PENDAHULUAN
Mycobacterium tuberkulosis yang berasal dari peritoneum, penyakit ini jarang berdiri
sendiri dan biasanya merupakan kelanjutan dari proses tuberkulosis di tempat lain
terutama dari tuberkulosis paru, namun sering ditemukan bahwa pada waktu diagnosa
ditegakkan proses tuberkulosis di paru sudah tidak terlihat lagi. Hal ini bisa terjadi
maju, tetapi tidak jarang ditemukan di negara dengan prevalensi tuberkulosis tinggi,
mempunyai prevalensi yang relatif rendah, dan kebanyakan pasien yang baru di
diagnosis adalah mereka yang berasal dari luar Amerika Serikat (imigran). Pada
pasien yang menderita AIDS dan mereka yang sedang menjalani terapi
immunosupresan. 4
mereka dengan TB paru aktif dan mewakili 4% sampai 10% dari semua TB ekstra
paru. Kasus Tuberkulosis peritonitis sering pada individu kurang dari 40 tahun dan
1
sering terjadi pada perempuan berumur 40 tahun. Individu dengan penyakit HIV,
sirosis, diabetes, keganasan, dan mereka yang terus menerus menjalani dialisis
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
atau viseral yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, dan terlihat
2.2 ETIOLOGI
atau sedikit melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran
lebar 0,3 – 0,6 µm dan panjang 1 – 4 µm. Dinding M.tuberculosis sangat kompleks,
terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi (60%). Penyusun utama dinding sel
dimikolat yang disebut “cord factor”, dan mycobacterial sulfolipids yang berperan
dalam virulensi. Asam mikolat merupakan asam lemak berantai panjang (C60 – C90)
peptidoglikan oleh jembatan fosfodiester. Unsur lain yang terdapat pada diniding sel
bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai, tahan terhadap upaya penghilangan
3
2.3 INSIDENSI
peritoneal dijumpai 2 % dari seluruh Tuberkulosis paru dan 59,8% dari tuberculosis
penyakit extra paru sedangkan peneliti lain menemukan hanya 5-20% dari penderita
19
tuberkulosis peritoneal yang mempunyai TB paru yang aktif. Pada saat ini
dan peningkatan ini sesuai dengan meningkatnya insiden AIDS di negara maju. 1 Di
Asia dan Afrika dimana tuberculosis masih banyak dijumpai, tuberculosis peritoneal
Penelitian di Rumah Sakit King Edward III Durban Afrika selatan menemukan
145 kasus tuberculosis peritoneal selama periode 5 tahun (1984-1988) dengan cara
Tjikini Jakarta melaporkan ada 11 kasus Tuberkulosis peritoneal untuk periode 1975-
1977 20, sedangkan penelitian di Medan melaporkan ada 8 kasus selama periode 1993-
1995.21
disebabkan oleh M. tuberculosis. Dalam penelitian saat ini yang dilakukan di Taiwan
4
yang merupakan daerah endemik Tuberculosis (kejadian: 62,0 orang per 100.000
dari semua kasus peritonitis mycobacterial dan memiliki tingkat kematian 6 bulan
hepar, Diabetes mellitus akan menyebabkan sistem kekebalan tubuh terganggu baik
peritonitis NTM, infeksi NTM paru (43%) dan infeksi NTM ekstra-paru di Taiwan.
Peritoneum terdiri atas dua bagian utama yailu peritoneum parietal, yang melapisi
dinding rongga abdominal dan peritoneum viseral yang menyelaputi semua organ
yang bcrada di dalam rongga itu. Ruang yang bisa lerdapat di antara dua lapis ini
bebas dalam rongga peritoneum, yang memelihara permukaan peritoneum tetap licin.
5
Pada orang laki-laki peritoneum berupa kantong tertutup; pada orang perempuan
6
Lapisan peritonium dibagi menjadi 3, yaitu:22
peritoneum dorsal dan terjadi perlekatan. Akibat perlekatan ini, ada bagian-bagian
usus yang tidak mempunyai alat-alat penggantung, dan akhirnya berada disebelah
mesenterium;
3. Colon ascendens dan colon descendens terletak retroperitoneal;
4. Colon transversum terletak intraperitoneal dan mempunyai alat
mesenteriuum. 22
Peritoneum parietal disarafi oleh saraf aferen somatik dan visceral yang cukup
sensitif terutama pada peritoneum parietal bagian anterior, sedangkan pada bagian
pelvis agak kurang sensitif. Peritoneum visceral disarafi oleh cabang aferen sistem
otonom yang kurang sensitif. Saraf ini terutama memberikan respon terhadap tarikan
7
dan distensi, tetapi kurang respon terhadap tekanan dan tidak dapat menyalurkan rasa
8
Fungsi utama peritoneum adalah menjaga keutuhan atau integritas organ
intraperitoneum. 22
2.5 EMBRIOLOGI
ke-22 sebagai akibat dari pelipatan mudigah kearah sefalokaudal dan lateral.
Sebagian dari rongga kuning telur yang dilapisi endoderm bergabung ke dalam
pencernaan dan turunannya biasanya dibahas dalam 3 bagian, yaitu (a) Usus depan,
yang terletak di sebelah kaudal tabung faring dan membentang hingga ke tunas
9
hati; (b) Usus tengah, mulai dari sebelah kaudal tunas hati dan berjalan ke suatu
tempat kedudukan, yang pada orang dewasa membentuk pertemuan dua pertiga
kanan dan sepertiga kiri kolon tranversum; dan (c) Usus belakang, yang
dorsal yang menggantung dari bagian bawah esofagus ke daerah kloaka usus
proprius yang menggantung illeum dan jejunum) yang akan menjadi jalur
pembuluh darah, saraf, dan getah bening ke bagian abdomen viseral. Sedangkan
mesenterium ventral yang terdapat pada bagian esofagus terminal, lambung, bagian
10
Gambar 5 Gambaran skematik mesentrium24
2.6 PATOGENESIS
peritoneum. Dengan perjalanan waktu dan menurunnya daya tahan tubuh dapat
penjalaran langsung dari kelenjar mesenterika atau dari tuberkulosis usus. Pada
peritoneum terjadi tuberkel dengan massa perkijuan yang dapat membentuk satu
melekat pada organ-organ abdomen dan lapisan viseral maupun parietal sehingga
tuberkulosis peritonitis. Selain itu, kelenjar limfe yang terinfeksi dapat membesar
yang menyebabkan penekanan pada vena porta yang mengakibatkan pelebaran vena
11
dinding abdomen dan asites.2 Terjadinya Tuberkulosis peritonitis melalui beberapa
cara, yaitu 1
penyebaran perkontinuitatum tapi sering karena reaktivasi proses laten yang terjadi
terdahulu (infeksi laten “dorman infection”). Seperti diketahui lesi tuberkulosa bisa
mengalami supresi dan menyembuh. Infeksi masih dalam fase laten dimana ia bisa
menetap laten selama hidup namun infeksi tadi bisa berkembang menjadi tuberkulosa
pada setiap saat. Jika organisme interseluler tadi mulai bermultiplikasi secara cepat.
banyak, gejala menonjol ialah perut membesar dan berisi cairan (asites). Pada bentuk
alat-alat tubuh yang berada di rongga peritoneum. Disamping partikel yang kecil-
kecil yang dijumpai tuberkel yang lebih besar sampai sebesar kacang tanah. Disekitar
Eksudat dapat terbentuk cukup banyak, menutupi tuberkel dan peritoneum sehingga
12
darah dan terlihat kemerahan sehingga mencurigakan kemungkinan adanya
keganasan. Omentum dapat terkena sehingga terjadi penebalan dan teraba seperti
benjolan tumor. 1
2. Bentuk adhesive
Disebut juga sebagai bentuk kering atau plastik dimana cairan tidak banyak
dibentuk. Pada jenis ini lebih banyak terjadi perlengketan. Perlengketan yang luas
antara usus dan peritoneum sering memberikan gambaran seperti tumor, kadang-
kadang terbentuk fistel. Hal ini disebabkan karena adanya perlengketan perlengketan.
Kadang-kadang terbentuk fistel, hal ini disebabkan karena perlengketan dinding usus
dan peritoneum parintel kemudian timbul proses necrosis. Bentuk ini sering
pembagian ini lebih bersifat untuk melihat tingkat penyakit, dimana pada mulanya
terdiri dari sel-sel epitel dan sel datia langerhans, dan pengkijuan umumnya
ditemukan. 1
non-spesifik dan perjalanan klinis yang lambat, dan sulit dibedakan dengan penyakit
13
intraabdominal lainnya sehingga cukup rumit untuk menegakkan diagnosis. Gejala
klinis sangat bervariasi, pada umumnya keluhan dan gejala timbul perlahan-lahan
penelitian.1,5,6,7,8
Dari beberapa hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa gejala yang paling
Keadaan umum pasien bisa masih cukup baik sampai keadaan kurus dan
kahexia, pada wanita sering dijumpai tuberkulosa peritoneum disertai oleh proses
14
tuberkulosis pada ovarium atau tuba, sehingga pada alat genitalia bisa ditemukan
mellitus; CRF : chronic renal failure; HTN : hipertensi;LC : liver sirosis; * Gejala
15
Demam, 6. Massa abdomen, 7.konstipasi, 8. tinja berdarah, 9. Tanda peritoneal, 10.
Sepsis.7
Dari tabel 2 diatas memperlihatkan bahwa lokasi Tuberkulosis abdominal paling banyak terjadi pada peritoneum dan usus atau yang dikenal
dengan Tuberkulosis Peritonitis dan Tuberkulosis Usus dengan memperlihatkan tanda dan gejala terbanyak berupa sakit perut, pembengkakan perut,
Gejala Persentase
Pembengkakan perut dan nyeri 51%
Asites 43%
Hepatomegali 43%
Ronkhi pada kedua paru 33%
Efusi pleura 27%
Splenomegali 30%
Tumor intraabdomen 20%
Fenomena papan catur 13%
Limfadenopati 13%
Terlibatnya paru dan pleura 63%
Tabel 3. Pemeriksaan Fisik pada 30 pasien Tuberkulosis Peritonitis di RS.Cipto
Pada pemeriksaan fisik gejala yang sering dijumpai adalah asites, demam,
pembengkakan perut dan nyeri perut, hepatomegali, dan terlibatnya paru dan pleura
(atas dasar foto thoraks). Fenomena papan catur yang selalu dikatakan karakteristik
papan catur yaitu pada perabaan didapatkan adanya massa yang diselingi perabaan
2.8 DIAGNOSIS
16
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda yang didapatkan, pemeriksaan
Pemeriksaan Laboratorium.
trombositosis, gangguan faal hati dan sering dijumpai laju endap darah (LED) yang
protein > 3 gr/dl, dengan jumlah sel diatas 100-3000sel/ml. Biasanya lebih dari 90%
adalah limfosit LDH biasanya meningkat. Cairan asites yang perulen dapat ditemukan
serum asites albumin (SAAG) pada tuberculosis peritoneal ditemukan rasionya < 1,1
gr/dl, namun hal ini juga bisa dijumpai pada keadaan keganasan, sindroma nefrotik,
penyakit pankreas , kandung empedu atau jaringan ikat sedangkan bila ditemukan
17
>1,1 gr/dl ini merupakan cairan asites akibat portal hipertensi. Perbandingan glukosa
cairan asites dengan darah pada Tuberculosis peritoneal <0,96 sedangkan pada asites
dengan penyebab lain rationya >0,96. Penurunan Ph cairan asites dan peningkatan
kadar laktat dapat dijumpai pada tuberculosis peritoneal dan dijumpai signifikan
berbeda dengan cairan asites pada sirosis hati yang steril, namun pemeriksaan PH dan
kadar laktat cairan asites ini kurang spesifik dan belum merupakan suatu kepastian
karena hal ini juga dijumpai pada kasus asites oleh karena keganasan atau
asites albumin
serum)
Tabel 4. Perbandingan serum asites albumin pada Tuberkulosis Peritonial dan
Penyakit lainnya. 1
Pemeriksaan cairan asites lain yang sangat membantu, cepat dan non invasive
adalah pemeriksaan ADA (adenosin deminase activity), interferon gama (IFNϒ) dan
PCR. Dengan kadar ADA > 33 u/l mempunyai Sensitifitas 100%. Spesifitas 95%, dan
dengan Cutt off > 33 u/l mengurangi false positif dari sirosis hati atau keganasan.
Pada sirosis hati konsentrasi ADA signifikan lebih rendah dari Tuberculosis
18
Pada pasien dengan konsentrasi protein yang rendah dijumpai Nilai ADA yang
sangat rendah sehingga mereka menyimpulkan pada konsentrasi asites dengan protein
yang rendah nilai ADA dapat menjadi false negatif. Untuk itu pemeriksaan Gama
interferon (INFϒ) adalah lebih baik walaupun nilainya dalah sama dengan
pemeriksaan ADA, sedangkan pada pemeriksaan PCR hasilnya lebih rendah lagi
glycoprotein yang terdapat pada permukaan sel. CA-125 merupakan antigen yang
terkait karsinoma ovarium, antigen ini tidak ditemukan pada ovarium orang dewasa
normal, namun CA-125 ini dilaporkan, juga meningkat pada keadaan benigna dan
maligna, dimana kira-kira 80% meningkat pada wanita dengan keganasan ovarium,
26% pada trimester pertama kehamilan, menstruasi, endometriosis, mIoma uteri dan
salpingitis, juga kanker primer ginekologi yang lain seperti : endometrium, tuba
seperti gagal ginjal kronik, penyakit autoimum, pancreas, sirosis hati, peradangan
serum CA-125 disertai dengan cairan asites yang eksudat, jumlah sel > 350/m3,
diagnosa.1
19
Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA).
Pewarnaan Ziehl Neelsen, termasuk pewarnaan tahan asam. Bila zat warna yang
telah terpenetrasi tidak dapat dilarutkan dengan alkohol asam, maka bakteri tersebut
disebut tahan asam sedangkan sebaliknya disebut tidak tahan asam. Bakteri tahan
asam (BTA) akan memberikan warna merah, sedangkan yang tidak tahan asam akan
berwarna biru.28
Pemeriksaan Histopatologi
sekitar kapsul hyalin dengan likuifikasi, fibrosis dan adanya sel epitel.28
20
Gambar
Kultur Jaringan
b. Diperlukan 6-8 minggu untuk mendapatkan koloni visual pada media jenis ini.
permukaan kusut
d. Koloni awalnya putih krem, menjadi kekuningan atau berwarna diwarnai pada
e. Pertumbuhan eugonik.
21
h. Peningkatan karbon dioksida (5-10%) meningkatkan pertumbuhan
Mycobacterium tuberculosis.
Mycobacterium tuberculosis.
k. Warna hijau pada medium disebabkan oleh adanya hijau perunggu yang
merupakan salah satu agen selektif untuk mencegah pertumbuhan sebagian besar
kontaminan lainnya.
Hasil yang lebih cepat dapat diperoleh dengan menggunakan media Middlebrook
atau BACTEC. 30
Pemeriksaan basil tahan asam (BTA) didapatkan hasil kurang dari 5 % yang
menunjukkan hasil positif dan dengan kultur cairan ditemukan kurang dari 20%
hasilnya positif. Meski demikian tidak bisa disimpulkan tidak ada M. tuberculosi.s1
22
Pemeriksaan Radiografi
Foto Polos
Foto polos thorax dapat menunjukkan bukti TB paru aktif atau sembuh pada
beberapa pasien. Gambaran foto thorax abnormal (sugestif TB) memiliki nilai
TB pada foto thorax mendukung diagnosis peritonitis TB, gambaran foto thorax
abses, perlengketan, obstruksi intestinalis, dan ascites. Karena itu, fitur yang muncul
23
Gambar 10. TB milier. Bayangan bercak milier tampak di seluruh lapang paru.14
Gambar 11. TB paru inaktif. Tampak fokus Ghon yang mengalami kalsifikasi. 14
24
Gambar 12. (a) Gambaran destroyed lung. Radiografi dada menunjukkan hilangnya
25
Gambar 13. Foto polos abdomen pada pasien dengan ileus obstruktif sekunder akibat
peritonitis TB. Tampak air fluid level dan distensi usus halus pada posisi
Gambar 14. Foto polos abdomen pada pasien dengan peritonitis TB. Tampak
USG (Ultrasonografi )
dilihat adanya :1
1. Cairan dalam rongga peritoneum yang bebas atau terfiksasi (dalam bentuk
26
2. Pembesaran kelenjar limfe di retroperitoneal
4. Nodul peritoneum
Pemeriksaan USG juga bisa digunakan sebagai alat bantu biopsi untuk
Gambar 15. USG abdomen yang menunjukkan penebalan mesenterium dan asites16
27
Gambar 16. Nodul omentum16
28
Gambar 18. Nodul Peritonium16
CT Scan
Gambaran CT scan yang dapat terlihat pada peritonitis tuberkulosis, berupa :11
3. Ascites
29
4. Pembesaran hipodens dari nodus limfatikus: limfadenopati dengan atenuasi
rendah
wet type: ascites dengan atenuasi yang tinggi eksudat (20-45 HU), yang bisa
bermanifestasi secara bebas atau pun terlokalisir; ascites dengan atenuasi yang
tinggi dapat terjadi karena kandungan protein dan seluler yang tinggi
fibrotic type: massa pada omentum yang menyerupai cake dengan usus yang
menetap; usus yang tak beraturan dan mesenterikum dengan ascites terlokalisir
tetapi semua manifestasi atau gambaran mirip dengan karsinoma peritoneum, yang
30
Gambar 20. Cairan ascites densitas tinggi dengan volume yang banyak (ditunjuk
31
Gambar 21. Wet ascitic type. Ascites yang berhiperatenuasi dengan urin di dalam
bladder12
Gambar 23. Fibrotic fixed type. Penebalan omentum (ditunjuk panah) dan ascites12
Adanya peritoneum yang licin dengan penebalan yang minimal dan pembesaran
yang jelas menunjukkan suatu Tuberkulosis peritonitis sedangkan adanya nodul yang
32
tertanam dan penebalan peritoneum yang teratur menunjukkan suatu perintoneal
karsinoma.1
33
MRI
Gambar 24. Peritonitis basah pada pasien wanita berusia 27 tahun. Urutan
MRI pembobotan T2 aksial (A) menunjukkan asites besar dengan beberapa septa
34
Gambar
penebalan omental (panah tipis) dan penebalan peritoneal (panah tebal) yang
berhubungan dengan gabungan loop usus yang menempati rongga panggul (panah).27
Prosedur Operatif
Peritonoskopi (Laparoskopi)
cara yang relatif aman, mudah, dan terbaik untuk mendiagnosa Tuberkulosis
mendiagnosis hingga 94%, tetapi diagnosis ini harus dikonfirmasi oleh pemeriksaan
muda dengan gejala sakit perut yang tidak jelas penyebabnya. Laparoskopi dengan
35
biopsi merupakan gold standar untuk diagnosis Tuberkulosis Peritonitis. Cara ini
dapat mendiagnosa Tuberkulosis peritonitis 85% - 95% dan dengan biopsi yang
gambaran granuloma sebesar 85% - 90% dari seluruh kasus, dan bila dilakukan kultur
bisa ditemui BTA hampir 75%. Hasil histologi yang lebih penting lagi adalah bila
1. Tuberkel kecil ataupun besar dengan ukuran yang bervariasi yang dijumpai
tersebar luas pada dinding peritoneum dan usus dan dapat pula dijumpai
permukaan hati atau alat lain tuberkel dapat bergabung dan merupakan sebagai
nodul. 1
2. Perlengketan yang dapat bervariasi, diantaranya pada alat-alat didalam rongga
peritoneum. Sering pada keadaan ini merubah letak anatomi yang normal.
36
Permukaan hati dapat melengket pada dinding peritoneum dan sulit untuk
ekstensif. 1
3. Peritoneum sering mengalami perubahan dengan permukaan yang sangat kasar
tidak jernih lagi tetapi menjadi keruh, cairan yang hemoragis juga dapat dijumpai.
Biopsi dapat ditujukan pada tuberkel-tuberkel secara terarah atau pada jaringan
lain yang terbukti mengalami kelainan dengan menggunakan alat biopsi khusus
karena itu biopsi harus selalu diusahakan dan pengobatan sebaiknya diberikan
bahaya dan sukar dikerjakan. Adanya jaringan perlengketan yang luas merupakan
hambatan dan kesulitan dalam memasukkan alat dan ruangan yang sempit di
dalam rongga abdomen juga menyulitkan pemeriksaan dan tidak jarang alat
diagnostik. 1
37
Laparatomi
dilakukan, namun saat ini banyak penulis menganggap pembedahan hanya dilakukan
jika dengan cara yang lebih sederhana tidak meberikan kepastian diagnosa atau jika
dijumpai indikasi yang mendesak seperti obstruksi usus, perforasi, adanya cairan
Gambar 27. Temuan Laparotomi menunjukkan nodul peritoneum yang luas karena
granuloma.26
2.9 TERAPI
38
hasil yang baik, dan perbaikan akan terlihat setelah 2 bulan pengobatan dan lamanya
Untuk pengobatan Tuberkulosis pada organ lain, seperti TB perironitis ini, lama
pengobatan dapat diberikan 9-12 bulan. Panduan OAT yang diberikan adalah
2RHZE/7-10 RH.14
pertama. Pada keadaan obstruksi usus karena perlengketan perlu dilakukan tindakan
perlengketan peradangan dan mengurangi terjadinya asites. Dan juga terbukti bahwa
kortikosteroid ini harus dicegah pada daerah endemis dimana terjadi resistensi
sebagai obat tambahan terbukti dapat mengurangi insidensi sakit perut dan sumbatan
terlihat bahwa partikel menghilang namun di beberapa tempat masih dilihat adanya
perlengketan. 14
Obat Dosis (Mg/Kg Dosis yg dianjurkan DosisMaks Dosis (mg) / berat badan
BB/Hari) (mg) (kg)
Harian (mg/ Intermitten < 40 40-60 >60
kgBB / hari) (mg/Kg/
BB/kali)
R 8-12 10 10 600 300 450 600
39
H 4-6 5 10 300 150 300 450
Z 20-30 25 35 750 1000 1500
E 15-20 15 30 750 1000 1500
S 15-18 15 15 1000 Sesuai 750 1000
BB
Tabel 5. Jenis dan Dosis Obat Anti Tuberkulosis Primer. 14
rifampisin dan isoniazid harus dilanjutkan dengan total 12 bulan. Dosis biasa pada
2.10 PROGNOSIS
40
Tuberkulosis Peritonitis jika dapat segera ditegakkan dan mendapat pengobatan
41
BAB III
KESIMPULAN
ditempat lain
2. Oleh karena itu gejala klinis yang bervariasi dan timbulnya perlahan-lahan sering
sembuh.
DAFTAR PUSTAKA
42
1. Sutadi,Maryani.S. 2003. Tuberkulosis Peritoneal. Fakultas Kedokteran Bagian
p 548-52.
6. Akin,Tarim.,et.al.2000. Diagnostic Tools For Tuberculous Peritonitis. The
Available at http://cid.oxfordjournals.org/content/35/4/409.full.
8. Hu Leun-Ming.,et.al. 2009. Abdominal Tuberculosis : Analysis of Clinical
43
11. Anonym.2007. Tuberculosis : A Radiologic Review. Radiographics The
73.Available at
http://radiographics.rsna.org/content/27/5/1255/F32.expansion.html.
12. Anonym.2007.Greater and Lesser Omenta :Normal Anatomy and Pathologic
http://radiographics.rsna.org/content/27/3/707/F8.expansion.html.
13. Anonym.2009. TB Peritonitis on Laparascopy. Naugatuck Valley
http://planetgi.com/worxcms_published/atlas_abnormal_gallery_page309.sht
ml.
14. Adiatma YT.,et.al. IPD’s CIM 1st Edition: Tuberkulosis. Pt Medinfocomm
Indonesia. Jakarta.
15. Varona Porres, D. et al., 2017. Radiological findings of unilateral tuberculous
Gastroenterol 1993;88:989-99
44
20. Sibuea WH,Noer S,Saragih JB,NapitupuluJB.Peritonitis tuberculosa di RS
KOPAPDI X,1996:95
22. Mansjoer , Arif, dkk. 2000. Bedah Digestif. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2
Renata & Longo Kierszenbaum, Marcelo & rios torres, Lucas & D'Ippolito,
45
complete diagnostic methods, Revista Médica Del Hospital General De
https://microbenotes.com/cultural-characteristics-of-mycobacterium-
tuberculosis/
31. C.-C. Shu, J.-T. Wang, J.-Y. Wang, C.-J. Yu, L.-N. Lee, Mycobacterial
Issue 3, 2012.
46