Anda di halaman 1dari 20

TINEA CAPITIS

Mauliza, S.Ked
Pembimbing:
dr. M. Mimbar Topik, M.Ked (DV), Sp.DV
Pendahuluan

■ Tinea capitis merupakan infeksi rambut dan kulit kepala oleh dermatofita, khususnya
disebabkan oleh spesies Trichophyton dan Microsporum, kecuali Trichophyton
concentricum
■ Dermatofita merupakan kelompok jamur yang menggunakan keratin sebagai sumber
nutrisi yang menyebabkan jamur ini mampu berkolonisasi pada jaringan keratin,
termasuk stratum korneum epidermis, rambut, kuku dan jaringan keratin
■ Prevalensi yang tinggi tinea capitis dapat ditemukan di seluruh dunia, terutama
ditemukan di Afrika, Eropa dan Asia Tenggara
LAPORAN KASUS
Identitas pasien

■ Nama : M. Rafasya Ghazalan


■ Umur : 3,5 bulan
■ jenis kelamin : Laki-laki
■ Suku: Aceh
■ Alamat: Blang Mangat
■ Tanggal pemeriksaan : 2 Desember 2021
Anamnesis
Keluhan Utama:
Kepala botak disertai sisik seperti ketombe, rambut mudah
rontok dan gatal di kepala sejak 3 minggu yang lalu
Riwayat penyakit dahulu :
• Tidak pernah menderita penyakit yang
Riwayat penyakit sekarang : sama
• Awalnya muncul bercak putih sebesar biji jagung semakin • Tidak ada alergi
lama semakin meluas, 1 minggu kemudian diikuti dengan
rambut mudah patah dan terjadi kebotakan dibeberapa area
kepala.
• Tidak memelihara hewan
• Tidak ada anggota keluarga yang menderita gejala yang sama
• Belum pernah diobati
Pemeriksaan fisik

■ Keadaan umum: sakit ringan


■ Kesadaran: composmentis
■ Frekuensi nadi: 89 kali permenit
■ Frekuensi nafas:35 kali permenit
■ Berat badan: 7,4 kg
■ Tinggi badan: 60 cm
Status dermatologis

1. Lokasi : regio parietalis


2. Distribusi : terlokalisir
3. Morfologi : alopesia setempat disertai skuama tipis
4. Bentuk : bulat
5. Susunan : multipel
6. Ukuran: 2-6 cm
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan KOH 10% spora (+), hyfa (+)


Diagnosis
Diagnosis banding 
■ Tinea capitis
■ Psoariasis vulgaris
■ Dermatitis seboroik
■ Alopesia areata.

Diagnosis kerja  Tinea capitis


Tatalaksana

Farmakologi
■ Termisil cream 2 x 1
■ Griseofulvin 125 mg ½ tab 2 x 1 pulvis.

Non farmakologi
■ Menjaga kebersihan kulit kepala, tidak menggunakan handuk, topi, sisir bersama
anggota keluarga lain, tidak kontak dengan hewan peliharaan selama pengobatan.
PEMBAHASAN
■ Tinea capitis mempengaruhi anak-anak terutama pra-pubertas antara 6 dan 10 tahun.
■ Rasio antara pria dan wanita adalah 5: 1; dengan M. canis, rasio bervariasi, namun
infeksi pada anak laki-laki biasanya lebih tinggi.
■ Pada kasus, gambaran klinis sesuai dengan literatur dimana keluhan penderita berupa
bercak pada kepala dan sering disertai rontoknya rambut ditempat lesi tersebut.
Gejala klinis

Gray patch ringworm

• Etiologi  M. audoinii dan M. ferrugineum.


• Lesi dimulai dengan papul eritema di sekitar batang
rambut.
• Papul kemudian melebar dan membentuk bercak yang
memucat dan bersisik. Rambut jadi berwarna abu-abu,
tidak mengkilat dan mudah patah

Kerion

• Etiologi  M. canis dan M. gypseum, T.mentagrophytes


dan T.violaceum.
• Dimulai dari lesi folikulitis pustular sampai bentuk kerion,
yaitu lesi berupa massa atau benjolan lunak, basah dengan
rambut yang patah dan pus, serta dapat terjadi
limfadenopati.
Blackdot ringworm

• Etiologi T. tonsurans dan T. violaceum.


• Rambut sangat rapuh dan patah tepat di muara folikel,
sehingga ujung rambut yang hitam di dalam folikel rambut
terlihat sebagai bitnik hitam.

Favus

• Bentuk yang berat dan kronik


• Etiologi  T. Schoenleinii
• pembentukan scutula, yaitu krusta yang berbentuk mangkuk
berwarna merah kuning dan berkembang menjadi kuning
kecoklatan.
• Pada pengangkatan krusta tampak dasar yang cekung,
merah, basah dan berbau seperti tikus (mousy odor).
Penegakan diagnosis

■ Gambaran klinis.
■ Pemeriksaan lampu wood,
■ Pemeriksaan kerokan kulit kepala KOH 10-20%  pada pasien
■ Kultur.
Tatalaksana

■ Griseovulfin  bersifat fungistatik dan menghambat mitosis dermatofita dengan cara


menganggu pembentukan spindle mikrotubulus.
■ Termisil cream  mengandung terbinafin 1% yang bersifat fungisidal, merupakan obat
dari golongan allylamines yang aman dan efektif.
■ sampo ketokonazol Ketokonazol bekerja sebagai antijamur dengan mengganggu
sintesis ergosterol yang merupakan unsur pokok yang spesifik pada membran sel jamur
Prognosis

■ Prognosis tinea kapitis baik jika penyembuhan telah dicapai dan faktor-faktor infeksi
dapat dihindari, selain itu prognosis kasus tinea kapitis tergantung dari berat ringannya
inflamasi yang ditimbulkan oleh organisme penyebab, sensitivitas organisme terhadap
pengobatan dan adanya kekambuhan
Kesimpulan

■ RG bayi laki-laki berusia 3,5 bulan dengan nomor RM 179437, diantar orang tuanya ke
poliklinik kulit dan kelamin RSUD Cut Meutia pada hari Kamis, 2 Desember 2021.
Aloanamnesis dilakukan dengan orang tua pasien didapatkan keluhan utama berupa
kepala botak disertai sisik seperti ketombe, rambut mudah rontok dan gatal di kepala
sejak 3 minggu yang lalu.
■ Diagnosis tinea capitis ditegakkan berdasarkan anamnesis, dari pemeriksaan klinis,
pemeriksaan mikroskopis KOH didapatkan hifa dan spora positif. Pengobatan
Pengobatan diberikan topikal termisil cream 2 x 1, obat oral griseofulvin 125 mg ½ tab
2 x 1 pulvis, sampo ketokonazol 2% diaplikasikan 2 kali seminggu. Prognosis pada
penderita adalah dubia ad bonam.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai