Anda di halaman 1dari 35

DERMATITIS SOLARIS

Dhita Nur Fitriyani


PENDAHULUAN
Dermatitis solaris (sunburn akut) fotodermatitis /
fotosensitivitas yang timbul akibat pajanan pada sinar
matahari yang lama. Sinar matahari yang terik di daerah
tropis dengan panjang gelombang antara 297-317 nm (UVB),
merupakan faktor utama timbul penyakit ini

Fotosensitifitas respon abnormal terhadap cahaya,


biasanya akibat sinar matahari, terjadi dalam hitungan
menit, jam atau hari setelah eksposur dan berlangsung
hingga minggu, bulan, dan bahkan lebih lama.

Fotosensitivitas disebabkan oleh :


Agen endogen metabolik & nutrisi, kelainan genetik
dan idiopatik.
Agen eksogen fototoksisitas dan fotoalergi.
Sinar matahari gelombang elektromagnetik
Sinar UV

Jaringan Kulit

Absorbsi oleh kromofor

Molekul yang tereksitasi

Photoproduct

Perubahan biochemical & celluler


Photoproduct
(ROS)

Aktivasi Phospolipase C
(PLC)

Melanin
Membebaskn Diacetyl
glycerol (DAG) &
inositoltriphosphat

Dopaquinone
Transkirpsi DNA

Tirosinase

Tirosinase
Pembentukan tirosin DOPA
Fotosensitivitas respon abnormal terhadap cahaya,
biasanya pada sinar matahari, terjadi dalam hitungan
menit, jam atau hari eksposur dan berlangsung hingga
minggu, bulan, dan bahkan lebih lama.
Gangguan fotosensitifitas hanya terjadi pada daerah
tubuh terkena radiasi matahari.
Fotosensitivitas

Agen eksogen
Agen Endogen

Fototoalerg
Metabolik Kelainan Fototoksisitas i
Idiopatik
genetik

Xeroder Sunburn
Polimorphous Porphyria ma Photosen
Fototoksik
light eruption cutanea pigment sitizer
topikal
Actinic tarda osum kontak
(fitofotoder
prurigo Variegate Photosen
matitis,
Hydroa porphyria sitizer
dermatitis
vacciniforme Erythtopo sistemik
berloque)
Chronic ietic Fototoksik
actinic protoporp sistemik
dermatitis hyria
Solar urticaria pellagra
SINAR UV
Fotoalergen /
Zat fotosensitizer
fototoksik
dlm
tumbuhan
Absorbsi di
epidermis

Larut
Penetrasi
dalam Molekul yang
ke
lemak terkesitasi
epidermis

Fotoksisitas
Membentuk
Sistemik antigen
fotoalergen Fotoalergi

Reaksi hipersensitivitas tipe IV


Fototoksisitas Fotoalergi
Manifestasi klinis Reaksi sunburn yg berlebihan : eritema, Rash biasanya berbentuk lesi
edem, vesikel dan bula; rasa terbakar, eczema dan biasanya gatal
menyengat, seringkali beresolusi menjadi
hiperpigmentasi

Gambaran Nekrosis keratinosit, degenerasi epidermal, Spongiotik dermatitis, infiltrat


histologi infiltral limfosit dermis, makrofag dan limfohistiosit dermis
neutrofil
Patofisiologi Kerusakan jaringan secara langsung Respon hipersensitivitas tipe
lambat (IV)
Terjadi setelah Ya Tidak
paparan pertama

Onset setelah Menit hingga jam 24-48 jam


paparan
Dosis yang Besar Kecil
dibutuhkan agen
untuk bereaksi

Reaksi silang Tidak ada Sering


dengan agen lain

Diagnosis
Agen topikal Klinis Tes fotopatch
Agen sistemik Klinis + fototes Klinis + fototes
Fototoksisitas Sunburn

Fitofotodermatitis

Dermatitis
berloque
SUNBURN

Fotodermatitis terbanyak yang dapat terjadi


pada setiap individu, terutama ras yang memiliki
sedikit pigmen kulit.
Sinar UVB (pencetus utama) menginduksi
release mediator inflamasi (histamin,
arachidonic acid, cytokines) inflamasi &
vasodilatasi p.d eritema
Manifestasi klinis, khas eritema dengan batas
yang jelas pada daerah yang terpapar cahaya
matahari, nyeri dan terasa terbakar (4-6 jam),
mencapai puncak setelah 24 jam, terlihat jelas
pada malam hari dan membaik setelah 3-7 hari .
Sunburn ditandai dengan nyeri, tenderness, dan
eritema disertai edem ringan (Gambar A)
Setelah 48 jam eritema berkurang dan
melepuh hingga menjadi krusta (Gambar B).
Penatalaksanaan terbaik mencegah
pemaparan dengan sinar UV dengan
penggunaan berbagai jenis tabir surya
(sunscreen/sunblock).
Terapi simptomatis kompres dingin atau
kortikosteroid topikal disamping pemberian
asam asetil salisilat atau indometazin.
Jika berat bed rest, kompres dingin,
kortikosteroid topikal & kortikosteroid oral
FITOFOTODERMATITIS
Reaksi fototoksik yang berhubungan dengan
pajanan terhadap sinar dan tumbuh-tumbuhan.
Zat yang bersifat fototoksik dalam tumbuh-
tumbuhan (furokumarin) larut dalam lemak
mudah berpenetrasi ke dalam epidermis
Sinar UV kontak dengan furokumarin
sentisisasi fototoksisitas
Manifestasi klinis:
Riwayat terpapar dengan tanaman tertentu
(jeruk nipis, lemon, seledri, lobak, wortel,).
Gejala kulit perih, sensasi terbakar, nyeri.
Lesi kulit , akut eritema, edema, vesikel,
dan bula. Tersebar di daerah area kontak,
terutama lengan, kaki, dan wajah.
DERMATITIS BERLOQUE

Freund (1916) :
eritema/pigmentasi menyerupai
bentuk kalung (Perancis: berlock
atau berloque) pada individu yang
mengoleskan minyak wangi
sebelum terpajan sinar matahari.
Diketahui bahwa minyak tersebut
mengandung minyak bergamot
(bergapten, 5-methoxypsoralen)
yang dihasilkan oleh sejenis buah
jeruk yang banyak digunakan
sebagai aroma pada minnyak
wangi dan dapat menimbulkan
garis-garis pigmentasi hanya di
daerah mana parfum diberikan,
terutama sisi leher.
Agen Paparan

Rose bengal Pemeriksaan oftalmologi

Fluorescin Pewarna

Furokumarin Terdapat pada tumbuh-tumbuhan (jeruk,


lemon, seledri, parsley, ubi, fig), parfum
dan kosmetik (minyak bergamot), dan
digunakan untuk topikal fotokemoterapi

Aspal Agen topikal terapetik, material atap,


aspal jalan

Agen Fotoksik topikal


Penatalaksanaan dermatitis fototoksik :
Identifikasi dan menghindari agen penyebab
fototoksik, terutama menghindari paparan sinar
matahari
Sangat penting untuk menhindari paparan sinar
matahari sunscreen
Lesi akut topikal steroid dan kompres dingin
Lesi berat sistemik steroid
Fotoalergy Dermatitis
kontak fotoalergi
Drug induced
photoallergy
DERMATITIS KONTAK FOTOALERGI

Fotoalergik reaksi hipersensitifitas tipe lambat (IV), lesi


akan timbul dalam waktu beberapa jam sampai beberapa
hari setelah pajanan dengan spektrum sinar ultraviolet
gelombang panjang (UVA>>).
Sinar UV absorbsi epidermis fotoalergen berubah
menjadi molekul yang tereksitasi membentuk antigen
yang komplit, pada paparan sinar UV II reaksi
hipersensitivitas tipe lambat
Gambaran klinis erupsi berbentuk papular, likenoid,
dan ekzematosa.
Gambaran histopatologik perubahan epidermis berupa
akantosis, spongiosis, dan pembentukan vesikel disertai
infiltrat padat sel radang bulat disekitar pembuluh darah
DD : dermatitis kontak alergik Pemeriksaan penunjang
: uji tempel dengan sinar (photopatch test).
DRUG INDUCED PHOTOALLERGY

Reaksi terhadap photosensitizer sistemik lebih jarang


ditemukan daripada Photosensitizer kontak dan
mekanismenya juga belum diketahui secara pasti.
Waktu reaksi berlangsung lambat, berupa papul
likenoid sampai perubahan ekzematosa. Meskipun
kelainan biasanya cepat menghilang, tetapi
ditemukan juga keadaan yang persisten (persiten
light reactivity).
Gambaran histopatologik keadaan likenoid berupa
sebukan padat sel radang bulat berbentuk pita
didaerah subepidermal disertai sebukan sel radang
bulat disekitar pembuluh darah dermis bagian
bawah.
Pemeriksaan penunjang tes provokasi dengan
pemberian obat secara sitemik yang dicurigai sebagai
penyebab, diikuti penyinaran.
Golongan obat Nama generik (nama dagang)

Antijamur Griseovulfin (fulvicin-U/F)

