Apapun pilihan masing-msing rakyat namun nereka bersatu dan memupuk budaya
merantau dimanapun bertemu mereka tetap bersaudara. Sering mereka tidak tahu
mengiikuti., yaang pasti mereka orang minngkabau dengan falsaafah hidup.
?Adat basandi syara, syara; asandi kitabullah
Syara mangato ,adat makai
Bila ssyara ()mengatakan haram, naka adat meninggalkannya. Bilaa makanaan itu haram
hukumnya menurut syara, maka orang Minaang tidak akan menakan atau meminumnya
Orang Minangkabau sangat menonjol di bidang perniagaan, sebagai profesional dan intelektual. Mereka
merupakan pewaris dari tradisi lama Kerajaan Melayu dan Sriwijaya yang gemar berdagang dan dinamis.[11]
Lebih dari separuh jumlah keseluruhan anggota masyarakat ini berada dalam perantauan. Minang
perantauan pada umumnya bermukim di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Medan,
Batam, Palembang, Bandar Lampung, dan Surabaya. Di luar wilayah Indonesia, etnis Minang terkonsentrasi
di Kuala Lumpur, Seremban, Singapura, Jeddah, Sydney,[12] dan Melbourne.[13] Masyarakat Minang memiliki
masakan khas yang populer dengan sebutan masakan Padang yang sangat digemari di Indonesia bahkan
sampai mancanegara.[14]
Masyarakat Minang bertahan sebagai penganut matrilineal terbesar di dunia.[8][9] Selain itu, etnis ini telah
menerapkan sistem proto-demokrasi sejak masa pra-Hindu dengan adanya kerapatan adat untuk
menentukan hal-hal penting dan permasalahan hukum. Prinsip adat Minangkabau tertuang dalam
pernyataan Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah (Adat bersendikan hukum, hukum bersendikan
Al-Qur'an) yang berarti adat berlandaskan ajaran Islam.[10]
Bentuk dan jenis makanan adat
1. Baralek Nagari : Mengnagkat Beberapa Penghulu dilaksanakan di Nagari
Dengan aturan khusus seperti Harus menyembelih (mambantai) Sapi/kerbau
3. Manjapui Marapulai Seorang calon suami sebelum datang/tinggal di rumah isteri, dijemput dengan
upacara adat oleh keluarga anak daro (susunan anggota rombongan ditetapkan oleh.
mamak anak daro Makanan yang dibawa oleh rombongan khusus untuk manjapuik
Perkawinan
Adapun tata cara adat perkawinan di mingkabau, antara lain :
1. MARESEK (marosok). Penjajakan
2. MAMINANG/BATIMBANG TANDO (BERTUKAR TANDA)
Keluarga calon mempelai wanita mendatangi keluarga calon mempelai pria untuk meminang. Bila
pinangan diterima, maka akan berlanjut ke proses bertukar tanda sebagai simbol pengikat perjanjian dan
tidak dapat diputuskan secara sepihak. Acara ini melibatkan orangtua, ninik mamak dan para sesepuh
dari kedua belah pihak. Rombongan keluarga calon mempelai wanita datang membawa sirih pinang
lengkap disusun dalam carano atau kampia (tas yang terbuat dari daun pandan) yang disuguhkan untuk
dicicipi keluarga pihak pria. Selain itu juga membawa antaran kue-kue dan buah-buahan.
MANJAPUIK MARAPULAI
Ini adalah acara adat yang paling penting dalam seluruh rangkaian acara perkawinan menurut adat Minangkabau.
Calon pengantin pria dijemput dan dibawa ke rumah calon pengantin wanita untuk melangsungkan akad nikah.
Tradisi menyambut kedatangan calon mempelai pria di rumah calon mempelai wanita lazimnya merupakan
momen meriah dan besar.
BUDAYA & TRADISI MAKAN BAJAMBA DI MINANGKABAU
Budaya & Tradisi Makan Bajamba berasal dari akar budaya Minangkabau yang secara turun temurun masih dilaksanakan
hingga saat ini. Merupakan sebuah ritual budaya makan bersama yang diadakan dalam lingkup keluarga dekat, dalam hal
ini adanya pertalian darah.
Namun demikian, tidak jarang dilakukan dalam lingkup yang lebih luas, seperti persaudaraan satu suku kendati tidak ada
hubungan darah (suku dalam adat Minangkabau hampir sama dengan marga dalam adat Batak). Kekeluargaan dan
gotong royong sudah terasa pada tahap pertama dalam proses mempersiapkan makanan, karena memasak dilakukan
bersama-sama.
Kemudian prosesi Makan Bajamba ini dilakukan dengan beberapa aturan yang sudah ditetapkan oleh para leluhur atau
sesepuh adat di Bumi Minang. Biasanya ritual ini diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Al Quran, kemudian diiringi
dengan petuah atau ucapan dari tuan rumah atau pemuka adat yang hadir pada saat itu.
Budaya Makan Bajamba memiliki beberapa aturan adat sebagai simbolis penghormatan kepada yang lebih tua, seperti
menyuap (mengambil makanan dengan tangan) yang pertama kali harus yang paling tua. Dan yang menambahkan
makanan dan lauk pauknya dilakukan oleh anggota keluarga yang paling muda, serta tetap menjaga tata krama dan etika
pada saat makan.
Acara makan dimulai ketika pantun ditutup dengan rima terakhir mari makan. Suasana santai dan harmonis sangat
terasa. Siapapun boleh ikut makan tanpa terkecuali dan tanpa adanya perbedaan. Inilah budaya dan tradisi yang dapat
Anda nikmati sebagai kemasan pariwisata. Diantara modernitas jamuan makan secara prasmanan, Makan Bajamba
menjadi salah satu cermin kehidupan yang kaya dengan nilai-nilai warisan yang masih dipelihara di Sumatera Barat.
Sumber : taurismenews.co.id
Makanan disajikan dalam piring-piring besar, biasanya berdiameter minimal 70 cm, dan disantap oleh lima sampai enam
orang dalam satu piring atau jamba (wadah) dengan posisi duduk di lantai mengelilingi piring. Posisi perempuan
bersimpuh, sedang yang laki-laki baselo (bersila). Tujuannya bila ada nasi yang jatuh ketika hendak masuk mulut tidak
kembali masuk ke dalam piring. Jadi, yang lain tidak merasa jijik untuk memakan nasi tersebut secara bersama-sama.
Lauk pauk yang wajib menjadi teman Makan Bajamba tentunya adalah masakan khas Sumatra Barat, rendang daging
yang dicampur dengan kacang pagar. Potongan dagingnya tidak terlalu besar, namun dirasa cukup untuk dimakan
berlima. Isi satu porsi rendang adalah tiga potong daging ditambah sedikit kacang dan bumbu rendang.
Ketiga jenis lauk tersebut, dihidangkan bersama-sama nasi dalam jamba besar dan ditambah sepiring nasi untuk tambuah
(tambahan Kegunaannya untuk mengelap atau menyerap minyak dari sambal yang sudah dimakan tadi. Sebelum tangan
dicuci dalam kobokan, minyak yang melekat di tangan sudah semakin terserap sampai suapan terakhir.
Acara Makan Bajamba ini biasanya dijadikan sebagai pelengkap bagian acara adat lainnya seperti pernikahan, khitanan,
halal bihalal, khatam Al Quran dan beberapa acara adat lainnya. Inilah mengapa ritual Makan Bajamba dipilih sebagai
prosesi adat yang layak jual sebagai daya tarik wisata di Sumatera Barat. Karena sangat sesuai dan mudah dikombinasikan
dalam lingkup yang lebih luas sebagai pelengkap acara-acara kabupaten kota, baik bersifat nasional maupun
internasional. ersama-sama nasi dalam jamba besar dan ditambah sepiring nasi untuk tambuah (tambahan Kegunaannya
untuk mengelap atau menyerap minyak dari sambal yang sudah dimakan tadi.