PENDAHULUAN
gamma yang terletak pada lokus kromosom Xq28 berperan dalam patogenesis
IP.3 Kelainan ini secara klinis ditandai oleh displasia ektodermal dan
mesodermal, melibatkan kulit, mata, rambut, gigi, sistem saraf pusat, dan
antara pasien IP, memiliki satu atau lebih anomali organ lain selain
pada laki-laki dengan somatic mosaicism, sindrom Klinefelter (47, XXY), dan
4
hypomorphic alleles Carney (1976) melaporkan 653 pasien IP, dan hanya
didapatkan 16 orang laki-laki dan 55,4% terdapat riwayat keluarga dengan IP. 3
pasti, namun telah lebih dari 700 kasus IP dilaporkan dalam literatur.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
2.1 Defenisi
banyak sistem tubuh, khususnya kulit.10 Kondisi ini terjadi lebih sering pada
kelainan kulit yang berevolusi sepanjang masa dan dewasa muda.10 Banyak
bayi yang terkena memiliki ruam terik saat lahir dan pada awal masa bayi,
pertumbuhan kulit.10 Pada anak usia dini, kulit mengembangkan patch abu-
Patch ini memudar dengan waktu, dan orang dewasa dengan incontinentia
mikroskopik lesi pada fase ketiga dari penyakit ini, yang dikarakterisasi oleh
2.2 Etiologi
berfungsi mengatur ekspresi gen yang berperan dalam sistem imun, reaksi
2
inflamasi, adesi sel dan anti apoptotik.8 Gambaran klinis pada stadium 1
terjadi pada stadium 2 disebabkan oleh proliferasi sel keratinosit NEMO yang
terjadi atrofi yang ditandai dengan skar, tidak berambut, berbentuk linier
2.3 Epidemiologi
Sulzberger pada tahun 1928.4 Lantaran itu, kelainan genetik ini sering disebut
Pigmented Dermatosis.4 Apa pun nama atau istilahnya, yang pasti semua itu
terbatas.4
3
Inkontinensia pigmenti lebih banyak terjadi pada perempuan karena pada
dan hypomorphic alleles.4 Carney (1976) melaporkan 653 pasien IP, dan
diketahu dengan pasti, namun telah lebih dari 700 kasus IP dilaporkan dalam
literatur.4
2.4 Diagnosa
dan histopatologis.11
a) Gambaran klinis
Gangguan yang terjadi tampak di bagian kulit, rambut, gigi dan kuku.
1. Kulit
4
Salah satu diagnosis IP ialah adanya bercak progresif yang dibedakan
dan kepala begitu anak lahir, Meski begitu gejala ini bisa juga terjadi di
bagian tubuh yang lain. Awalnya, bercak atau gangguan kulit ini seperti
Tahap kedua adalah tahap verrucous, yaitu seperti kutil. Bisa juga
Gangguan yang menyerang kaki dan tangan ini bisa jadi muncul begitu
si kecil lahir. Bila ini yang terjadi, berarti tahap vesicular terjadi selagi
dengan pola seperti melingkar. Muncul ketika anak berusia 6-16 bulan.
Tahap keempat adalah atrophic, seperti bekas luka dan muncul di kulit
kepala.11
5
Makula dan bercak hiperpgmentasi dan alopesia verteks
6
2. Gigi
serius, Untuk hal ini, pasien dapat menjalani terapi ortodonti ataupun
prostodonti.11
3. Kuku
mayoritas kasus biasanya tak hanya satu atau dua kuku yang mengalami
4. Rambut
7
Sebagian pasien IP mengalami gangguan/kelainan rambut, Yang umum
rambut normal, namun bila diraba tampak kasar, kaku, dan "tak
bercahaya".11
5. Mata
rabun dekat atau jauh. Masalah lainnya adalah kelainan pada pembuluh
berusia 5 tahun. Gangguan pembuluh darah di mata yang tak normal ini
secara intensif dengan dokter mata anak, khususnya yang ahli tentang
lain yang mungkin terjadi namun tergolong langka adalah mata kecil
8
6. Susunan saraf
b) Histopatologi
2.5 Patofisiologi
9
konsekuensi dari mutasi pada kromosom X, atau lebih spesifik lagi, Xq28.
Pada porsi q28 kromosom ini, terdapat sebuah gen yang disebut NEMO (NF-
pigmenti, yang dikarakterisasi oleh adanya makula, vesikel dan papula, atau
terlihat di daerah lengan, kaki dan tubuh bagian tengah, lesi tahap pertama
umumnya mengalami involusi dalam beberapa hari dan dapat digantikan oleh
10
Tahap ini merupakan tahap kedua dari inkontinensia pigmenti, dimana
proliferasi sel normal yang tidak mengalami defisiensi IKK (disebut dengan
demikian, lesi vesikel pada tahap pertama dapat muncul kembali sepanjang
usia pertumbuhan bayi, baik akibat paparan sinar matahari atau akibat faktor
lebih sering ditemukan di badan dan ekstremitas.10 Lesi paralel yang berada
pada 1 garis lurus seringkali terhubung satu sama lainnya oleh gambaran
11
meyakini bahwa perubahan pasca inflamasi memainkan peranan penting
lainnya. Mutasi yang berlaku dalam gen NEMO ini menyebabkan penyakit
(related protein) yang membantu melindungi sel- sel agar tidak rusak atau
rangsangan tertentu.11
Kondisi ini diwariskan dalam pola yang dominan X -linked. Gen terkait
dengan kondisi ini terletak pada kromosom X, yang merupakan salah satu
dari dua kromosom seks.11 Pada wanita ( yang memiliki dua kromosom
X ), mutasi pada salah satu dari dua salinan dari gen dalam setiap sel
normal IKBKG protein dan sel-sel lain menghasilkan tidak ada. Hasil
12
Pada laki-laki ( yang hanya memiliki satu kromosom X ), sebagian
mutasi gen NEMO dengan efek yang relatif ringan, mutasi gen NEMO
seperti penyakit lain yang otomatis diturunkan pada anak.10 Misalnya, bila
yang sama.10
Penyakit IP, dengan kata lain diturunkan secara resesif.10 Artinya, tidak
NEMO dari satu orangtua yang terkena.11 Kasus-kasus lain hasil dari
mutasi baru dalam gen dan terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat
13
2.7 Diagnosa Banding
Selain kulit, biasanya mukosa juga ikut terkena, seperti mukosa oral,
b.Pemfigoid bulosa
Penderita biasanya usia lanjut (>60 tahun), keadaan umum baik, atau sakit
ringan. Sering disertai gatal, kelainan kulit terutama bula yang bercapur
2.8 Penatalaksanaan
resolusi dari tahap inflamasi.9 Higienitas oral dan perawatan gigi rutin sangat
diperlukan pada kasus inkontinensia pigmenti, dan restorasi gigi juga disarankan.9
14
Untuk mencegah atau mencari gen yang "bertanggung jawab" atas
dilakukan diagnosis klinis misalnya, dari bercak yang muncul saat bayi baru
lahir.9 Namun, bila bercak tersebut samar mungkin perlu dilakukan biopsi kulit.
Dalam hal ini, dokter spsialis kulit kelamin berperan untuk menegakkan
dikhawatirkan terjadi infeksi.7 Umumnya obat yang diberikan berupa krim atau
2.9 Prognosis
BAB III
15
KESIMPULAN
bintik hitam yang menyebar pada tubuh, Sebelumnya didahului oleh urtikaria,
vesikula, peradangan verikosa pada bayi-bayi wanita yang baru lahir. Gejala
klinis, lesi dimulai dengan urtikaria/ vesikula yang segera berubah menjadi
diturunkan secara resesif.10 Artinya, tidak harus atau selalu diturunkan pada
dominan. 11Artinya bila orangtua menderita IP, maka kira-kira 25 persen bayi
DAFTAR PUSTAKA
16
1. Berlin AL, Paller AS, Chan LLS. Incontinentia pigmenti: A review and update
on the molecular basis of pathophysiology. JAm Acad Dermatol. 2002
2. Smahi A, Courtois G, Vabres P, Yamaoka S, Henertz S, Munnich A, dkk.
-Genomic rearrangement in NEMO impairs NF- Bactivation and is a cause of
incontinentia pigmenti.
3. Franco LM, Goldstein J, Prose NS, Selim MA, Tirado CA, Coale MM, dkk.
Incontinentia pigmenti in a boy with XXY mosaicism detected by
fluorescence in situ hybridization. J Am Acad Dermatol. 2006
4. Pereira MAC, Budel AR, Feltrim AS, Cabra CS, Mesquita LA. Xlinked
incontinentia pigmenti or Bloch-Sulzberger syndrome: A case report. An Bras
Dermatol. 2010
5. Hadj-Rabia A, Froidevaux D, Bodak, Hammel-Feillac D, Smahi A Touil Y.
dkk. Clinical study of 40 cases of incontinenti pigmenti. Arch Dermatol. 2003
6. Landy SJ, Donnai D. Incontinentia pigmenti (Bloch-Sulzberger syndrome). J
Med Genet. 1993.
7. Pacheco TR, Lewly M, Collyer JC, Parra NP, Parra CA, Garray M, dkk.
Incontinentia pigmenti in male patient. J Am Acad Dermatol. 2006Kim BJ,
Shin HS, Won CH, Lee JH, Kim KH, Kim MN, dkk. ncontinentia pigmenti:
Clinical observation of 40 Korean cases. J Korean Med Sci. 2006
8. Orange JS, Geha RS. Finding NEMO: Genetic disorders of NF- activation. J
Clin Invest. 2003
9. Smahi A, Courtois G, Rabia SH, Doffinger R, Bodemar C, Munnich A. dkk.
The NF B signalling pathway in human diseases: Fro incontinentia pigmenti
to ectodermal dysplasias and immunedeficiency syndromes. Hum Molec Gen.
2002
10. Escobedo J. Incontinentia Pigmenti without Systemic Malformations: a case
report and description for primary care clinicians. Proceedings of UCLA
Health Care. 2000
11. Epi Panjaitan, Triasari Oktavriana, Retno Danarti Inkontinensia Pigmenti
Gambaran Klinis Pada 4 Pasien : FK Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta. 2013
17