Anda di halaman 1dari 48

TUTORIAL KLINIK

Dermatitis Seboroik
Preceptor
Dr. dr. Hendra Tarigan S., M.Kes., Sp.KK., FINSDV

Kelompok D
Co-Assistant:
Avissa Medina Kamalia
Afifah Rizqy Nurfaiza
Mezza Agustina
Haekal Alfhad
Tiara Trias Tika
Karina Belinda A
Hanifa Nurusita

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RSUD DR H. ABDUL MOELOEK
2023
01
Status
Pasien
Identitas
Nama : Tn. DT
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 59 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Pekerja Bangunan
Status : Sudah Menikah
Keluhan Utama Keluhan Tambahan
Tidak ada
Ruam kemerahan disertai sisik tipis
berwarna putih dan disertai gatal di
wajah sejak 2 bulan lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
● Sejak 2 bulan lalu muncul ruam merah bersisik tipis berwarna putih
seukuran biji jagung di pipi kanan. Keluhan disertai rasa gatal yang
memberat terutama pada saat berkeringat sehingga membuat pasien
menggaruknya untuk memperingan keluhan. Ruam kemerahan disertai
sisik tersebut dibersihkan oleh anak pasien menggunakan baby oil dan
mudah mengelupas serta tidak berdarah. Pasien juga mengeluhkan mulai
terdapat banyak ketombe pada rambutnya yang juga disertai rasa gatal
dan memberat pada saat pasien sedang banyak pikiran.

● Sejak 1 bulan lalu, keluhan ruam kemerahan disertai sisik tipis berwarna
putih semakin bertambah lebar dan meluas ke daerah lain. Ruam
bertambah besar dari seukuran biji jagung menjadi seukuran koin dan
meluas ke pipi kiri, dahi serta dagu. Keluhan disertai rasa gatal terutama
saat berkeringat dan saat pasien sedang banyak pikiran.
Riwayat Penyakit Sekarang
● Sejak 1 minggu lalu, bercak kemerahan disertai sisik tipis berwarna putih
semakin bertambah dan meluas ke kulit kepala disertai gatal. Pasien juga
mengeluhkan lemas pada kedua anggota gerak tubuh yakni tangan dan
kaki, kemudian pasien dibawa ke RS. Bob Bazar Kalianda dan dilakukan
pemeriksaan HIV dan TB Paru didapatkan hasil positif kemudian pasien
dirujuk ke RS. Abdul Moeloek. Saat ini pasien belum diberikan terapi HIV
maupun TB. Pasien merupakan pasien rawat inap di ruang Nuri yang
dikonsultasikan ke Poli Kulit dan Kelamin.

● Saat dikonsulkan ke poli, pasien dikeluhkan ruam kemerahan disertai


sisik tipis berwarna putih pada kedua pipi, dahi, dagu, daerah telinga dan
kulit kepala disertai gatal.
Riwayat Penyakit Sekarang
● Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya, upaya
pengobatan sebelumnya belum pernah. Keluarga pasien tidak ada
mengalami hal serupa. Riwayat asma, mata berair, batuk-batuk di pagi
hari maupun saat terkena debu disangkal. Riwayat alergi makanan dan
obat disangkal. Riwayat mandi 2x/hari, namun selama sakit pasien hanya
di lap basah saja oleh keluarga, riwayat ganti baju 1x/hari, riwayat ganti
handuk bersamaan disangkal. Pasien memiliki riwayat menikah 2x.
Time Table

2 bulan SMRS 1 bulan SMRS 1 minggu SMRS


Ruam merah di pipi kanan Ruam merah di pipi kanan Ruam merah di pipi kanan melebar dan
Ukuran : biji jagung melebar dan meluas ke pipi kiri, meluas ke kulit kepala
Disertai sisik tipis berwarna putih dahi serta dagu. Ukuran : biji jagung → koin
Rasa gatal (+), terutama saat Ukuran : biji jagung → koin Disertai sisik tipis berwarna putih
berkeringat dan banyak pikiran Disertai sisik tipis berwarna putih Rasa gatal (+)
Riwayat menggaruk ruam Rasa gatal (+), terutama saat Keluhan tambahan: Lemas anggota
Riwayat dibersihkan menggunakan berkeringat dan banyak pikiran tubuh.
baby oil → mudah mengelupas dan Riwayat menggaruk ruam Pasien dibawa ke RS Bob Bazar →
tidak berdarah pemeriksaan TB dan HIV → Positif →
dirujuk ke RSUD Dr. H. Abdul Moeloek.
Time Table

HMRS
Ruam merah di wajah, daerah
telinga dan kulit kepala.
Ukuran : biji jagung → koin
Disertai sisik tipis berwarna putih
Rasa gatal (+), terutama saat
berkeringat dan banyak pikiran
Riwayat menggaruk ruam
Riwayat Penyakit Dahulu
HIV dan TB Paru sejak 1 miggu lalu.

Riwayat Penyakit keluarga


Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa.

Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah diberikan obat mengenai keluhannya.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit Thoraks : Dalam batas normal
sedang
Kesadaran : Compos Mentis Abdomen : Dalam batas normal
Status Gizi : Baik KGB : Terdapat
pembesaran KGB pada preauricular
Tanda-tanda vital sinistra
TD : 124/70 mmHg
HR : 95x/mnt BB : 50kg
RR : 20x/mnt
T : 36,9 °C TB :160cm
SpO2 : 98% RA
Status Dermatologis

Inspeksi
Pada regio facialis et capitis

Pada regio faciialis


plak eritem berbatas sirkumsripta jumlah multipel ukuran
plakat bentuk ireguller distribusi regional

Pada regio capitis


makula eritem jumlah multipel ukuran plakat bentuk
ireguller distribusi regional

skuama kasar berwarna kuning berminyak

Palpasi
Nyeri tekan (-), teraba hangat (-)
Resume
Pasien laki-laki Tn. DT usia 56 tahun mengeluhkan muncul makula hiperpigmentosa disertai
skuama tipis berwarna putih dan disertai gatal di wajah sejak 2 bulan lalu. Gatal dirasakan
hampir setiap hari, memberat pada saat berkeringat dan stress. Makula hiperpigmentosa
disertai skuama tipis semakin bertambah lebar dan meluas ke daerah pipi kiri, dahi serta dagu,
telinga, dan kulit kepala. Pasien di diagnosa HIV dan TB sejak 1 minggu yang lalu. Riwayat
mandi 2x/hari, namun selama sakit pasien hanya di lap basah saja oleh keluarga, riwayat ganti
baju 1x/hari, riwayat ganti handuk bersamaan disangkal. Pasien memiliki riwayat menikah 2x.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit ringan, kesadaran compos mentis.
Status dermatologikus didapatkan
Pada regio facialis:
Plak eritema berbatas sirkumskripta jumlah multipel ukuran plakat bentuk irregular distribusi
regional
Pada regio capitis:
Makula eritem jumlah multipel ukuran plakat bentuk irregular distribusi regional
Skuama kasar berwarna kuning berminyak
Diagnosis Banding

1 Dermatitis Seboroik

2 Pitiriasis Versikolor

3 Psoriasis

Diagnosis kerja

DERMATITIS SEBOROIK
Tatalaksana
(Umum)
Konfirmasi
Menjelaskan kepada pasien mengenai definisi dan penyebab penyakit

Informasi
Menjelaskan kepada pasien mengenai faktor risiko, pencegahan, rencana pengobatan yang
akan diberikan dan derajat keparahan penyakit yang diderita

Edukasi
- Menjelaskan kepada pasien untuk patuh dalam melakukan pengobatan
- kontrol sesuai waktu yang telah disepakati
- memberi edukasi untuk menjaga higienitas diri
- memberikan edukasi tentang cara pengaplikasian obat
- menghindari untuk menggaruk lesi
- Merujuk pasien ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut (Dermatitis Seboroik sedang - berat)
Tatalaksana
(Khusus)
dr. Kelompok A

Topikal SIP. 11111


Poli IKK lt.4
● Betamethasone valerate 0,1% cream 10gr
● Myconazole cream 20gr
R/Betamethasone valerate 0,1% cr 10gr
Myconazole cream 20gr
Sistemik m.f. la da in pot cr
● Cetirizin 10mg S 2 dd ue

R/Cetirizine 10 mg tab No. XV


S 1 dd I

Pro: Tn DT
Umur: 59 th
Alamat: Bandar Lampung
Prognosis

1 Quo ad Vitam:
Bonam

2 Quo ad Functionam:
Bonam

3 Quo ad Sanationam:
Dubia ad Bonam
FOLLOW UP
hari, 18/7/2023

S Keluhan gatal dirasa semakin hebat

O Pada regio faciialis


plak eritem berbatas sirkumsripta jumlah multipel ukuran plakat
bentuk ireguller distribusi regional

Pada regio capitis


makula eritem jumlah multipel ukuran plakat bentuk ireguller
distribusi regional

skuama kasar berwarna kuning berminyak

A Dermatitis Seboroik
P Terapi dilanjutkan
FOLLOW UP
hari, 22/7/2023

S Keluhan gatal dirasa berkurang

O Pada regio faciialis


plak eritem berbatas sirkumsripta jumlah multipel ukuran plakat
bentuk ireguller distribusi regional

Pada regio capitis


makula eritem jumlah multipel ukuran plakat bentuk ireguller
distribusi regional

skuama kasar berwarna kuning berminyak

A Dermatitis Seboroik

P Terapi dilanjutkan
02
Dermatitis
Tinjauan Seboroik

Pustaka
DEFINISI

Dermatitis seboroik adalah peradangan superfisial pada kulit yang bersifat


kronik ditandai dengan plak eritem dengan skuama berwarna putih keabuan
hingga kuning berminyak dengan predileksi di daerah yang kaya dengan
kelenjar sebasea, skalp, wajah dan badan.
Epidemiologi
Terbagi atas 2 kelompok :
1. Infantil → pada minggu pertama - 3 bulan pertama kehidupan.
2. Dewasa → umumnya bersifat kronis, diawali sejak pubertas dan insidens
mencapai puncak usia 40 tahun. Pria > wanita, hal ini berhubungan dengan
stimulasi hormon androgen
Angka kejadian lebih tinggi pada penderita HIV.
Etiologi

Penyebab Dermatitis seboroik belum diketahui secara pasti, namun dikaitkan


dengan Malassezia furfur, gangguan imunologis dan aktivasi glandula sebasea.

Faktor yang berpengaruh pada patofisiologi dermatitis seboroik (DS) adalah


genetik, sebum, jamur (Malassezia spp.), hormonal, imunitas, faktor neurogenik,
dan faktor eksternal (iklim, stress, gangguan nutrisi, obat).
Gejala klinis

Bentuk dermatitis seboroik:


- DS infantil
- DS dewasa
Skuama kuning berminyak di area predileksi
berbatas tegas, eksematosa ringan, disertai
gatal dan menyengat. pada kasus sulit dapat
dilakukan pemeriksaan histopatologi
ketombe merupakan tanda awal dari DS

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/213/2019 TENTANG


PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA DERMATITIS SEBOROIK
Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W. 2019. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi
ketujuh. Jakarta:Badan penerbit FKUI
Gejala klinis
Derajat keparahan dermatitis seboroik
Seborrhoeic dermatitis area severity index (SDASI)➡skalp, wajah, dada
1. menentukan “Skor area lokal”, persentase luas gejala DS pada area tersebut
dibandingkan luas area itu sendiri
2. menilai derajat eritema (E), papul (P), dan skuama (S)
3. skor SDASI: (E+P+S)*skor area lokal
4. klasifikasi SDASI: ringan (0-7,9), sedang (8-15,9), berat(>16)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/213/2019 TENTANG


PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA DERMATITIS SEBOROIK
Diagnosis
1. Anamnesis

kemerahan dan sisik di kulit kepala, lipatan nasolabial, alis mata, area post aurikula, dahi
dan dada. Lesi lebih jarang ditemukan di area umbilikus, interskapula, perineum dan
anogenital. Area kulit yang kemerahan biasanya gatal. Pasien juga dapat mengeluhkan
ketombe (Pitiriasis sika). Keluhan dapat memburuk jika terdapat stressor atau cuaca dingin.

2. Pemeriksaan fisik

lesi eritroskuamosa di daerah predileksi, berulang. khas lesi berupa eksema dengan skuama
kuning berminyak

3. Pemeriksaan penunjang*
a. pemeriksaan KOH
b. histopatologi : Parakeratosis fokal, dengan sedikit neutrofil, akantosis sedang,
spongiosis (edema antar sel), peradangan nonspesifik pada dermis. Ciri khasnya
adalah neutrofil di ujung bukaan folikel yang melebar, yang tampak sebagai
kerak/sisik.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/213/2019 TENTANG
PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA DERMATITIS SEBOROIK
Tatalaksana

Non medikamentosa:
1. Menghindari faktor pemicu/pencetus:
a) Penggunaan AC atau udara dengan kelembaban rendah di lingkungan kerja.
b) Hindari garukan yang dapat menyebabkan lesi iritasi
c) Hindari bahan yang dapat menimbulkan iritasi.
d) Konsumsi makanan rendah lemak.
e) Tetap menjaga hygiene kulit.
2. Pada dermatitis seboroik yang berat, perlu dicari faktor-faktor predisposisi
antara lain infeksi HIV/AIDS, dan lain-lain.
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perjalanan penyakit dan tujuan
pengobatan, hasil pengobatan yang diharapkan, lama terapi, cara penggunaan obat, serta
efek samping obat.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/213/2019


TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA DERMATITIS SEBOROIK
Tatalaksana

Dewasa (Non Skalp) - Ringan


•Antijamur topikal: krim ciclopirox 1%, krim ketokonazol 2% 2 kali sehari selama 4 minggu.
•Kortikosteroid topikal kelas I: krim atau salep hidrokortison 1% 2 kali sehari selama 4 minggu
•Inhibitor kalsineurin topikal: krim pimekrolimus 1%, salep takrolimus 0,1% 2 kali sehari selama 4
minggu
Dewasa (Non Skalp) – Sedang/Berat
•Kortikosteroid topikal kelas II: krim desonide 0,05%, salep aclometasone 0,05%5,6 2 kali sehari selama
4 minggu
•Antijamur sistemik:
- Itrakonazol 200 mg/hari selama 1 minggu kemudian 200 mg/hari selama 2 hari/bulan selama 11 bulan
- Terbinafin 250 mg/hari selama 4-6 minggu (regimen kontinu) atau 250 mg/hari selama 12 hari/bulan
untuk 3 bulan (regimen intermiten)
Tatalaksana

Dewasa (Skalp) - Ringan


•Antijamur topikal: sampo ciclopirox 1-5%, ketokonazol sampo 1-2%, foaming gel 2%, hydrogel 20 mg/gel
2-3 kali/minggu
•Keratolitik: Sampo asam salisilat 3% 2-3 kali/minggu5-6, sampo tar 1-2% 1-2 kali/minggu
•Bahan lainnya:
- Sampo selenium sulfida 2,5% 2-3 kali/minggu
- Sampo zinc pyrithione 1-2% 2-3 kali/minggu
•Kortikosteroid topikal kelas I: linimentum dan solusio hidrokortison 1%, losion hidrokortison 0,1% 1 kali
sehari selama 4 minggu minggu
•Kortikosteroid topikal kelas II: salep aclometasone 0,05%, krim desonide 0,05% 1 kali sehari selama 4
minggu
Tatalaksana

Dewasa (Skalp) – Sedang/Berat


•Kortikosteroid topikal kelas III: sampo fluocinolon acetonide 0,01% 2 kali seminggu, didiamkan selama 5
menit selama 2 minggu
•Kortikosteroid topikal kelas IV: sampo klobetasol propionat 0,05% 2 kali seminggu, didiamkan selama 5
menit selama 2 minggu
•Antijamur sistemik:
- Itrakonazol 200 mg/hari selama 1 minggu kemudian 200 mg/hari selama 2 hari/bulan selama 11 bulan
- Terbinafin 250 mg/hari selama 4-6 minggu (regimen kontinu) atau 250 mg/hari selama 12 hari/bulan
untuk 3 bulan (regimen intermiten)
- Flukonazol 50 mg/hari selama 2 minggu atau 200-300 mg/minggu selama 2-4 minggu
03
Analisis
Kasus
Analisis Anamnesis

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin


Indonesia. 2017. Panduan praktik klinis. Jakarta :
PP PERDOSKI
Analisis Anamnesis

Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. 2019. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia. 2017. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 443-9.
Panduan praktik klinis. Jakarta : PP PERDOSKI
Analisis Pemeriksaan Fisik

Inspeksi
Pada regio facialis et capitis

Pada regio faciialis


plak eritem berbatas sirkumsripta jumlah
multipel ukuran plakat bentuk ireguller
distribusi regional

Pada regio capitis


makula eritem jumlah multipel ukuran
plakat bentuk ireguller distribusi regional

skuama kasar berwarna kuning


berminyak

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia. 2017. Panduan praktik klinis.
Jakarta : PP PERDOSKI

Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. 2019. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI. 443-9.
Analisis Pemeriksaan Penunjang

Dermatitis Seboroik:

Pitiriasis versikolor: Psoriasis:

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia. 2017. Panduan praktik klinis.
Jakarta : PP PERDOSKI

Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. 2019. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI. 443-9.
Diagnosis Banding

Pitiriasis Versikolor

Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. 2019. Ilmu Penyakit


Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 443-9.
Diagnosis Banding

Psoriasis

Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. 2019. Ilmu Penyakit


Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 443-9.
Diagnosis Kerja

Dermatitis Seboroik
Pasien Tn. DT, usia 56 tahun, datang dengan keluhan plak
dan makula eritematosa disertai skuama tipis dan pruritus di
wajah sejak 2 bulan lalu. Keluhan semakin meluas ke regio
zigomatica sinistra, frontalis serta mentalis. Sejak 1 minggu
lalu, keluhan semakin bertambah dan meluas ke scalp
disertai pruritus.

Riwayat HIV (+)

Pada pemeriksaan fisik didapatkan status dermatologikus:


Pada regio facialis:
● Plak eritema berbatas sirkumskripta jumlah multipel
ukuran plakat bentuk irregular distribusi regional
Pada regio capitis:
● Makula eritem jumlah multipel ukuran plakat bentuk
irregular distribusi regional Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. 2019. Ilmu Penyakit
● Skuama kasar berwarna kuning berminyak Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 443-9.
Diagnosis Kerja

Dermatitis Seboroik
Pasien Tn. DT, usia 56 tahun, datang dengan keluhan plak
dan makula eritematosa disertai skuama tipis dan pruritus di
wajah sejak 2 bulan lalu. Keluhan semakin meluas ke regio
zigomatica sinistra, frontalis serta mentalis. Sejak 1 minggu
lalu, keluhan semakin bertambah dan meluas ke scalp
disertai pruritus.

Riwayat HIV (+)

Pada pemeriksaan fisik didapatkan status dermatologikus:


Pada regio facialis:
● Plak eritema berbatas sirkumskripta jumlah multipel
ukuran plakat bentuk irregular distribusi regional
Pada regio capitis:
● Makula eritem jumlah multipel ukuran plakat bentuk
irregular distribusi regional
● Skuama kasar berwarna kuning berminyak Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. 2019. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 443-9.
Dermatitis Seboroik
Analisis Tata Laksana

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


HK.01.07/MENKES/213/2019 TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN
KEDOKTERAN TATA LAKSANA DERMATITIS SEBOROIK
Dermatitis Seboroik
Analisis Tata Laksana

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia. 2017.


Panduan praktik klinis. Jakarta : PP PERDOSKI
Dermatitis Seboroik
Analisis Tata Laksana

Standar Nasional Pendidikan Profesi Dokter Indonesia Tahun 2019.


Konsil Kedokteran Indonesia.
Dermatitis Seboroik
Analisis Tata Laksana

Topikal
● Betamethasone valerate 0,1% cream
10gr
● Myconazole cream 20gr

Sistemik
● Cetirizin 10mg

Kang S, Amagai M, Bruckner AL. 2019. Fitzpatrick’s Dermatology 9th


Edition. New York: The McGraw-Hill Companies.
Dermatitis Seboroik
Analisis Tata Laksana

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan


Kelamin Indonesia. 2017. Panduan praktik
klinis. Jakarta : PP PERDOSKI
Dermatitis Seboroik
Analisis Tata Laksana

Topikal
● Betamethasone valerate 0,1% cream
10gr
● Myconazole cream 20gr

Sistemik
● Cetirizin 10mg

Octavia S, Mukaddas A, Faustine I.


Galenika: Journal of Farmacy. Profil
penggunaan obat pasien penyakit kulit dan
kelamin RSU Anutapura Palu. 2(1) : 38-42
Prognosis

1 Quo ad Vitam: Bonam

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/213/2019 TENTANG PEDOMAN

2 Quo ad Functionam:
NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA DERMATITIS SEBOROIK

Bonam
3 Quo ad Sanationam:
Dubia ad Bonam Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia. 2017. Panduan
praktik klinis. Jakarta : PP PERDOSKI
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai