Anda di halaman 1dari 46

POSTER MINI

ANGIOEDEMA + TINEA
CORPORIS
Disusun Oleh :
Ainul Baraah Binti Kamarudin C 111 12 829
Nurul Dhiya Binti Hassanuddin C 111 12 833
Nabilah Binti Rosdi C 111 12 839
Nurul Atika Binti John Nusip C 111 12 840

Supervisor Pembimbing :
dr. Abd. Rahman Bubakar , Sp. KK, FINSDV
dr. H. A. M. Adam , Sp. KK ( K ) , FINSDV
dr. Widyawati Djamaluddin, Sp. KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Umur : 42 Tahun / 10-12-1974
Status Perkahwinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Alamat : Lombang- Lombang
Pekerjaan : PNS
Tanggal Masuk RS : 27 Maret 2016
ANAMNESIS
Anamnesis : Autoanamnesis
Keluhan Utama : Bengkak pada wajah dialami 1 hari
sebelum masuk RS Wahidin. Pasien di rujuk dari RS
Mamuju dengan angioedema + dispneu.
ANAMNESIS
Anamnesis terpimpin :
Keluhan Utama : pasien mengeluh Bengkak di daerah wajah
yang dialami sejak 1 hari sebelum MRS. Pasien dirujuk dari RS
Mamuju dengan Angioedema + dyspneau. Timbul plak
kemerahan di daerah perut dan dada yang dialami sejak 5
bulan terakhir dan disertai rasa gatal. Riwayat mengalami
bengkak disertai sesak, hilang timbul sejak kurang lebih 4
bulan terakhir.
ANAMNESIS
Pernah berobat sebelumnya dengan cetirizine dan salep
racikan tapi tidak ada perbaikan. Riwayat sering nyeri di
daerah lengan sampai persendian dialami kurang lebih 1
tahun terakhir. Pasien bengkak pada bibir, gatal seluruh
badan, bercak kemerahan pada lipatan payudara dan
lipatan paha disertai gatal,pasien ada riwayat hipertensi,
riwayat alergi udang, telur, kepiting dan tomat.
STATUS PASIEN
Keadaan Umum : baik / gizi lebih
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Frekuensi nadi : 65 x/menit
- Frekuensi napas : 18 x/menit
- Suhu : 36,5 C
STATUS PASIEN
Kepala : Normal
Jantung : BJ I/II murni reguler
Bunyi pernapasan : Normal
Abdomen : Kesan normal
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
Kelenjar limfa : Tidak ada limfadenopati
STATUS DERMATOLOGI
Lokasi : Region Facialis
Effloresensi : Udema

Pasien datang ke UGD RS WS


STATUS DERMATOLOGI

Lokasi : Region Facialis


Effloresensi : Udema

Hari pertama di RS WS
STATUS DERMATOLOGI
Lokasi : Region Facialis
Effloresensi : Udema

Hari pertama di RS WS
STATUS DERMATOLOGI
Lokasi : Region Facialis
Effloresensi : Udema

Hari kedua di RS WS
STATUS DERMATOLOGI
Lokasi : Regio inguinal dextra
Effloresensi : Plak eritema, Skuama
STATUS DERMATOLOGI
Lokasi : Regio trunkus Anterior
Effloresensi : Plak eritema, Skuama
STATUS DERMATOLOGI
Lokasi : Regio intertriginosa Mammae
Effloresensi : Plak eritema, Skuama
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KIMIA DARAH

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

Glukosa
GDS 130 140 mg/dl

Fungsi Ginjal
Ureum 20 10-50 mg/dl

Keratinin 0.55 L(<1.3),P(<1.1) mg/dl

Fungsi Hati
SGOT 21 <38 U/L

SGPT 23 <41 U/L


Resume
Pasien mengeluh bengkak di daerah wajah yang dialami sejak
1 hari sebelum MRS. Pasien dirujuk dari RS Mamuju dengan
Angioedema + dyspneau. Timbul plak eritem di daerah
abdomen dan thorax yang dialami sejak 5 bulan terakhir gatal
(+). Riwayat udem disertai sesak (+) , hilang timbul sejak
kurang lebih 4 bulan terakhir. Riwayat pengobatan Cetirizine
(+), riwat pemakaian obat salep racikan (+) tetapi tidak ada
perbaikan.
Resume
. Riwayat sering nyeri di daerah lengan sampai persendian
dialami kurang lebih 1 tahun terakhir. Pasien udem pada
bibir, gatal seluruh badan (+), bercak eritem pada lipatan
payudara dan lipatan inguinal dextra gatal (+), riwayat
hipertensi (+), riwayat alergi seafood (+), riwayat alergi telur
(+), riwayat alergi tomat (+).
Diagnosis
Angioedema + Tinea Korporis
Terapi
IVFD RL 20 tpm
Cetirizine 10 mg / 24 jam oral
Metilprednison 62.5 mg (1/2 Amp)/ 8 jam/IV
Ranitidin 1 Amp/ 8 jam/ IV
Diskusi
Definisi
Angioedema adalah pembengkakan edematous yang
diffuse pada jaringan lunak umumnya melibatkan jaringan
penghubung subcutaneous dan submucosa tetapi dapat
juga mempengaruhi saluran pernafasan dan saluran
pencernaan adakalanya dengan hasil fatal.
Etiologi
Reaksi hipersensitivity yang Ig-E mediated yang disebabkan oleh obat,
makanan, tumbuhan-tumbuhan, debu dan hasil perlepasan mast cell
degranulation
Epidemiologi
Urtikaria dan Angioedema sering dijumpai pada semua umur, orang
dewasa lebih banyak mengalami urtikaria dibanding dengan usia
muda,
Rata-rata umur penderita urtikaria ialah 35 tahun,jarang dijumpai
pada umur kurang dari 10 tahun atau lebih 60 tahun.
Patogenesis
Mast cell merupakan sel efektor utama terjadinya
utikaria dan angioedema . Alergan makanan yang
masuk akan mengakibatkan terjadinya cross-linking
IgE yang melekat pada permukaan mast cell atau
basophil. Akibat keadaan tersebut ,terjadinya
perlepasan mediator, misalnya histamin,leuktrien,
dan prostaglandin,yang selanjutnya akan
mengakibatkan gejala klinis.
Patogenesis
Pelepasan mediator oleh mast cell,terutama
histamin,mengakibatkan vasodilatasi dan peningkatan
permeabilitas vaskular
Gejala Klinis
Pembekakan yang bisa terjadi pada wajah (bibir, pipi,
dan periorbita) atau ekstremitas, bisa nyeri, tidak
gatal

lidah, faring, dan laring


Angioedema
Pembesaran pada palpebra

Pembesaran pada lapisan submukosa di bibir


Pemeriksaan Penunjang
Histopatologi : dilatasi vena
Laboratorium :
-tes darah
-penurunan komplemen faktor C4, defisiensi C1-inhibitor
Diagnosis Banding

Urtikaria akut
Urtikaria akut
Selulitis
Drug allergies

Drug allergies

selulitis
Pengobatan
Suntikan adrenalin - Epinephrine 0,3-0,5 ml IM
Prednisolon 60-90 mg IV
1st line antihistamin - Diphenhydramine 25-50 mg
Prognosis
Angioedema berat dapat mengancam nyawa karena
pembengkakan yang berlaku bisa menyebabkan terjadinya
penyumbatan jalan napas oleh lidah.
Tinea korporis
Definisi
Tinea korporis merupakan dermatofitosis pada kulit
tubuh yang tidak berambut (glabrous skin).
Etiologi
Trichopyton
Microsporum
Epidermophyton
Epidemiologi
Prevelensi infeksi jamur superfisial di seluruh dunia
diperkirakan menyerang 20-25% populasi dunia dan
merupakan salah satu bentuk infeksi kulit tersering
(Rezvani dan Sefidgar, 2010)
Patogenesis

Infeksi dermatofita perlekatan jamur pada


stratum korneum kerosakan stratum korneum
Timbul reaksi jaringan atau radang lesi menjauhi
lokasi awal infeksi Central healing dengan lesi
klasik berbentuk cincin.
Gejala klinis
Lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas dan terdiri atas
eritema,skuama, kadang kadang dengan vesikel dan papul
ditepi daerah tengah biasanya lebih tenang. Kadang
kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan
Lesi- lesi pada umumnya merupakan bercak bercak yang
terpisah satu dengan yang lain
Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi dengan
pinggir yang polisiklik, kerana beberapa lesi kulit yang
menjadi satu.
Gejala Klinis
Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi- lesi
dengan pinggir yang polisiklik, kerana beberapa lesi-lesi
kulit yang menjadi satu.
Bentuk dengan tanda radang yang lebih nyata, lebih
sering terlihat pada anak anak daripada orang dewasa
karena umumnya mereka mendapat infeksi baru
pertama kali.
Gambaran lesi tinea korporis dengan
lesi aktif
Gambaran lesi tinea korporis dengan lesi
aktif

Tinea intrigenosa axilla


Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Langsung
Pemeriksaan kerokan kulit dengan larutan KOH 10%
terlihat hifa (benang-benang) yang bersepta atau
bercabang. Selain itu tampak juga spora berederet
(artrospora) pada kelainan kulit lama dan / atau sudah
diobati
Kultur pada medium agar dextrose saboraud
Pemeriksaan lampu wood
Diagnosis banding
Dermatitis seboroik
Psoriasis
Pitiriasis rosea
Dermatitis seboroik

Psoriasis
Pitiriasis rosea
Pengobatan

Topikal
- Kombinasi asam salisilat (3-6%) dan asam benzoat (6-12%)
dalam bentuk salep ( Salep Whitfield)

Sistemik
- Griseofulvin 500 mg/hari (2-4 minggu) : dewasa
-Griseofulvin 10-20 mg/kg/hari (2-4 minggu) : anak
Prognosis
Prognosis amat baik pada pasien dengan tinea korporis
yang terlokalisir dengan tahap penyembuhan 70-100 %
setelah penobatan dari obat golongan azoles topical,
golongan Alyamines atau antifungal systemic mahupun
antifungal jangka pendek.
Infeksi Dermatofitosis tidak menyebabkan mortalitas,
tetapi bisa berdampak buruk pada kualitas hidup
penderita.
Referensi
Prof Dr. dr. Adhi Djuanda., :2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
6th ed. Jakarta : Badan Penerbit FKUI.p 89-105,p 169-175
D.James,w.,2006. Andrews disease of the skin.10th
ed.Philadelpia:elsevier inc.
Goldsmith L,Katz S. et. al., 2012.Fitzpatricks Dermatology in
General Medicine, 8th edition. USA: McGrawhill Companies, Inc p
623-625
Pires CA, Cruz NF, Lobato AM, Sousa PO, Carneiro FR, Mendes
AM. Clinical epidemiological, an therapeutic profile of
dermatophytosis. An Bras Dermatol. 2014 Mar- Apr.89 (2): 259-
64
Sekian ,Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai