Anda di halaman 1dari 43

Case Report Session

Dermatitis Seboroik
Oleh:
Khairunnisa’ Ariibah 1710312010
Riana Kamal 1710312026

Preseptor:
dr. Rina Gustia, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV
dr. Gardenia Akhyar, SP.KK(K), FINSDV
BAB 1
PENDAHULUAN
Pendahuluan
• Dermatitis Seboroik -> kondisi kulit kronis yang ditandai dengan eritema dan sisik
berminyak pada daerah yang memiliki sebum
• Penyebabnya -> multifactorial. Tetapi sering disebabkan oleh jamur Malassezia
furfur
• DS tidak dapat sembuh, sering persisten kambuh.
• Pengobatan dilakukan dengan pemberian regimen antijamur untuk mengurangi
proliferasi dan peradangan Malassezia.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Dermatitis seboroik atau seborrhoic eczema merupakan kelainan kulit
papuloskuamosa dengan inflamasi superfisial dari kulit, ditandai oleh
pruritus,berminyak, bercak merah dengan berbagai ukuran dan bentuk yang
menutup daerah inflamasi pada kulit kepala, muka, dan telinga.
Epidemiologi
• Dermatitis seboroik menyerang 2% - 5% populasi.
• Insiden memuncak pada umur 18–40 tahun.
• DS lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
• Berdasarkan pada suatu survey pada 1.116 anak–anak, dari perbandingan usia dan
jenis kelamin, didapatkan prevalensi dermatitis seboroik menyerang 10% anak
laki–laki dan 9,5% pada anak perempuan.
Etiopatogenesis
• Penyebabnya belum diketahui pasti.
• Dermatitis seboroik dikaitkan dengan nilai normal Malassezia furfur namun respon
imun abnormal.
• Seborrhea merupakan faktor predisposisi pada dermatitis seboroik namun
dermatitis seboroik bukan sebuah penyakit kelenjar sebasea.
• Insidensi tinggi dermatitis seboroik pada bayi berbanding lurus dengan ukuran
dan aktivitas kelenjar sebasea pada umur ini.
• Pada bayi didapatkan kelenjar sebasea yang besar dengan rasio sekresi sebum
yang tinggi
• Tempat terjadinya dermatitis seboroik memiliki kecenderungan pada daerah
wajah, telinga, kulit kepala dan batang tubuh bagian atas yang sangat kaya akan
kelenjar sebasea.
• Faktor resiko terjadinya dermatitis seboroik adalah stress, kelelahan, makanan
berminyak, alkohol, cuaca yang terlalu ekstrem, jarang mencuci rambut atau
mandi, pemakaian lotion yang mengandung alkohol, penyakit kulit (misalnya
jerawat) dan obesitas.
Manifestasi Klinis
• Berdasarkan usia dibagi 2 yaitu pada orang remaja dan dewasa kelainan kulit
terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batas agak
kurang tegas.
• Dermatitis seboroik yang ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuama-
skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh
kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar.
• Pitiriasis sika (ketombe, dandruff). Bentuk yang berminyak, pitiriasis steatoides
yang dapat disertai eritema dan krusta-krusta yang tebal.
• Gejala klinik khas pada dermatitis seboroik adalah skuama yang berminyak dan
kekuningan dan berlokasi di tempat-tempat seboroik. Pada dermatitis seboroik
ringan, hanya didapati skuama pada kulit kepala. Skuama berwarna putih dan
merata tanpa eritema.
• Dermatitis seboroik berat dapat mengenai alis mata, kening, pangkal hidung,
sulkus nasolabialis, belakang telinga, daerah prestenal, dan daerah di antara
scapula.
• Pada bayi ada tiga bentuk khas yang terjadi, yaitu secara klinis, cradle cap muncul
pada minggu ketiga sampai minggu keempat dua gambarannya berupa eritema
dengan skuama seperti lilin pada kulit kepala.
• Bagian frontal dan parietal berminyak dan sering menjadi krusta yang menebal
tanpa eritema.
• Skuama dengan mudah dapat dihilangkan dengan sering menggunakan sampo
yang mengandung sulfur, asam salisil, atau keduanya (misalnya sampo Sebulex
atau sampo T-gel).
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan KOH 10-20 %: negatif, tidak ada hifa atau blastokonidia.
• Pemeriksaan lampu wood: fluoresen negatif (warna violet).
Diagnosis
• Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis Banding
• Psoriasis
• Tinea Kapitis
Tatalaksana
• Kortikosteroid digunakan pada bentuk yang berat, dosis prednisone 20-30 mg
sehari. Jika telah ada perbaikan, dosis diturunkan perlahan-lahan. Kalau disertai
infeksi sekunder diberi antibiotic.

Topikal
• Pada pitiriasis sika dan oleosa, seminggu 2 – 3 kali skalp dikeramasi selama 5 – 15
menit, misalnya dengan selenium sufida (selsun).
• Ter, misalnya likuor karbonas detergens 2-5% atau krim pragmatar. Pada kasus-
kasus refrakter dapat diberikan preparat ter yang dioleskan pada malam hari
misalnya likuor karbonas detergen 5, 10, atau 20% dan ditutup
• Sulfur praesipitatum 4 – 20%, dapat digabung dengan asam salisilat 3 - 6%
• Krim ketokonazole 2% dapat diaplikasikan, bila pada sediaan langsung terdapat
banyak P. ovale.
Prognosis
• Pada umumnya prognosis dermatitis seboroik baik tetapi pada sebagian kasus
yang mempunyai faktor konstitusi penyakit ini sukar disembuhkan.
BAB 3
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Ny. R
• Usia : 62 tahun
• Tempat, tanggal lahir : Padang, 23 Juni 1960
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Alamat : Komplek Cahaya Palapa
• Status Perkawinan : Menikah
• Suku : Minang
• Negeri Asal : Indonesia
• Nama Ibu Kandung : Ny. J
• No. Telp : 08136342xxxx
• Tanggal Pemeriksaan : 10 Mei 2022
Anamnesis
Seorang pasien perempuan usia 62 tahun datang ke poliklinik kulit kelamin RSUP
Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 10 Mei 2022, dengan:

Keluhan Utama
Bercak-bercak merah disertai sisik putih dan kuning halus dan terasa gatal di kulit
kepala yang muncul sejak 2 minggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien mengeluhkan rambut berketombe disertai sisik putih dan kuning halus
yang menetap pada kulit kepala dan terasa gatal sekitar 3 tahun yang lalu.
Keluhan tersebut juga dirasakan pada alis mata.
• Keluhan ini hilang timbul.
• Keluhan ketombe, dan sisik halus bertambah banyak dan lebih gatal pada kepala
dan alis ketika pasien memiliki banyak pikiran.
• Pada tahun 2019, pasien berobat ke Naili dan disarankan memakai shampoo bayi.
Namun keluhan tidak berkurang.
• Awal 2020, pasien pernah dirawat selama ± 1 bulan di rumah sakit dan tidak mandi
selama 14 hari. Ketombe dirasakan semakin banyak.
• Gatal dirasakan bertambah apabila pasien berkeringat.
• Pasien mengaku sering menggaruk bagian kulit kepala yang gatal menggunakan
sisir besi dan mengorek bagian ketombe yang menempel hingga keluar cairan
hingga perih.
• Rambut rontok disangkal oleh pasien.
• Pasien mandi 4 kali sehari, mencuci rambutnya 1 kali sehari pada pagi atau malam
hari dan menggunakan shampoo. Jika pasien keramas keluhan berkurang, namun
keluhan tetap muncul kembali.
• Setelah keramas pasien selalu mengeringkan rambutnya dengan handuk, baru
memakai jilbab. Pemakaian jilbab di dalam rumah juga hanya sesekali saat ada
tamu. Riwayat penggunaan jilbab atau penutup kepala bersamaan tidak ada
• Pasien sehari – hari berkegiatan di rumah dengan intensitas ringan, seperti:
menyapu, memasak, terkadang mencabut rumput dan merawat cucu. Namun
rasa gatal pada kepala tidak signifikan dirasakan bertambah setelah melakukan
kegiatan tersebut.
• Pasien mengaku bahwa ia tidak pernah memakai barang-barang secara
bergantian seperti handuk dengan orang lain. Handuk selalu dicuci sekali
seminggu.
• Pasien mengaku bahwa ia tidak memiliki binatang peliharaan.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien pernah mengeluhkan keluhan yang sama sejak tahun 2019.
• Pasien menderita hipertensi.
• Riwayat diabetes melitus disangkal.
Riwayat Pengobatan
• Pasien sudah pernah berobat terkait keluhan ini sejak 2020.
• Pasien diberikan shampo ketomed 2x1 minggu, salep, dan cetirizine untuk
mengurangi rasa gatal. Obat tersebut pasien dapatkan dari dokter.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada keluarga yang mengeluhkan keluhan seperti yang dialami pasien.
• Riwayat atopi pada keluarga tidak ada.

Riwayat Atopi/Riwayat Alergi


• Riwayat bersin-bersin di pagi hari disangkal.
• Riwayat alergi obat disangkal.
• Riwayat asma disangkal.
• Riwayat konjungtivitis disangkal.
• Riwayat alergi makanan dan inhalan disangkal.
Riwayat Pekerjaan, Sosial, dan Kebiasaan
• Pasien seorang pensiunan PNS dengan intensitas kegiatan ringan dalam sehari-
hari.
• Pasien sehari-hari menggunakan penutup kepala saat ada tamu atau pada saat
mencabut rumput.
• Pasien menyukai makan-makanan berlemak dan pedas.
• Pasien mandi 4 x sehari dan keramas pada pagi atau sore hari.
• Pasien tidak punya riwayat berganti-ganti barang (handuk) dan jilbab atau
penutup kepala dengan orang lain
• Pasien tidak memelihara anjing, kucing, atau ternak lainnya.
Status Generalis
• Keadaan Umum : Tidak tampak sakit
• Kesadaran : Komposmentis kooperatif
• TD : Diharapkan dalam batas normal
• Nadi : 80x/menit
• Frekuensi Nafas : 20x/menit
• Suhu : Afebris
• Berat badan : 55 kg
• Tinggi badan : 154 cm
• Status gizi : Dalam batas normal
Status Dermatologikus
• Lokasi : Kulit kepala dan alis mata
• Distribusi : Terlokalisir
• Bentuk : Tidak khas
• Susunan : Tidak khas
• Batas : Tidak tegas
• Ukuran : Numular - plakat
• Efloresensi : Makula eritem dengan skuama putih dan kuning halus
• Status Venerelogikus : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Kelainan selaput : Tidak ditemukan kelainan
• Kelainan rambut : Tidak ditemukan kelainan
• Kelainan kuku : Tidak ditemukan kelainan
Resume
• Seorang perempuan berusia 62 tahun datang ke Polilinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M. Djamil
Padang pada tanggal 10 Mei 2022 dengan keluhan bercak-bercak merah disertai sisik putih halus dan
terasa gatal di kulit kepala yang muncul sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya pasien mengeluh adanya
ketombe yang menetap dan terasa gatal sejak ± 3 tahun yang lalu. Keluhan ini juga dirasakan pada
bagian alis namun jarang. Keluhan ini hilang timbul. Keluhan tersebut meningkat ketika pasien
banyak pikiran dan stres. Keluhan gatal akan bertambah jika pasien panas dan berkeringat.
• Dari pemeriksaan fisik ditemukan lokasi lesi di kulit kepala, alis mata, distribusi terlokalisir, bentuk
tidak khas, susunan tidak khas, batas tidak tegas, ukuran numular, efloresensi makula eritem dengan
skuama putih dan kuning halus.
Diagnosis Kerja
Dermatitis Seboroik
Diagnosis Banding
Psoriasis
Tinea Kapitis

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan rutin
Pemeriksaan Mikologis langsung (Sediaan kerokan kulit + KOH 20%) dan Pemeriksaan Woods lamp
Pemeriksaan anjuran
Tidak ada pemeriksaan anjuran
Diagnosis
Dermatitis Seboroik
Tatalaksana
Umum
• Menjelaskan kepada pasien untuk menghindari faktor pencetus seperti stres emosional,
makanan berlemak, kondisi yang menyebabkan keringat dan lembab.
• Menjelaskan tentang pemakaian obat dan kontrol teratur

Khusus
• Sistemik -> Cetirizine 1x10 mg, apabila terasa gatal
• Topikal -> Sampo Ketokonazol 2% dipakai 2 kali seminggu, shampoo digunakan pada kulit
kepala dan alis lalu didiamkan 15 menit dan dibilas.
Prognosis
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
• Quo ad fungsionam : bonam
• Quo ad kosmetikum : dubia ad bonam
Resep
BAB 4
DISKUSI
• Telah dilaporkan kasus seorang pasien perempuan berusia 62 tahun datang ke Poliklinik
Kulit dan Kelamin RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 10 Mei 2022 dengan diagnosis
Dermatitis Seboroik.
• Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan bercak-bercak merah
disertai sisik putih halus dan terasa gatal di kulit kepala yang muncul sejak 1 minggu yang
lalu. Awalnya pasien mengeluh adanya ketombe yang menetap dan terasa gatal sejak ± 3
tahun yang lalu. Keluhan ini juga dirasakan pada bagian alis. Keluhan ini sering muncul
hilang timbul. Keluhan tersebut meningkat ketika pasien dalam keadaan stres. Keluhan
gatal akan bertambah jika pasien panas dan berkeringat. Sejak 1 minggu yang lalu keluhan
tersebut meningkat, pasien mengeluhkan adanya bercak-bercak merah disertai sisik putih
halus dan terasa gatal di kulit kepalanya. Dari pemeriksaan fisik ditemukan lokasi lesi di kulit
kepal dan alis mata, distribusi terlokalisir, bentuk tidak khas, susunan tidak khas, batas tidak
tegas, ukuran numular, efloresensi makula eritem dengan skuama putih dan kuning halus.
• Dermatitis seboroik adalah kelainan kulit papuloskuamosa dengan predileksi di daerah
kaya kelenjar sebasea, skalp, wajah, dan badan. Hal ini sesuai dengan tempat predileksi
lesi pada pasien ini yaitu kulit kepala, alis mata, side burn, dan lipat nasolabial. Diagnosis
pada dermatitis seboroik ditegakkan berdasarkan morfologi khas lesi eksema dengan
skuama berminyak pada area predileksi tersebut.
• Pasien ini didiagnosis banding dengan psoriasis dan tinea kapitis. Pada psoriasis, skuama
akan lebih tebal dan berlapis transparan seperti mika. Pada dermatofitosis, untuk
memastikannya perlu dilakukan skraping kulit dengan KOH. Pasien kemudian diberi
terapi medikamentosa berupa cetirizine 1x10 mg untuk mengurangi gatal pada tempat
lesi dan pemberian sampo ketokonazol 2%. Sementara untuk edukasi pasien diharapkan
menghindari faktor pencetus seperti stres emosional, makanan berlemak, kondisi yang
menyebabkan keringat dan lembab. Pasien juga diingatkan untuk rutin minum obat dan
kontrol sampai gejala hilang karna dermatitis seboroik dapat terjadi berulang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai