Anda di halaman 1dari 12

SAP

Pokok Bahasan : Kesehatan Lansia


Sasaran : Ibu-Ibu Panti Jompo Harapan
Metode : Ceramah
Waktu : 45 menit
Tempat : Panti Jompo Harapan
Hari dan tanggal : Kamis, 26 Juni 2019

I. Tujuan Umum
Setelah penyuluhan ini, diharap peserta tahu dan mampu bagaimana cara
menjaga kesehatan untuk lansia.

II. Tujuan Khusus


Peserta dapat mengetahui:
- Pengertian lansia.
- Ciri-ciri lansia.
- Ciri kondisi fisik lansia.
- Masalah kesehatan pada lansia.
- Cara menjaga kesehatan lansia.

III. Kegiatan Belajar Mengajar.


No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan audience
1. 5 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
1. Penyuluh memulai penyuluhan 2. Memperhatikan
dengan mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan.
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan.
2. 25 menit Pelaksanaan 1. Memperhatikan
1. Menjelaskan apa yang 2. Bertanya dan
dimaksud dengan usia lansia. mendengarkan jawaban.
2. Menjelaskan ciri-ciri lansia.
3. Menjelaskan kondisi fisik
lansia.
4. Menjelaskan masalah kesehatan
pada lansia.
5. Menjelaskan cara menjaga
kesehatan lansia.
3. 10 menit Evaluasi : 1. Peserta menjelaskan
1. Meminta peserta apa itu lansia.
menjelaskan apa itu lansia. 2. Peserta menjelaskan
2. Meminta peserta ciri-ciri lansia.
menjelaskan ciri-ciri lansia. 3. Peserta menjelaskan
3. Meminta peserta kondisi fisik lansia.
menjelaskan kondisi fisik 4. Peserta menjelaskan
lansia. masalah kesehatan
4. Meminta peserta pada lansia.
menjelaskan masalah 5. Peserta menjelaskan
kesehatan pada lansia. cara menjaga
5. Meminta peserta kesehatan lansia.
menjelaskan cara menjaga
kesehatan lansia.

4. 5 menit Terminasi 1. Memperhatikan


1. Mengucapkan terima kasih atas 2. Membalas salam
perhatian yang diberikan
2. Mengucapkan salam penutup
IV. Metode.
a. Ceramah
b. Tanya jawab

V. Media
- Video
- Ceramah

VI. Evaluasi
a. Jenis evaluasi :pertanyaan lisan lisan
Waktu :akhir kegiatan
Materi Penyuluhan

1. Pengertian dari Lansia


Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Menurut Bernice
Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat
merasa puas dengan keberhasilannya. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002)
mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang
berusia 65 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah
untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah (1983) berpendapat bahwa
pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada
tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai
tekanan psikologis.
Berdasarkan UU Kes. No. 23 1992 Bab V bagian kedua Pasal 13 ayat 1 menyebutkan
bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis, fisik, dan sosial.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan
proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia
banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :
A. Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 – 59 tahun.
B. Lanjut usia (alderly) kelompok usia 60 – 74 tahun.
C. Lanjut usia tua (old) kelompok usia 75 – 90 tahun.
D. Usia sangat tua (very old) kelompok usia diatas 90 tahun

Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan
periode di mana seseorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta
telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat
mulai sari usia 55 tahun sampai meninggal.

2. Ciri - Ciri Lansia


Menurut Hurlock 1980 terdapat beberapa ciri – ciri orang lanjut usia, yaitu :
A. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagai dating dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting
dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki
motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan
lama terjadi.

B. Orang Lanjut Usia Memiliki Status Kelompok Minoritas


Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang
tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise
yang jelek terhadap lansia. Pendapat - pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang
mempertahankan pendapatnya dari pada mendengarkan pandapat orang lain.
C. Menua Membutuhkan Perubahan Peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam
segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan
atas dasar tekanan dari lingkungan.

D. Penyesuaian yang Buruk Pada Lansia


Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang
buruk, karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaina diri lansia menjadi buruk.

3. Kondisi Fisik pada Lansia


Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik
yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, energi
menurun, kulit mulai keriput, gigi mulai rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara
umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara
berlipat ganda.

Ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis maupun
social, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.

Beberapa kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya adalah :


A. Kulit
Kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi. Dengan demikian,
fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai terhadap masuknya kuman
terganggu. Tipis dan keriput disebabkan oleh hilanganya lapisan lemak dibawah kulit, tidak
elastic lagi karena terbentuk jaringan ikat baru dibawahnya.

B. Rambut
Rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini berkaitan dengan
perubahan degeneratif kulit.

A. Seks
Produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur,
selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita yang menurun juga dipengaruhi oleh
menopause pada wanita dan andropause pada pria.

B. Otot
Jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah jaringan ikat bertambah,
volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, dan kekuatannya berkurang.

C. Jantung dan Pembuluh Darah


Pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung berkurang. Berbagai
pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan otot mengalami kekakuan. Lapisan inti
menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi, dan lain-
lain. Yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan trombosit.
D. Tulang
Pada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang menurun, akibatnya tulang
menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah patah. Dengan bertambahnya usia, terdapat
peningkatan hilang tulang secara linear

4. Masalah Kesehatan pada Lansia


Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa
muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul
akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia sebagai berikut:
A. Kurang bergerak
Gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang
bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf,
dan penyakit jantung dan pembuluh darah.

B. Istabilitas
Penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan
dengan keadaan tubuh derita) baik karena prosen menua, penyakit maupun proses ekstrinsik
(hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat obatan tertentu dan faktor lingkungan.
Akibat yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bagian tertentu dari tubuh
yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar karena air panas
akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain dari pada itu, terjatuh menyebabkan lansia
tersebut sangat membatasi pergerakannya. Walaupun sebagian lansia yang terjatuh tidak
sampai menyebabkan kematian atau gangguan fisik yang berta, tetapi kejadian ini haruslah
dianggap bukan merupakan peristiwa yang ringan. Terjatuh pada lansia dapat menyebabkan
gangguan psikologis berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjatuh lagi,
sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi takut berjalan untuk melindungi dirinya
dari bahaya terjatuh.

C. Beser
Beser, buang air kecil (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati pada
lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup
mengakibtkan masalah kesehatan atau social. Beser bak merupakan masalah yang sering kali
dianggap wajar dan normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi
baik oleh lansia tersebut maupun keluarganya.

Akibat timbul berbagai masalah, baik masalah kesehatan maupun social, yang
kesemuanya akan memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut. Lansia dengan beser bak
sering mengurangi minum dengan harapan untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat
menyebabkan lansia kekurangan kandungan kemih. Besek bak sering pula disertai dengan
beser buang air besar (bab), yang justru akan memperberat keluhan beser bak mandi.
D. Gangguan Intelektual
Merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan
ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-
hari. Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia 60-85 tahun atau lebih, yaitu kurang dari
5% lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami demensia (kepikunan berat) sedangkan pada
usia setelah 85 tahun kejadian meningkat mendekati 50%. Salah satu hal yang dapat
menyebabkan gangguan intelektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan gangguan
intelektual lainnya.

E. Infeksi
Merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain sering
didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan di
dalam diagnosis dan pengobatan serta resiko menjadi fatal meningkat pula.

Beberapa faktor resiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi
karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ
tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komordibitas) yang menyebabkan daya tahan
tubuh yang sangat berkurang. Selain tiu, faktor nutrisi, faktor lingkungan, jumlah dan
keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.

F. Gangguan Pancaindera, Komunikasi, Penyembuhan, dan Kulit


Akibat proses menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikina juga gangguan
pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkan
terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak
dengan trauma yang minimal.

G. Depresi
Perubahan status social, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian social
serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya depresi
pada lansia. Namun demikian, sering kali gejala depresi menyertai penderita dengan penyakit-
penyakit gangguan fisik, yang tidak dapat diketahui ataupun terpikirkan sebelumnya, karena
gejala-gejala depresi yang muncul sering kali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua
yang normal ataupun tidak khas.

Gejala-gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis,
merasa kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan
menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya ingat berkurang,
sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatain, kurangnya minat, hulangnya kesenangan
yang biasanya dinikmati, menyusahkan orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan
kepercayaan diri berkurang merasa bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan
mau bunuh diri, dan gejala-gejala fisik lainnya. Akan tetapi, pada lansia sering timbul depresi
terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit kepala, jantung
berdebar-debar, nyeri pinggan, gangguan pencernaan dan lain-lain, sedangkan gangguan jiwa
tidak jelas.
H. Kurang Gizi
Kekurangan gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi
kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang
bergizi, isolasi social (terasing dari masyarakat) terutama karena gangguan pancaindera,
kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang sangat tua dan baru
kehilangan pasangan hidup, sedangkang faktor kondisi kesehatan

Berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur, alkoholisme, obat-obatan, dan lain-lain.

A. Daya tahan tubuh menurun


Daya tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi tubuh yang
terganggu dengan bertambahnya umur seseorang walaupun tidak selamanya hal ini disebabkan
oleh proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama
diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut) dapat menyebabkan
penurunan daya tahan tubuh seseorang. Demikian juga penggunaan berbagai obat, keadaan gizi
yang kurang, penurunan fungsi organ-organ tubuh, dan lain-lain.

B. Impotensi
Merupakan ketidak mampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup
untuk melakukan sanggama yang memuaskan yang terjadi paling sedikit tiga bulan. Menurut
Massachusetts Male Aging Study (MMAS) bahwa penelitian yang dilakukan pada pria usia
40-70 tahun yang di wawancarai ternyata 52% menderita disfungsi ereksi, yang terdiri dari
disfungsi ereksi total 10%, disfungsi ereksi sedang 25% dan minimal 17%.

Penyebab disfungsi ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat
kelamin sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) baik karena
proses menua maupun penyakit dan juga berkurangnya sel-sel otot polos yang terdapat pada
alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin pria terhadap rangsangan.

C. Tidak Punya Uang


Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan berkurang
secara perlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau
menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak dapat memberikan penghasilan. Untuk dapat
menikmati masa tua yang bahagia kelak diperlukan paling sedikit tiga syarat, yaitu memiliki
uang yang diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
memiliki tempat tinggal yang layak, mempunyai peranan di dalam menjalin masa
tuanya.Penyakit Obat-Obatan
Salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit lebih dari satu jenis
sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia sering menggunakan
obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan timbulnya
penyakit akibat pemakaian obat-obatan yang digunakan.
D. Penyakit Yang Biasa Diderita Lansia
Usia lanjut memiliki banyak masalah kesehatan terkait dengan menurunnya fungsi
tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan dan lingkungan sekitar. Penyakit yang biasa
diderita pada usia lanjut antara lain:

- Jantung dan Serangan Jantung


Untuk mencegah dari serangah jantung, bisa dilakukan dengan cara-cara berikut yaitu
makan makanan yang sehat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol dalam
darah, kurangi berat badan jika kita termasuk memiliki berat yang berlebih (overweight),
berhenti merokok, kurangi stress, cukup berolahraga (misalnya jogging dan jalan kaki) atau
melakukan aktifitas fisik yang lain, kurangi konsumsi garam sampai 5 mg (atau sekitar 1
sendok teh dalam 24 jam) dan hindari makanan gorengan dan bergaram.

- Tekanan Darah Tinggi


Untuk mencegah terjadi penyakit tekanan darah tinggi , lakukan aktifitas fisik seperti
olahraga secara teratur, jalan kaki, yoga, atau aerobik yang ringan; jaga berat tubuh agar pada
kondisi ideal, ikuti pola makan sehat seperti makan makanan yang berasal dari buah dan
sayuran, susu rendah kalori, minyak ikan, hindari minuman beralkohol dan soft drink, berhenti
merokok dan kurangi konsumsi garam atau diganti dengan garam diet.

- Arthritis (Reumatik)
Untuk mencegah penyakit reumatik ini biar tidak kumat antara lain: lakukan latihan
fisik dan berjalan kaki secara teratur, pola makan yang seimbang dan gaya hidup yang sehat
dapat mencegah penyakit ini, minumlah suplemen berupa kalsium dan vitamin D secara teratur
bila tidak tercukupi dari makanan yang dikonsumsi, lakukan olahraga angkat beban ringan
secara teratur, hindari merokok dan alkohol, lakukan tes tulang untuk melihat kondisi tulang
kita.

- Osteoporosis (tulang rapuh)


Berikut adalah langkah-langkah untuk mencegah tulang menjadi cepat lemah dan
rapuh, yaitu dengan cukup konsumsi kalsium setiap hari; cukup vitamin D setiap hari (dapat
diperoleh dari makanan/minuman atau sinar matahari); makan makanan yang sehat yang
mengandung vitamin A, Vitamin C, magnesium, seng dan protein , yang dapat berasal dari
susu, buah-buahan dan sayuran hijau dan berdaging; selalu aktif secara fisik dapat membantu
kesehatan tulang; jangan merokok karena bisa merusak tulang dan menurunkan kadar estrogen
dalam tubuh; dan hindari pekerjaan-pekerjaan atau aktifitas yang beresiko besar untuk terjatuh.
- Diabetes
Untuk mengontrol diabetes, lakukan latihan setiap pagi misalnya berjalan pagi, jogging
dengan intensitas kecil atau sedang, atau aerobik ringan; pilihlah makanan-makanan yang sehat
(rendah lemak, rendah kalori dan rendah garam); hindari konsumsi gula dan sirup, pilihlah gula
diet; konsumsi sayuran dan buah segar, ganti soft drink dengan jus buah tanpa gula atau air
putih; makan makanan dan snack yang sesuai (rendah gula) pada waktu-waktu tertentu dalam
sehari agar kadar gula darah bisa terjaga; dan yang terakhir yaitu selalu lakukan kontrol ke
dokter.

- Ginjal
Sakit ginjal dapat dicegah dengan menjaga tekanan darah di batas normal, menjaga
berat badan, kurangi makanan berlemak, minum air yang cukup, kurangi minum kopi, hindari
minuman beralkohol, tidak merokok atau menggunakan produk tembakau.

- Pembesaran prostat
Untuk mencegahnya yaitu dengan teratur melakukan olahraga ringan, makan makanan
yang bergizi seperti sayuran dan buahan (kubis-kubisan, alpukat, kacang-kacangan, labu,
tomat, ikan dan minyak ikan), mengikuti pola makan sehat, tidak merokok, tidak begadang,
kurangi makanan pedas yang berlebihan, dan memeriksakan ke dokter secara berkala.

- Penyakit Mata
Penyakit mata atau katarak adalah salah satu penyakit yang menyerang lansia.
Pencegahannya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin A, C dan E seperti
buah-buahan, sayur-sayuran, dan ikan. Kandungan katekin dalam teh hijau juga membantu
mencegah terjadinya katarak. Istirahatkan mata selama selama 5-30 menit jika kita sedang
membaca (caranya: menutup mata atau menghadap ke suatu arah tertentu, bernapas dalam dan
menutup mata dengan telapak tangan). Gunakan kacamata gelap jika sedang berada di luar di
siang hari.

- Alzheimer (Penyakit Pikun)


Agar tidak pikun, mulailah rajin berolahraga yang ringan, konsumsi makanan yang
bergizi seperti serealia utuh (yang banyak kandungan vitamin B nya), ikan dan minyak ikan,
teh, sayuran dan buahan (misalnya buah delima), makanan yang mengandung vitamin D
(misalnya telur, susu), selalu aktif berpikir, tidur teratur dan cukup, serta melindungi otak dari
ancaman cedera atau yang lainnya. Contoh lain dari menu lansia dalam satu hari misalnya
sebagai berikut.
5. Cara Menjaga Kesehatan Lansia

A. Tetap Aktif
Menginjak usia 60 tahun, aktivitas yang Anda lakukan tidak mungkin sama seperti yang
dulu. Mungkin Anda saat ini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah ketimbang
melakukan aktivitas di luar ruangan.

Meski sudah memasuki usia 60 tahunan, bukan berarti Anda bisa berhenti bergerak
aktif. Jangan jadikan hal ini untuk menghentikan jadwal olahraga rutin Anda. Sementara bagi
Anda yang baru mau memulai hidup sehat, tak ada kata terlambat untuk berolahraga dengan
teratur.

Olahraga sudah jadi kebutuhan bagi semua kalangan, termasuk lansia. Namun, jenis
dan intensitas olahraga yang dilakukan tentu harus disesuaikan dengan kondisi tubuh. Beberapa
manfaat olahraga untuk kesehatan lansia yaitu:
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Meningkatkan produksi hormon endorfin, yang bisa mengurangi stress
- Menjaga berat badan tetap normal.
- Meningkatkan kekuatan tulang

Bahkan olahraga juga baik bagi kesehatan otak lansia. Semakin tua, fungsi otak
mengalami penurunan sehingga lansia menjadi lebih mudah lupa. Penyakit yang menyerang
sistem saraf pusat pun banyak berkembang, seperti penyakit alzheimer, demensia vaskular,
atau penyakit Parkinson.

Menjaga tubuh tetap aktif dapat memperlambat proses penuaan pada sel-sel dan
jaringan di otak sekaligus menurunkan risiko penyakit pada otak. Selain, olahraga lansia tetap
bisa aktif dengan kegiatan lain, misalnya berkebun, bermain bersama cucu, atau membuat
kerajinan tangan.

B. Makan Makanan Sehat


Supaya kesehatan lansia terus terjaga, maka kunci utama lainnya adalah mengonsumsi
makanan yang sehat. Sayangnya, cara ini mungkin akan terkendala masalah lain, yaitu saat
menua kemampuan mengecap rasa juga kian berkurang. Apalagi banyak makanan yang tidak
diperbolehkan untuk dimakan dan penggunaan garam juga dikurangi sehingga selera makan
pada lansia bisa menurun.

Lansia bisa mengisi waktu luangnya untuk membuat menu makanan sehat sekaligus
memasaknya sendiri. Menambahkan rempah-rempah dapat meningkatkan rasa pada makanan.

C. Istirahat yang Cukup


Banyak lansia yang mengalami gangguan tidur di malam hari. Hal ini tentu akan
membuat waktu istirahatnya berkurang. Dilansir dari AARP, sebuah organisasi yang fokus
pada kesehatan lansia, Ryan P. Terlecki, MD, asisten profesor urologi di Fakultas Kedokteran
di Universitas Wake Forest di New York mengatakan bahwa lebih dari 80 persen lansia sering
terbangun di malam hari untuk ke kamar mandi yang akhirnya mengganggu waktu tidurnya.
Untuk itu, Terlecki menyarankan pada lansia untuk mengurangi minum banyak air di
malam hari dan melakukan pertimbangan konsultasi kembali kepada dokter terkait penggunaan
obat diuretik untuk diminum di pagi hari bukan pada malam hari. Lansia yang merasakan
desakan untuk buang air kecil terlalu sering sepanjang waktu, biasanya disebabkan oleh otot-
otot kandung kemih yang terlalu aktif.

D. Rutin Mengecek Kesehatan dan Minum Obat


Lansia sangat rentan terkena penyakit karena sistem imunnya yang kian melemah.
Maka itu, lansia harus rutin memeriksa kesehatan secara berkala, supaya terus terpantau
kondisinya. Bila muncul gejala-gejala, jangan menunda untuk melakukan pemeriksaan. Sebab
semakin lama didiagnosis dan diobati, semakin buruk kondisi tubuh dan sulit pengobatannya.
Selama melakukan pengobatan, catat perkembangan kesehatan lansia dari pengobatan yang
dilakukan dan rutin untuk minum obat yang sudah diresepkan. Bila menyebabkan efek
samping, konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan obat lain.

Anda mungkin juga menyukai