Anda di halaman 1dari 24

Laporan Kasus

“TINEA CAPITIS”

Oleh :
dr. Amelia Febrianti Buanawati

Pembimbing :
dr. Zulhijrian Noor

Internship Angkatan IV Periode 2021-2022 RSUD Abdul Wahab


Sjahranie Samarinda, Kalimantan Timur
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. SR
• Usia : 56 th
• Jenis kelamin : Laki - laki
• Tempat / tanggal lahir : Jawa, 20 Mei 1966
• Alamat : Jalan Sukorejo rt 41, Lempake
• Pendidikan : SMP
• Agama : Islam
• Bangsa : Indonesia
• Tanggal ke Puskesmas : 01 September 2022
ANAMNESIS
Alloanamnesis
• Hari / tanggal : Rabu, 01 September 2022
• Waktu : 09.50 WITA

Keluhan Utama :
• Gatal - gatal area kepala , kulit kepala kering , terkelupas dan kadang berbau
tidak sedap sudah sekitar seminggu ini.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang ke puskesmas lempake dengan keluhan kulit kepala


bersisik tebal, keluhan sudah muncul sekitar sebulan ini. Keluhan disertai
rasa gatal , perih, kadang berbau tidak sedap, dan rambut mudah patah.
Sudah 1 minggu ini pasien tidak keramas dikarenakan sakit pada kepala.
Pasien belum pernah melakukan pengobatan sebelumnya.
Riwayat Sosial
Riwayat Penyakit
Ekonomi
Keluarga
Riwayat Penyakit
• Pasien sehari - hari
Dahulu • Anak dan istri
bekerja sebagai
pasien juga
petani sayur, jika
• Pasien sudah mengalami hal
ada waktu
mengalami hal ini yang sama,
senggang pasien
sejak bulan Juli namun sudah
dan keluarga
2022 melakukan
menghabiskan
pengobatan lebih
dengan istirahat
dulu
dirumah saja
Status Generalis
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Composmentis
• Tanda vital
Tekanan darah : 170/100 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,8oC
Pernapasan : 20x/menit
• Berat badan : 67,5 kg
• Tinggi badan : 160 cm
• Kepala : ( Status dermatologis )
• Mata : anemis (-/-), ikterik (-/-)
• THT : T1-T1, tidak hiperemis
• Mulut : Dalam batas normal
• Leher : Dalam batas normal
• Thoraks
Cor : S1 S2 tunggal regular murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
• Abdomen : Dalam batas normal, hepar dan lien tidak teraba membesar
• Ekstremitas
Atas : Dalam batas normal
Bawah : Dalam batas normal
Foto Klinis
Foto Klinis
Status Dermatologis
• Regio frontalis di dapatkan efloresensi plak hiperkeratosis, multipel, batas tidak
tegas, bentuk bulat , ukuran diameter 1-2 cm. terdapat rambut berwarna kusam
keabuan, terputus 0,5 cm di atas permukaan kulit kepala, ditutupi skuama tipis
hingga tebal berwarna putih.
Pemeriksaan Penunjang
• Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang, usulan pemeriksaan penunjang adalah
dilakukan pemeriksaan berupa lampu wood, KOH 10% dan pemeriksaan kultur
Sabouraud Dextrose Agar ( SDA ).
Tatalaksana
MEDIKAMENTOSA
• Sampo selenium sulfida 1% - 1,8% , atau
• Sampo ketoconazole 1% - 2% dipakai 2-3x perminggu di diamkan 5 menit
kemudian baru dibilas dengan air.
Topikal
• ketoconazole 2% .

NON MEDIKAMENTOSA
• Tidak menggunakan sisir, sampo, handuk secara bergonta ganti.
• mencukur area rambut yang terkena jamur.
TINEA CAPITIS

Tinea capitis adalah infeksi jamur pada rambut


dan kulit kepala, alis mata, dan bulu mata yang
disebabkan oleh jamur dermatofita spesies
Tricophyton dan Microsporum.
• Penyebab :
 Genus Tricophyton : 1. T. rubrum
2. T. mentagrophytes
3. T. tonsurans
 Genus Microsporum : M. Caniis, M. Gypseum &
M. audouiini
• Umur : >> anak-anak (3 – 14 tahun)
• Laki-laki > wanita
• Faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit:
 daerah : beriklim panas
 Higiene - << / buruk
- Kontak dgn binatang : kucing, anjing
- Lingk. Kotor : panas, lembab
Muncul sisik
• Patogenesis
Jamur Peningkatan
pertumbuhan sel
dan
penebalan
Dermatofit basal epidermis
kulit

Destruksi Komplikasi :
Proliferasi
Stratum Bacteria
Korneum Jamur Overgrowth
Ada 3 tipe invasi pertumbuhan jamur pada rambut :

a. Invasi ektotriks
Biasanya disebabkan oleh M.canis, M.gypseum, T.equinum, dan
T.verrucosum. Pada jenis ini, jamur menginvasi hingga ke luar batang
rambut karena terjadi penghancuran kutikula rambut.
b. Invasi endotriks
Disebabkan oleh jamur yang bersifat antropofilik, yaitu
T.tonsurans dan T.violaceum. Invasi jamur terbatas hanya di dalam batang
rambut saja dan kutikula rambut masih utuh. Pada penyinaran dengan
sinar Wood tidak tampak fluoresensi.
c. Favus
Disebabkan oleh T.schoenleinii yang memproduksi krusta
sehingga mengakibatkan kerontokan rambut.
Gejala Penyakit :

 Jamur masuk kedlm. kulit kepala / rambut


 berkembang membentuk kelainan di
kepala tergantung bentuknya.
 Lokasi : - daerah kulit kepala
- rambut
• Pasien : gatal pada kepala dan terkadang nyeri. Kulit
kepala tampak kemerahan, membengkak, dan adanya sisik
yang mengelupas seperti ketombe. Rambut menjadi
rontok sehingga terjadi kebotakan yang sering menetap.
1 ) GRAY PATCH RINGWORM
 Adanya papula merah kecil di sekitar
muara rambut yang melebar secara sirkular
dan membentuk bercak, kemudian menjadi
pucat dan bersisik. Papula dan perkembangannya
tersebut bersifat kering dan tidak meradang
 Rambut mudah putus
 meninggalkan alopesia warna
abu-abu setempat yang terlihat sebagai
grey patch

2) BLACK DOT RINGWORM


 Rambut yang terinfeksi menjadi sangat rapuh
dan patah tepat pada muara folikel sehingga
meninggalkan ujung rambut yang penuh spora
 Meninggalkan makula coklat berbintik-
bintik hitam
 warna rambut sekitar menjadi suram
 Ujung rambut yang hitam di dalam folikel rambut ini memberikan
gambaran black dot atau seperti titik-titik hitam
3 ) KERION
 Pada kulit kepala tampak bisul- bisul kecil
dengan skuama akibat radang hebat.
 rambut putus dan mudah dicabut
 radang ditekan keluar pus dari fistel / bisul
kepala
 pembengkakan menyerupai sarang lebah yang
nyeri disertai sebukan sel radang yang padat di
sekitarnya.

4 ) TINEA FAVOSA
 mula- mula bintik - bintik warna merah kuning
 tertutup krusta yang berbentuk cawan
 berbau busuk ( mousy odour ) = tikus clurut
 rambut diatasnya putus-putus
 mudah dicabut
•PEMERIKSAAN LABORATORIUM :

a. Sinar Wood
tipe invasi ektotriks; fluoresensi hijau kekuningan
tipe invasi endotriks ; tidak memberikan fluoresensi.
b. Pembiakan pada media agar Sabouraud
Sabouraud Dextrose Agar (SDA) adalah media isolasi yang paling
umum digunakan dan sebagai basis untuk gambaran yang paling
morfologis .
c. Pemeriksaan KOH
Preparat langsung - kerokan kulit dengan pemeriksaan
KOH 10-20%  terdapat hifa atau spora
Diagnosis
• Diagnosis tinea capitis ditegakkan berdasarkan gejala
yang dikeluhkan pasien, tanda-tanda infeksi jamur
yang ditemukan, serta pemeriksaan penunjang untuk
memastikan diagnosis.
• Gejala yang sering dikeluhkan pasien adalah rasa
gatal atau pasien merasa berketombe. Sementara
tanda klinis bervariasi tergantung dari bentuk klinis
infeksinya.
• Pemeriksaan penunjang yang mudah dilakukan
adalah melalui penyinaran dengan lampu Wood.
Diagnosis Banding
a. Alopesia areata
lesi tampak lebih halus dan tidak bersisik

b. Dermatitis seboroik
lesi berupa pengelupasan kulit namun tampak
berminyak yang juga bersifat difus

c. Karbunkel
Lesi menunjukkan tanda-tanda radang yang
lebih jelas disertai rambut yang patah.

d. Diskoid lupus eritematosus


Tampak adanya pengelupasan kulit yang
bersisik dengan bercak-bercak kemerahan, dan
kulit wajah juga ikut terlibat
e. Folikulitis
Kelainan berupa papul dan pustul yang
eritematosa dan ditengahnya terdapat
rambut, biasanya multipel
Penatalaksanaan
a. Non medikamentosa : memotong rambut yang terkena infeksi
jamur.
b. Medikamentosa
• Topikal : untuk mencegah transmisi ke tempat lain.
Sampo selenium sulphide dan povidone iodine
digunakan 2 kali seminggu
• Sistemik :
Griseofulvin (0,5-1 gr untuk dewasa, 0,25-0,5 gr untuk
anak-anak atau 10-25mg/kgBB/hari)
Ketokonazol (200 mg/hari,pagi hari setelah makan
selama 10 hari hingga 2 minggu)
Itrakonazol (2x100-200 mg caps selama 3 hari)
Terbinafin (62,5-250 mg/hari selama 2-3 minggu)
Pencegahan
• Menghindari kontak yang erat dengan penderita
tinea capitis
• Menjaga kebersihan diri dengan mandi setelah
beraktivitas dan berkeringat
• Mengeringkan badan dengan baik setiap setelah
mandi
• Mencuci pakaian, sprei, dan barang-barang pribadi
lainnya secara rutin
• Tidak menggunakan sisir, alat cukur, dan handuk
secara bersama-sama.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai