Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DIARE

Disusun oleh :

Silfiah (1019031130)

PSIK 3A

Keperawatan Keluarga

Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Faletehan

Mei 2022
PENYULUHAN

Masalah : Tingginya Kasus Diare pada remaja dan balita


Tema : Cegah Diare Dengan Budaya Bersih dan Sehat
Judul : Pencegahan dan Pertolongan Pertama Diare
Hari/Tanggal  :  selasa, 28 Mei 2022
Waktu   :  30 menit
Peserta/Sasaran   :  Orang tua,remaja dan balita
Tempat : Kp Baru Kec Kramatwatu
Jumlah  :  30-40 Orang

A. Tujuan
1. Tujuan Umum  : 
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang pencegahan dan
penanganan diare diharapkan masyarakat dapat memahami penanganan
pertama tentang diare dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

2. Tujuan Khusus  :                      


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang diare selama 30 menit,
diharapkan seluruh peserta dapat mengetahui tentang :
a. Apa itu diare
b. Penyebab terjadinya diare
c. Tanda gejala diare
d. Penanganan diare
e. Nutrisi bagi penderita diare
f. Pencegahan diare
g. Teknik mencuci tangan dengan benar

B. Materi
Terla//mpir
C. Metode 
1. Diskusi
2. Penyampaian power point teks (PPT)
D. Media 
1. Materi SAP
2. Laptop

E. Kegiatan Penyuluhan
No Materi Kegiatan Waktu
.
1. Pembukaan 1. Menjelaskan pertemuan dan mengucapkan 5 menit
salam.
2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus
pertemuan ini.
3. Menyampaikan waktu dan kontrak waktu yang
akan digunakan dan mendiskusikannya.

2. Proses Isi Materi Penyuluhan 15 menit


1. Pengertian Hiv
2. Tanda dan gejala HIV
3. Cara penularan virus HIV
4. Pencegahan HIV

3. Evaluasi 1. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk 7 menit


bertanya.
2. Memberikan pertanyaan kepada peserta secara
bergantian.
3. Peserta mengerti seluruh materi penyuluhan yang
telah disampaikan.
4. Penutup 1. Menjelaskan kesimpulan 3 menit
2. Penyuluh mengucapkan terima kasih atas
perhatian peserta.
3. Mengucapkan salam penutup

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian
Diare adalah kejadian buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari
biasanya, dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam periode 24 jam.
disebabkan oleh infeksi mikroorganisme meliputi bakteri, virus, parasit,
protozoa, dan penularannya secara fekal-oral.(Simatupang, 2005)

2. Penyebab

Ada beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang mengalami diare.


Umumnya, diare disebabkan oleh beberapa hal berikut:

1. Bakteri dari makanan atau air yang terkontaminasi.


2. Virus seperti flu, norovirus, atau rotavirus. Rotavirus adalah penyebab
paling umum dari diare akut pada anak-anak.
3. Parasit, yang merupakan organisme kecil yang ditemukan dalam makanan
atau air yang terkontaminasi.
4. Intoleransi atau sensitivitas terhadap makanan, seperti laktosa dan
fruktosa.
5. Alergi makanan.
6. Efek samping dari obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, obat kanker, dan
antasida yang mengandung magnesium.
7. Penyakit yang mempengaruhi lambung, usus kecil, atau usus besar, seperti
penyakit Crohn.
8. Masalah dengan fungsi usus besar, seperti sindrom iritasi usus besar.
9. Penyakit celiac atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein
gluten.

Beberapa orang juga mengalami diare setelah operasi perut, karena terkadang
operasi dapat menyebabkan makanan bergerak melalui sistem pencernaan
dengan lebih cepat. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

3. Tanda gejala

Beberapa gejala yang biasanya menjadi tanda munculnya diare adalah:

a. Feses lembek dan cair.


b. Nyeri dan kram perut.
c. Mual dan muntah.
d. Nyeri kepala.
e. Kehilangan nafsu makan.
f. Haus terus-menerus.
g. Darah pada feses.

Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang menyertai diare. Pada anak-
anak, diare dapat ditandai dengan jarang buang air kecil, mulut kering, serta
menangis tanpa mengeluarkan air mata. 

Pada keadaan dehidrasi berat, anak dapat terlihat cenderung mengantuk, tidak
responsif, mata cekung, serta kulit perut yang dicubit tidak kembali dengan
cepat. Sedangkan tanda dehidrasi pada orang dewasa, antara lain kelelahan
dan tidak bertenaga, kehilangan nafsu makan, pusing, mulut kering, serta nyeri
kepala.

4. Kapan penderita diare memerlukan bantuan tenaga kesehatan?


a. Jika ditemukan tanda-tanda bahaya diare, yaitu :
1) Anak menjadi rewel/gelisah/mudah marah/kesadarannya
menurun/tidak sadar dan atau,
2) Mata menjadi lebih cekung dari biasanya,
3) Anak merasa haus dan minum dengan lahap atau malas minum atau
tidak bisa minum dan atau,
4) Cubitan kulit perut kembalinya lambat/sangat lambat.

b. Jika diare disertai demam tinggi (>38,5 derajat Celcius), nyeri/kram pada
perut kiri bawah dan perasaan BAB tidak tuntas, keinginan untuk BAB
terus-terusan atau diare disertai darah.
c. Jika diare memburuk atau berlangsung lebih dari 7-10 hari

5. Penanganan diare

a. Meningkatkan konsumsi cairan (rehidrasi)


Mengganti cairan yang hilang dan elektrolit adalah salah satu kunci
penting dalam penanganan diare. Hal ini juga bertujuan untuk mencegah
terjadinya dehidrasi. Caranya adalah dengan mengonsumsi cairan
sebanyak-banyaknya, bisa berupa air putih, jus, atau kaldu.
Pada anak-anak, pemberian oralit (campuran air bersih, garam, dan gula)
sangat disarankan. Sementara, pada bayi yang masih menyusui, asupan
ASI harus selalu terjaga, terlebih pada 6 bulan pertama. Pemberian ASI
pada bayi dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh bayi terhadap
infeksi virus dan bakteri.

b. Mengonsumsi makanan yang tepat


Penderita diare juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang
mengandung banyak air, seperti sup. Penderita juga disarankan untuk
mengonsumsi makanan yang lunak sehingga lebih mudah dicerna.
Konsumsi suplemen makanan, seperti probiotik yang
mengandung Lactobacillus acidophilus, juga diduga dapat mempercepat
penyembuhan diare. Hal ini karena probiotik dapat meningkatkan jumlah
bakteri baik di dalam usus. Meskipun begitu, efektivitas probiotik untuk
mengatasi diare masih belum jelas.
Probiotik banyak ditemukan pada yoghurt dan Greek yoghurt. Namun, jika
diare disebabkan oleh intoleransi laktosa, tidak disarankan untuk
mengonsumsi yogurt, karena produk ini terbuat dari susu.
Selain itu, hindari juga makanan yang tinggi lemak (seperti gorengan dan
santan), makanan berserat (seperti buah dan sayuran), atau makanan yang
berbumbu menyengat, seperti makanan pedas. Makanan-makanan tersebut
bisa kembali dikonsumsi secara bertahap jika diare sudah berkurang.

c. Mengonsumsi obat anti diare


Obat anti diare dapat membantu mengurangi frekuensi buang air besar dan
memadatkan tinja. Ada beberapa obat anti diare yang dijual bebas di
apotek, yaitu:

1) Attapulgite
2) Pektin
3) Kaolin

6. Nutrisi bagi penderita diare


a. Makanan berkuah
Diare rentan membuat tubuh kehilangan banyak cairan karena akan terus-
terusan BAB. Jika cairan tubuh yang hilang tidak segera diganti, bisa
berisiko mengalami kondisi dehidrasi. Dehidrasi akibat diare dapat
mengancam nyawa jika terus dibiarkan.

Maka untuk menghindari risiko ini, penderita diare harus memperbanyak


minum air. Mengganti cairan tubuh yang hilang paling baik dengan air
putih 8 gelas per hari. Setiap selesai BAB minum segelas air Jika bosan,
bisa menyelingi minum air putih dengan jenis cairan lain seperti oralit,
minuman isotonik, buah kaya air, hingga kuah sup ayam atau sup bayam
bening.
Sup tergolong makanan yang baik untuk dikonsumsi saat diare ini karena
mudah dicerna perut ketimbang makanan padat. Makan sup juga bantu
mengenyangkan perut dan mengisi ulang energi sekaligus memenuhi
kembali kebutuhan cairan tubuh.
Isian sup bening yang bervariasi, seperti potongan wortel, kentang, dan
daging ayam, akan turut menambah kebutuhan tubuh akan nutrisi
karbohidrat, serat, protein, mineral, hingga vitamin.
b. Nasi putih dan bubur
Pilihlah makanan tinggi karbohidrat tapi rendah serat seperti nasi putih.
Nasi putih mudah dicerna sehingga usus tidak perlu bekerja keras untuk
mengolahnya menjadi glukosa (gula darah). Dengan demikian, tubuh
akan lebih cepat pulih.
Jika bosan makan nasi putih, siasati menu makan harian dengan
mengolahnya menjadi nasi tim atau bubur.

c. Makanan hambar

Selain nasi putih, pilihan terbaik yakni roti tawar putih. bisa mengoleskan
roti dengan mentega tawar tipis-tipis dan memanggangnya sebagai
alternatif.
Rasa tawar pada roti tidak akan memicu rasa mual ketika dimakan.
Makanan untuk diare ini juga bertekstur halus dan cepat dicerna sehingga
baik untuk pencernaan yang sedang mengalami peradangan.

d. Buah-buahan

ada beberapa buah-buahan yang baik untuk membantu penyembuhan


diare.
Dua buah di antaranya yaitu buah pisang dan buah apel. Keduanya
memiliki kandungan pektin alias jenis serat larut air yang membantu
padatkan feses. Pektin bekerja dengan membantu penyerapan kelebihan
cairan di usus.
Kombinasi karbohidrat dan gula dalam pisang dan apel akan
meningkatkan stamina. Mengingat diare bisa menimbulkan gejala sering
BAB, kedua buah tersebut dapat menjadi solusi untuk mengisi tenaga yang
telah terbuang.

Terlebih lagi, pisang memiliki kandungan kalium yang dapat membantu


menggantikan cairan elektrolit tubuh yang hilang akibat buang-buang air.
Agar lebih mudah dicerna perut, makanlah apel atau pisang dalam sajian
yang sudah dihaluskan menjadi bubur atau puree.

e. Sayuran

Sayuran berguna mengisi ulang nutrisi-nutrisi penting yang hilang saat


terkena diare. Beberapa contoh sayuran yang aman dan baik dikonsumsi
saat diare yakni wortel, kacang hijau, dan buah bit.
Sayuran ini dapat direbus terlebih dahulu hingga lunak. Pada saat yang
sama, buat bubur nasi lalu campurkan dengan cacahan variasi sayuran
yang sudah direbus itu.

kacang hijau menjadi bubur manis sebagai camilan sore hari. Namun,
sebaiknya jangan sajikan menu bubur kacang hijau dengan santan.
Konsumsi bubur kacang hijau menggunakan mangkuk kecil dengan ¼ – ½
porsi setiap jam.

Ingat, tidak semua sayuran baik untuk orang yang sedang diare. Ada
pantangan makanan diare termasuk sayuran yang sulit dicerna sehingga
dapat menyebabkan perut bergas, seperti brokoli, kembang kol, paprika,
dan sayuran berdaun hijau.
Jenis sayuran ini tergolong tinggi serat yang justru membuat sistem
pencernaan bekerja lebih keras. Akibatnya, diare akan terjadi berhari-hari
dan sembuh lebih lama.

f. Makanan tinggi probiotik

Makanan sumber probiotik baik dikonsumsi untuk membantu mengatasi


gejala diare. Probiotik merupakan bakteri baik yang menyehatkan bagi
sistem pencernaan. Bakteri yang baik untuk usus tersebut dapat dengan
cepat menggantikan bakteri baik yang hilang terbilas bersama feses, serta
membantu mengembalikan fungsi usus menjadi normal.
Contoh makanan probiotik yang baik untuk diare yaitu yogurt dan tempe.
Pilih yogurt yang rendah gula tanpa tambahan perisa apa pun.
7. Pencegahan diare

Pencegahan diare dapat dilakukan dengan disiplin dalam menjaga kebersihan


makanan dan minuman. Dengan menerapkan kebiasaan hidup bersih,
seseorang dapat terhindar dari virus atau mikroorganisme penyebab diare.
Berikut adalah beberapa anjuran yang dapat diterapkan untuk mencegah
diare:

a. Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum dan setelah
makan, setelah menyentuh daging mentah, setelah menggunakan toilet,
dan setelah bersin atau batuk
b. Mengonsumsi makanan dan minuman yang matang atau sudah dimasak
c. Menghindari konsumsi buah dan sayuran yang mentah atau tidak
dipotong sendiri, terutama saat bepergian
d. Memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama bagi bayi, guna
membantu membentuk antibodi dalam melawan mikroorganisme
penyebab diare
e. Melakukan vaksinasi rotavirus, untuk melindungi bayi dari serangan
virus yang paling umum menyebabkan diare

8. Teknik cuci tangan

Cara Cuci Tangan 7 Langkah Pakai Sabun Yang Baik dan Benar :
1) Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan
secara lembut

2) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3) Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih

4) Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan


5) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

7) Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara


memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan
air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu. 
PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Situasi diare di Indonesia. Jurnal Buletin
Jendela Data & Informasi Kesehatan, 2, 1–44.

Simatupang. (2005). Definisi Diare.

https://rsraza.banjarkab.go.id/site/?p=389

http://dinkes.sumutprov.go.id/artikel/7-langkah-cara-mencuci-tangan-yang-benar-
menurut-who

Anda mungkin juga menyukai