Proposal
I. Latar Belakang
Kondisi toleransi beragama di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Penguatan identitas
kelompok berdasarkan agama mendorong fenomena segregasi di tengah-tengah masyarakat.
Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh penyebaran paham-paham keagamaan radikal yang
bertentangan dengan Pancasila dan siar kebencian yang masuk melalui berbagai forum atau media
sosial masyarakat. Terlebih, penguatan identitas dan intoleransi telah pula merasuk ke dunia
pendidikan.
Di sisi lain kondisi ini juga merupakan indikasi lemahnya pemahaman Pancasila di kalangan
masyarakat. Pancasila sebagai Pandangan hidup (weltanschaung) dan ideologi bangsa belum
dipahami secara kuat dan belum menjadi laku nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila masih sebatas slogan kata-kata, sehingga belum bisa menjadi daya tangkal melawan
pemahaman agama yang radikal dan intoleran .
Menurut Pasal 2 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Namun sayangnya, undang-undang tersebut tidak mencantumkan Pancasila dalam kurikulum
pendidikan nasional. Akibatnya, Pancasila tidak lagi diajarkan di sekolah-sekolah dan perguruan
tinggi.1
Tampaknya, ruang kosong ini lah yang kemudian dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok dengan
pemahaman keagamaan yang sempit dan tertutup, untuk menanam bibit intoleransi dan
radikalisme ke dalam materi ajar, ekstra kurikuler, maupun praktek pembiasaan. Sementara, tidak
ada materi ajar atau praktek pembiasaan di sekolah yang dirancang untuk menangkal paham-paham
radikal tersebut.
Kaukus Pancasila dalam beberapa waktu terakhir telah menaruh perhatian serius terhadap
persoalan intoleransi dan radikalisme di dunia pendidikan. Kaukus Pancasila melihat pentingnya
mengupayakan internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan sekolah, baik melalui perubahan
kebijakan, penguatan kurikulum, pengembangan praktek pembiasaan, serta pengembangan
kompetensi guru. Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah yang telah membentuk Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), yang salah satu program pertamanya yaitu kembali
menjadikan Pancasila sebagai mata pelajaran di sekolah.2
1http://nasional.kompas.com/read/2011/05/06/03075643/Pendidikan-Pancasila-Dihapus
2https://nasional.tempo.co/read/news/2017/06/10/078883173/yudi-latif-program-pertama-ukp-pip-adalah-pelajaran-
pancasila
1
PROPOSAL FESTIVAL PENDIDIKAN PANCASILA Mei 2018
Di sisi lain, Kaukus Pancasila juga mengamati inisiatif beberapa sekolah yang menunjukan gagasan-
gagasan positif untuk pengembangan sikap kebangsaan, penghormatan terhadap keragaman, dan
penanaman nilai-nilai Pancasila. Lembaga-lembaga pendidikan ini secara konsisten mengajarkan
nilai-nilai Pancasila dalam praktek pendididkan mereka, baik dalam bentuk kurikulum formal
maupun berbagai kegiatan yang memiliki muatan nilai-nilai Pancasila, seperti sikap toleran, iklusuf
dan nasionalis. Praktek pendidikan seperti ini ternyata memiliki dampak positif dalam penanaman
nilai-nilai Pancasila di kalangan peserta didik dan para pengelola lembaga pendidikan.
Sayangnya praktek pendidikan yang sangat positif ini masih merupakan inisiatif pengelola lembaga
pendidikan. Akibatnya selain masih bersifat sporadic lokal juga kurang memiliki dampak yang massif
dan menyeluruh karena tidak memiliki instrumen sosialisasi yang memadai dan daya dorong yang
kuat untuk memperluas dampak.
Atas dasar ini, Kaukus Pancasila, BPIP, dan Yayasan Cahaya Guru merasa perlu untuk mengangkat
berbagai inisiatif tersebut ke permukaan, agar dapat menjadi inspirasi dalam pengembangan
kebijakan dan praktek pendidikanPancasila.
II. Tujuan
“Meningkatkan sikap kebangsaan dan penghargaan terhadap keragaman melalui praktik pendidikan
Pancasila”
III. Hasil
2
PROPOSAL FESTIVAL PENDIDIKAN PANCASILA Mei 2018
Untuk mencapai tujuan dan hasil dimaksud, Kaukus Pancasila dan BPIP bermaksud mengadakan
kegiatan yang bernama “Festival Pendidikan Pancasila” dengan uraian rangkaian kegiatan sebagai
berikut:
Kegiatan ini merupakan kegiatan mengumpulkan, merekam, dan menyusun berbagai praktik
pendidikan dari sekitar 10 sekolah terpilih, baik di tingkat dasar dan menengah, yang
mengangkat nilai-nilai Pancasila. Berbagai praktik pendidikan dimaksud akan dikompilasi ke
dalam sebuah buku katalog untuk melengkapi penyelenggaraan Festival Pendidikan Pancasila.
Sebelum dikompilasi ke dalam sebuah buku katalog, sebuah tim kecil akan terlebih dahulu
menyeleksi kesepuluh sekolah yang memenuhi kriteria, yaitu sekolah-sekolah yang telah
mempraktikkan pendidikan yang mengangkat nilai-nilai Pancasia ke dalam kegiatan intra
maupun ekstra kurikulumnya. Selanjutnya, kesepuluh praktik pendidikan Pancasila tersebut
ditulis dengan kerangka yang meliputi: latar belakang dan tujuan sekolah mengembangkan
praktik pendidikan Pancasila, nilai Pancasila apa yang dikembangkan, serta metode yang
digunakan dalam mempraktikkan pendidikan Pancasila tersebut.
Pembukaan Festival
Seluruh rangkaian acara festival akan diawali dengan kegiatan pembukaan, yang diisi dengan
Keynote Speech oleh Ketua MPR RI, penjelasan mengenai gagasan festival pendidikan Pancasila
oleh Kordinator Kaukus Pancasila, dan kuliah umum yang dibawakan oleh Kepala BPIP.
Sekitar 10 sekolah terpilih yang telah mempraktikkan pendidikan Pancasila akan dilibatkan
sebagai peserta dalam rangkaian acara festival. Sekolah-sekolah tersebut akan memamerkan
pendidikan Pancasila yang telah dipraktikkan dengan menampilkan bahan ajar, foto, property,
media cetak, audio, maupun visual, yang mendeskripsikan materi dan metode pendidikan
Pancasila yang dikembangkannya.
Masing-masing peserta akan memamerkan praktik pendidikan pancasila dengan sebuah booth
yang didekorasi secara menarik, terletak di sekeliling ruang festival. Setelah pembukaan, para
3
PROPOSAL FESTIVAL PENDIDIKAN PANCASILA Mei 2018
tamu undangan akan diajak berkeling mengunjungi booth pameran peserta dengan metode
galery walk. Booth yang paling menarik akan diberikan penghargaan oleh panitia festival.
Seni & Budaya dapat menjadi salah satu alternatif metode yang dapat dikembangkan dalam
pendidikan Pancasila. Oleh karena itu, festival akan menampilkan pula pagelaran seni & budaya
yang mengusung tema nilai-nilai Pancasila diantara sesi selama berlangsungnya acara festival.
C. Sosialisasi
Dialog Interaktif
Festival akan juga diramaikan dengan dialog interaktif bersama narasumber-narasumber yag
kompeten di bidang pendidikan Pancasila.
Selain itu, narasumber diharapkan dapat pula menjelaskan langkah kebijakan yang efektif
untuk mendorong pengembangan praktik pendidikan Pancasila, termasuk tapi tidak terbatas
pada mendorong adanya kebijakan yang mengakomodasi Pancasila sebagai salah satu
komponen untuk akreditasi dan uji kompetensi guru dan sekolah.
Beberapa narasumber yang dapat dihadirkan dalam Dialog Interaktif ini, antara lain:
1. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah;
2. Ketua Yayasan Cahaya Guru;
4
PROPOSAL FESTIVAL PENDIDIKAN PANCASILA Mei 2018
3. Perwakilan BPIP;
4. Anggota Kaukus Pancasila Komisi Pendidikan.
Di penghujung acara, panitia akan mengundang para tamu undangan, khususnya kepada para
pengambil kebijakan terkait, untuk bersama-sama menyatakan komitmennya untuk membuat
kebijakan yang dapat mendukung pengembangan pendidikan Pancasila. Panitia akan menyusun
poin-poin deklarasi yang dikonsultasikan bersama para tamu undangan secara terbatas.
D. Agenda Acara
5
PROPOSAL FESTIVAL PENDIDIKAN PANCASILA Mei 2018
E. Anggaran
C Peserta 94,700,000
D Sosialisasi 188,500,000
Total 741,475,000
F. Waktu Kegiatan
Festival Pendidikan Pancasila rencananya akan diselenggarakan pada bulan 2-3 Mei 2018, dengan
rencana kerja sebagai berikut:
6
PROPOSAL FESTIVAL PENDIDIKAN PANCASILA Mei 2018
G. Peserta
Peserta yang akan terlibat dalam kegiatan festival merupakan sekolah tingkat dasar dan menengah
atau yang sederajat, yang telah mempraktikkan kegiatan pendidikan dengan mengadopsi nilai-nilai
Pancasila di dalamnya. Praktik pendidikan dimaksud tidak harus selalu berjudul atau menggunakan
istilah Pancasila, akan tetapi merefleksikan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila.
Sebuah tim kecil kepanitiaan akan melakukan seleksi atau kurasi terhadap sekolah-sekolah yang
memenuhi kriteria sebagai peserta festival, yaitu sekolah-sekolah yang telah mempraktikkan
pendidikan yang mengangkat nilai-nilai Pancasia ke dalam kegiatan intra maupun ekstra
kurikulumnya.
H. Kemitraan
I. Rancangan Kepanitiaan
Panitia Pengarah
1. Ketua MPR RI : Zulkifli Hasan
2. Kepala BPIP : Yudi Latif
Panitia Pelaksana
1. Ketua Umum : Eva Kusuma Sundari
2. Sekretaris : KH Maman Imanulhaq
3. Bendahara : Puti Guntur Soekarno
4. Ketua Pelaksana : Sastro Al-Ngatawi
5. Koordinator Acara : Nico Siahaan
6. Koordinator Produksi : Sofyan Tan
7. Koordinator Akomodasi : Henky Kurniadi
8. Koordinator Kepesertaan : Mercy Barends
9. Koordinator konsumsi : Nursintauli
10. Koordinator kesehatan : dr. Mariya Mubarika
11. Koordinator Kompilasi : Henny Supolo
12. Koordinator Humas : Nia Sjarifuddin