Anda di halaman 1dari 11

Oleh:

AQNES DHEVIE ANITA


55216110061
Magister Komunikasi
Latar Belakang
 Pengajar SMP Pawyatan Daha 1 Kediri berusaha membentuk peserta didiknya menjadi pribadi yang
memiliki karakter berlandaskan Pancasila sebagai upaya untuk membentengi diri peserta didik dari
gempuran modernisasi dan globalisasi.
 Usia peserta didik yaitu 12 - 15 tahun, masuk ke fase remaja awal yang memiliki karakteristik transisi
sosial dan masa pencarian jati diri sehingga perlu bimbingan yang positif .
 Dalam proses penanaman revitalisasi nilai-nilai Pancasila ini dibutuhkan strategi komunikasi, yaitu
komunikasi intruksional, dimana komunikasi dalam sistem instruksional berkedudukan sebagai alat
untuk mengubah perilaku sasaran (edukatif). Perubahan yang diharapkan bertumpu pada tiga domain,
yaitu pengetahuan, sikap dan ketrampilan (kognitif, afektif dan psikomotorik atau konatif),
 Revitalisasi nilai-nilai Pancasila dinilai penting karena di awal era reformasi materi muatan dan
pelaksanaan pendidikan Pancasila melalui P4 tidak lagi sesuai dengan perkembangan kehidupan
bernegara. Peniadaan pendidikan Pancasila ini diatur melalui Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998
tentang pencabutan ketetapan MPR RI Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa) dan penetapan tentang penegasan Pancasila
sebagai dasar negara yang ditetapkan pada tanggal 13 November 1998.
Latar Belakang
• Pendalaman terhadap Pancasila bagi peserta didik makin memudar dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 yang ditetapkan pada 19 Mei 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Pada peraturan menteri ini, pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan diubah menjadi hanya Pendidikan Kewarganegaraan.

Pendidikan nilai-nilai Pancasila kembali dimasukkan ke dalam kurikulum dengan adanya:


• Permendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standarisasi Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
disahkan 6 Juni 2016 kembali memasukkan Pancasila di dalam matpel PKn
• Instruksi Presiden Nomor 12 tahun 2016 Tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM) yang disahkan pada 6 Desember 2016.
• Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nomor 21042/MPK/PR/2017 yang
disahkan pada tanggal 11 April 2017. Surat edaran tersebut memberikan instruksi kepada
sekolah-sekolah untuk segera menyelenggarakan pendidikan untuk nasionalisme sebagai
bagian Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
Fokus Penelitian
• Bagaimana Strategi Komunikasi Instruksional Para Pengajar SMP Pawyatan
Daha 1 Kediri Dalam Merevitalisasi Nilai-nilai Pancasila?
• Bagaimana Teknik Komunikasi Para Pengajar Supaya Nilai-nilai Pancasila
Yang Diintegrasikan Ke Dalam Silabus Bisa Tersalurkan Pada Peserta Didik
Di Smp Pawyatan Daha 1 Kediri.
Landasan Teori
Teori Implementasi Kebijakan George C. Edward III
Menurut pandangan Edward III implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat
variable, yaitu:
1. Komunikasi
2. Sumber daya
3. Disposisi
4. Struktur birokrasi
Kerangka Berpikir

Pancasila
sebagai
jargon politik Intra-
kurikuler

Revitalisasi
Pemahaman Pembentukan Komunikasi Intruksional evaluasi
Teori Implementasi Nilai-Nilai
Nilai-Nilai karakter remaja dalam hasil
Kebijakan George merevitalisasi
Pancasila
Pancasila Lemah terhambat belajar
Edward III nilai nilai pancasila Pada
siswa
Remaja
Matpel
Pancasila Ekstra-
hilang di era kurikuler
reformasi

Evaluasi Strategi
Komunikasi intruksional
Metodologi Penelitian
• Obyek penelitian: Strategi revitalisasi nilai-nilai Pancasila melalui pola pendidikan
holistik di SMP Pawyatan Daha 1 Kediri
• Paradigma: konstruktivisme
• Metode penelitian: studi kasus
• Key informan: ditentukan dengan metode snowball sampling
• Jenis data: primer dan sekunder
• Teknik pengumpulan data: wawancara mendalam, observasi lapangan dan studi
pustaka.
• Teknik analisa data: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
Hasil Penelitian dan Pembahasan
strategi komunikasi instruksional para pengajar SMP Pawyatan Daha 1 Kediri dalam merevitalisasi nilai-nilai Pancasila

• Menentukan Tujuan Dari Pelaksanaan Kebijakan


– yaitu para peserta didik menjadi suka dan tidak bosan dengan cara pengajaran materi nilai-nilai Pancasila
– meningkatkan partisipasi aktif peserta didik ketika materi tentang nilai-nilai Pancasila diberikan baik di dalam
kelas intrakurikuler maupun pada kegiatan ekstrakurikuler
• Menentukan Strategi Implementasi Kebijakan Dalam Rangka Merevitalisasi Nilai-nilai Pancasila
– menggunakan pola pendidikan holistik untuk menyampaikan pesan mengenai nilai-nilai Pancasila kepada
peserta didik.
– Komunikasi kebijakan memiliki beberapa macam dimensi, antara lain dimensi transmisi (transmission),
kejelasan (clarity) dan konsistensi (consistency).

• Menjadi Komunikator Yang Baik Dalam Komunikasi Instruksional, Maka Para Pengajar Di SMP Pawyatan
Daha 1 Kediri Harus Memiliki Kompetensi Dan Kredibilitas Supaya Bisa Dipercaya Oleh Peserta Didik
Sebagai Komunikan Atau Penerima Pesan.
• Pembentukan Pokja. Pokja Ini Dibagi Ke Dalam Dua Kelompok Besar, Yaitu Pokja Pelajaran Intrakurikuler
Dan Pokja Kegiatan Ekstrakurikuler. Pembentukan Pokja-pokja Ini Dilakukan Setelah Semua Pengajar SMP
Pawyatan Daha 1 Kediri, Memiliki Kesamaan Persepsi Dan Interpretasi Mengenai Nilai-nilai Pancasila.
• Para Pengajar Di SMP Pawyatan Melakukan Kerja Sama Dengan UKP PIP Dan Kaukus Pancasila. Kerja
Sama Ini Dilakukan Untuk Memberikan Pendalaman Materi Pendidikan Pancasila Kepada Para Pengajar.
• Melakukan Evaluasi apa yang sudah dijalankan berdasarkan strategi komunikasi intruksional yang sudah
dijalankan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Teknik Komunikasi Para Pengajar Supaya Nilai-Nilai Pancasila Yang Diintegrasikan Ke Dalam Silabus Bisa Tersalurkan Pada
Peserta Didik Di SMP Pawyatan Daha 1 Kediri
• Teknik Komunikasi Informatif
– Untuk mendukung supaya teknik komunikasi informatif yang dilakukan berhasil maka para pengajar SMP Paywatan Daha 1 Kediri menyampaikan
pesan dengan menggunakan bantuan alat peraga edukasi dan memberikan pointers catatan di papan tulis. Pemberian materi dengan menggunakan
pesan non verbal ini membantu supaya peserta didik lebih mudah mengerti dan memahami materi yang disampaikan oleh para pengajar.
• Teknik Komunikasi Persuasif
– pada teknik persuasif pengajar sebagai komunikator harus bisa melihat kondisi emosional peserta didiknya. Pendekatan emosional ini biasanya
dilakukan dengan menggunakan konseling
• Teknik Komunikasi Pervasif
– dengan melakukan beragam kegiatan rutin seperti program 5S; menyanyikan lagu kebangsaan, lagu nasional dan membaca Pancasila sebelum
pelajaran dimulai dan melaksanakan upacara bendera. Selain itu, teknik komunikasi pervasif juga dilakukan oleh para pengajar melalui beragam
kegiatan praktek langsung pada kegiatan ekstrakurikuler dan pemilihan langsung ketua OSIS yang baru kali pertama dilakukan di SMP Pawyatan
Daha 1 Kediri.
• Teknik Komunikasi Koersif
– teknik koersif ini sudah dilakukan oleh para para pengajar sejak peserta didik menjadi anggota civitas akademika di SMP Pawyatan Daha 1 Kediri.
Peserta didik diharuskan mengikuti setiap aturan yang berlaku
• Teknik Komunikasi Intruksif
– pengajar adalah memberikan tugas dan ujian kepada kepada peserta didik. Tugas yang diberikan oleh pengajar bisa berupa tugas yang harus
dikerjakan di sekolah maupun berupa pekerjaan rumah. Sedangkan untuk ujian, para pengajar memberikan dua macam ujian, yaitu ujian tertulis dan
lisan dengan waktu pelaksanaan yang terencana dan tidak terencana.
• Hubungan Manusiawi
– Penerapan teknik hubungan manusiawi ini biasanya dilakukan dengan komunikasi antar personal, di mana pengajar berdialog dengan peserta didik
secara pribadi di ruangan bimbingan konsultasi.
Kesimpulan
• strategi komunikasi instruksional para pengajar SMP Pawyatan Daha 1 Kediri dalam merevitalisasi nilai-nilai Pancasila, dalam
mengimplementasikan kebijakan pemerintah sebagai upaya merevitalisasi nilai-nilai Pancasila, pengajar SMP Pawyatan Daha 1
Kediri membentuk kelompok kerja sebagai sarana komunikasi dalam menetapkan tujuan, penyusunan pesan dan metode kebijakan
yang sesuai dengan kondisi psikologi peserta didik yang berada pada fase remaja awal serta mengevaluasi implementasi kebijakan
yang telah dilakukan.
• Dalam proses merivitalisasi nilai-nilai Pancasila ini, SMP Pawyatan Daha 1 Kediri juga bekerjasama dengan UKP PIP dan Kaukus
Pancasila yang memiliki kompetensi untuk mengembangkan ideologi Pancasila.
• Penyampaian materi nilai-nilai Pancasila pada pelajaran intrakurikuler lebih banyak dilakukan di dalam kelas. Salah satu metode
pembelajaran yang sering digunakan adalah simulasi peran dengan pendekatan komunikasi kelompok. pengajar SMP Pawyatan
Daha 1 Kediri, menciptakan beragam permainan edukatif dengan tema kekinian yang menyesuaikan dengan ketertarikan peserta
didik.
• Untuk menyalurkan pesan nilai-nilai Pancasila kepada peserta didik, maka para pengajar SMP Pawyatan Daha 1
Kediri,vmenggunakan enam teknik komunikasi yaitu teknik komunikasi informatif, persuasif, pervasif, koersif, instruksi dan hubungan
manusiawi.
• Keenam teknik ini saling mendukung dan saling mengisi pada saat pengajar berkomunikasi dengan peserta didik yang masih berusia
12 - 15 tahun. Yang secara psikologis berada pada fase remaja awal, di mana sedang berada pada transisi sosial remaja mengalami
perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks
sosial dalam perkembangan.
-- TERIMA KASIH --

Anda mungkin juga menyukai