6 Org
Kuretase = 1 Org
04/08/2021 - 1 (+plasenta 2 - - Kuretase: 1 5
SC = 8 Org
manual)
Ginek = 15 Org
05/08/2021 1 2 - - 3
Total 6 8 - 1 15
KASUS 1
ANAMNESIS :
P: SSTP
Diagnosis Post-Op:
- P1A0 partus aterm + PEB + Hipoalbumin
- Janin tunggal, hidup, letak kepala
TATALAKSANA POST-OP
• Observasi TTV
• RL/D5 500cc 28tpm (24jam)
• Inj Cefotaxime 2x1 gr/IV
• Inj Ranitidine 50 ml/12jam/IV
• Inj Ketorolac 30mg/18jam/IV
• Inj Metronidazole 2x0,5 gr/IV
• Inj Tramadol 100mg + RL 500cc 20 tpm
• MgSO4 40% 15cc + RL/D5 500cc 28 tpm (24jam)
• Rofiden 3x1/suppositoria
• Nifedipin 2x1 tab
TINJAUAN PUSTAKA
PREEKLAMPSIA
BERAT
Preeklampsia Berat
• Loading dose :
4gr MgSO4 IV (40% dalam 100 cc NaCL) selama 30 m3nit (73tpm)
• Maintenance dose :
6gr MgSO4 40% dalam 500 cc RL diberikan selam 6 jam (28tpm)
• Pemantauan produksi urin, refleks patella, frekuensi napas dan saturasi oksigen penting dilakukan
saat memberikan magnesium sulfat.
• Pemberian ulang 2 g MgSO4 40% IV dapat dilakukan apabila terjadi kejang berulang.
HIPOALBUMIN
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) memperkirakan kematian ibu di seluruh dunia
sebesar 500.000 jiwa pertahun yang disebabkan karena perdarahan (25%), penyebab
tidak langsung (20%), infeksi (15%), aborsi yang tidak aman (13%), preeklampsia dan
eklampsia (12%), persalinan kurang baik (8%), dan penyebab langsung lainnya (8%).
Preeklampsia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.
Aliran darah ginjal dan kecepatan filtrasi glomerulus selama kehamilan meningkat
bila dibandingkan dengan keadaan tidak hamil.
Dengan timbulnya hipertensi dalam kehamilan, perfusi darah pada ginjal dan
kecepatan filtrasi glomerulus menurun secara bervariasi, seperti halnya glomerulopati,
dimana terdapat peningkatan permeabilitas terhadap protein plasma misalnya albumin.
Albumin merupakan protein yang paling banyak terdapat dalam serum.
Kadar albumin serum yang rendah (hipoalbuminemia) berhubungan dengan
sirkulasi fetoplasenta yang tidak memadai, sebagai akibat dari hipoperfusi
multiorgan dan kerusakan endotel menyeluruh.
Hipoperfusi hati menentukan penurunan produksi albumin.
Hipoalbuminemia adalah penanda keparahan klinis pada berbagai kondisi, termasuk
preeklampsia dan menunjukkan keterlibatan ginjal yang penting.
Preeklampsia berat yang ditangani dengan cepat dapat mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas maternal pada pasien.
KENAPA BERAT BAYI BISA MENCAPAI
3.900 PADA PASIEN PEB?
• Preeklampsia early onset yang mempunyai komplikasi yang lebih berat, terutama
komplikasi terhadap bayi yang dikandungnya.
•Tidak semua kasus preeklampsia dan eklampsia dapat menyebabkan hambatan
pertumbuhan janin intrauterin.
• Early Onset Dan Late Onset.
•Berat lahir janin lebih berhubungan dengan keadaan plasenta, maka hanya preeklampsia
early onset yang dapat menyebabkan berat lahir janin kecil untuk masa kehamilan.
•Dalam hal ini berarti terjadi gangguan perfusi uteroplasenta karena kelainan plasenta
tersebut.
Rugolo LMSDS, Bentlin MR, Trindade CEP. Preeclampsia: effect on the fetus and newborn.
Journal Of American Academy Of Pediatrics. 2011:198-206
KASUS 2
Anamnesis :
Pasien datang Ke RS. Alfatah Ambon, dengan keterangan
G3P2A0 gravid 37-38 minggu. Pasien masuk RS untuk
melahirkan karena sudah merasakan mules dan keluarnya
lendir dan flek sejak malam hari. Pasien tidak memiliki
keluhan lain selama kehamilan. Riwayat persalinan anak
pertama PN di RS (usia 10 thn) dan anak kedua (8 thn)
IDENTITAS PASIEN riwayat persalinan normal di bidan. Pasien punya riwayat
Nama : Ny. YU
plasenta lama lahir pada kehamilan kedua
Umur : 36 Tahun
Alamat: Laha Riwayat ANC di PKM sebanyak 6x. Riwayat kontrasepsi
Tgl MRS : 03 Agustus 2021
KB suntik. Riw. Menarche usia 14 Tahun, siklus 28 hari,
Jam MRS : 06.41 WIT
DPJP : dr. Zulaiha Maricar, Sp. OG teratur dengan lama 5-6 hari.
Riwayat hipertensi (-), dyspepsia (-), DM disangkal dan
STATUS OBSTETRI
alergi disangkal pasien.
HPHT : 28 November 2020
TP : 5 Agustus 2021
Pemeriksaan luar:
• LEOPOLD I
3 jari dibawah proccesus xiphoid
• LEOPOLD II
Pu-Ka, DJJ 148x/menit
• LEOPOLD III
Bagian terbawah janin teraba kepala
OBJECT • LEOPOLD IV
HII-III
TD : 110/80 mmhg Pemeriksaan dalam:
N : 80 x/m
• Ostium: lunak
P : 22 x/m
• Ketuban (+)
S : 36,5
SpO2 : 99 %
• Pembukaan: 6-7cm
ANTROPOMETRI (IMIT: 22,2) • Pengeluaran:
BB : 58 kg
TB : 148 cm
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TINDAKAN :
PPN
Manual plasenta
Manual plasenta
TINJAUAN
PUSTAKA
PERDARAHAN PASCA
PERSALINAN
Perdarahan Post partum atau perdarahan pasca persalinan: perdarahan yang
melebihi 500ml atau lebih darah setelah kala III persalinan selesai
Kehilangan darah > 500 ml setelah persalinan pervaginam atau >1000 ml setelah
persalinan abdominal (sectio cesaria), perubahan hematocrit 10% antara saat
masuk dan periode post partum, serta perdarahan masif yang menimbulkan
gejala dan membutuhkan transfusi
PPP
Perdarahan post partum Dini/perdarahan Post Perdarahan post partum Nifas/perdarahan Post
Partum Primer (early postpartum hemorrhage) Partum Sekunder (late postpartum hemorrhage)
Retensio plasenta Plasenta belum lahir setelah 30 Terputusnya tali pusat akibat traksi
menit, perdarahan segera, uterus berlebihan, inversion uteri akibat
kontraksi tarikan, perdarahan lanjutan
Diagnosa kerja Gejala&tanda Tanda&gejala lain
Tertinggalnya sebagian plasenta Plasenta tidak lengkap, perdarahan Uterus berkontraksi tetapi TFU
segera tidak berkurang
Inversio uteri Uterus tidak teraba, lumen vagina Syok neurogenic, pucat dan
terisi massa, tampak tali pusat, limbung
perdarahan segera, nyeri ringan-
berat
Ruptur uteri Perdarahan segera (intraabdominal Syok, nyeri tekan terut, HR ibu
atau pervaginam), nyeri perut hebat cepat
RETENSIO PLASENTA
Retensi jaringan dan plasenta menyebabkan 5-10% kasus perdarahan
postpartum
Sumber:
1. Gary C, Kenneth JL, Steven LB, [et al]. Yoavita, Novita S, Rudi S, [et al] (ed). Obstetri Williams. Ed. 23. Vol. 2. McGraw-Hill; 2013.
2. Chris T, Frans L, Sonia, H [et al] Kapita Selekta kedokteran. Ed 4. Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius; 2014: 446-447.
ETIOLOGI
Fungsional
His kurang kuat (plasenta adhesiva)
Plasenta sulit terlepas karena tempatnya (insersi di sudut tuba), bentuk plasenta, dan ukurannya
Patologi-anatomi
Plasenta Inkarserata Plasenta yang sudah lepas namun belum lahir akibat
terhalang oleh lingkaran konstriksi bagian bawah uterus
DIAGNOSIS
Pada retensio plasenta sepanjang plasenta belum terlepas, maka tidak akan menimbulkan perdarahan.
Sebagian placenta yang sudah lepas dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak (perdarahan kala
III) dan harus diantispasi dengan segera melakukan placenta manual, meskipun kala uri belum lewat setengah
jam.
Sisa plasenta bisa diduga bila kala uri tidak berlangsung dengan lancar, atau setelah melakukan plasenta
manual atau menemukan adanya kotiledon yang tidak lengkap
Sumber:
1. Gary C, Kenneth JL, Steven LB, [et al]. Yoavita, Novita S, Rudi S, [et al] (ed). Obstetri Williams. Ed. 23. Vol. 2. McGraw-Hill; 2013.
2. Chris T, Frans L, Sonia, H [et al] Kapita Selekta kedokteran. Ed 4. Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius; 2014: 446-447.
TATALAKSANA
Berikan 20-40 unitoksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/Ringer Laktat dengan
kecepatan 60 tetes/menitdan 10 UNIT IM.
Lanjutkan infus oksitosin 20 UNIT dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/Ringer Laktat
dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan berhenti
Lakukan tarikan tali pusat terkendali u Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil,
lakukan plasenta manual secara hati-hati
Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (ampisilin 2 g IV DAN metronidazol 500 mg
IV).
Segera atasi atau rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terjadi komplikasi perdarahan
hebat atau infeksi.
MANUAL PLASENTA
Lakukan bila plasenta tidak lahir setelah 30 menit bayi lahir dan
telah disertai manajeman aktif kala III.
Jepit tali pusat dengan klem dan tegangkan sejajar dengan lantai.
Masukkan tangan dalam posisi obstetri dengan menelusuri bagian
bawah tali pusat seperti gambar berikut.
Menggunakan lateral jari tangan, disusuri dan dicari pinggir
Tangan sebelah dalam menyusuri tali
perlekatan (insersi) plasenta.
pusat hingga masuk ke dalam kavum Tangan obstetri dibuka menjadi seperti memberi salam, lalu
uteri, sedangkan tangan di luar jari-jari dirapatkan.
menahan fundus uteri, untuk Tentukan tempat implantasi plasenta, temukan tepi plasenta
yang paling bawah.
mencegah inversio uteri.
Gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke
arah kranial hingga seluruh permukaan plasenta dilepaskan