Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS 1

TINEA KAPITIS

Oleh : Preseptor :
Ahmad muttaqim dr. M. Mimbar Topik,
130611038 K.Ked(DV), Sp.DV

BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RSUD CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2019
Pendahuluan 2

 Tinea kapitis adalah  Secara umum, jamur


kelainan kulit pada yang berasal dari
daerah kepala hewan cenderung
berambut yang menimbulkan
disebabkan oleh jamur peradangan lebih hebat
golongan dermatofita. dibandingkan jamur
yang ditularkan dari
 Tinea kapitis atau kurap
orang ke orang. Pada
dikepala adalah
sebagian infeksi,
penyakit tersering pada
mungkin tidak terjadi
anak. Terjadi kerontokan
peradangan sama
rambut disertai
sekali.
peradangan dan
skuama dengan derajat
bervariasi.
3

 Dermatofita merupakan
kelas Fungi
golongan jamur yang
imperfecti terbagi
menyebabkan
dalam 2 genus
dermatofitosis.
Golongan jamur ini
mempunyai sifat
mencernakan keratin.
Microsporum

Trichophyton
Pendahuluan 4

Tinea capitis mempengaruhi anak-anak


terutama pra-pubertas antara 6 dan 10
tahun. Ketika agen etiologi adalah
audouinii Microsporum, rasio antara pria
dan wanita adalah 5: 1; dengan M.
canis, rasio bervariasi, namun infeksi
pada anak laki-laki biasanya lebih tinggi.

infeksi Trichophyton kulit kepala


mempengaruhi anak perempuan
dan anak laki-laki sama-sama.
Meskipun paling sering terlihat pada
anak-anak praremaja, tinea capitis
dapat terjadi pada orang dewasa.
LAPORAN KASUS
Identitas pasien

 Nama : ZR
 Umur : 8 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Alamat : Muara satu
 Suku : Aceh
 No RM : 12.94.54
 Tanggal Pemeriksaan : 24 September
2019
• berupa bercak keputihan pada kepala, gatal,
Keluhan Utama dan disertai rambut rontok yang sudah di alami 3
minggu yang lalu.
Keluhan
Tambahan • Rmbut mudah patah

• Pasien perempuan usia 8 tahun, suku Aceh,


Pelajar, datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD
Cut Meutia Aceh Utara pada tanggal 24
September 2019 datang dengan keluhan utama
berupa bercak pada kepala, gatal, dan disertai
rambut rontok yang sudah di alami 3 minggu
Riwayat
yang lalu. Sebelumnya pasien mengeluhkan
Perjalanan
gatal- gatal dikepala dan rambut mudah patah
Penyakit
dan bercak putihnya semakin hari meluas. Pasien
sebelumnya tidak pernah berobat ke Puskesmas
karena mengira kerontokan rambut biasa. Dalam
kesehariannya, pasien sering bermain tanah dan
pasir dihalaman rumahnya. Dan pemeliharaan
hewan peliharaan disangkal.
7
Riwayat
Penyakit • Tidak ada
Dahulu

Riwayat
• Ada menggunakan salap tapi
Penggunaan lupa nama obatnya
Obat

Riwayat
Penyakit • Tidak ada
Keluarga
Pemeriksaan Fisik
Status Umum 8

Keadaan umum: Sakit ringan

Kesadaran: Compos mentis

Tekanan darah: tidak diperiksa

Frekuensi nadi: 93x/menit, reguler

Frekuensi napas: 20 x/menit, regular

Suhu: 36,6 ̊C
Status Dermatologis

Regio • Occipitalparietalis

Efloresensi • makula eritema, grey patch, papul merah


kecil disekitar folikel rambu, bersisik, bentuk
primer bulat, diameter 4x5 cm, batas tegas.

Efloresensi
• skuama
skunder
Distribusi Pola lesi

regional sirkumkripta
Gambar 1. Tinea kapitis dengan lesi sudah melebar 24/9/2019
Diagnosa banding

•Tinea kapitis,
Diagnosa •dermatitis seboroik
banding •alopesia areata

Diagnosa •Tinea Kapitis


kerja
Penatalaksaan
 Griseofulvin 500 mg 2 x ½ tab
 Cetirizine tablet 1 x 1 perhari
 Termisil cream 2 x 1 perhari
Edukasi

 Edukasi untuk menjaga kebersihan kulit kepala


dengan menggunakan sampo sesuai aturan,
tidak menggunakan handuk, topi, sisir
bersama anggota keluarga lain, tidak kontak
dengan hewan peliharaan selama
pengobatan. Pasien disarankan untuk kontrol
ulang di poli kulit di RSUD Cut Meutia 1 minggu
kemudian untuk evalusi pengobatan.

14
Prognosis

 Quo ad vitam : ad bonam


 Quo ad functionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : ad bonam

15
 Berdasarkan literatur Tinea
Diskusi kapitis atau kurap dikepala
adalah penyakit tersering
16
pada anak.
 Insiden tinea kapitis bervariasi
 Seorang perempuan
menurut jenis kelamin, tetapi
berusia 8 tahun. tingkat variasi tergantung
pada mikroorganisme. Tinea
capitis mempengaruhi anak-
anak terutama pra-pubertas
antara 6 dan 10 tahun. Rasio
antara pria dan wanita
adalah 5: 1; dengan M.
canis, rasio bervariasi, namun
infeksi pada anak laki-laki
biasanya lebih tinggi. infeksi
Trichophyton kulit kepala
mempengaruhi anak
perempuan dan anak laki-
laki sama-sama.
17

 Pasien datang dengan  Pada kasus, gambaran


keluhan utama berupa klinis sesuai dengan
bercak pada kepala, literatur dimana keluhan
gatal, dan disertai penderita berupa
rambut rontok yang bercak pada kepala
sudah di alami 3 minggu dan sering disertai
yang lalu. Pasien rontoknya rambut
mengatakan awalnya ditempat lesi tersebut.
gatal-gatal kemudian di Ada 3 bentuk dari tinea
garuk sampai lesinya kapitis.
meluas dan arna rambut
menjadi kusam serta
mudah patah.
Grey patch ringworm. 18

 timbulnya papula merah


kecil disekitar folikel
rambut. Papula ini
kemudia melebar dan
membentuk bercak
pucat karena adanya
sisik. Penderita
mengeluh gatal, warna
rambut menjadi abu-
abu, tidak berkilat lagi.
Rambut menjadi
muydah patah dan
mudah juga terlepas
dari akarnya.
 Kerion
19

 tinea kapitis yang disertai


dengan reaksi peradangan
yang hebat. Lesi berupa
pembengkakan menyerupai
sarang lebah dengan
serbukan sel radang
disekitarnya dan disertai
pembesaran kelanjar getah
bening regional. Pada
pemeriksaan teraba
pembengkakan, nyeri dan
pus keluar dari folikel. Kerion
dapat menimbulkan alopesia
permanen dan jaringan
parut. Biasanya disebabkan
jamur zoofilik dan geofilik.
20
Black dot Ringworm
 peradangan pada muara
folikel dan patah
 Black dot Ringworm meninggalkan bintik-bintik
hitam pada alopesia
yang penuh spora. Awal
hanya 2 atau 3 helai
rambut, tidak semua
rambut terkena. Lesi
dapat multipel dan
tersebar di seluruh kulit
kepala. Diameter lesi ini
mencapai 0,5-1 cm.
Umumnya tidak berbatas
tegas. Bentuk ini
disebabkan t tonsurans, t.
Violaceum atau t.
Saoudanense.
21

 Dari anamnesis pasien  Beberapa sumber


tersebut dalam menyebutkan yang beresiko
kesehariannya, sering tinggi adalah sosioekonomi
bermain tanah dan pasir rendah, penyakit ini menular,
dihalaman rumahnya. meskipun cara penelurannya
masih diperdebatkan. Anak-
anak sering tertular dari
temannya dan penularannya
dapat juga terjadi pada satu
keluarga, penyebab dapat
diisolasi dari sisir, sikat, korsi ,
topi, dan alat-alat pencukur
rambut.
 Ada beberapa literatur
Sumber penularan dapat
berasal dari manusia
(antropofilik), hewan (zoofilik),
dan tanah (geofilik)
22

 beberapa penyakit lain


juga menyerupai Tinea
kapitis, sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan
penunjang seperti
pemeriksaan lampu
wood, pemeriksaan
kerokan kulit kepala KOH
10-20%, dan kultur.
23
 Penatalaksaan  Griseofulvin masih menjadi
pada pasien ini baku emas untuk pengobatan
diberikan terapi tinea kapitis karena aman dan
dapat ditoleransi baik oleh anak.
sistemik yaitu Griseofulvin bersifat fungistatik
griseofulvin 500 dan menghambat mitosis
mg 2 x 1/2 tab dermatofita dengan cara
menganggu pembentukan
perhari dan terapi spindle mikrotubulus..
topikal ternisil  obat topikal untuk antifungal,
salep 2 x 1 ue. pada kulit yang mengandung
Terbinafilin HCl 10
mg.erbinafilin bekerja dengan
cara menghambat biosintesis
ergosterol dari jamur.
24

 Prognosis tinea kapitis baik jika penyembuhan


telah dicapai dan faktor-faktor infeksi dapat
dihindari, selain itu prognosis kasus tinea kapitis
tergantung dari berat ringannya inflamasi yang
ditimbulkan oleh organisme penyebab, sensitivitas
organisme terhadap pengobatan dan adanya
kekambuhan.
Kesimpulan 25
 Tinea kapitis masih merupakan infeksi yang umum dengan prevalensi
melebihi 40% di beberapa negara.
 Penyebab umumnya adalah jamur dermatofita, merupakan
golongan jamur yang menyebabkan dermatofitosis. Golongan jamur
ini mempunyai sifat mencernakan keratin. Trichophyton dan
Microsporum
 Saat ini, peningkatan pengawasan di sekolah ditambah dengan
perawatan yang cepat dari kasus-kasus dengan antijamur adalah
pendekatan terbaik untuk membatasi penyebaran berkelanjutan
infeksi.
 Pencegahan dilakukan dengan tidak menggunakan sisir, handuk,
topi bersamaan dengan anggota keluarga lain dan teman-teman
sekolah untuk mencegah penularan.
 Penatalaksanaan dengan pemberian anti jamur baik sistemik
ataupun topikal, prognosisnya umumnya baik.
26

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai