IUGR ( Intra Uterine Growth Restriction) adalah suatu diagnosis bahwa janin memiliki berat badan
kurang dari persentil ke-10 pada usia kehamilannya. IUGR mengacu pada penyimpangan dan
penurunan pertumbuhan janin yang diharapkan
ETIOLOGI
Faktor maternal
Faktor janin
Faktor plasenta
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
a. IUGR tipe I atau tipe Simetrik Terjadi pada kehamilan 0-20 minggu, terjadi gangguan potensi
tubuh janin untuk memperbanyak sel (hiperplasia), umumnya disebabkan oleh kelainan
kromosom atau infeksi janin
b. IUGR tipe II atau tipe Asimetrik Terjadi pada kehamilan 28-40 minggu, yaitu gangguan
potensi tubuh janin untuk memperbesar sel (hipertrofi), misalnya pada hipertensi pada
kehamilan disertai dengan insufisiensi plasenta.
c. IUGR tipe III atau diantara kedua tipe tersebut Terjadi pada kehamilan 20-28 minggu, yaitu
gangguan potensi tubuh kombinasi antara gangguan hiperplasi dan hipertrofi sel, misalnya
pada malnutrisi ibu, kecanduan obat atau keracunan.
SKRINNING
d. HC/AC > 1
INTERVENSI
1. USG
Pemantauan biometrik janin dengan USG penting untuk menegakkan diagnosis dini PJT,
akan tetapi yang lebih penting adalah peranan USG dalam menentukan fungsional janin..
Menurut salah satu meta-analisis dari pengukuran ultrasonografi lingkar perut / Abdominal
Circumference (AC) dan perkirakan berat janin adalah prediktor terbaik dari berat badan
janin di bawah Persentil ke-10
2. NON STRES TEST
3. Penilaian volume air ketuban / Amniotic Fluid Index (AFI)
USG dapat digunakan untuk menilai volume air ketuban secara semikuantitatif yang sangat
bermanfaat dalam mengevaluasi PJT. Janin PJT dengan oligohidramnion akan disertai
dengan peningkatan angka kematian perinatal lebih dari 50 kali lebih tinggi. Oleh sebab itu
oligohidramnion pada PJT merupakan indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan pada
janin viable. Kemungkinan adanya kelainan bawaan yang dapat menyebabkan terjadinya
oligohidramnion (agenesis atau disgenesis ginjal) juga perlu diwaspadai.
4. Penilaian kesejahteraan janin/ Biophisic Score (BPS) Dengan mengetahui kesejahteraan
janin, dapat dideteksi ada tidaknya asfiksia pada janin dengan PJT.
5. Pengukuran Doppler Velocimetry
PJT tipe II yang terutama disebabkan oleh infusiensi plasenta akan terdiagnosis dengan baik
secara Doppler USG. Peningkatan resistensi perifer dari kapiler-kapiler dalam rahim akan
ditandai dengan penurunan tekanan diastol sehingga S/D ratio akan naik, demikian juga
Pulsatility Index (PI) dan Resitence Index (RI).
6. Pemeriksaan pembuluh darah arteri
A.umbilikalis, a. Cerebralis media(MCA), cerebroplasental ratio.
7. Pemeriksaan pembuluh darah vena
duktus venosus, v. Umbilikalis.
PENGELOLAAN
5) Pemeriksaan USG untuk evaluasi pertumbuhan dan Doppler velocimetry arteri umbilikalis setiap 3
minggu sampai UK 36 minggu atau sampai timbul oligohidramnion.
6) BPS setiap minggu diikuti dengan NST saja pada minggu yang sama.
7) Dirawat di Rumah Sakit jika : AFI < 2,5 persentil dengan Doppler velocimetry arteri umbilikalis
normal atau Doppler velocimetry arteri umbilikalis hilang (AEDF) atau terbalik (REDF)
3) Obati keadaan ibu, kurangi stress, peningkatan nutrisi, mengurangi rokok dan atau obat narkotika.
5) Pemeriksaan USG untuk evaluasi pertumbuhan dan Doppler velocimetry arteri umbilikalis setiap 3
minggu.
6) Setiap minggu dilakukan BPS diikuti dengan hanya NST saja pada minggu yang sama.