Anda di halaman 1dari 3

Trauma

Fraktur - Gangguan mobilisasi fisik


- Resiko cedera

Kerusakan periosteum, pembuluh darah,


sumsum tulang dan jaringan sekitar.

- kerusakan integritas kulit


dan jaringan
- gangguan rasa nyaman
Nyeri perdarahan , kerusakan jaringan diujung
Tulang dan spasme otot

Hematoma dikanal dan medula resiko tinggi penurunan perfusi


jaringan perifer
Terjadi peradangan, vasodilatasi,
pengeluaran plasma, lekosit dan
inflamasi

nekrosis jaringan sekitar udema

pemasangan gips atau traksi

- gangguan rasa nyaman nyeri


- resiko tinggi infeksi

Fase-fase penyembuhan patah tulang, yaitu :


1. Hematon segera setelah cedera
Dalam 72 jam, darah akan menjadi beku pada tempatnya adanya fraktur. Tidak seperti hematon
lainnya, hematon akan terjadi di sekitar fraktur yang tidak melakukan absorbsi selama proses
penyembuhan.
2. Pembentukan fibrocartilago
Bagian ini akan terjadi lebih dari 3 hari sampai 2 minggu. Pada periosteum, endosteum dan tulang
mendapat supply, dimana akan mengadakan proliferasi ke dalam fibrokartilago.
3. Pembentukan kalus
Terjadi 3-10 hari sesudah injury, mengubah jaringan granulasi dan callus .
4. Penyatuan tulang
Kalus fibrosa menjadi kalus tulang. Pada foto Rontgen proses ini terlihat sebagai bayangan tetapi
bayangan garis patah tulang masih terlihat.
5. Konsolidasi
Terjadinya penggantian sel tulang secara berangsur-angsur oleh sel tulang yang mengatur diri sesuai
dengan garis tekanan dan tarikan yang bekerja pada tulang. Akhirnya sel tulang ini mengatur diri
secara lamellar seperti sel tulang normal. Kekuatan kalus ini sama dengan kekuatan tulang biasa.

Tatalaksana Fraktur terbuka.


Merupakan kasus emergensi karena dapat terjadi kontaminasi oleh bakteri dan disertai perdarahan yang
hebat dalam waktu 6-8 jam (golden period). Kuman belum terlalu jauh meresap dilakukan:
 Pembersihan luka,
 eksisi jaringan mati atau debridement,
 hecting situasi dan pemberian antibiotik.

Terapi Pengelolaan Medik


Pemilihan jenis tindakan lokasi fraktur, potensial nekrosis, pilihan pasien, dan kesukaan dokter yang merawat.
Jenis tindakan untuk fraktur antara lain :
1. Pemakaian traksi untuk mencapai alignment dengan memberi beban seminimal mungkin pad daerah
distal.
2. Manipulasi dengan Closed reduction and external fixation (reduksi tertutup + fiksasi eksternal), digunakan
gips sebagai fiksasi eksternal, dilakukan jika kondisi umum pasien tidak mengijinkan untuk menjalani
pembedahan.
3. Prosedur operasi dengan open reduction and internal fixation (ORIF). Dilakukan pembedahan dan
dipasang fiksasi internal untuk mempertahankan posisi tulang (misalnya: sekrup, plat, kawat, paku). Alat
ini bisa dipasang di sisi maupun di dalam tulang, digunakan jenis yang sama antara plate dan sekrup untuk
menghindari terjadinya reaksi kimia.
Jika keadaan luka sangat parah dan tidak beraturan maka kadang dilakukan juga debridement untuk
memperbaiki keadaan jaringan lunak di sekitar fraktur.

Golden period
 Fraktur terbuka tergolong dalam kegawatan bedah sehingga memerlukan operasi secepatnya untuk
mengurangi risiko infeksi yang sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama.
 Dikatakan dalam 2 jam pertama sesudah terjadi cedera, sistem pertahanan tubuh berusaha mengurangi
pertumbuhan bakteri yang berlangsung dalam jumlah besar. Dalam 4 jam berikutnya, jumlah bakteri
relatif konstan oleh karena jumlah pertumbuhan bakteri baru sama dengan jumlah bakteri yang dimatikan
oleh tubuh.
 6 jam pertama ini disebut sebagai golden period, dimana sesudah periode ini, dengan adanya jaringan
nekrotik yang luas, mikroorganisme akan bereplikasi sampai tercapai kondisi infeksi secara klinis.
 Luka yang terkontaminasi umumnya dikatakan terinfeksi setelah 12 jam, akan lebih singkat pada luka
dengan kontaminasi dan kerusakan jaringan lunak yang hebat. Oleh karena itu debridemen sebaiknya
dilakukan dalam 6-8 jam pertama.

 Sayangnya, di negara-negara berkembang dimana fasilitas kesehatan masih kurang, ketidaktahuan


masyarakat, kemiskinan, penderita lambat ke rumah sakit. Akan tetapi dari penelitian, diperoleh hasil
yang cukup memuaskan pada kasus fraktur terbuka derajat IIIB walaupun penanganan dilakukan telah
melewati golden period. Hasil ini ditunjang oleh debridemen agresif, antibiotik profilaksis, yang diikuti
dengan rekonstruksi jaringan lunak serta bone grafting beberapa waktu sesudahnya.

 Selanjutnya prinsip dalam penanganan pertama pada patah tulang adalah jangan membuat keadaan lebih
jelek (do no harm) dengan menghindari gerakan-gerakan/gesekan-gesekan pada bagian yang patah.
Tindakan ini dapat dilakukan pembidaian/ pasang spalk sementara dengan menggunakan kayu atau benda
yang dapat menahan agar kedua fraksi yang patah tidak saling bergesekan.

Anda mungkin juga menyukai