Antimalaria Quinine

Antimikroba Quinolon, enoxacin (penetrex), sulfonamid

Obat-obatan Quinidin (Quinaglute, Quinidex)


jantung

NSAID Ketoprofen (Orudis, Oruvail) , piroxicam


(feldene)

Vitamin Pyridoxin hydroklorid (vit.B6)


Drug induced photoallergy
Dermatitis kontak fotoalergi
Penatalaksanaan dermatitis fotoalergi :
Identifikasi dan menghindari fotoalergen dan
paparan sinar matahari
Terapi simptomatis
Polimorphous
light eruption

IDIOPATIK
Actinic prurigo

Hydroa
vacciniforme
Chronic actinic
dermatitis

Solar urticaria
Polimorphous light eruption (PMLE)
Karakteristik lesi gatal, eritema, distribusi yang
vesikel, rash papulovesikular dan biasanya di tempat
yang terpapar cahaya matahari
Lesi akan beresolusi secara menyeluruh dalam
beberapa hari hingga minggu
Actinic prurigo (AP)
Ditandai dengan lesi yang persisten papul,
ekskoriaasi, nodul dan sangat gatal pada area yang
terpapar cahaya matahari
pada umumnya muncul pada wanita dan biasanya
mulai pada umur 10 tahun, dan remisi pada saat
remaja, namun dapat memburuk pada musim panas
Hydroa vacciniforme
Ditandai dengan sensasi seperti terbakar atau
menyengat diikuti dengan timbulnya papul yang
berkonfluent dan kemudian diikuti vesikel dalam
beberapa jam dari paparan sinar matahari.
Kemudian diikuti oleh umbilikasi, krusta dan bercak
jaringan parut yang permanen dalam beberapa
minggu.
Ruam mengenai daerah pipi, dan beberapa bagian
kecil dari wajah, serta biasanya mengenai bagian
belakang tangan dan lengan, biasanya simetris.
Chronic actinic dermatitis (CAD)
CAD biasanya mengenai usia pertengahan atau
orang tua > 50th, kejadian dibawah usia 50thn
sangat jarang biasanya terjadi pada pasien yang
mempunyai riwayat atopi sebelumnya
CAD dapat timbul pada kulit yang normal dan pada
kulit pasien yang mengalami fotoalergik atau
dermatitis kontak alergi.
Lesi CAD patchy (belang-belang) atau berkonfluen
membentuk suatu ekzema, pada kasus berat
likenifikasi.
Daerah yang sering terkena lesi kelopak mata
atas, sela-sela jari, dan kulit dibelakang cuping
telinga. Pada kasus berat ekzema dapat terjadi
pada telapak tangan dan telapak kaki; alis, bulu
mata, rambut dapat rontok akibat gosokan dan
garukan.
Solar urticaria (SU)
Karakteristik lesi urtika dikelilingi oleh daerah
eritematosa,
Lokasi lesi biasanya didaerah terpajan, tetapi dapat
timbul diseluruh tubuh.
Waktu reaksi berkisar antara beberapa detik sampai
beberapa menit dan urtikaria yang timbul sesuai
dengan arah pajanan.
Lesi dapat menetap untuk beberapa menit sampai
beberapa jam bergantung pada intensitas pajanan.
DAFTAR PUSTAKA
Andrews. 2006. Photosensitivity. Dalam James W, Berger TG, Elston
DM, [ed]. Andrews Disease of The Skin Clinical Dermatology. Edisi
10. Canada:WB Saunders Company; Chapter 3.hal 32.
Emmert, S. 2016. Infection Skin Disease Venereology
Dermatopathology. Georg Agust University, Cottigen. Germany.
Fitzpatrick, TB. 2008. Photosensitivity, Photo-induced disorders, and
Disorders by ionizing Radiation. Dalam: Johnson A, Richard KW,
[ed]. Fitzpatricks Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology.
Edisi 6. The mcgraw-hill companies; hal.232-248.
Klaus Wolff, Lowella, dkk. 2008. Disorder presenting in the skin and
mucouse membranes. Dalam : Dermatology in General Medicine,
Fitzpatricks. Seventh edition volume 1. The mcgraw-hill companies;
hal.797-834.
Soebaryo, RW. 2007. Fotosensitivitas. Dalam: Djuanda A, Hamzah M,
Aisah S, [ed]. Ilmu Penyakit Kulit Kelamin. Edisi 4. Jakarta:FKUI;
hal 182-188.
Soebaryo, RW. 2007. Fotobiologi. Dalam: Djuanda A, Hamzah M,
Aisah S, [ed]. Ilmu Penyakit Kulit Kelamin. Edisi 4. Jakarta:FKUI;
hal 182-188.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai