Anda di halaman 1dari 18

METODE KALENDER

1. Pengertian Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi


sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama
atau pada masa subur atau ovulasi.

2. Manfaat

a) Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun
konsepsi
b) Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
c) Dapat di gunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan
hubungan seksual saat masa subur atau ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa
hamil.

3. Keuntungan

a) Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.


b) Dapat digunakan oleh wanita yang sehat.
c) Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapan nya.
d) Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
e) Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko
kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
f) Tidak memerlukan biaya.
g) Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

4. Keterbatasan

Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga
memiliki keterbatasan, antara lain:

1. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.


2. Harus ada motivasidan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
3. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksualsetiap saat.
4. Pasangan suami istri harus tahu masa suburdan masa tidak subur.
5. Harus mengamati sikus menstruasiminimal enam kali siklus.
6. Siklus menstruasiyang tidak teratur (menjadi penghambat).
7. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi
8. Efektifitas

Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum
menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur.
Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan
pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih
efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian
dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila
dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode
kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.

5. Cara KB Kalender

Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa wanita
dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali sebulan, dan biasanya terjadi
beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14 dari haid yang akan datang. Sel telur dapat
hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani selama 48-72 jam, jadi suatu konsepsi mungkin
akan terjadi kalau koitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi. Hendaknya sebelum memakai
cara para pemakai harus diberikan penerangan medik yang jelas tentang cara ini. Hal yang
perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:

1. Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).


2. Fertility phase (masa subur).
3. Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).

Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari.
Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus
berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah
dicatat.Menghitung masa subur dengan siklus haid dan melakukan pantang berkala atau lebih
dikenal dengan sistem kalender merupakan salah satu cara atau metode kontrasepsi alami (Kb
alami) dan sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan cara
tidak melakukan sanggama pada masa subur.
Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan suami istri harus mengetahui masa
subur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidak sama. Untuk itu perlu pengamatan minimal 6
kali siklus menstruasi. Berikut ini cara mengetahui dan menghitung masa subur:

 Bila siklus haid teratur (28 hari) :

1. Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1.


2. Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid

Contoh:

Seorang isteri mendapat haid mulai tanggal 9 Januari. Tanggal 9 Januari ini dihitung sebagai
hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 januari dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24
Januari. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Januari hingga tanggal 24 Januari. Pada
tanggal-tanggal tersebut suami isteri tidak boleh bersanggama. Jika ingin bersanggama harus
memakai kondom atau sanggama terputus (senggama dimana tidak mengeluarkan sperma
didalam).

 Bila siklus haid tidak teratur :

1. Catat jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6 siklus). Satu siklus haid
dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini hingga hari pertama haid berikutnya,
catat panjang pendeknya.
2. Masukan dalam rumus; jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18.
Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur.
3. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan
hari terakhir masa subur

Contoh :

Seorang isteri mendapat haid dengan keadaan : siklus terpendek 26 hari dan siklus terpanjang
32 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya)
Perhitungannya : 26-18 = 8 dan 32–11 = 21. jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-8
sampai ke 21 dari hari pertama haid. Pada masa ini suami isteri tidak boleh bersanggama. Jila
ingin bersanggama harus memakai kondom atau sanggama terputus.
Kontrasepsi dengan menggunakan sistem kalender dapat menghindari risiko kesehatan yang
berhubungan dengan kontrasepsi. Bagi keluarga yang kesulitan untuk mendapatkan alat
kontrasepsi sangat cocok untuk menggunakan metode kontrasepsi ini selain tidak
memerlukan biaya juga tidak perlu mencari tempat pelayanan kontrasepsi. Menggunakan
sistem kalender perlu kerjasama yang baik antara suami istri karena metode ini perlu
kemauan dan disiplin pasangan dalam menjalankannya. Masa berpantang yang cukup lama
akan mengakibatkan pasangan tidak bisa menanti sehingga melakukan hubungan pada waktu
masih berpantang. Tapi bukan masalah bila saja pasangan membiasakan menggunakan
kondom pada saat subur.

Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:

 Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam
saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
 Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi,
diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak
subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
 Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
 Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis
mukus/lendir serviks yang menyertainya.
 Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan
menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.

G.Efek Samping

1. Kemungkinan gagal cukup besar, terutama jika terjadi perubahan siklus dan ovulasi.

2.Tidak bisa berhubungan badan sewaktu-waktu karena sudah ditentukan hari yang aman dan
tidak untuk hubungan badan. pada beberapa pasangan hal ini akan mengganggu spontanitas
dalam hubungan.

3.Butuh komitmen bersama dengan pasangan, demi suksesnya metode kalender.


I.2METODE SUHU BASAL

1. Pengertian

Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam
keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah
bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.

Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu
basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat
digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta
waktu yang sama selama 5 menit.

Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun
terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35
derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.

Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali
sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini
terjadi karena produksi progesteron menurun.

Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan
tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi
dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya,
jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi
kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus
luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.

1. Manfaat

Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi.

Manfaat konsepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan kehamilan.
Manfaat kontrasepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan menghindari atau
mencegah kehamilan.

1. Efektifitas

Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten.
Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap
akurat bila terdeteksi pada saatovulasi. Tingkat keefektian metode suhu tubuh basal sekitar 80
persen atau 20-30 kehamilan per 100wanita per tahun. Secara teoritis angka kegagalannya
adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun.Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih
efektif apabila
dikombinasikandenganmetode kontrasepsi lainseperti kondom, spermisida ataupun metodeka
lender atau pantang berkala (calender method or periodic abstinence).

C. Faktor yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh

Adapun faktor yang mempengaruhi keandalan metode suhu basal tubuh antara lain:

Penyakit.

 Gangguan tidur.
 Merokok dan atau minum alkohol.
 Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.

1. Keuntungan

Keuntungan dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:

1. Meningkatkan pengetahuandan kesadaran pada pasangan suami istri tentang masa


subur/ovulasi.
2. Membantu wanitayang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi masa
subur/ovulasi.
3. Dapat digunakan sebagai kontrasepsiataupun meningkatkan kesempatan untuk hamil.
4. Membantu menunjukkan perubahantubuh lain pada saat mengalami masa
subur/ovulasi sepertiperubahan lendir serviks.
5. Metode suhu basal tubuhyang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.

E. Keterbatasan

Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagai berikut:

1. Membutuhkan motivasidari pasangan suami istri.


2. Memerlukan konselingdan KIE dari tenaga medis.
3. Suhu tubuhbasal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok,
alkohol, stres, penggunaan narkoba
4. Pengukuran suhu tubuhharus dilakukan pada waktu yang sama.
5. Tidak mendeteksi awal masa subur.
6. Membutuhkan masa pantangyang lama.

F. Petunjuk Bagi Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh

Aturan perubahan suhu/temperatur adalah sebagai berikut:

1. Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat
tidur).
2. Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
3. Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid
untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola
tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.
4. Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
5. Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi dari
suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line)atau garis suhu.
6. Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut suhu tubuh
berada di atas garis pelindung/suhu basal.
7. Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga
kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak subur).
8. Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh labih panjang dari
metode ovulasi billings.
9. Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.

Catatan:

Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama perhitungan 3
hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan tunggu
sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.

Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan pengukuran suhu tubuh
dan melakukan senggama hingga akhir siklus haid dan kemudian kembali mencatat grafik
suhu basal siklus berikutnya.

I.3METODE MUKOSA/LENDIR SERVIKS

A. Pengertian

Adalah metode yang aman dan ilmiah untuk mengetahui kapan masa subur wanita. Cara ini
dapat dipakai untuk menjadi hamil maupun untuk menghindari atau menunda kehamilan.
Metode ini diterapkan berdasarkan pengamatan diri sendiri terhadap gejala-gejala yang secara
alamiah dialami oleh setiap wanita yang normal.

B. Kegunaan

1. Suami istri dapat merencanakan atau menunda kehamilan.


2. Menentukan waktu yang dikendaki untuk hamil.
3. Menentukan jenis kelamin anak yang diinginkan.
4. Pelaksanaan Metode Ovulasi
Ada 2 syarat yang harus dipenuhi agar cara ini betul-betul dapat diandalkan sebagai
KB yang aman:
5. Dari pihak istri, harus membiasakan diri untuk memperhatikan keadaan tubuh sendiri
untuk dapat mengerti dan memastikan kapan masa suburnya.
6. Dari pihak suami, perlu kerelaan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan tubuh
istrinya dalam melakukan senggama.
D.Efektifitas

95% bila dilakukan dengan cermat, tingkat keefektifitasannya mencapai 97%. MOB tidak
memerlukan obat, apalagi alat. Cukup mengenali lendir kesuburan, dan itu bisa dilakukan
semua perempuan. Efektif dilakukan untuk perempuan segala masa reproduksi, remaja,
sedang menyusui maupun menjelang menopause.

1. Keuntungan
2. Tidak memiliki resiko kesehatan.
3. Disetujui agama.
4. Metode ini cukup berhasil bila suami istri memiliki motivasi.
5. Membuat wanita lebih waspada dan mengenal siklus haidnya.

F.Kelemahan

Memerlukan ketelitian dan harus mengikuti langkah-langkah untuk memperkirakan


terjadinya ovulasi. Pasangan suami istri harus mempunyai motivasi yang kuat. Karena siklus
menstruasi dan masa subur sangat bervariasi, metode ini memerlukan penyesuaian.

1. Manfaat
2. Kontrasepsi
1) Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan
2) Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
3)Tidak ada efek samping sistemik
4) Murah tau tanpa biaya.
3. Nonkontrasepsi
1)Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana.
2)Menambang pengetahuan tentang sistem reproduksi oleh suami dan istri.
3) Memungkinkan mengeratkan hubungan melalui peningkatan komunikasi suami
istri.

Keterbatasan

1. Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan.


2. Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
3. Tidak ada efek samping sistemik.
4. Murah tanpa biaya.
5. Non kontrasepsi.
6. Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana.
7. Menambang pengetahuan tentang sistem reproduksi oleh suami dan istri.
8. Memungkinkan mengeratkan hubungan melalui peningkatan komunikasi
suami istri.

I.4 COITUS INTERUPTUS

Pengertian

Metode koitus interuptus juga dikenal dengan metode senggama terputus. Teknik ini dapat
mencegah kehamilan dengan cara sebelum terjadi ejakulasi pada pria, seorang pria harus
menarik penisnya dari vagina sehingga tidak setetespun sperma masuk kedalam rahim
wanita. Dengan cara ini kemungkinan terjadinya pembuahan (kehamilan) bisa dikurangi.

Cara Kerja

Alat kelamin pria dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam
vagina dan kehamilan dapat dicegah.

Manfaat

1. Efektif bila digunakan dengan benar.


2. Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya.
3. Dapat digunakan setiap waktu
4. Tidak membutuhkan biaya.
5. Tidak membutuhkan obat atau alat sehingga relatif sehat untuk perempuan
6. Tidak mengganggu produksi ASI
7. Tidak ada efek samping
8. Meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga berencana.
9. Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat
dalam.
10. Keterbatasan,
Beberapa penelitian menyatakan resiko kegagalan teknik ini cukup tinggi. Ini disebabkan
karena kontrol teknik ini sepenuhnya diserahkan pada pihak pasangan. Ini sangat dipengaruhi
oleh kemampuan seorang pria untuk merasakan tanda ejakulasi dan kecepatannya untuk
menarik penisdan mendapatkan orgasme di luar vagina.
Keterbatasan metode ini adalah :

1. Efektifitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus


setiap melaksanakannya.
2. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih
melekap pada penis.
3. Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual.
4. Pasangan Yang Cocok Memakai Metode Coitus Interuptus
5. Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
6. Pasangan yang tidak ingin menggunakan metode KB lainnya
7. Pasangan yang membutuhkan kontrasepsi dengan segera.
8. Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode lainnya
9. Pasangan yang memerlukan metode pendukung
10. Pasangan yang melakukan hubungan seksual secara tidak teratur.
11. Pasangan Yang Tidak Cocok Memakai Metode Coitus Interuptus
12. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini.
13. Pria yang sulit melakukan senggama terputus
14. Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit bekerjasama
15. Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
16. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.

G.Hal-hal yang harus di perhatikan

 Meningkatkan kerjasama dan membangun saling pengertian sebelum melakukan


hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati penggunaan
metode senggama terputus.
 Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih dan
membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
 Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina
pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina
 Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya
 Tidak dianjurkan pada masa subur.

I.5 MAL (Metode Amenore Laktasi)

1. Pengertian

Metode AmenoreaLaktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) adalah


metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) dapat
dikatakan sebagai metode keluarga berencana alamiah (KBA) atau natural family planning,
apabila tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

Meskipun penelitian telah membuktikan bahwa menyusui dapat menekan kesuburan, namun
banyak wanita yang hamil lagi ketika menyusui. Oleh karena itu, selain menggunakan
Metode Amenorea Laktasi juga harus menggunakan metode kontrasepsi lain seperti metode
barier (diafragma, kondom, spermisida), kontrasepsi hormonal (suntik, pil menyusui, AKBK)
maupun IUD.

Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi, apabila:

1. Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila diberikan minimal 8
kali sehari.
2. Belum mendapat haid.
3. Umur bayi kurang dari 6 bulan.

B.CaraKerja
Cara kerja dari Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah menunda atau menekan terjadinya
ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin.
Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotrophin
melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar
estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.

C.Efektifitas
Efektifitas MAL sangat tinggi sekitar 98 persen apabila digunakan secara benar dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut: digunakan selama enam bulan pertama setelah
melahirkan, belum mendapat haid pasca melahirkan dan menyusui secara eksklusif (tanpa
memberikan makanan atau minuman tambahan). Efektifitas dari metode ini juga sangat
tergantung pada frekuensi dan intensitas menyusui.

D.Manfaat
Metode Amenorea Laktasi (MAL) memberikan manfaat kontrasepsi maupun non kontrasepsi.

ManfaatKontrasepsi
Manfaat kontrasepsi dari MAL antara lain:

1. Efektifitas tinggi (98 persen) apabila digunakan selama enam bulan pertama setelah
melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui eksklusif.
2. Dapat segera dimulai setelah melahirkan.
3. Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat.
4. Tidak memerlukan pengawasanmedis.
5. Tidak mengganggu senggama.
6. Mudah digunakan.
7. Tidak perlu biaya.
8. Tidak menimbulkan efek samping sistemik.
9. Tidak bertentangan dengan budaya maupun agama.

ManfaatNonKontrasepsi
Manfaatnonkontrasepsi dari MAL antara lain:
Untuk bayi

1. Mendapatkan kekebalan pasif.


2. Peningkatan gizi.
3. Mengurangi resiko penyakit menular.
4. Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula atau alat minum
yang dipakai.

Untuk ibu

1. Mengurangi perdarahan post partum/setelah melahirkan.


2. Membantu prosesinvolusiuteri (uterus kembali normal).
3. Mengurangi resiko anemia.
4. Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.

E.Keterbatasan
Metode Amenorea Laktasi (MAL) mempunyai keterbatasan antara lain:

1. Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.


2. Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan, belum
mendapat haid dan menyusui secara eksklusif.
3. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B ataupun
HIV/AIDS.
4. Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.
5. Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.

F.Yang Dapat Menggunakan MAL


Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat digunakan oleh wanita yang ingin menghindari
kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Wanita yang menyusui secara eksklusif.


2. Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan.
3. Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan.

Wanita yang menggunakan Metode Amenorea Laktasi (MAL), harus menyusui dan
memperhatikan hal-hal di bawah ini:

1. Dilakukan segera setelah melahirkan.


2. Frekuensi menyusui sering dan tanpa jadwal.
3. Pemberian ASI tanpa botol atau dot.
4. Tidak mengkonsumsi suplemen.
5. Pemberian ASI tetap dilakukan baik ketika ibu dan atau bayi sedang sakit.

G.Yang Tidak Dapat Menggunakan MAL


Metode Amenorea Laktasi (MAL) tidak dapat digunakan oleh:

1. Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.


2. Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.
3. Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.
4. Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.
5. Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.
6. Wanita yang menggunakan obat-obatan jenis ergotamine, anti metabolisme,
cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.
7. Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.
8. Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme.

Metode Amenorea Laktasi (MAL) tidak direkomendasikan pada kondisi ibu yang
mempunyai HIV/AIDS positif dan TBC aktif. Namun demikian, MAL boleh digunakan
dengan pertimbangan penilaian klinis medis, tingkat keparahan kondisi ibu, ketersediaan dan
penerimaan metode kontrasepsi lain.

H.Keadaan yang Memerlukan Perhatian


Di bawah ini merupakan keadaan yang memerlukan perhatian dalam penggunaan Metode
Amenorea Laktasi (MAL).

 Metode Simtomternal
Metodesimptothermalmerupakanmetodekeluargaberencanaalamiah (KBA) yang
mengidentifikasimasasuburdarisiklusmenstruasiwanita.Metodesimptothermalmengkombinasi
kanmetodesuhu basal tubuhdanmukosaserviks.Tetapiadateori lain yang
menyatakanbahwametodeinimengamatitigaindikatorkesuburanyaituperubahansuhu basal
tubuh, perubahanmukosa/lendirserviksdanperhitunganmasasuburmelaluimetodekalender.
Metodesimptothermalakanlebihakuratmemprediksikanhariamanpadawanitadaripadam
enggunakansalahsatumetodesaja. Ketikamenggunakanmetodeinibersama-sama, makatanda-
tandadarisatudengan yang lainnyaakansalingmelengkapi.
Manfaat
Metodesimptothermalmemilikimanfaatsebagaialatkontrasepsimaupunkonsepsi.
ManfaatKontrasepsiMetodesimptothermaldigunakansebagaialatkontrasepsiataumenghindarik
ehamilandengantidakmelakukanhubunganseksualketikaberpotensisubur
(pantangsaatmasasubur).
ManfaatKonsepsiMetodesimptothermaldigunakansebagaikonsepsiataumenginginkankehamila
ndenganmelakukanhubunganseksualketikaberpotensisubur.
Efektifitas
Angkakegagalandaripenggunaanmetodesimptothermaladalah 10-20 wanitaakanhamildari 100
pasangansetiaptahunnya. Hal inidisebabkankesalahandalambelajar, saran
atautidakadakerjasamapasangan.Namun, studi lain
jugamenyatakanangkakegagalandarimetodesimptothermalmempunyaiangkakegagalanhanya 3
persenapabila di bawahpengawasan yang ketat.
Hal yang MempengaruhiMetodeSimptothermalMenjadiEfektif
Metodesimptothermalakanmenjadiefektifapabila:

1. Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.


2. Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat mengubah siklus menstruasi
dan pola kesuburan.
3. Penggunaan metode barier dianjurkan untuk mencegah kehamilan.
Kerjasamadenganpasanganadalahperlu,
karenaiaharusbersediauntukmembantuuntukmenghindarikehamilanbaikdengantidakmelakuka
nhubunganseksualataumenggunakanbeberapametodepenghalangselamahari-hari paling subur.
Hal yang MempengaruhiMetodeSimptothermalTidakEfektif
Metodesimptothermaldipengaruhiolehbeberapahal, antara lain:

1. Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari.
2. Wanita yang mempunyai penyakit.
3. Pasca perjalanan.
4. Konsumsi alkohol.
Hal-haltersebut di atasdapatmempengaruhipembacaansuhu basal tubuhmenjadikurangakurat.
PolaGrafikKesuburanpadaMetodeSimptothermal
Polagrafikkesuburantidaksesuaidigunakanwanitapadakasussebagaiberikut:

1. Wanita yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu.


2. Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode
simptothermal.
3. Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri atau
alasan lain.
4. Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual tanpa alat
kontrasepsibarier minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode kontrasepsi
lain di hari tidak amannya.
5. Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika
dia hamil.
6. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu
basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.
Keuntungan
Metodesimptothermalmempunyaikeuntunganantara lain:

1. Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang
dibutuhkan.
2. Aman.
3. Ekonomis.
4. Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
5. Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
6. Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode
simptothermal dengan benar.
Keterbatasan
Metodesimptothermalmempunyaiketerbatasanantara lain:

1. Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca
perjalanan maupun konsumsi alkohol.
2. Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan
mencatat suhu basal tubuh maupun perubahanlendir serviks.
3. Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.
4. Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
PetunjukbagiPenggunaMetodeSimptothermal
Pengguna/klienmetodesimptothermalharusmendapatinstruksiataupetunjuktentangmetodelendi
rserviks, metodesuhu basal tubuhmaupunmetodekalender.Hal inibertujuan agar
penggunadapatmenentukanmasasuburdenganmengamatiperubahansuhu basal
tubuhmaupunlendirserviks.

1. Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari berikutnya setelah haid
berhenti (periode tidak subur sebelum ovulasi).
2. Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan mulai keluarnya
lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan metode lendir serviks. Lakukan
pantang senggama karena ini menandakan periode subur sedang berlangsung.
3. Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan hari
puncak lendir subur.
4. Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal, periode subur,
periode tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang dimana
masa pantangsenggama harus dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai