I. Tujuan Umum
Setelah penyuluhan ini, diharap peserta tahu dan mampu bagaimana cara
menjaga kesehatan untuk lansia.
V. Media
- Video
- Ceramah
VI. Evaluasi
a. Jenis evaluasi :pertanyaan lisan lisan
Waktu :akhir kegiatan
Materi Penyuluhan
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan
periode di mana seseorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta
telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat
mulai sari usia 55 tahun sampai meninggal.
Ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis maupun
social, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.
B. Rambut
Rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini berkaitan dengan
perubahan degeneratif kulit.
A. Seks
Produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur,
selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita yang menurun juga dipengaruhi oleh
menopause pada wanita dan andropause pada pria.
B. Otot
Jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah jaringan ikat bertambah,
volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, dan kekuatannya berkurang.
Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia sebagai berikut:
A. Kurang bergerak
Gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang
bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf,
dan penyakit jantung dan pembuluh darah.
B. Istabilitas
Penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan
dengan keadaan tubuh derita) baik karena prosen menua, penyakit maupun proses ekstrinsik
(hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat obatan tertentu dan faktor lingkungan.
Akibat yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bagian tertentu dari tubuh
yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar karena air panas
akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain dari pada itu, terjatuh menyebabkan lansia
tersebut sangat membatasi pergerakannya. Walaupun sebagian lansia yang terjatuh tidak
sampai menyebabkan kematian atau gangguan fisik yang berta, tetapi kejadian ini haruslah
dianggap bukan merupakan peristiwa yang ringan. Terjatuh pada lansia dapat menyebabkan
gangguan psikologis berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjatuh lagi,
sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi takut berjalan untuk melindungi dirinya
dari bahaya terjatuh.
C. Beser
Beser, buang air kecil (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati pada
lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup
mengakibtkan masalah kesehatan atau social. Beser bak merupakan masalah yang sering kali
dianggap wajar dan normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi
baik oleh lansia tersebut maupun keluarganya.
Akibat timbul berbagai masalah, baik masalah kesehatan maupun social, yang
kesemuanya akan memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut. Lansia dengan beser bak
sering mengurangi minum dengan harapan untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat
menyebabkan lansia kekurangan kandungan kemih. Besek bak sering pula disertai dengan
beser buang air besar (bab), yang justru akan memperberat keluhan beser bak mandi.
D. Gangguan Intelektual
Merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan
ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-
hari. Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia 60-85 tahun atau lebih, yaitu kurang dari
5% lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami demensia (kepikunan berat) sedangkan pada
usia setelah 85 tahun kejadian meningkat mendekati 50%. Salah satu hal yang dapat
menyebabkan gangguan intelektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan gangguan
intelektual lainnya.
E. Infeksi
Merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain sering
didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan di
dalam diagnosis dan pengobatan serta resiko menjadi fatal meningkat pula.
Beberapa faktor resiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi
karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ
tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komordibitas) yang menyebabkan daya tahan
tubuh yang sangat berkurang. Selain tiu, faktor nutrisi, faktor lingkungan, jumlah dan
keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.
G. Depresi
Perubahan status social, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian social
serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya depresi
pada lansia. Namun demikian, sering kali gejala depresi menyertai penderita dengan penyakit-
penyakit gangguan fisik, yang tidak dapat diketahui ataupun terpikirkan sebelumnya, karena
gejala-gejala depresi yang muncul sering kali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua
yang normal ataupun tidak khas.
Gejala-gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis,
merasa kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan
menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya ingat berkurang,
sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatain, kurangnya minat, hulangnya kesenangan
yang biasanya dinikmati, menyusahkan orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan
kepercayaan diri berkurang merasa bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan
mau bunuh diri, dan gejala-gejala fisik lainnya. Akan tetapi, pada lansia sering timbul depresi
terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit kepala, jantung
berdebar-debar, nyeri pinggan, gangguan pencernaan dan lain-lain, sedangkan gangguan jiwa
tidak jelas.
H. Kurang Gizi
Kekurangan gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi
kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang
bergizi, isolasi social (terasing dari masyarakat) terutama karena gangguan pancaindera,
kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang sangat tua dan baru
kehilangan pasangan hidup, sedangkang faktor kondisi kesehatan
Berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur, alkoholisme, obat-obatan, dan lain-lain.
B. Impotensi
Merupakan ketidak mampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup
untuk melakukan sanggama yang memuaskan yang terjadi paling sedikit tiga bulan. Menurut
Massachusetts Male Aging Study (MMAS) bahwa penelitian yang dilakukan pada pria usia
40-70 tahun yang di wawancarai ternyata 52% menderita disfungsi ereksi, yang terdiri dari
disfungsi ereksi total 10%, disfungsi ereksi sedang 25% dan minimal 17%.
Penyebab disfungsi ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat
kelamin sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) baik karena
proses menua maupun penyakit dan juga berkurangnya sel-sel otot polos yang terdapat pada
alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin pria terhadap rangsangan.
- Arthritis (Reumatik)
Untuk mencegah penyakit reumatik ini biar tidak kumat antara lain: lakukan latihan
fisik dan berjalan kaki secara teratur, pola makan yang seimbang dan gaya hidup yang sehat
dapat mencegah penyakit ini, minumlah suplemen berupa kalsium dan vitamin D secara teratur
bila tidak tercukupi dari makanan yang dikonsumsi, lakukan olahraga angkat beban ringan
secara teratur, hindari merokok dan alkohol, lakukan tes tulang untuk melihat kondisi tulang
kita.
- Ginjal
Sakit ginjal dapat dicegah dengan menjaga tekanan darah di batas normal, menjaga
berat badan, kurangi makanan berlemak, minum air yang cukup, kurangi minum kopi, hindari
minuman beralkohol, tidak merokok atau menggunakan produk tembakau.
- Pembesaran prostat
Untuk mencegahnya yaitu dengan teratur melakukan olahraga ringan, makan makanan
yang bergizi seperti sayuran dan buahan (kubis-kubisan, alpukat, kacang-kacangan, labu,
tomat, ikan dan minyak ikan), mengikuti pola makan sehat, tidak merokok, tidak begadang,
kurangi makanan pedas yang berlebihan, dan memeriksakan ke dokter secara berkala.
- Penyakit Mata
Penyakit mata atau katarak adalah salah satu penyakit yang menyerang lansia.
Pencegahannya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin A, C dan E seperti
buah-buahan, sayur-sayuran, dan ikan. Kandungan katekin dalam teh hijau juga membantu
mencegah terjadinya katarak. Istirahatkan mata selama selama 5-30 menit jika kita sedang
membaca (caranya: menutup mata atau menghadap ke suatu arah tertentu, bernapas dalam dan
menutup mata dengan telapak tangan). Gunakan kacamata gelap jika sedang berada di luar di
siang hari.
A. Tetap Aktif
Menginjak usia 60 tahun, aktivitas yang Anda lakukan tidak mungkin sama seperti yang
dulu. Mungkin Anda saat ini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah ketimbang
melakukan aktivitas di luar ruangan.
Meski sudah memasuki usia 60 tahunan, bukan berarti Anda bisa berhenti bergerak
aktif. Jangan jadikan hal ini untuk menghentikan jadwal olahraga rutin Anda. Sementara bagi
Anda yang baru mau memulai hidup sehat, tak ada kata terlambat untuk berolahraga dengan
teratur.
Olahraga sudah jadi kebutuhan bagi semua kalangan, termasuk lansia. Namun, jenis
dan intensitas olahraga yang dilakukan tentu harus disesuaikan dengan kondisi tubuh. Beberapa
manfaat olahraga untuk kesehatan lansia yaitu:
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Meningkatkan produksi hormon endorfin, yang bisa mengurangi stress
- Menjaga berat badan tetap normal.
- Meningkatkan kekuatan tulang
Bahkan olahraga juga baik bagi kesehatan otak lansia. Semakin tua, fungsi otak
mengalami penurunan sehingga lansia menjadi lebih mudah lupa. Penyakit yang menyerang
sistem saraf pusat pun banyak berkembang, seperti penyakit alzheimer, demensia vaskular,
atau penyakit Parkinson.
Menjaga tubuh tetap aktif dapat memperlambat proses penuaan pada sel-sel dan
jaringan di otak sekaligus menurunkan risiko penyakit pada otak. Selain, olahraga lansia tetap
bisa aktif dengan kegiatan lain, misalnya berkebun, bermain bersama cucu, atau membuat
kerajinan tangan.
Lansia bisa mengisi waktu luangnya untuk membuat menu makanan sehat sekaligus
memasaknya sendiri. Menambahkan rempah-rempah dapat meningkatkan rasa pada makanan.