Anda di halaman 1dari 13

Tutorial Modul AIK

Skenario 1
Menurut data WHO yang diterbitkan bulan Mei 2014 kematian yang disebabkan
oleh penyakit jantung koroner di Indonesia mencapai 138,380 kasus atau 9.89% dari total
angka mortalitas. Tidak hanya itu, angka morbilitas akibat penyakit ini juga makin
meningkat.
Penanganan penyakit ini pun makin berkembang. Saat ini terdapat 3
penatalaksanaan terhadap penyakit ini, yaitu farmakologi, non farmakologi, dan tindakan-
tindakan khusus antara lain pemasangan angioplasty, stent, atau bahkan tindakan operasi
by pass.

Pertanyaan :

1. Bagaimana penjelasan Al-Qur’an dan hadist mengenai kardiovaskuler?


2. Bagaimana tindakan operasi pemasangan stent dalam fiqih?
3. Bagaimana pencegahan dan promosi kesehatan sistem kardiovaskular yang
dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadist?
4. Bagaimana tindakan rehabilitasi (Khususnya perubahan gaya hidup) yang sesuai
dengan tuntunan Islam? Mohon disertakan dalil-dalilnya!

Kata Sulit
 Angioplasty: adalah teknis medis mekanis pelebaran pembuluh darah yang
menyempit akibat atherosklerosis
 Stent : cincin
 By pass : bedah yang dapat meningkatkan aliran darah ke jantung dengan
menyediakan rute baru

1
Jawaban :

1. Penjelasan Al-Qur’an dan hadist mengenai kardiovaskuler:


Mengenai sistem jantung, darah dan sirkulasinya, sebuah ayat Al Quran yang
menyatakan bahwa “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan
mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada
urat lehernya” (Qaaf 16).Ini menunjukkan relasi antara Allah SWT dengan hamba-Nya,
sekaligus mengisyaratkan pentingnya pembuluh darah di leher dan hubungannya dengan
jantung.

Pembuluh darah besar yang disebutkan dalam Qur’an ialah Al-Aatiin


(aorta).Aorta merupakan pembuluh darah besar yang mengalirkan darah langsung dari
jantung untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Dalam Surat Al Haqqah ayat 45 dan 46 Allah
berfirman:
“Aorta memiliki aliran darah yang cepat karena tekanannya langsung berasal dari
kontraksi jantung, selain itu volume darahnya masih sangat banyak (hanya punya 1
percabangan kecil yaitu koroner) oleh karena itu ketika aorta dipotong maka
konsekuensinya ialah akan terjadi pendarahan yang sangat hebat lalu syok dan dengan
mudahnya dapat menimbulkan kematian.

Ayat ini menjelaskan bahwa:


1. Darah dipandang sebagai suatu “kendaraan” untuk hidup
2. Arteri yang langsung berasal dari jantung (aorta) penting untuk mempertahankan
hidup.
Ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging
itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, bila rusak, niscaya akan rusak
pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu!- (HR. Bukhari dan Muslim).

2
Dari hadits diatas dapat diketahui bahwa ternyata jantung merupakan kumpulan otot
(segumpal daging) dan bukannya cair seperti darah ataupun padat dan keras seperti
tulang.

Terdapat juga hadits yang menggambarkan tentang proses operasi jantung, ekstraksi
(pengeluaran) gumpalan darah/trombus, dan juga penanganan penyakit jantung.

“Ketika aku sedang berada di belakang rumah bersama saudaraku (saudara angkat)
menggembalakan anak kambing, tiba-tiba aku didatangi dua orang lelaki-mereka
mengenakan baju putih- dengan membawa baskom yang terbuat dari emas penuh dengan
es (zam-zam). Kedua orang itu menangkapku, lalu membedah dadaku. Keduanya
mengeluarkan hatiku dan membedahnya, lalu mereka mengeluarkan gumpalan hitam
darinya dan membuangnya. Kemudian keduanya membersihkan dan menyucikan hatiku
dengan air itu sampai bersih.”

Pendeskripsian mengenai proses operasi ini membutuhkan keilmuan di bidang anatomi


jantung, fisiologi jantung, dan efek buruk trombus/gumpalan darah.

2. Tindakan operasi dan pemasangan stent dalam fiqih


Hukum pemasangan stent ada 3, yaitu:
 Wajib : apabila penyakit jantung tersebut dapat membahayakan dirinya
 Mubah : apabila penyakit jantung tersebut belum membahayakan dirinya
 Haram : apabila dia telah mengetahui bahwa penyakit tersebut sudah
membahayakan tapi ia tidak mau melakukan pemasangan stent

3. Pencegahan dan promosi kesehatan sistem kardiovaskular yang dijelaskan dalam Al-
Qur’an dan hadist:
Gerakan ketika shalat juga dapat mencegah terjadinya pembentukan thrombosis
pada vena dalam (Deep Vein Thrombosis). Gerakan berdiri dan duduk yang dilakukan
berulang-ulang sepanjang hari dapat mengaktifkan muscle pump (otot rangka yang
membantu memberikan tekanan ke pembuluh darah untuk mengembalikan darah ke

3
jantung) di bagian kaki (seperti gastrocnemius dan soleus) yang mampu meningkatkan
venous return (kembalinya darah dari vena ke jantung) ketika berdiri dan memindahkan
darah dari vena perifer (tepi) ke vena sentral sehingga dapat mencegah terjadinya edema
(pembengkakan) dan pembentukan trombus.

4. Tindakan rehabilitasi (Khususnya perubahan gaya hidup) yang sesuai dengan tuntunan
Islam :
Rasulullah SAW juga menyarankan kepada kita untuk mengkonsumsi makanan-
makanan seperti ikan yang rendah lemak dan dapat membantu menurunkan kadar
kolesterol, dan juga biji-bijian yang memiliki serat yang tinggi.Kolesterol yang tinggi
dapat memicu timbulnya kerusakan pada pembuluh darah, seperti penyakit jantung
koroner akibat atherosklerosis.

4
Skenario 2
Tn. O usia 45 tahun mempunyai keluhan nyeri dada sebelah kiri. 2 bulan
yang lalu merasakan dada kiri terasa panas menjalar hingga leher dan kepala. Badan
terasa sering lemah, jari-jari ekstremitas bawah kadang-kadang terasa kesemutan dan
dibawa oleh keluarga ke poli jantung dan didiagnosa CAD. Tn. O mempunyai kebiasaan
merokok dan minum kopi, orang tua (ayah) meninggal karena stroke. Tn. O disarankan
untuk segera melakukan pemasangan cincin pada jantung. Keluarga sangat takut dengan
operasi. Selain itu, mereka juga terkendala oleh biaya. Salah satu kerabat menyarankan
untuk melakukan terapi bekam/ruqyah.

PERTANYAAN
1. Jelaskan bagaimana pengaruhnya terapi bekam terhadap penyakit jantung
koroner?
2. Bagaimana penjelasan Al-Qur’an dan hadist menjelskan tentang terapi bekam?
3. Bagaimana hukumnya pelaksanaan terapi bekam terhadap pasien ini?
4. Sebagai seorang dokter muslim, jelaskan edukasi yang tepat untuk keadaan
pasien?
Jawaban :
1. Pengaruhnya terapi bekam terhadap penyakit jantung koroner:
Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah
yang terkontaminasi toksin atau oksidan dari dalam tubuh melalui permukaan
kulit ari. Dalam istilah medis dikenal dengan istilah ‘Oxidant Release Therapy’
atau ‘Oxidant Drainage Therapy’ atau istilah yang lebih populer adalah
‘detoksifikasi’. Cara ini lebih efektif dibandingkan dengan cara pemberian obat
antioksidan (obat kimiawi) yang bertujuan untuk menetralkan oksidan di dalam
tubuh sehingga kadarnya tidak makin tinggi. Tapi jika efek obat antioksidan sudah
habis, oksidan akan tumbuh dan berkembang kembali. Karena itu, para dokter
biasanya memberikan obat antioksidan secara kontinyu.Untuk mengeluarkan

5
oksidan dari dalam tubuh butuh ketrampilan khusus. Caranya dengan penyedotan
menggunakan alat khusus yang sebelumnya didahului dengan pembedahan minor
(sayatan khusus) secara hati-hati di titik-titik tertentu secara tepat dalam tubuh.
Jika oksidan dapat dikeluarkan semua maka penyumbatan aliran darah ke organ-
organ tertentu dalam tubuh dapat diatasi, sehingga fungsi-fungsi fisiologis tubuh
kembali normal.
Pengaruhnya terapi bekam terhadap penyakit jantung koroner adalah
“Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan akan menurunkan
pula obat untuk penyakit tersebut,” (HR. Bukhari).

Hadits ini menunjukkan bahwa seluruh jenis penyakit, memiliki obat yang
dapat digunakan untuk mencegah, menyembuhkan, ataupun untuk meringankan
penyakit tersebut. Hadits ini juga mengandung dorongan untuk mempelajari
pengobatan penyakit-penyakit badan sebagaimana kita mempelajari obat untuk
penyakit-penyakit hati.

Efek Bekam Terhadap Penyumbatan Pembuluh Darah Koroner

1. Bekam mengurangi kadar lemak dan kolestrol berbahaya (LDL) dalam


darah maupun yang mengendap di dinding pembuluh darah sehingga
mengurangi penyumbatan pembuluh darah dan meningkatkan suplai
darah ke otot jantung. Berkurangnya zat-zat berbahaya yang mengendap
di dinding pembuluh darah koroner ini juga mengurangi kesempatan
terjadinya pengendapan sel darah merah dan trombosit di dinding
pembuluh darah sehingga bisa di hindari terjadinya gumpalan darah.
2. Bekam meningkatkan suplai darah kelapisan endothelium yang berperan
memproduksi zat nitrit oksida (endothelium-dervied relaxing factor) yang
membantu peregangan dan pelebaran dinding pembuluh darah koroner
serta mengurangi spasm (kekejangan).
3. Karena stimulasi penyayatan yang terjadi pada proses bekam, terjadi
produksi zat nitrit oksida (NO) yang memiliki beberapa fungsi :

6
a. Memperlebar pembuluh darah sehingga meningkatkan suplai darah ke
otot jantung dan meningkatkan kemampuannya.
b. Membantu proses pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis)
sehingga berperan meningkatkan suplai darah dan nutrisi ke beberapa
bagian yang terkena serangan melalui jalan alternative.

2. Penjelasan Al-Qur’an dan hadist menjelskan tentang terapi bekam :


HADITS KEUTAMAAN DAN MANFAAT BEKAM
1. Sesungguhnya cara pengobatan paling ideal yang kalian pergunakan
adalah hijamah (bekam) (Muttafaq ‘alaihi, Shahih Bukhari (no. 2280) dan
Shahih Muslim (no. 2214)
2. Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah al hijamah (HR.
Ahmad, shahih). Materi Pelatihan Bekam Singkat oleh Drs. Kasmui, M.Si
- 13
3. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya pada bekam itu terkandung
kesembuhan.” (Kitab Mukhtashar Muslim (no. 1480), Shahihul Jaami’ (no.
2128) dan Silsilah al-Hadiits ashShahiihah (no. 864), karya Imam al-
Albani)
4. Dari Ashim bin Umar bin Qatadah RA, dia memberitahukan bahwa Jabir
bin Abdullah RA pernah menjenguk al-Muqni’ RA, dia bercerita: “Aku
tidak sembuh sehingga aku berbekam, karena sesungguhnya aku pernah
mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya didalamnya
terkandung kesembuhan’.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Ya’la, al-
Hakim, al-Baihaqi)
5. Kesembuhan bisa diperoleh dengan 3 cara yaitu: sayatan pisau bekam,
tegukan madu, sundutan api. Namun aku tidak menyukai berobat dengan
sundutan api ( HR. Muslim).
6. Penyembuhan terdapat dalam tiga hal, yakni meminum madu, sayatan alat
bekam, dan sundutan dengan api. Dan aku melarang umatku berobat
dengan sundutan api. (HR. Bukhori)

7
7. Dari Uqbah bin Amir RA, Rasulullah SAW bersabda: “ Ada 3 hal yang
jika pada sesuatu ada kesembuhan, maka kesembuhan itu ada pada sayatan
alat bekam atau minum madu atau membakar bagian yang sakit. Dan aku
membenci pembakaran (sundutan api) dan tidak juga menyukainya.” (HR.
Ahmad dalam Musnad-nya)
8. Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Jika ada suatu
kesembuhan pada obat-obat kalian maka hal itu ada pada sayatan alat
bekam.” Beliau bersabda: “Atau tegukkan madu.” (Kitab Kasyful Astaar
‘an Zawaa-idil Bazar,karya al-Haitsami, III/388)
9. Dari Ibnu Abbas RA, Nabi SAW bersabda: "Orang yang paling baik
adalah seorang tukang bekam (Al Hajjam) karena ia mengeluarkan darah
kotor, meringankan otot kaku dan mempertajam pandangan mata orang
yang dibekamnya." (HR. Tirmidzi, hasan gharib).
10. Jika pada sesuatu yang kalian pergunakan untuk berobat itu terdapat
kebaikan, maka hal itu adalah berbekam (Shahih Sunan Ibnu Majah, karya
Syaikh Al-Albani (II/259), Shahih Sunan Abu Dawud, karya Syaikh Al-
Albani (II/731)).
11. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda: “Kalian harus
berbekam dan menggunakan al-qusthul bahri." (HR. Bukhari, Muslim,
Ahmad, dan an-Nasai dalam kitab asSunan al-Kubra no. 7581).
12. Dari Abdullah bin Mas’ud RA, dia berkata: “Rasulullah SAW pernah
menyampaikan sebuah hadits tentang malam dimana beliau diperjalankan
bahwa beliau tidak melewati sejumlah malaikat melainkan mereka semua
menyuruh beliau SAW dengan mengatakan: ‘Perintahkanlah umatmu
untuk berbekam’.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/20),
hasan gharib).
13. Pada malam aku di-isra'kan, aku tidak melewati sekumpulan malaikat
melainkan mereka berkata: “Wahai Muhammad suruhlah umatmu
melakukan bekam.” (HR Sunan Abu Daud, Ibnu Majah, Shahih Jami'us
Shaghir 2/731)

8
14. Dari Ibnu ‘Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah aku berjalan
melewati segolongan malaikat pada malam aku diisra’kan, melainkan
mereka semua mengatakan kepadaku: ‘Wahai Muhammad, engkau harus
berbekam’.” (Shahih Sunan Ibnu Majah, Syaikh al-Albani (II/259))
15. Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah aku melewati
satu dari langit-langit yang ada melainkan para malaikat mengatakan: ‘Hai
Muhammad, perintahkan ummatmu untuk berbekam, karena sebaik-baik
sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah bekam, alkist, dan
syuniz semacam tumbuh-tumbuhan’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-
idil Bazar, karya al-Haitsami, III/388)
16. Dari Jabir al-Muqni RA, dia bercerita: “Aku tidak akan merasa sehat
sehingga berbekam, karena sesungguhnya aku pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya pada bekam itu terdapat
kesembuhan’.” (Shahih Ibnu Hibban (III/440)) 17. Dari Anas RA, dia
bercerita: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Jika terjadi panas memuncak, maka
netralkanlah dengan bekam sehingga tidak terjadi hipertensi pada salah
seorang diantara kalian yang akan membunuhnya’.” (diriwayatkan oleh al-
Hakim dalam kitab al-Mustadrak, dari Anas RA secara marfu’, beliau
mensyahihkannya yang diakui pula oleh adz-Dzahabi (IV/212))

3. Hukum pelaksanaan terapi bekam terhadap pasien :


Imam Ghazali berpendapat, yang dinukilkan dalam kitab Tasyirul Fiqih lil
Muslimil Mu’ashir oleh Dr. Yusuf Qardhawi: “Al Hijamah adalah termasuk
fardhu kifayah. Jika di suatu wilayah tidak ada seorang yang mempelajarinya,
maka semua penduduknya akan berdosa. Namun jika ada salah seorang yang
melaksanakannya serta memadai, maka gugurlah kewajiban dari yang lain.
Menurut saya, sebuah wilayah kadang membutuhkan lebih dari seorang.Tapi yang
terpenting adalah adanya jumlah yang mencukupi dan memenuhi seukuran
kebutuhan yang diperlukan. Jika di sebuah wilayah tidak ada orang yang Muhtajib
(ahli bekam), suatu kehancuran siap menghadang dan mereka akan sengsara
karena menempatkan diri di ambang kehancuran. Sebab Dzat yang menurunkan

9
penyakit juga menurunkan obatnya, dan memerintahkan untuk Materi Pelatihan
Bekam Singkat oleh Drs. Kasmui, M.Si - 4 menggunakannnya serta menyediakan
sarana untuk melaksanakannya, maka dengan meremehkannya berarti sebuah
kehancuran telah menghadang.”

4. Edukasi sebagai seorang dokter muslim


o Preventif (Pencegahan)
Semua tata cara hidup sehat ala Rasulullah merupakan tindakan preventif
yang beliau ajarkan kepada umatnya. Diantaranya:

a. Ibadah, dapat menjaga kesehatan


 Shalat tahajud
“Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal itu merupakan kebiasaan
orang-orang shaleh sebelum kalian. Wahana pendekatan diri kepada Allah SWT,
penghapus dosa dan pengusir penyakit dari dalam tubuh”. (HR at-Tirmidzi).

Jika melakukan shalat tahajud secara rutin, benar gerakannya, ikhlas dan
khusuk niscaya (dengan seijin Allah SWT) akan terbebas dari penyakit infeksi dan
kanker, menjadikan tubuh bugar dan bersemangat, serta terhindar dari penyakit
punggung pada usia tua. Dr. Abdul Hamid diyab dan Dr. Ah Qurquz
mengungkapkan bahwa shalat malam atau shalat tahajud dapat meningkatkan daya
tahan tubuh kita sehingga tidak mudah terkana penyakit, akan menenangkan hati
dari segala kegundahan dan kegelisahan hidup yang dialami. memiliki kandungan
aspek meditasi dan relaksasi yang cukup besar, dan memiliki pengaruh terhadap
kejiwaan yang dapat digunakan sebagai strategi penanggulangan adaptif pereda
stres.
 Puasa sunnah
ُ َ ‫َوأ َ ْن ت َ ْعلَ ُمون ُك ْنت ُ ْم ِإ ْن لَ ُك ْم َخيْر ت‬
‫صو ُموا‬
“Dan kalau kalian puasa itu lbh baik bagi kalian kalau
kalian mengetahuinya.” (Surat Al-Baqoroh: 184)
Puasa menjaga kesehatan pencernaan, perbaikan tubuh dan otak,
menyehatkan jantung, menurunkan berat badan, memelihara kesehatan jiwa,
meredakan rasa sakit,serta terhindar dari ” jet lag” yaitu suatu sindrom berupa
rasa tidak nyaman pada pencernaan, pikiran, kelelahan disertai gangguan tidur,
akibat bepergian melintasi zona waktu yang berbeda.
b. Menjaga kebersihan dan kesucian
 Kebersihan tubuh
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Fitrah ada lima atau lima

10
perkara dari fitrah; berkhitan, menghabiskan bulu kemaluan, memotong kuku,
mencabut bulu ketiak dan menipiskan kumis.” (HR. Bukhari dan Muslim).
 Kebersihan Lingkungan
Menjaga lingkungan dari sumber penyakit misalnya karantina untuk
penderita wabah, melarang urinasi pada air yang tenang (tidak mengalir), dll.
Menutup tempat makanan dan minuman yang terisi juga merupakan tindakan
perventif (pencegahan) “Jabir radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tutuplah tempat-tempat
makanan, tempat-tempat minuman karena sesungguhnya di dalam setahun ada
sebuah malam yang turun di dalamnya wabah penyakit tidak dia melewati sebuah
tempat makanan atau minuman yang tidak tertutup, atau tidak ada penghalang di
atasnya melainkan turun di dalamnya dari wabah penyakit tersebut.” (HR.
Muslim).
c. Pola dan Tata Cara Makan
 Pastikan makanan yang didapatkan adalah halal dan baik
(thayyib) serta tidak mengandung unsur-unsur yang haram.
َ‫ِي أَنت ُم بِ ِه ُمؤْ ِمنُون‬ ‫َو ُكلُواْ ِم َّما َر َزقَ ُك ُم ه‬
‫ّللاُ َحالَالً َطيِهبا ً َواتَّقُواْ ه‬
َ ‫ّللاَ الَّذ‬
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-
Nya.” (QS: Al Maidah: 88).
Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya
dan halal barangnya. Sedangkan thayyib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti
baik tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi.

 Makan sesudah lapar dan berhenti sebelum kenyang


Aturannya, kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu sepertiga
untuk makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi
untuk udara (gas).

“Al Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah


mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang
manusia mengisi sebuah tempat yang lebih buruk daripada perut, cukuplah bagi
seorang manusia beberapa suapan yang menegakkan punggungngya, dan jika
hawa nafsunya mengalahkan manusia, maka 1/3 untuk makan dan 1/3 untuk
minum dan 1/3 untuk bernafas.” HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani
di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 2265.
 Mencuci kedua tangan sebelum makan
“Apabila Rasululllah Sholallahu Alaihi Wassalam hendak tidur
sedangkan Beliau dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu terlebih dahulu
dan apabila hendak makan, beliau mencuci kedua tangannya terlebih dahulu.”
(HR. Ahmad)

11
 Makan dengan tenang, tidak tergesa-gesa, dan dengan tempo
sedang.
Cara makan seperti ini akan menghindarkan tersedak, tergigit, dan
makanan bisa dikunyah dengan lebih baik, sehingga kerja organ pencernaan pun
jadi lebih ringan.

B. Kuratif (Pengobatan)
Sabda Rasulullah SAW: “Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu
penyakit, melainkan Dia turunkan penyembuhnya.” (HR. Al-Bukhari dan Ibnu
Majah)

Macam Pengobatan ala Nabi SAW:


1. Spiritual Illahiyah (do’a dan dzikir dikenal dengan istilah Ruqyah
Syar’iyah)
2. Materi Natural (obat alamiah seperti madu, zam-zam, zaitun,
habbatussauda’, talbinah, kurma, dll)
3. Bersifat Terapi (Hijamah atau bekam)
4. Kombinasi dari ketiganya

12
Referensi

1) http://www.arrahmah.com/read/2012/06/27/21238-kebenaran-islam-tentang-
jantung-manusia-yang-ditulis-oleh-al-quran.html
2) https://www.islampos.com/jantung-koroner-disembuhkan-dengan-thibbun-
nabawi-99434/
3) http://assunnah-qatar.com/phocadownload/PDF/BEKAM.pdf
4) http://www.pengobatan.com/khazanah_islamiah/kronologis_pengobatan_islam.ht
ml
5) http://www.eramuslim.com/resensi-buku/resensi-buku-metode-pengobatan-nabi-
literatur-penting-untuk-muslim.htm

13

Anda mungkin juga menyukai