Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

TINEA KORPORIS

PEMBIMBING:
DR. SRI ADILA NURAINIWATI SP.KK
DR. DN. PRAVITASARI SP. KK
Tinea Korporis
adalah

Suatu penyakit kulit


menular disebabkan
jamur dermatofita
spesies Trichophyton,
Microsporus,
Epidermophyton

Penyebab
tersering
penyakit tinea
corporis
adalah
Tricophyton
rubrum
 EPIDEMIOLOGI • Sering ditemukan pada daerah
tropis dan daerah yang beriklim
lembab.

• Prevalensi pada pria dan wanita


sama besarnya dan dapat
mengenai semua umur
PATOFISIOLOGI

Penularan secara Faktor predisposisi : higiene


antropofilik, zoofilik, sanitasi jelek, daerah tropis,
geofilik DM.

Menginfeksi epidermis
superfisial( korneum ) dan
terjadi peradangan dengan
makula eritematosa berbatas
tegas, tepi polisiklik, aktif
( meninggi, ada papul, vesikel,
meluas ), sembuh di tengah
( central healing ) tertutup
squama.
 GEJALA KLINIS
• Gatal sampai sangat gatal
tergangtung respon pasien.
• Awalnya tampak lesi eritematus,
yang dapat dengan cepat membesar
dan meluas, dengan batas tegas.
•Bisa disertai papul vesikel dan
squama diatasnya dengan tepi aktif.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Kultur  biakan agar


KOH 10 – 20 %  malt atau saboraud’s
kerokan agar  yeast cell
kulit/skuama/kuku 
bentuk oval dengan
hifa bersepta
hifa pendek. 10 – 14
hari

Lampu wood
 kuning
keemasan
sampai
orange
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN

Topikal
 Derivat azol : mikonazol 2%, klotrimasol

1%, dan yang terbaru sertaconazole


nitrate
 Derivat alilamin : Naftifine, terbinafine

 Kortikosteroid potensi rendah sampai

sedang, namun penggunaannya tidak


boleh dalam jangka waktu yang panjang
 Sistemik
griseovulfin ( Gold standart ) 6 – 12 minggu
dewasa 500 – 1000 mg/ hr
anak 10mg/kgbb/hr
ketokonazole
anak 3 – 6 mg /kgbb/hr
dewasa 1 kapsul (200mg) hr
itrakonazole
anak 3 – 5 mg/kgbb/hr
dewasa 1 kapsul (100 mg/hr)
terbinafine
anak 3 – 6 mg/kgbb/hr
dewasa 1 tablet (250mg)/hr
PROGNOSIS
 Umumnya baik, dengan angka
kesembuhan mencapai 70-100%
setelah pengobatan dengan golongan
azol atau alinamin topikal.
IDENTITAS
 Nama : Nn L
 Jenis Kelamin: Perempuan
 Umur : 18 tahun
 Suku/Bangsa : Jawa
 Agama : Islam
 Status Perkawinan : Belum Menikah
 Pekerjaan : Mahasiswi
 Alamat : Sidoarjo
  
 Keluhan Utama :
 Gatal-gatal pada kaki kanan sudah 3 bulan
  
 Perjalanan Penyakit :
 Pasien datang dengan keluhan rasa gatal-gatal pada kaki sebelah kanan sejak 3 bulan yang lalu.
Awalnya kemerahan pada kaki tidak begitu besar namun lama kelamaan melebar. Pasien mengaku
sudah berobat dan keluhan tidak membaik, malah semakin lebar dan gatal. Pasien lupa diberikan
obat apa, namun obatnya dalam bentuk salep. Demam –
  
 Riwayat Pengobatan :
 Pasien mengatakan bahwa sering mengobati dengan mengolesi minyak tawon dan membasuh
dengan air panas akhir akhir ini ketika sedang terasa gatal. Pasien belum lupa diberikan obat apa
sebelumnya saat berobat, namun dari pengakuan pasien diberikan obat berupa salep.
  
 Riwayat Alergi
 Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat, maupun bahan-bahan
alergen lainnya.

 Riwayat penyakit terdahulu :


 Riwayat pernah menderita penyakit kulit yang sama, berupa bercak merah disangkal

 Riwayat penyakit dalam keluarga :


 Riwayat anggota keluarga pasien yang menderita penyakit serupa disangkal dan tidak ada riwayat
alergi pada keluarga

 Riwayat Sosial :
 Pasien sering memakai baju ketat dan sering berkeringat.
 Status generalis : dbn
 Status lokalis : Regio tibial dextra:
makula eritematus, berbatas tegas
dengan polisiklik aktif dengan ukuran 5
x 5 cm.
 Resume
Nn 18 tahun datang dengan keluhan rasa gatal-gatal pada kaki
sebelah kanan sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya kemerahan
pada kaki tidak begitu besar namun lama kelamaan melebar.
Pasien mengaku sudah berobat dan keluhan tidak membaik,
malah semakin lebar dan gatal. Pasien lupa diberikan obat apa,
namun obatnya dalam bentuk salep. Pasien sering memakai
baju ketat dan sering berkeringat.

Regio tibial dextra: makula eritematus, berbatas tegas dengan


polisiklik aktif dengan ukuran 5 x 5 cm.

Diagnosis : Tinea Korporis


DD : 1. Tinea Korporis
2. Ptiarisis rosea
3. Dermatitis Numularis
 Planning
 Diagnosis : KOH 10 – 20%, kultur, lampu Wood
 Terapi :
Griseofulvin 2 x 2 tab (125mg) sehari
Loratadin 1x10mg/hari
Topikal : Miconazol cream 3x/hari

 Monitoring :
 Keluhan pasien

 Edukasi :
 Memberi penjelasan pada pasien tentang penyakitnya, dari jenis
penyakit, penyebab sampai prognosisnya.
 Menggunakan obat yang telah diberikan
 Menghindari mengolesi dengan minyak tawon/ dengan air panas
 Kebersihan pakaian yang digunakan harus selalu dijaga
 Menjaga agar tidak lembab dengan tidak menggunakan pakaian
ketat
PEMBAHASAN
 Berdasarkan data yang diperoleh dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik hal ini sesuai dengan pustaka menyatakan
bahwa gejala tinea korporis.

 Penatalaksanaan pasien ini adalah dengan pemberian obat


topikal mikonazole cream 3x/hari. Pasien juga diberikan
obat oral berupa griseofulvin 500mg/hari dengan indikasi
riwayat tidak sembuh dengan pengobatan topikal selama
kurang lebih 3 bulan dan gatal yang sangat hebat, kemudian
untuk gatalnya diberikan loratadin 1x10mg sehari.
KESIMPULAN
 Pasien didiagnosa dengan tinea korporis karena dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik mendukung kearah diagnosa tersebut.
 Penyebab terjadinya tinea korporis yang tersering adalah
Trichophyton rubrum. Faktor predisposisi, terutama lingkungan
dengan kelembaban yang tinggi dan cuaca panas sangat berperan
memudahkan timbulnya penyakit ini.
 Penanganan yang diberikan pada pasien ini adalah terapi
medikamentosa dan pemberian KIE. Terapi medikamentosa yang
diberikan yaitu obat topikal berupa mikonazole% cream dan oral
griseovulfin 500 mg/hr.
 Pemberian KIE sangat penting dalam kasus ini, hal ini disebabkan
karena penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk
sembuh dan angka kekambuhannya cukup tinggi dan sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor predisposisi dan kesabaran serta
ketaatan pasien untuk berobat

Anda mungkin juga menyukai