Anda di halaman 1dari 31

CASE REPORT SESSION

PEDIKULOSIS

Preseptor : Irma Janthi, dr., SpKK


Disusun oleh :
Citra asti hartitagini 10100104028
2. Wulan mayasari
10100104025
3. Rio irawan
10100104047
1.

Keterangan umum

Nama
: An.MA
Usia
: 8 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Pelajar
Agama
: Islam
Alamat
: Bale endah
Tanggal pemeriksaan : 11 Mei 2009
Pekerjaan orang tua
: keduanya buruh
Pendidikan orang tua : keduanya SD
2

Keluhan utama
kulit kepala lecet disertai gatal-gatal,
berbau dan rambut gimbal awalnya di
bagian belakang dan samping kepala
kemudian menjalar ke seluruh kepala

Anamnesa khusus
Sejak 2 minggu yang lalu, ibu penderita
mengeluhkan penderita merasa gatal-gatal di kulit
kepala di bagian belakang dan samping kepala.
Sejak satu minggu yang lalu ibu penderita
mengeluhkan penderita merasakan kulit kepala
lecet disertai gatal-gatal, berbau dan rambut
gimbal di seluruh bagian kepala
Keluhan ini terjadi pertama kali.
Pasien belum mendapat pengobatan.
4

Keluhan juga disertai dengan benjolan di sekitar


kepala belakang dan di belakang telinga
Kakak nya mengalami keluhan yang sama
Penderita mengaku tidur bersama kakaknya
pada tempat tidur yang sama.
Penderita mengaku jarang keramas

Pasien menyangkal bahwa adanya


demam, lemah badan, bisul sejak awal
keluhan,
Pasien juga menyangkal adanyakepala
berminyak atau berketombe.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: Kesadaran : kompos mentis,
tampak sakit ringan
Tanda-Tanda Vital :
Tekanan darah : Tidak diperiksa,
Nadi : Tidak diperiksa,
Respirasi : Tidak diperiksa,
Suhu : Tidak diperiksa
Berat badan : Tidak diperiksa,
Tinggi badan : Tidak diperiksa,
7

Kepala :
Rambut : plika pelonika, lengket, berbau dan
ditemukan adanya kutu dan telur kutu.
Wajah simetris
Mata
: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
Leher
: KGB teraba membesar di oksiput
dan retroaurikular

Dada

Perut

Ekstremitas
Genitalia

: Bentuk dan pergerakan simetris


Paru-paru : VBS normal kiri = kanan
Jantung : bunyi jantung murni reguler
: datar, lembut
hati dan limpa tidak teraba
bising usus (+) normal
:
edema -/: Tidak diperiksa
9

Status dermatologikus
Distribusi : regioner
At regio : kepala terutama bagian oksipitalis dan
parietalis
Karakteristik : tampak lesi multipel, sebagian
besar konfluen, bentuk irreguler, batas tidak tegas,
bentuk lesi linier, sebagian besar tidak menimbul,
basah.
Efloresensi : Krusta yang melekat pada rambut
dan beberapa rambut bergabung menjadi satu
disertai erosi dengan secret mukopurulen.
10

Usulan Pemeriksaan

Lab darah rutin [Hb, Ht, Leukosit,


trombosit]
Pewarnaan Gram
Kultur dan uji resistensi

11

Diagnosis Banding

Pedikulosis kapitis dengan infeksi


sekunder
Dermatitis seboroika
Impetigo krustosa

12

Diagnosis Kerja
Pedikulosis kapitis dengan infeksi sekunder

13

Pengobatan
Umum:
Menjelaskan kepada penderita dan orang tuanya
tentang penyakit dan cara pengobatannya.
Menjaga kebersihan rambut dan mencukur rambut
Menjaga kuku jari tetap pendek dan bersih
Mengobati anggota keluarga yang menderita
keluhan yang sama
Mencuci sarung bantal dan alas kasur

14

Khusus :
Krim gama benzen heksaklorida
(gameksan) 1%.
Untuk Infeksi sistemiknya diberi antibiotic
amoksisikin 3 x 250 mg.

15

PEDIKULOSIS
Sinonim: Pediculosis; Phthiriasis
Definisi:
Penyakit kulit menular akibat infestasi
pedikulus (tuma), sejenis kutu yang hidup
dari darah manusia, pada rambut kepala
& kemaluan atau baju, memberi keluhan
gatal akibat gigitannya

16

Klasifikasi:

Pediculus humanus var capitis yang


menyebabkan pedikulosis kapitis.
Pediculus humanus var corporis yang
menyebabkan pedikulosis korporis.
Phthirus pubis (nama dulu: Pediculus
pubis) yang menyebabkan pedikulosis
pubis.

17

Epidemiologi
Tuma parasit obligat manusia
Kosmopolit tidak dipengaruhi musim
Insiden: kebersihan << (org dan lingk), sos
ekonomi <<
Penularan

Kontak langsung erat (tmsk STD)


Melalui alat-alat a.l topi, sisir, tempat tidur, dll

Di EROPA tuma sebagai vektor dari:

Ricketsia: Tifus epidemik, demam parit


Spirochaeta (Borrelia recurrentis)
menyebabkan demam berulang 18

PEDIKULOSIS KAPITIS

19

Epidemiologi

>> anak-anak
Insiden: kebersihan << (org dan lingk), sos
ekonomi <<
Penularan

Kontak langsung erat (tmsk STD)


Melalui alat-alat a.l topi, sisir, tempat tidur, dll

20

Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Timbulnya


Penyakit

Tidak terpengaruh oleh ras


Kebersihan dan higiene rambut yang
kurang

21

Etiologi
Pediculus humanus var. capitis

22

Patogenesis

Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh


garukan untuk menghilangkan rasa gatal.
Gatal tersebut timbul karena pengaruh
liur dan ekskreta dari kutu yang
dimasukkan ke dalam kulit waktu
menghisap darah

23

Gejala Klinis
Predileksi di regio occipital & post-auricular
karena garukan, terjadi erosi, ekskoriasi, dan
infeksi sekunder (pus, krusta).
Jika bernanah + krusta + bau busuk Plica
polonica (rambut gimbal)
disertai pembesaran kelenjar getah bening regional
(oksiput dan retroaurikular).
Gatal digaruk lalu infeksi, keluar serum terjadi
infeksi sekunder dan timbul impetigo atau
furunkulosis
24

Pemeriksaan Kulit

Lokalisasi : bagian belakang kepala [regio


oksipitalis] dan di atas telinga [regio
parietalis].
Efloresensi/Sifat : tampak krusta yang
melekat pada rambut, dan beberapa
rambut bergabung menjadi satu.
Ditemukan tuma kepala dan telur-telur
yang melekaat pada rambut.
25

Diagnosis

Gatal pada predileksi


Telur/ tuma (diagnosis pasti)
Impetigo; furunkulosis + KGB >
pada anak

26

Diagnosis Banding

Tinea kapitis
Pioderma (impetigo krustosa)
Dermatitis seboroika

27

Pengobatan
(hilangkan/ basmi kutu dan telurnya)

Umum:

Menjelaskan kepada pasien mengenai


penyakit dan cara pengobatannya
Menjaga kebersihan kepala, rambut harus
sering dicuci dan dirawat dengan baik.

28

Khusus:

Pengobatan yang dianggap terbaik ialah


secara topikal dengan malathion 0,5% atau
1% dalam bentuk losio atau spray
Gamma benzen heksaklorida 1% dalam
bentuk sampo; dapat diulang beberapa kali.
Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotik,
misalnya penisilin dan eritromisin.

29

Diagnosis

Quo ad vittam
: ad bonam
Quo ad functional : ad bonam
Qou sanitionam : ad bonam

30

31

Anda mungkin juga menyukai