Anda di halaman 1dari 24

OBAT YANG

DIGUNAKAN
UNTUK MENGATASI
GANGGUAN PARU
OBSTRUKTIF
TIARA YULIANDA
211211821
.Penyakit obstruktif paru mencakup asma dan penyakit k Penyak paru
obstruktif kronis (PPOK), yang termasuk emfise ma. Semua penyakit ini
menyebabkan obstruksi pada jalan napas utama. Obstruksi pada asma,
emfisema, dan PPOK dapat dikaitkan dengan adanya inflamasi yang meng
akibatkan penyempitan jalan napas bagian dalam dan kon striksi otot yang
mengakibatkan penyempitan saluran konduksi (Gambar 55-1). Pada
inflamasi kronis, kerja otot dan silia akan menghilang, dan komplikasi
yang terkait dengan hilangnya proses pelindung ini dapat terjadi, seperti
infeksi, pneumonia, dan masuknya zat yang terhirup ke dalam sistem
pernapasan. Pada PPOK berat, udara ter perangkap dalam saluran
pernapasan bagian bawah, alveo lus akan berdenegerasi dan menyatu, dan
pertukaran gassangat terganggu
BRONKODILATOR /
ANTIASMATIKUS
Bronkodilator, atau antiasmatikus, merupakan obat yang digunakan
untuk memfasilitasi pernapasan dengan cara mendilatasi jalan napas.
Obat ini bermanfaat untuk meredakan gejala atau mencegah asma
bronkial dan bronkospasme yang terkait PPOK. Beberapa
bronkodilator diberikan melalui oral dan diabsorpsi secara sistemik se
hingga obat tersebut berpotensi menimbulkan efek meru gikan secara
sistemik. Obat lain diberikan secara langsung ke jalan napas dengan
menggunakan nebulizer. Obat obatan tersebut menguntungkan karena
menurunkan jumlah reaksi merugikan sistemik.
XAN
TIN Xantin, termasuk kafein dan teofilin, berasal dari berbagai macam
sumber alami. Obat ini dahulu merupakan obat piihan untuk
mengatasi asma dan bronkospasme. Namun, obat ini memiliki
batas aman yang relatif sempit, dan ber interaksi dengan berbagai
macam obat lainnya. Oleh kare na itu, obat ini tidak lagi menjadi
obat bronkodilator utama. Xantin yang digunakan untuk
mengatasi penyakit saluran pernapasan adalah aminofilin
(Truphyilline), kafein (Caffe drine dan obat lain), difilin (Dilor
dan obat lain), okstrifilin (Choledyl-SA), dan teofilin (Slo-bid,
Theo-Dur)
 
 
 
Cara Kerja Obat dan Indikasi Terapeutik
 
Xantin memiliki efek langsung pada otot polos di saluran pernapasan, baik pada
bronkus maupun pembuluh darah (Gambar 55-2). Walaupun mekanisme kerja yang
pasti masih belum diketahui, satu teori menyatakan bahwa xantin bekerja dengan cara
memengaruhi langsung per gerakan kalsium di dalam sel. Hal tersebut dilakukan de
ngan cara menstimulasi dua prostaglandin, sehingga menyebabkan relaksasi otot
polos. Efek relaksasi otot polos meningkatkan kapasitas vital yang telah mengalami
kerusakan akibat adanya bronkospasme atau terperangkap nya udara. Xantin juga
menghambat pelepasan zat ana filaksis kerja lambat (SRSA) dan histamin, yang
mengurangi pembengkakan dan penyempitan bronkus akibat kerja dari kedua zat
kimia ini.
KONTRAINDIKASI
DAN PERINGATAN
Obat ini perlu digunakan dengan hati-hati pada pasien yang
mengalami ketidaknyamanan pada Gl, penyakit koroner, disfungsi
pernapasan, penyakit ginjal atau hati, alkoholis me, atau
hipertiroidisme, karena semua kondisi ini dapat diperparah dengan
adanya efek sistemik xantin. Xantin ter sedia dalam bentuk oral dan
parenteral, obat parenteral ha rus diubah menjadi bentuk oral
secepat mungkin, karena efek sistemik dari bentuk oral tidak terlalu
akut dan lebih mudah untuk diatasi
SIMPATO
MIMETIK
Simpatomimetik adalah obat yang efeknya menyerupai efek sistem saraf
simpatis. Salah satu kerja sistem saral simpatis adalah mendilatasi bronkus dengan
cara mening katkan kecepatan dan kedalaman pernapasan. Itu merupakan efek yang
diinginkan ketika memilih obat simpatomi metik sebagai
bronkodilator.Simpatomimetik yang digunakan sebagai obat bronkodilator antara
lain berikut ini:
 Albuterol (Proventil dan obat lainnya) merupakan obat yang bekerja lama dan
tersedia dalam bentuk inhalasi danoral bagi pasien yang berusia lebih dari 2 tahun.
 Bitolterol (Tornalate) merupakan obat yang bekerja lama dan tersedia dalam bentuk
inhalasi; obat ini lebih disukai untuk profilaksis bronkospasme pada pasien yang
berusia lebih dari 12 tahun.
 Efedrin (generik) digunakan secara parenteral untuk mengatasi bronkospasme akut
pada dewasa dan anak anak, meskipun obat pilihannya adalah epinefrin.
Cara Kerja Obat dan Indikasi Terapeutik
 
Sebagian besar simpatomimetik yang berfungsi sebagai bronkodilator
adalah agonis adrenergik selektif-ẞ,. Hal itu berarti bahwa kadar terapeutik
kerja obat-obatan tersebut spesifik untuk reseptor B, yang ditemukan dalam
bronkus (lihat Bab 30). Spesifikasi ini akan menghilang pada kadar yang lebih
tinggi. Efek samping simpatomimetik sistemik lainnya mencakup [eningkatan
tekana darah,peningkatan denyut jantung,vasokontraksi,dan penurunan aliran
darah ke ginjal dan G1-semuanya merupakan kerja dari system saraf simpatis.
Keseluruhan efek ini membatasi manfaat sistemik obat ini pada pasien tertentu.
Epinefrin simpatomimetik diberikan melalui injeksi se lama serangan asma akut,
ketika kebutuhan akan bronkodi latasi melebihi risiko efek merugikan.
Simpatomimetik lainnya digunakan untuk pengobatan bronkospasme pada
penyakit jalan napas obstruktif reversibel (mis., asma akut atau kronis, bronkitis
kronis). Obat-ini juga efektif dalam mencegah bronkospasme akibat olahraga
KONTRAINDIKASI
DAN PERINGATAN
Obat-obatan ini dikontraindikasi atau seharusnya digu nakan
dengan kewaspadaan, bergantung pada keparahan kondisi yang
menyebabkannya, pada kondisi yang akan mengalami
perburukan akibat stimulasi simpatis, termasuk penyakit
jantung, penyakit vaskular, aritmia, diabetes, hi pertiroid,
kehamilan, dan menyusui.
BRONKODILATOR
ANTIKOLINERGIK
Pasien yang tidak dapat menoleransi efek simpatis dari obat
simpatomimetik dapat berespons terhadap obat an
tikolinergik ipratropium (roven). Obat ini seefektif obat
simpatomimetik, tetapi obat ini meredakan beberapa gejala
pada pasien yang tidak menoleransi obat-obatan lain.
Pasien yang tidak dapat menoleransi efek simpatis dari obat
simpatomimetik dapat berespons terhadap obat an
tikolinergik ipratropium (roven). Obat ini seefektif obat
simpatomimetik, tetapi obat ini meredakan beberapa gejala
pada pasien yang tidak menoleransi obat-obatan lain.
Cara Kerja Obat dan Indikasi Terapeutik
 
Obat antikolinergik digunakan sebagai bronkodilator kare na efek obat ini pada
saraf vagus, yang menghambat neu rotransmiter asetilkolin di tempat reseptor
vagal (lihat Gambar 55-2). Pada keadaan normal, stimulasi vagal akan
menghasilkan efek stimulasi pada otot polos, menyebab kan kontraksi. Dengan
menghambat efek vagal, relaksasi otot polos bronkus terjadi, yang
mengakibatkan bronkodi latasi. Obat ini diindikasikan untuk terapi rumatan
pasien PPOK, termasuk kondisi bronkospasme dan emfisema.
KONTRAINDIKASI
DAN
  PERINGATAN
Tindakan kewaspadaan harus diterapkan pada setiap kondisi yang dapat
diperburuk oleh efek obat antikolin ergik atau efek seperti atropin,
misalnya glaukoma sudut sempit (drainase vitrous humor dapat
dihambat oleh relak sasi otot polos), obstruksi leher kandung kemih,
atau hiper trofi prostat (relaksasi otot menurunkan tonus kandung
kemih), dan kondisi yang mengalami perburukan akibat adanya mulut
dan tenggorokan kering. Penggunaan iprat ropium dikontraindikasi
pada pasien yang alergi terhadap obat-obatan ini.
STEROID
INHALASI
Steroid inhalasi terbukti sangat efektif untuk mengatasi brenkospasme
Obat yang disetujui umik indikasi ini adaish beklometason (Beelevent
dan lainnya), budesonid (Palmicort), Blunisolid (teralli), tikatson
(Flovent), dan triamsinolon (Armacorr dan lainnya). Obat pilihan bergan
tung pada respons pasien. Sebagai contoh, seorang pasien dapat
memberikan respons yang sedikit terhadap salah satu jenis obat dan
berespons sangat bagus terhadap jenis obat lain, Tindakan mencoba
preparat yang lain jika preparat yang sedang digunakan tidak efektif
dalam 2 sampai 3 minggu merupakan tindakan yang bermanfaat
 Cara Kerja Obat dan Indikasi Terapeutik
Steroid inhalasi berfungsi untuk mengurangi respons infla masi di jalan napas. Pada
jalan napas yang mengalami pembengkakan dan penyempitan akibat adanya
respons in flamasi dan pembengkakan, kerja obat ini akan mening katkan aliran
udara dan memfasilitasi pernapasan. Mengin halasi steroid cenderung menurunkan
sejumlah besar efek sistemik yang dikaitkan dengan penggunaan steroid. Keti ka
obat ini dimasukkan ke dalam paru melalui inhalasi, steroid menurunkan
keefektifan sel yang mengalami infla masi. Keadaan ini menimbulkan dua efek:
berkurangnya pembengkakan yang terkait dengan respons inflamasi dan
peningkatan aktivitas reseptor adrenergik-B, yang akan meningkatkan relaksasi
otot polos dan menghambat bronkokonstriksi (lihat Gambar 55-2).
Obat ini digunakan untuk pencegahan dan pengobatan asma, untuk mengobati
asma bronkial kronis yang tergan tung dengan steroid, dan sebagai terapi tambahan
pada pa sien yang tidak dapat mengontrol asma dengan bronkodila tor tradisional
Obat-obatan ini diabsorpsi dengan cepat di dalam tubuh namun membutuhkan
waktu 2 sampai 3 minggu untuk mencapai kadar puncaknya.
KONTRAINDIKASI
DAN PERINGATAN
Kortikosteroid inhalasi tidak digunakan untuk keadaan ga wat
darurat dan tidak digunakan selama serangan asma. akut atau
status asmatikus. Obat ini tidak boleh digunakan selama
kehamilan dan menyusui. Obat ini harus digunakan dengan
kewaspadaan pada setiap pasien yang memiliki in feksi aktif
saluran pernapasan, karena depresi respons in flamasi dapat
mengakibatkan penyakit
ANTAGONIS
RESEPTOR
Kelas obat terbaru,antagonis reseptor leukotrien dikembangkan
LEUKOTRIEN
untuk dapat bekerja lebih spesifik pada area masalah yang
dikaitkan dengan asma. Zafirhikas (Accolate) merupakan obat
pertama dalam kelas yang dikembang Montelukas (Singular)
Zileuton (Zyflo) menups obat yang saat tersedia dalam kelas
obat Karena kelas tergolong kelas yang bani, efek Jingka
panjang dan manfaat satu dibandingkan de ngan yang lain
belum ditentukan.
Cara Kerja Obat dan Indikasi Terapeutik
kompetitif menghambat (zafirlukas, montelukas) tindak antagonis
(zileuton) reseptor untuk produksi leukotrien dan komponen Hasilnya,
obat obatan ini menghambat setiap dan gejala asma, seperti terjadinya
migrasi neutrofil dan agregasi acutrofil dan monosít, leukosit,
peningkatan per meabilitas kapiler otot polos. Faktor peran respons
inflamasi, edema, dan bronkokonstriksi yang terlihat pasien Antago
reseptor leukotrien profilaksis dan pengobatan asma bronkial yang
terjadi orang berusia kurang dari tahun. Obat ini tidak diindikasikan
pengobatan serangan asma akut
KONTRAINDIKASI
DAN PERINGATAN
Obat-obatan harus digunakan pada kondisi
memengaruhi obat, selama kehamilan serta
menyusui, karena ada nya kemungkinan efek
merugikan pada janin atau neona fus.
SURFakta
n paru Surfaktan paru merupakan senyawa atau lipoprotein alami yang
mengandung lipid dan apoprotein yang menurunkan tegangan
permukaan dalam alveolus, memungkinkan eks pansi alveolus
untuk pertukaran gas. Empat surfaktan paru yang saat ini
tersedia adalah beraktan (Survanto), kalfaktan (Infasurf),
kolfoseril (Exosurf Neonatal), dan obat terbaru. poractan
(Curosurf). Poraktan sedang diuji-coba untuk mengobati RDS
pada pasien dewasa dan orang dewasa yang nyaris tenggelam.
Cara Kerja Obat dan Indikasi Terapeutik
 
Obat ini digunakan untuk mengganti surfaktan yang hilang dalam paru-paru
neonatus yang mengalami RDS (lihat Gambar 55-2). Obat ini diindikasikan
untuk terapi bayi yang mengalami RDS selain itu, obat ini juga digunakan
untuk pengobatan profilaksis pada bayi yang berisiko ting gi mengalami
RDS-bayi yang memiliki berat badan lahir kurang dari 1350 g dan lebih dari
1350 g yang terbukti mengalami imaturitas pernapasan.
Stabilisator sel
mast  
Dua obat lain yang sering digunakan untuk mengatasi asma dan
alergi adalah kromolin (Ital) dan nedokromil (Tilade). Obat-obat
ini adalah obat stabilisator sel mast. Obat-obat ini mencegah
pelepasan zat inflamasi dan bronkokonstriksi ketika sel mast
distimulasi untuk melepaskan semua zat-zat itu karena adanya
iritasi atau antigen.
Cara Kerja Obat dan Indikasi Terapeutik
Kromolin bekerja di tingkat selular untuk menghambat pe lepasan histamin
(dilepaskan dari sel mast sebagai respons terhadap inflamasi atau iritasi) dan
menghambat pelepasan SRSA (lihat Gambar 55-2). Dengan menghambat mediator
kimia reaksi imun ini, kromolin mencegah respons asma alergi ketika saluran napas
terpajan dengan alergen yang mengganggu. Obat ini diinhalasi dari kapsul dan tidak
mencapai efek puncaknya dalam 1 minggu. Obat ini dire komendasi untuk
pengobatan asma bronkial kronis. asma akibat olahraga, dan rinitis alergi.
Nedokromil menghambat mediator berbagai macam sel inflamasi, termasuk
eosinofil, neutrofil, makrofag, dan sel mast (lihat Gambar 55-2). Dengan cara
menghambat efek tersebut, Nedokromil dapat mengurangi pelepasan histamin dan
menghambat keseluruhan respons inflamasi. Obat ini diindikasikan untuk
penatalaksanaan pasien berusia lebih dari 12 tahun yang mengalami asma bron kial
ringan sampai sedang. Obat ini harus digunakan se cara kontinu untuk mendapatkan
hasil yang terbaik dan sering kali digunakan secara bersamaan dengan kortikos teroid.
Kontraindikasi dan
peringatan
Kedua obat ini dikontraindikasi jika pasien diketahui alergi
terhadap obat ini. Kromolin tidak dapat digunakan selama
serangan akut, dan pasien harus mendapatkan informasi
mengenai peringatan ini. Kedua obat ini tidak ada yang di
rekomendasikan untuk wanita yang hamil atau menyusui.
Kromolin tidak direkomendasi untuk anak-anak yang beru sia
kurang dari 2 tahun, dan nedokromil tidak direkomen dasi
untuk anak-anak yang berusia kurang 12 tahun.
THANK
YOU!!!!

Anda mungkin juga menyukai