Anda di halaman 1dari 26

SINDROM STEVEN

JHONSON
Dr. Debbi Trisna Anggraini
Pembimbing
dr. Nur Kasim

Identitas Pasien

Nama
:D
Usia
: 3 tahun 6 bulan
Pekerjaan
:Alamat
: Salakan
Tanggal masuk : 16 Juni 2016

Anamnesis
Keluhan Utama
Os di bawa oleh orang tuanya
dengan keluhan melepuh di seluruh
badan. Sebelumnya pasien ada
demam tetapi di bawa ke mantri dan
di beri obat setelah minum obat dari
mantri demam turun tetapi timbul
gelembung-gelembung yang berisi
air di seluruh badan.

Anamnesis
Riwayat penyait dahulu :
Tidak ada
Riwayat alergi obat :
Tidak diketahui

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: Tampak sakit berat


Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah : Nadi
: 92 x/menit, regular
Suhu
: 38C
Pernafasan : 26 x/menit

Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi
merata, terdapat kelainan kulit wajah (sesuai status
dermatologikus)
Mata : Konjungtiva dalam batas normal, sklera
tidak ikterik, alis mata hitam, tidak ada madarosis
Telinga : Normotia, terdapat kelainan kulit (lihat
status dermatologis)
Hidung : Normal, deviasi (-), sekret (-), tidak ada
kelainan kulit
Mulut : Bibir tidak pucat, terdapat kelainan kulit
(sesuai status dermatologikus)

Thorax
Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan
simetris, terdapat kelainan kulit (sesuai status
dermatologikus)
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi
Paru : Suara nafas vesikuler, ronkhi +/+,
wheezing -/ Jantung: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-),
gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : Datar, terdapat kelainan kulit
(sesuai status dermatologikus)
Palpasi
: Supel, hepar dan lien tidak
teraba membesar
Perkusi
: Tidak dilakukan
Auskultasi: Tidak dilakukan

Genitalia

: Tidak diperiksa

Ekstremitas atas : Akral hangat,


tidak ada edema, tidak sianosis,
terdapat kelainan kulit (sesuai status
dermatologikus)
Ekstremitas bawah
: Akral
hangat, tidak ada edema, tidak
sianosis, terdapat kelainan kulit
(sesuai status dermatologikus)

Status Dermatologikus
Distribusi : Universal
Ad regio : fasialis, thorakalis, abdomen,
punggung, ekstremitas atas dan bawah
Lesi
: Multipel, konfluens, berbatas
tegas, berukuran bervariasi dari
lentikular sampai plakat
Efloresensi : Erosi, skuama, krusta,
bullae, dan makula hiperpigmentasi

Pemeriksaan Penunjang

Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
Neutrofil
Lymfosit
Eosinofil
SGOT
SGPT

:
:
:
:
:
:
:
:
:

6,3 [10^6/uL]
(N: 4,2-5,4)
120 [10^3/uL]
(N:150-450)
59,3 U
(N : 76-96)
20,4 Peg
(N : 27-35)
72,2 [%]
(N:50-70)
23,2 [%]
( N:25-40)
1 [%]
( N:2-4 )
110 u/L
(N: 0-32)
72
u/L
(N: 0-32)

Diagnosis & Terapi IGD


Diagnosis
Sindroma Steven-Johnson
Terapi
16 juni 2016
IVFD Rl 14tpm
Cefotaxim 2x500mg
Falergi drop 3x0,3cc

Follow Up Bangsal
Tanggal 17 juni 2016
Ku : lemas,luka di bibir(+) dan
diseluruh badan (+)
IVFD Rl 14tpm
Pasang NGT
Cefotaxim 2x500mg
Falergi drop 3x0,3cc

18 juni 2016
Ku : lemas,luka di bibir(+) dan
diseluruh badan (+)
IVFD Rl 14tpm
Pasang NGT
Cefotaxim 2x500mg
Falergi drop 3x0,3cc

Tanggal 19 juni 2016


Pasien pulang paksa

Pembahasan

Sindrom Stevens-Johnson, biasanya


disingkatkan sebagai SSJ, adalah
suatu kumpulan gejala klinis erupsi
mukokutaneus yang ditandai oleh
trias
kelainan
pada
kulit
vesikulobulosa,
mukosa
orifisium
serta mata disertai gejala umum
berat.

Etiologi
Etiologi Sindroma Stevens Johnson dapat dikategorikan
menjadi 4 golongan berikut:
Infeksi : Herpes simplex virus (masih dalam perdebatan),
AIDS, Cox, influenza, hepatitis, mumps, EBV, enterovirus,
Streptococcus Beta-Haemolyticus Group A, Diphteria,
Brucellosis, Mycobacteria, parasit malaria dan trikomoniasis.
Drug-induced: Antibiotik (penisilin dan golongan sulfa),
analgesik, obat batuk dan pilek, OAINS, psikoepileptik
(Fenitoin, Karbamazepin, Trileptal, Asam Valproat dan
Barbiturat), obat anti asam urat, obat anti retroviral
(Nevirapin dan Indinavir).
Berhubungan dengan keganasan
Idiopatik

Patogenesis

Patogenesisnya belum jelas. Mungkin di sebabkan oleh


reaksi alergi III dan IV. Reaksi tipe III terjadi akibat
terbentuknya kompleks antigen antibodi yang membentuk
Mikropresipitasi sehingga terjadi aktivasi sistim komplemen.
Akibatnya terjadi akumulasi nitrofil yang kemudian
melepaskan Lisosim dan menyebabkan kerusakan jaringan
pada organ sasaran (Target Organ).
Reaksi tipe IV terjadi akibat Limposit T yang tersensitisasi
berkontak kembali dengan antigen yang sama, kemudian
limfokin dilepaskan sehingga terjadi reaksi radang.

Gejala Klinis
Perjalanan penyakit sangat akut dan
mendadak dapat disertai gejala prodromal
berupa demam tinggi, mulai nyeri kepala,
batuk, pilek dan hyeri tenggorokan yang
dapat berlangsung 2 minggu. Gejala-gejala
ini dengan segera akan menjadi berat yang
di tandai meningkatnya kecepatan nadi
dan pernafasan, denyut nadi melemah,
kelemahan yang hebat serta menurunnya
kesadaran, soporous sampai koma.

Trias kelainan
a. Kelainan kulit
Eritema,vesikal dan bulla
b. Kelainan selaput lendir di orifisium yg tersering
ialah pada mukosa mulut/bibir (100%), ke,udian
disusul
dengan
kelainan
dilubang
alat
genetalia(50%),
sedangkan di lubang hidung
dan anus jarang (masing-masing 8%-4%).
c. Kelainan pada mata merupakan 80% diantara
semua kasus, yang sering terjadi ialah
conjungtivitis cataralis.

Diagnosa Banding
Beberapa penyakit yang dapat
merupakan diagnosa banding
Sindrom Stefen-Jhonson ialah:
1.
2.
3.
4.

Nekrolisi Epidermal Toksik (NET)


pemfigus Vulgaris
Pemfigoid Bulosa
dermatitis hipertiformis

Penatalaksanaan
1. kortikosteroid
2. antibiotika
3. menjaga keseimbangan cairan,
elektrolit dan nutrisi
4. transfusi darah
5. perawatan topikal

Komplikasi
Komplikasi yang tersering ialah
bronchopneumonia
(16%),
yang
dapat
menyebabkan
kematian.
Komplikasi yang lain ialah kehilangan
cairan
atau
darah,
gangguan
keseimbangan elektrolit sehingga
dapat menyebabkan shock. Pada
mata dapat terjadi kebutaan karena
gangguan lakrimasi.

Prognosis
Dalam penangan yang tepat dan
cepat maka prognosis sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai