Anda di halaman 1dari 32

RESPONSI

TINEA KAPITIS

Taranida Hanifah
G99162027

Pembimbing:
dr. Ammarilis Murastami, Sp. KK
TINJAUAN PUSTAKA
DERMATOFITOSIS

Klasifikasi dari dermatofitosis antara lain


Dermatofitosis merupakan suatu 1. Tinea Kapitis,
penyakit infeksi superfisial yang 2. Tinea Barbae
disebabkan oleh tiga genus jamur 3. Tinea Kruris
dengan kemampuan melakukan invasi 4. Tinea Pedis et Manum
dan berkembang biak dalam jaringan 5. Tinea Unguium
berkeratin (rambut, kulit, dan kuku) 6. Tinea Korporis
TINEA KAPITIS

Infeksi dermatofita yang menyerang kulit dan rambut kepala.

Anak-anak usia 3 sampai 14 tahun.

Microsporum,Trichophyton, dan Epidermophyton.

Antropofilik, Zoofilik, dan Geofilik

Manifestasi yang bervariasi, bergantung pada faktor host dan agen


penyebab.

Tingkat kemiskinan yang tinggi, padat penduduk, dan sanitasi yang


buruk.
EPIDEMIOLOGI

20-25% populasi penduduk dunia.


EPIDEMIOLOGI

92,5%
dermatofitosis pada
anak-anak <10 tahun
EPIDEMIOLOGI

8,7%
anak-anak usia 4
hingga 14 tahun
EPIDEMIOLOGI

Penurunan dalam 50
tahun terakhir dari
14% menjadi 1,2%
PATOGENESIS

Patogen menginvasi lapisan kulit yang paling atas, yaitu pada stratum korneum, lalu menghasilkan
enzim keratinase dan menginduksi reaksi inflamasi pada tempat yang terinfeksi

Adhesi pada Perkembangan


keratinosit Penetrasi respon host

Terjadi jika fungi Didukung oleh Faktor status


dapat melalui sekresi imun penderita
barier sehingga proteinase, lipase, dan organisme
dapat menempel dan enzim tersebut
pada keratin musinolitik yang mempengaruhi
menyediakan derajat inflamasi
nutrisi

Dermatofita dapat bertahan pada stratum korneum kulit manusia karena stratum korneum
merupakan sumber nutrisi untuk pertumbuhan dermatofita dan untuk pertumbuhan miselia jamur
MANIFESTASI KLINIS (GRAY PATCH RINGWORM)

M. audouinii, M. ferrugineum, atau M. canis

Papul merah yang kecil di sekitar rambut  melebar dan


membentuk bercak  pucat dan bersisik

Keluhan penderita adalah rasa gatal dan alopesia setempat

Warna rambut menjadi abu-abu dan tidak berkilat lagi

Rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya

Lampu Wood : fluoresensi hijau


MANIFESTASI KLINIS (BLACK DOT RINGWORM)

T. tonsurans dan T. violaceum.

Pada permulaan penyakit, gambaran klinisnya menyerupai


kelainan yang disebabkan oleh genus Microsporum

Infeksi berada pada muara folikel rambut  yang


tertinggal adalah ujung rambut yang penuh spora 
black dot

Irisan kulit untuk mendapat bahan biakan jamur


MANIFESTASI KLINIS (KERION)

M. canis, M. gypseum, T. tonsurans, T. violaceum

Reaksi peradangan berat, berupa pembengkakan sarang


lebah dengan sebukan sel radang yang padat di sekitarnya

Jaringan parut  alopesia yang menetap

Keluhan : gatal, kulit kepala yang melunak, dan limfadenopati


servikalis posterior
PENATALAKSANAAN
Gambaran klinis
- Limfadenopati regional Lampu Wood
- Alopesia
- Fluoresensi hijau kebiruan : M. canis
- Skuama dan M. audouinii
- Anak-anak
- Flouresensi hijau pucat : T. schoenleinii

Kultur
Dermoskop Koloni yang tumbuh:
- Black dot - Soliter
- Comma-shaped - Sedikit meninggi
- Bulat mengkilap
- Mikroskop : yeast cell

Pemeriksaan KOH 10%


- Hifa
- Spora
DIAGNOSIS BANDING

Alopesia areata Piedra Dermatitis seboroik

- Pangkal patah tidak tampak - Benjolan (nodus) sepanjang - Bercak lesi lebih merata dan
- Skuama (-) rambut simetris
- Krusta melekat erat pada - Skuama kemerahan
rambut terinfeksi - Gatal
- Krusta
PENATALAKSANAAN

Topikal : Oral:
• Ciclopiroxolamine • Griseofulvin
cream • Terbinafine
• Terbinafine cream • Itraconazole
• Fluconazole
• Ketoconazole
PENATALAKSANAAN

Memotong rambut : Sisir dan alat-alat yang kontak


memperpendek durasi yang dengan lesi sebaiknya
dibutuhkan untuk pengobatan dibersihkan dengan
sistemik desinfektan untuk
mengeliminasi spora

Tidak disarankan berangkat


ke sekolah sebelum mendapat Skrining orang terdekat
terapi oral dan sistemik yang
adekuat
DAFTAR PUSTAKA
 Bolognia JL, Jorizzo JL, Schaffer JV. Dermatology. New York: Elsevier Inc; 2012.
 Djuanda A, et al. Mikosis. In: Djuanda A (ed). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia; 2009.p. 92-99.
 Habif TP. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. New York: Elsevier Inc; 2010.
 Goldsmith LA, Katz SI, Gilchest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. New York: McGraw-Hill Companies;
2012.
 Handler MZ. Tinea Capitis; 2017. Diakses tanggal 6 Mei 2017. http://emedicine.medscape.com/article/1091351-overview#a6
 Handler MZ. Tinea Capitis; 2017. Diakses tanggal 7 Mei 2017. http://emedicine.medscape.com/article/1091351-overview#a5
 Wolff K, Johnson RA.Fitzpatricks Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. New York: McGraw-Hill Companies; 2013.
 Fuller LC, Barton RC, Mustapa MFM, Proudfoot LE, Punjabi SP, Higgins EM. British Association of Dermatologists’ guidelines for the
management of tinea capitis 2014. British Journal of Dermatology, 2014: 171:454-463.
 Bolduc C. Alopesia Areata; 2017. Diakses tanggal 7 Mei 2017. http://emedicine.medscape.com/article/1069931-overview
 Soepardiman L. Kelainan Rambut. In: Djuanda A (ed). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia;
2010.p. 301-3011.
 Schwartz RA. Piedra; 2017. Diakses tanggal 7 Mei 2017. http://emedicine.medscape.com/article/1092330-clinical
 Handler MZ. Seborrheic Dermatitis; 2017. Diakses tanggal 7 Mei 2017. http://emedicine.medscape.com/article/1108312-overview
 Chen X, Jiang X,Yang M, Bennett C, Gonzalez U, Lin X, et al. Systemic Antifungal Therapy for Tinea Capitis in Children: An Abridged Cochrane
Review. J Am Acad Dermatol, 2016:1-7.
 Handler MZ. Tinea Capitis; 2017. Diakses tanggal 9 Mei 2017. http://emedicine.medscape.com/article/1091351-treatment#d7
CASE REPORT
ANAMNESIS

IDENTITAS
 Nama : An. G
 Umur : 8 tahun
 Jenis Kelamin : perempuan
 Pekerjaan : Pelajar SD
 Agama : Islam
 Tanggal Periksa : 28 April 2017
 No. RM : 01377439
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Gatal pada kepala

 Riwayat Penyakit Sekarang:


Berobat ke
Berobat ke dokter
1 bulan yang lalu. puskesmas dan
dan mendapat salep
Keluhan gatal juga mendapat salep
Muncul keluhan yang pasien tidak
disertai dengan yang pasien tidak
gatal di kepala tahu namanya,
rambut rontok tahu namanya,
belakang atas namun keluhan
namun keluhan
belum membaik
belum membaik

Pasien mengakui Keluhan belum Pasien keramas 2x


riwayat tidur bersama membaik, bahkan sehari untuk
kakeknya dengan gatal dan area mengurangi gatal
keluhan serupa rambut rontok dan membersihkan
bertahun-tahun semakin meluas kotoran di rambut
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit dahulu Riwayat Penyakit Keluarga


 Keluhan serupa : (-)  Keluhan serupa : (+) kakek pasien
 Alergi : (-)  Alergi : (-)
 Asma : (-)  Asma : (-)
ANAMNESIS

Riwayat Kebiasaan Riwayat Sosial Ekonomi


 Tidur bersama kakek pasien dengan keluhan serupa  Pasien adalah seorang pelajar SD yang sehari-hari
tidur bersama kakeknya. Pasien berobat ke RSDM
dengan menggunakan fasilitas BPJS.
STATUS GENERALIS
 Keadaan umum : Pasien tampak sakit ringan, compos mentis, gizi kesan cukup
 Vital Sign : TD : 100/85 mmHg
Rr : 22 x/menit
N : 88 x/menit
T : 36.5o C
Pain : 1

PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
 Status generalisata
 Kepala : lihat status lokalis  Trunkus Anterior : normal
 Wajah : normal  Abdomen : normal
 Leher : normal  Trunkus posterior : normal
 Mata : normal  Inguinal : normal
 Telinga : normal  Ekstremitas atas : normal
 Axilla : normal  Ekstremitas bawah : normal
PEMERIKSAAN FISIK
Pada regio oksipital tampak
alopesia fokal berdiameter 5 cm
dengan skuama tebal di atasnya
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
 Tinea kapitis (gray patch ringworm)
 Alopesia areata
 Piedra hortae
 Dermatitis seboroiK
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lampu Wood
Kehijauan Dermoskop
Tampak block dot multipel, skuana, dan krusta

Pemeriksaan KOH 10%


- Rambut : hifa (+)
spora (+) eksotrik dan endotrik
- Skuama : spora (+)
DIAGNOSIS KERJA
 Tinea kapitis (gray patch ringworm)
TERAPI
NON MEDIKAMENTOSA

• Edukasi keluarga pasien mengenai penyakit, penatalaksana, dan komplikasinya.

• Edukasi untuk tidak menggosok atau menggaruk luka.

• Edukasi untuk tidak masuk sekolah sebelum infeksi penderita diobati.

• Pengobatan untuk kakeknya.

• Membersihkan sisir dan alat-alat yang sering berkontak dengan penderita.


MEDIKAMENTOSA

Griseofulvin tablet 1 x 500 mg Ketomed shampoo 1 dd ue


selama 2 bulan 3-4x seminggu
PROGNOSIS
 Ad vitam : bonam
 Ad sanam : bonam
 Ad fungtionam : bonam
 Ad kosmetikum : bonam
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai