Anda di halaman 1dari 6

ST SURYA MUSDALIFAH

105505405218
Laporan Kasus (Mini)
Nama :W
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Durian No.51, Luwu Timur
Pekerjaan : Pensiunan

• Pasien baru, seorang perempuan berusia 59 tahun datang ke poli kulit Balai
Kesehatan Kulit, Kelamin dan Kosmetik dengan keluhan gatal pada kedua
kaki. Awal mulanya punggung kaki yang terkelupas, kemudian gatal dan
pecah-pecah, bahkan sampai menyebabkan luka. Pasien juga mengeluhkan
kedua kakinya perih jika terkena air. Keluhan ini dialami sejak lama, pasien
sudah berobat di rumah sakit dan berangsur sembuh tapi keluhan kembali
memberat karena pemakaian sandal jepit swallow dalam jangka waktu lama
dan sering. Riwayat pengobatan sebelumnya (+), riwayat penyakit yang lain (-)
Riwayat Alergi Obat (-) Riwayat Alergi Makanan (-) Riwayat keluarga (-).

STATUS DERMATOLOGIS
Lokasi : kedua punggung kaki dan sela ibu jari kaki
Effloresensi : plak berskuama dengan dasar eritema, hiperpigmentasi,
likenifikasi, fisura
Diagnosis : Dermatitis Kontak Alergi
Diagnosis Sementara: Dermatitis Kontak
Alergi
Differential diagnosis:
1. Dermatitis Kontak Iritan
2. Dermatitis Numularis
TATALAKSANA
R/ Cetirizine 10 mg tab No.V
EDUKASI
ʃ1dd1
Pasien harus mengindari
R/ Methylprednisolone 4 mg No.X
pajanan alergen yaitu
ʃ3dd1
pemakaian sendal jepit
R/ Cefadroxil 500 mg tab No.X
swallow
ʃ2dd1
R/ Nacl + kasa steril
ʃkompres 3 kali sehari
R/ Gentamicin salp No. I
PEMBAHASAN
Pada anamnesis dan pemfis diperoleh bahwa pasien
mengeluh kedua punggung kakinya gatal dan terasa
perih . Pasien sudah pernah berobat sebelumnya, namun
saat lukanya mulai sembuh pasien tetap menggunakan
sendal jepit dalam jangka waktu lama dan sering.
Berdasarkan hasil pengamatan pada pasien dan juga
1,2
kajian dari daftar pustaka pasien di diagnosis dengan
Dermatitis Kontak Alergi, dimana:
Gatal merupakan gejala utama alergi, pasien lebih
mengeluhkan rasa gatal dibanding rasa nyeri/terbakar.
Pada lesi didapatkan plak berskuama dengan dasar
eritema, hiperpigmentasi, likenifikasi, fisura
Bahan-bahan penyebab dermatitis pada kaki oleh kaos
kaki nilon, obat topikal, semen, sepatu/sendal,
detergen, bahan pembersih lantai
 Dermatitis kontak iritan dijadikan sebagai differential diagnosis karena
efloresensi keduanya hampir mirip. Namun pada DKI lebih mengeluhkan
terbakar, menyengat, nyeri, dan nyeri kulit (pruritus mungkin ada tapi
1
bukan keluhan yang utama). Reaksi iritasi biasanya mencapai puncaknya
dengan cepat, dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah terpapar,
dan kemudian mulai sembuh. Sedangkan lesi ACD biasanya muncul 24-48
1
jam setelah paparan terakhir terhadap agen penyebab.
 Dermatitis Numularis juga dijadikan differential diagnosis karena gambaran
klinis dan efloresensinya mirip. Namun pada dermatitis numularis, lesinya
khas berbentuk uang koin.
 Tatalaksana yang diberikan pada pasien sama dengan yang sebelumnya yaitu
berupa:
Cetirizine : Digunakan untuk reaksi urtikaria dan hipersensitivitas tipe I
Methylprednisolone: Reaksi alergi akut dan berat
Cefadroxil: Infeksi bakteri dikulit
Nacl + kasa steril (kompres): agar luka steril, tidak menyebabkan infeksi
Gentamicin salp: antibiotik untuk infeksi bakteri, dalam sediaan salep
 Kemudian pasien diedukasi bahwa pasien harus menghindari bahan
pajanan tersebut karena itu akan kembali berulang jika pasien terus
terpapar.
Daftar Pustaka

1. Chew Ai-Lean & Maibach Howard I. 2006. Irritant


Dermatitis. New York: Berlin Heidelberg
2. Burgin S. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller
AS, Leffell DJ, Wolf K, editors. Fitzpatrick's Dermatology
in General Medicine. 8 ed. New York: Mc Graw Hill 2012.
3. Sularsito SA dkk. 2018. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Edisi ketujuh. Jakarta: FKUI
4. Siregar R. S. 2005. Atlas Berwarna Saripati
Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta: EGC.
5. Weller R, Hunter J, et all. 2015. Clinical Dermatology 5th
edition. Chichester:John Wiley & Sons Ltd.

Anda mungkin juga menyukai