PENDAHULUAN
kulit tubuh yang kasar kering dan disertai sisik berlebihan yang berasal dari bahasa
Yunani yaitu ichthys yang berarti ikan. Iktiosis secara klinis dan genetik diartikan
sebagai kelompok penyakit kulit heterogen ditandai skuama dengan pola difus,
autosomal dominan atau semi dominan, X-linked, dan autosomal resesif.1 Iktiosis
kejadian tertinggi yakni 1 di antara 250 pada 6051 anak di Inggris.2 Insiden iktiosis
resesif X-linked mencapai 1 di antara 2000 pria pada populasi pria Denmark.2
mekanik. Konsekuensi dari kondisi kulit iktiotik dapat mengancam jiwa, melalui
1
BAB II
PEMBAHASAN
I. Definisi
pembentukan keratin pada kulit sehingga permukaan kulit menjadi sangat kering
dan berskuama (bersisik). Gangguan kesehatan kulit ini biasanya terjadi pada
Umumnya, penyakit ini sudah dapat terlihat sejak kelahiran melalui suatu
kondisi yang dikenal dengan istilah bayi kolodion (baby with collodion membrane).
Pada kondisi ini, kulit seorang bayi yang baru lahir sudah dilapisi membran
retak dan akan mengelupas saat si bayi berusia 10-14 hari. 1,2
II. Epidemiologi
Asia, dan suku asli Amerika. Bahkan, berdasarkan hasil penelitian oleh Dr.
Leonard Milstone, Ketua Medis dan Ilmiah Dewan Penasehat dari Yale University,
setidaknya 200 bayi lahir dengan penyakit iktiosis setiap tahunnya di Amerika
Serikat. Iktiosis vulgaris merupakan kasus autosomal semi dominan paling banyak
dengan insiden mencapai 1 di antara 250 pada populasi.2 Insiden iktiosis resesif X-
linked mencapai 1 di antara 2000 pria pada populasi pria Denmark. Iktiosis lamelar
2
pada populasi di seluruh dunia. Hiperkeratosis epidermolitik (EHK) merupakan
III. Etiopatogenesis
dipahami. Kelainan pada berbagai aspek dan tahap dari proses ini dapat
menyebabkan stratum korneum abnormal dan sisik. Cacat gen yang mendasari
kelaianan ini telah teridentifikasi. Mutasi pada gen yang mengkode keratin
seramid selama pembentukan korneosit, dan ditemukan pada 55% pasien iktiosis
sindrom Netherton telah dibuktikan peran proteolisis dan protease inhibitor dalam
3
eritrokeratodermia variabilis, sindrom keratitis, iktiosis, dan tuli (KID). Defisiensi
stratum korneum pada pasien IV. Mutasi FLG juga dapat mengakibatkan fenotip
peningkatan laju proliferasi sel atau pelepasan (deskuamasi korneosit) yang terlalu
cacat gen yang mendasari genodermatosis ini. Mengetahui mutasi gen tertentu,
kongenital berdasarkan pola penurunan dan gambaran klinis dibagi menjadi iktiosis
4
Sindrom CHILD (Congenital hemidysplasia, eritroderma iktiosiformis, unilateral limb
defects)
Iktiosis lamelar
Iktiosis Autosomal resesif
Bayi kolodion
Bayi harlequin
Sindrom Netherton (Iktiosis linearis circumflexa)
Sindrom Sjogren-Lanson
Penyakit Refsum
Trikotiosistrofi
Neutral lipid storage disease (sindrom Chanarin-Dorfman)
Sindrom Neonatal cholestatic jaundice dan iktiosis (NISCH)
Sindrom defisiensi sulfatase mulipel
Sindrom peeling skin
Iktiosis akuisata
Ptyriasis rotunda
Gougerout dan Carteaud Papilomatosis Retikular
karena mutasi gen TGM1. Kata iktiosis berasal dari bahasa Yunani ichthys
(ARCI). Awitan penyakit dapat muncul sejak lahir maupun beberapa tahun
kemudian, dan dapat hanya terbatas pada kulit maupun disertai kelainan sistem
5
Gambar 1. Kulit dengan skuama tebal, kecoklatan, mata ektropion.
Gambar 3 Iktiosis lamelar fenotip klasik. A. Ektropion. B and C. Skuama besar coklat
Plate-like.1
6
Secara klinis skuama pada IL tampak kasar, lebar, kecoklatan, generalisata
dengan predileksi daerah fleksor dan adanya penebalan pada telapak tangan dan
kelenjar keringat. Manifestasi lain pada IL yaitu adanya kelopak mata terangkat
dystrophy), alopesia sikatrik pada daerah berambut (alis dan kepala) serta hipoplasi
kasus yang meragukan perlu ditunjang dengan pemeriksaan biopsi kulit. Hasil
Hasil biopsi kulit ini hampir sama dengan NCIE, hanya pada NCIE terdapat
inti sel yang masih terlihat pada penebalan stratum korneum (parakeratosis) yang
luas. Pada kasus ini diagnosis awal IL ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
manifestasi klinis yaitu adanya riwayat bayi kolodion, ektropion, alopesia sikatrik,
hipoplasi kartilago aurikula dan gambaran skuama yang khas kemudian ditunjang
begitu juga sebaliknya. Kedua penyakit ini mempunyai banyak persamaan pada
7
awitan sakit, etiologi, pola pewarisan dan patogenesis tetapi juga mempunyai
B. Iktiosis Harlequin
congenital ichthyosis (ARCI) yang berat. Umumnya bayi lahir prematur dan
meninggal dalam usia beberapa hari atau minggu.1-3 Penyakit ini disebabkan
stratum korneum yang tebal terpisahkan oleh fisura kemerahan yang dalam,
8
dan Juga tidak adanya lipatan retroaural. Ektropion dan Eklabium juga di
dapatkan Pada penyakit ini.1-3 Kehilangan cairan tubuh dan gangguan regulasi
Gambar 4. Sebelum perawatan. Tampak hiperkeratosis hitam kekuningan dan fisura pada
hampir seluruh tubuh, hipoplasi aurikula, ektropion, dan eklabium
9
C. Iktiosis Vulgaris
biasanya melibatkan sisi luar lengan bawah, bagian ekstensor paha, dan bokong.
Atopi juga sering didapatkan dan dapat bermanifestasi sebagai hay fever,
eczema atau asma. Hipohidrosis disertai intoleransi panas dapat muncul pada
individu dengan IV, namun sangat jarang terjadi. Perburukan kondisi pasien
biasanya berhubungan dengan iklim yang kering dan dingin, namun sebaliknya
pada iklim yang hangat dan lembab kondisi pasien akan semakin cepat
mengalami perbaikan.1,2
Gambar 6. Iktiosis vulgaris: Hyperkeratosis mirip ikan Gambar 7. Mirip kulit ikan ini iktiosis
scalelike halusarea dada. Ini adalah bentuk ringan ichthyosis yang lebih parah
vulgaris
.
10
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG IKTIOSIS
akantosis dengan stratum granulosum yang normal (Gambar 8), sedangkan pada
pada bagian atas stratum spinosum (Gambar 9).4 Iktiosis didiagnosis secara
pemeriksaan prenatal seperti fetoskopi dan biopsi kulit janin meningkatkan risiko
mortalitas janin, maka jarang dilakukan. Sampel janin paling baik diambil pada fase
awal kehamilan.4
11
VI. Tatalakasana
Bayi dengan iktiosis harus dirawat pada inkubator yang terhumidifikasi.
Keluaran urin, berat badan, dan kadar elektrolit harus dimonitor ketat. Gangguan
elektrolit dapat dikoreksi via intravena.12 Monitoring ketat tanda infeksi pada bayi
makan, dan peningkatan suhu dapat menjadi tanda infeksi pada bayi. Antibiotik
profilaksis dapat diberikan pada bayi dengan fisura luas dan hanya diberikan
pasien juga dapat di daftarkan pada Foundation for Ichthyosis and Related Skin
Terdapat banyak krim dan lotion keratolitik yang tersedia secara komersial yang
mengandung urea, asam salisilat, atau asam α-hidroksi (misalnya, asam laktat, asam
glikolat). Urea dapat berfungsi dengan kapasitasnya untuk mengikat air. Propilen
pada wilayah luas dan pada individu yang mungkin tidak toleran terhadap panas.1
Pemberian 1 gram preparat topikal asam salisilat dapat meningkatkan 0,5 miligram
12
(mg) per desiliter (dL) preparat di plasma. Batas kadar toksik asam salisilat dalam
darah adalah 30-50 mg/dL.5 Salep topikal tacrolimus 0,1% atau krim pimekrolimus
1% efektif pada pasien iktiosis yang mengalami iritasi menggunakan obat topikal
jenis lain. Preparat topikal tacrolimus 0,1% atau krim pimekrolimus 1% memiliki
Terapi terkini untuk iktiosis kongenital berupa terapi simtomatik yang fokus
kepada hidrasi, lubrikasi, dan keratolisis. Kulit iktiotik tebal, namun mengalami
Melembabkan kulit dengan berendam lama, dapat menghidrasi kulit. Kulit yang
terhidrasi dengan baik dapat dengan mudah ditipiskan dengan abrasi ringan (busa
pada pasien iktiosis dapat disesuaikan dengan keinginan pasien yang dapat
berwujud sebagai lotion, krim, minyak, ataupun petrolatum.6 Pada musim kering
Risiko efek samping obat (ESO) pada bayi dan anak lebih sering daripada
dewasa karena ratio luas permukaan tubuh per berat badannya lebih besar.
13
pemberian topikal retinoid adalah dermatitis toksik yang dikenal ”dermatitis
komplikasi pada penipisan stratum korneum yang bersifat reversibel tetapi tidak
Pada iktiosis yang berat (harlequin), retinoid oral sangat bermanfaat sebagai
terapi sistemik. Retinoid oral generasi II (etretinat dan asitrenin), pada tingkat
komplikasi pada ektropion disamping pemberian tetes mata yang berfungsi sebagai
emolien dan lubrikasi mata pada malam hari untuk mencegah terjadinya keratitis
akibat paparan. Obat ini tidak mengembalikan defek biokimia dan structural
yaitu pengetahuan tentang mutase gen yang spesifik sangat penting dalam
menentukan terapi yang tepat. Terapi gen merupakan terapi definitive yaitu
penyisipan materi genetik ke dalam sel untuk mengoreksi defek atau memodifikasi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Kulit & Kelamin, THT, Mata dan Bedah
14
ini tidak menular sangat perlu. Motivasi Pada orangtua penting untuk dapat
menerima pasien apa Adanya agar anak tidak merasa dikucilkan dan rendah diri
VII. PROGNOSIS
angka mortalitas yang rendah, akan tetapi terdapat beberapa tipe seperti bayi
15