Anda di halaman 1dari 23

1

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA

Pembimbing : dr. Ardiansyah, Sp.B


LATAR BELAKANG

Trauma toraks merupakan


isu kesehatan yang
terpenting

20 – 25% Kematian
akibat trauma adalah
trauma toraks
3
Latar Belakang

Menentukan epidemiologi dan faktor risiko pasien dengan trauma


thoraks

Metode
Trauma Revised Score – Injury Severity Score (TRISS)

Hasil

TRISS indikasi faktor kematian terkuat

Peningkatan Perawatan Pasien


4

Tujuan
 Menentukan Fitur epidemiologi dari pasien
cedera toraks
 Mengetahui korelasi dari faktor risiko
 Mortalitas
 Diagnosis dini trauma parah
Bahan dan Metode
Sampel = 371 Orang yang mengalami trauma thorak yang dirawat di
Emergency Departement dari RS Fakultas Kedokteran Univ. Uludag.
2000-2007 yang di pindai secara retrospektif.

Faktor Intrinsik
 Usia, jenis kelamin, mekanisme trauma, tekanan darah sistolik dan
frekuensi pernapasan, cedera yang menyertai, patologi toraks, skor
trauma, pendekatan pengobatan (bedah-konservatif), lama tinggal di
unit perawatan intensif dan di klinik, komplikasi, dan penyebab
kematian.
 Semua nilai-nilai untuk skor trauma, seperti Revised Trauma Score
(RTS), Glasgow Coma Score (GCS), Injury Severity Score (ISS),
Trauma Revised Score-Injury Scale (TRISS), dan Abbreviated Injury
Scale (AIS).
Analisis Statistik
Hasil
 Sebagian besar adalah laki-laki (81,7%).
 Usia rata-rata 42,1 ± 15,7, Usia 62,2% kasus
berusia 20-49 tahun.
 Tekanan darah sistolik <90 mmHg 36,4% (n: 135)
kasus.
 Respirasi yang patologis 29,1% (n: 108) kasus
(dyspnea-apnea).
 Pasien dengan GCS ≤8 terdapat pada 15% kasus,
dan dari 39% memiliki ISS ≥25, menunjukkan
trauma yang sangat parah.
Hasil Analisis Univariat
 Sebagian besar pasien trauma thoraks memiliki setidaknya satu cedera
organsystem. Cedera yang paling sering menyertai termasuk ekstremitas
(27%), kepala (19%), trauma abdomen (18%), vertebra (11%), dan trauma
panggul (8%). Patah tulang rusuk adalah cedera dada yang paling umum,
dan 109 dari 214 kasus dengan patah tulang rusuk memiliki patah tulang
rusuk multipel.
HASIL
Hemotoraks terdeteksi pada 93 orang dan
pneumotoraks pada 94 kasus. Memar 68 orang, fraktur
sternum 24 orang, cedera diafragma 5 orang, dan patologi
jantung seperti cedera miokard 10 kasus. Tidak ada
kerusakan pembuluh darah atau cedera esofagus yang
terdeteksi. Tube thoracostomy dilakukan pada 232 (62,5%)
dari kasus di ED, dan 21 (5,6%) menjalani thoracostomy.

Laparotomi diaplikasikan 38 (10,2%), kraniotomi 24 (6,5%),


dan 15 (4%) menjalani operasi ekstremitas. Thoracostomy
dan laparotomi dilakukan pada 4 kasus.
HASIL
286 hidup dan 85 meninggal dunia
4 merupakan faktor independen prognosis :
Trauma tumpul, TRISS <85, ISS >22 dan
GCS <13
Faktor yang terkuat untuk mengukur
indikasi kematian adalah TRISS
4 Faktor independen ini diukur dengan
Analisis ROC.
 Prediksi keberlangsungan hidup >50% dengan
menggunakan TRISS terdapat pada 307 pasien
meskipun 34 diantaranya meninggal dunia, dan beberapa
menginggal mendadak.
Diskusi
 Analisis regresi logistik digunakan dalam
menentukan faktor yang paling penting yang
mempengaruhi kematian, dan cedera tumpul dan
tingkat ISS> 22, GCS <13 dan Triss <85%
ditemukan untuk menjadi yang paling penting
faktor prognostik.
 Faktor etiologi trauma toraks dapat bervariasi
antara negara-negara
ISS
ISS 16 dilaporkan oleh Kulshrestha dkk.,
dengan angka kematian 9.5%.
ISS >22 ditemukan pada penelitian ini.
UMUR
 Umur bertekad untuk menjadi faktor yang efektif
untuk mortalitas di banyak trauma toraks.
 Sirmali et al., Tingkat mortalitas dan morbiditas
yang ditemukan menjadi 67,7% dan 94,4%,
masing-masing, dalam kasus lanjut usia (lebih dari
60 tahun) dengan patah tulang rusuk.
 Kami menemukan tingkat kematian 35% dalam
kasus lebih dari 52 tahun dan dari 20% pada
pasien yang lebih muda dari 52 tahun.
Diskusi
Usia, hipotensi, respirasi patologis, cedera tumpul, luka yang
menyertainya, trauma abdomen, tinggi Cedera Severity Score
(ISS), dan Glasgow rendah Coma Scale (GCS), Revisi Trauma
Score (RTS), dan Triss adalah faktor yang mempengaruhi
kematian, dan kehadiran cedera tumpul,

Triss <85, ISS> 22 dan GCS <13 yang ditemukan menjadi


faktor prognostik independen.

Faktor terkuat yang menunjukkan kematian adalah Triss.

34 dari 307 kasus dengan probabilitas kelangsungan hidup


lebih dari 50% meninggal.
KESIMPULAN
Dengan adanya faktor yang mempengaruhi
kematian, pasien dengan trauma thorax harus
dievaluasi karena merupakan :
 Kelompok risiko tinggi
 Diagnosis agresif
 Pemilihan metode penatalaksanaan

Anda mungkin juga menyukai