Anda di halaman 1dari 14

StratPengegimbanganpengendalianInovasihamaPertanianterpadu2(1),tanaman2009: padi65-78...

65

STRATEGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU


TANAMAN PADI DALAM PERSPEKTIF PRAKTEK
PERTANIAN YANG BAIK (GOOD
AGRICULTURAL PRACTICES)1)
Baehaki Suherlan Effendi
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Jalan Raya No. 9, Sukamandi, Subang 41256

PENDAHULUAN nya sampai puso pada areal yang luas


dalam waktu yang singkat. Hama ini
Sampai saat ini hama masih menjadi ken- mudah beradaptasi membentuk biotipe
dala bagi petani. Hampir di setiap musim baru dan dapat mentransfer virus kerdil
terjadi ledakan hama pada pertanaman hampa dan virus kerdil rumput yang
padi. Hama utama tanaman padi antara lain daya rusaknya lebih hebat dari hama
adalah tikus, penggerek batang padi, dan wereng coklat itu sendiri.
wereng coklat. Beberapa hama lainnya Pada periode 1970-1980, luas serangan
yang berpotensi merusak pertanaman padi wereng coklat mencapai 2,5 juta ha
adalah wereng punggung putih, wereng (Baehaki 1986). Dalam periode 1980-1990,
hijau, lembing batu, ulat grayak, pelipat luas serangannya menurun menjadi 50.000
daun, dan walang sangit. ha, dan dalam periode 1990-2000 me-
Serangan hama tikus di Indonesia ningkat hingga sekitar 200.000 ha (Baehaki
men-capai puncaknya pada tahun 1998, 1999). Pada 2005 serangan wereng coklat
dengan luas serangan 159.000 ha dan terpusat di Jawa dengan menyerang 56.832
intensitas serangan 24,8%. Penggerek ha pertanaman padi.
batang me-rupakan serangga hama yang Berdasarkan penelaahan terhadap
terdapat pada semua ekosistem padi dan serangan organisme pengganggu tanaman
menyerang tanaman sejak di persemaian sejak 1985-1995, daerah hama dan
hingga per-tanaman. Pada tahun 1990, penyakit pada persawahan di Indonesia
luas serangan penggerek batang padi dapat dibagi ke dalam single dangerous
putih (Scirpo-phaga innotata) pada pest area (SDPA), disebabkan oleh tungro
pertanaman padi mencapai 135.000 ha atau wereng coklat saja; double dangerous
(Biro Pusat Statistik 1991). pest areas (DDPA), disebabkan oleh
Wereng coklat (Nilaparvata lugens) tungro dan wereng coklat atau oleh wereng
merupakan hama yang sangat merugikan coklat dan penggerek; triple dangerous
perpadian di Indonesia, dengan serangan- pest areas (TDPA), disebabkan wereng
coklat, penggerek, dan tungro, bahkan akan
berkembang ke quartet dangerous pest
1) Naskah disarikan dari bahan Orasi Profesor Riset
yang disampaikan pada tanggal 4 Mei 2006 di area (QDPA) (Baehaki dan Hasa-nuddin
Bogor. 1995).
66 Baehaki Suherlan Effendi

Teknologi yang dikembangkan untuk negatif penggunaan pestisida terhadap


mengendalikan hama dan pertanaman kesehatan dan lingkungan dapat
padi didasarkan kepada konsep dikurangi (Untung 2000).
pengendalian hama terpadu (PHT) Konsep PHT ekologi berangkat dari
dengan mempertim-bangkan ekosistem, perkembangan dan penerapan PHT dalam
stabilitas, dan ke-sinambungan produksi sistem pertanian di tempat tertentu. Dalam hal
sesuai dengan tuntutan praktek pertanian ini, pengendalian hama didasarkan pada
yang baik (Good Agricultural Practices, pengetahuan dan informasi tentang dinamika
GAP). Meningkatnya kesadaran populasi hama dan musuh alami serta
masyarakat akan lingkungan hidup telah keseimbangan ekosistem. Berbeda dengan
mendorong per-lunya memprioritaskan konsep PHT teknologi yang masih menerima
aspek kelestarian lingkungan dan faktor teknik pengendalian hama secara kimiawi
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berdasarkan ambang ekonomi, konsep PHT
dalam pengambilan keputusan ekonomi ekologi cenderung menolak pengendalian
(Departemen Perta-nian 2003). hama dengan cara kimiawi.
Dalam menyikapi dua konsep PHT ini,
kita harus pandai memadukannya karena
Pemahaman Tentang PHT masing-masing konsep mempunyai ke-
lebihan dan kekurangan. Hal ini disebab-
Sejalan dengan perkembangan ilmu pe- kan bila dua konsep tersebut diterapkan
ngetahuan dan teknologi, PHT tidak lagi tidak dapat berlaku umum.
dipandang sebagai teknologi, tetapi telah
menjadi suatu konsep dalam penyelesaian
masalah lapangan (Kenmore 1996). Waage Sejarah dan Perkembangan PHT
(1996) menggolongkan konsep PHT ke
dalam dua kelompok, yaitu konsep PHT Upaya peningkatan produksi padi secara
teknologi dan PHT ekologi. Konsep PHT nasional sudah dimulai sejak 1969 melalui
teknologi merupakan pengembangan lebih Program Bimas Gotong Royong, dengan
lanjut dari konsep awal yang dicetuskan menerapkan teknologi panca usaha secara
oleh Stern et al. (1959), yang kemudian di- parsial berupa varietas unggul IR5 dan IR8,
kembangkan oleh para ahli melalui agenda pemupukan, dan penyemprotan hama dari
Earth Summit ke-21 di Rio de Janeiro pada udara. Inovasi ini berhasil meningkatkan
tahun 1992 dan FAO. Tujuan dari PHT produksi beras menjadi 12,25 juta ton pada
teknologi adalah untuk membatasi peng- tahun 1969 dari 11,67 juta ton pada tahun
gunaan insektisida sintetis dengan mem- 1968. Pada tahun 1970 diterapkan panca
perkenalkan konsep ambang ekonomi se- usaha lengkap dengan menambah kom-
bagai dasar penetapan pengendalian ha-ma. ponen teknologi pengairan sehingga pro-
Pendekatan ini mendorong penggan-tian duksi padi terus meningkat dengan makin
pestisida kimia dengan teknologi meluasnya areal pertanaman padi ajaib IR5
pengendalian alternatif, yang lebih banyak dan IR8 (Satari 1983).
memanfaatkan bahan dan metode hayati, Penerapan konsep PHT secara sek-
termasuk musuh alami, pestisida hayati, sama dimulai pada tahun 1976 dan sejak
dan feromon. Dengan cara ini, dampak tahun 1989 dikembangkan program PHT.
Strategi pengendalian hama terpadu tanaman padi........................................................................67

Program tersebut telah membawa Indo- bersifat permanen dalam beberapa hal atau
nesia diakui oleh dunia internasional ber- persisten untuk jangka waktu yang lama,
hasil mengembangkan PHT. Dukungan kompatibel dengan taktik atau metode
politik bagi pengembangan PHT secara pengendalian lainnya, selaras dengan
luas dapat dilihat dari Instruksi Presiden sistem ekologi dan lingkungan, selaras
No.3 tahun 1986 yang melarang 57 for- dengan upaya peningkatan produksi secara
mulasi insektisida pada tanaman padi ekonomi, aman, efektif, dan mudah
(Untung 2000). Keberhasilan Indonesia diadopsi (Anonymous 2002a).
dalam mengembangkan PHT tentu tidak Taktik kultur teknis (cultural control
terlepas dari peran aktif berbagai pihak, atau ecological management) adalah taktik
termasuk petani sendiri. Dalam periode memanipulasi lingkungan untuk membuat
1989-1999 melalui program Sekolah La- ketidakcocokan hama pada suatu ling-
pang PHT (SLPHT) Departemen Pertani- kungan dengan cara mengganggu siklus
an berhasil melatih lebih dari satu juta reproduktif, mengeliminasi makanan, dan
petani, khususnya untuk tanaman padi dan membuat lingkungan lebih cocok untuk
tanaman pangan lainnya. Hal ini tentu perkembangan musuh alami. Walaupun
penting artinya dalam meningkatkan ke- sudah tergolong tua, metode kultur teknis
sejahteraan petani melalui PHT dalam masih efektif menekan tingkat serangan
praktek pertanian yang baik. hama dan diterima luas dalam
implementasi teknologi PHT. Tujuan akhir
dari taktik kultur teknis adalah menemukan
FILOSOFI DAN TAKTIK PHT link yang lemah dari siklus musiman hama
sehingga hama tidak berkembang
Filosofi pengendalian hama menyangkut (Anonymous 2002b).
tiga dasar pokok pengendalian perangkat Taktik pengendalian hayati sebagai isu
lunak (soft control), satu dasar pokok pe- lingkungan berskala internasional mem-
ngendalian perangkat keras (hard control), punyai keunggulan yaitu dapat bersifat
dan lintasan kritis (critical path) (Baehaki permanen dalam mempertahankan popu-
1992). Tiga dasar pokok pengendalian de- lasi hama pada tingkat yang aman, tidak
ngan perangkat lunak adalah kultur teknis, mencemari lingkungan, ekonomis, dan
varietas unggul, dan musuh alami. Satu kompatibel dengan teknik pengendalian
dasar pokok perangkat keras adalah pe- lainnya. Namun demikian, teknik pengen-
ngendalian langsung dengan membunuh dalian hayati dalam implementasinya tidak
hama berdasar nilai ambang ekonomi yang dapat mengatasi setiap masalah hama
merupakan lintasan kritis pemandu pe- (Anonymous 2002c).
ngendalian perangkat keras. Taktik pengendalian yang banyak dipa-
Dasar filosofi tersebut kemudian di- kai saat ini adalah penggunaan insektisida
jabarkan dalam taktik-taktik pengendalian manakala usaha dengan taktik yang telah
yang disesuaikan dengan masalahnya. disebutkan di atas tidak berhasil. Oleh
Taktik pengendalian dengan tanaman inang karena itu, insektisida kimia tampaknya
tahan paling banyak digunakan. masih diperlukan meskipun pengguna-
Keuntungan penggunaan tanaman inang annya harus dibatasi (Anonymous 2002d).
tahan dalam pengendalian hama adalah
68 Baehaki Suherlan Effendi

KETERKAITAN PHT DENGAN PHT Mendukung Praktek


PRAKTEK PERTANIAN YANG BAIK Pertanian yang Baik

PHT dalam Konteks Produksi Padi Aspek keselamatan, kesehatan, dan ling-
kungan pada keseluruhan proses produksi
Luas panen padi pada tahun 2003 tercatat sampai pemasaran dinilai dengan Interna-
11,48 juta hektar dan produksi padi pada tional Standardization Organization (ISO)
tahun tersebut mencapai 52,08 juta ton, yang dikenal dengan pendekatan sistem
meningkat 1,14% dibanding tahun 2002 mutu dan keamanan pangan, termasuk di
(51,49 juta ton). Kenaikan produksi me- dalamnya Sistem Manajemen ISO 9000
rupakan dampak dari peningkatan pro- tentang Manajemen Mutu, ISO 14000
duktivitas padi, dari 4,47 t/ha pada tahun tentang Manajemen Lingkungan, dan
2002 menjadi 4,52 t/ha pada tahun 2003. Hazard Analysis Critical Control Point
Hal ini menunjukkan bahwa penerapan (HACCP) tentang Sistem Manajemen
teknologi, termasuk pengendalian hama Keamanan Pangan. Produk yang berkuali-
dan penyakit, memegang peranan penting. tas harus memiliki empat kriteria yaitu: (1)
Dengan asumsi tidak ada terobosan memenuhi sifat keindraan (sensory pro-
teknologi maka produksi padi pada tahun perties) yang meliputi rasa, penampilan,
2020 diproyeksikan 57,4 juta ton. Semen- bau, dan warna; (2) memenuhi nilai nutrisi
tara itu jumlah penduduk Indonesia pada (nutritional value) yang menyangkut isi
tahun yang sama diperkirakan 262 juta ji- nutrisi, vitamin, dan tidak terdapat hal yang
wa dengan laju pertumbuhan penduduk tidak diinginkan seperti zat yang menim-
1,27%/ tahun. Apabila konsumsi beras per bulkan alergi; (3) menenuhi kualitas ke-
kapita masih tetap 134 kg/tahun maka sehatan (hygienic quality) yang me-
kebutuhan beras pada tahun 2020 men- nyangkut kebersihan, kesegaran, tidak ada
capai 35,1 juta ton atau setara dengan 65,9 serangga, tidak menjijikkan; dan (4) me-
juta ton gabah kering giling (GKG). Kalau menuhi aspek keamanan pangan (food
produksi padi tidak meningkat berarti pada safety) yang menyangkut tidak adanya
tahun 2020 terjadi kekurangan beras 4,5 mikroorganisme penyebab penyakit, tidak
juta ton atau setara dengan 8,5 juta ton berisi zat toksik seperti pestisida, logam
GKG (Budianto 2002). berat, mikotoksin, dan tidak ada tipuan
Untuk mengatasi kekurangan pangan (Frost 2001).
perlu adanya terobosan peningkatan pro- GAP dapat diaplikasikan dalam ren-
duksi padi. Pengalaman di lapangan me- tang waktu dan daerah yang luas terhadap
nunjukkan bahwa produktivitas padi ma- sistem pertanian dengan skala yang
sih dapat ditingkatkan melalui implemen- berbeda. GAP digunakan dalam sistem
tasi program PHT. Dalam praktek PHT, pertanian berkelanjutan yang mencakup
hasil padi petani di Karawang pada MK PHT, pengelolaan hara terpadu, penge-
1995 masih meningkat hingga 37% dengan lolaan gulma terpadu, pengelolaan irigasi
pe-nanaman varietas tahan hama wereng terpadu, dan pemeliharaan (conservation)
dan meningkat 46,3% untuk varietas tidak lahan pertanian. Penerapan PHT diper-
ta-han (Baehaki et al. 1996). lukan dalam sistem produksi pertanian
Strategi pengendalian hama terpadu tanaman padi........................................................................69

berkelanjutan. Oleh karena itu, GAP dek maupun jangka panjang, terhadap
harus memiliki empat prinsip utama: sistem produksi dan implikasinya ter-
1. Penghematan dan ketepatan produksi hadap lingkungan guna meminimalkan
untuk ketahanan pangan (food se- pemakaian bahan kimia pertanian,
curity), keamanan pangan (food safety), khususnya dalam meningkatkan adop-si
dan pangan bergizi (food quality). teknologi PHT.
2. Berkelanjutan dan bersifat menambah 6. Penyimpanan dan penggunaan bahan
(enhance) sumber daya alam. kimia yang sesuai dan teregistrasi
3. Pemeliharaan kelangsungan usaha per- untuk individu tanaman serta waktu,
tanian (farming enterprise) dan men- dan interval penggunaan sebelum
dukung kehidupan yang berkelanjutan panen.
(sustainable livelihoods). 7. Pengamanan penyimpanan bahan kimia
4. Kelayakan dengan budaya dan ke- dan hanya digunakan oleh personel
butuhan suatu masyarakat (social yang sudah terlatih dan memiliki pe-
demands). ngetahuan (knowledgeable persons).
8. Pengamanan peralatan yang diguna-
Aspek yang akan disentuh oleh elemen kan untuk mengatasi bahan kimia de-
GAP di bidang “perhamaan” adalah pro- ngan meningkatkan keamanan dan
teksi tanaman. Hal ini membutuhkan pemeliharaan standar.
strategi pengelolaan risiko, yang menca- 9. Pemeliharaan catatan secara akurat
kup penggunaan tanaman tahan hama dan terhadap insektisida yang dipakai.
penyakit, rotasi tanaman pangan dengan
pakan ternak, ledakan penyakit pada ta- Oleh karena itu, untuk menghasilkan
naman peka, dan penggunaan bahan kimia produk yang baik harus mengikuti standar
seminimal mungkin untuk mengendalikan GAP yang dalam proses produksinya
gulma, hama, dan penyakit dengan meng- mengikuti kaidah PHT. Sebagai acuan
ikuti konsep PHT. GAP akan menjangkau yang dapat dipakai adalah EUREPGAP
beberapa aktivitas yang berkaitan dengan untuk sayuran dan buah-buahan. Masalah
pengendalian hama sebagai berikut: perlindungan tanaman tercantum pada
1. Penggunaan varietas tahan dalam pasal 8 yang terbagi ke dalam 13 subpasal
pro-ses pelepasan beruntun (sequen- (Pusat Standardisasi dan Akreditasi 2003).
cetial), asosiasi, dan kultur teknis
untuk mencegah perkembangan hama
dan penyakit. Hubungan PHT dengan Pertanian
2. Pemeliharaan keseimbangan biologi Berkelanjutan
antara hama dan penyakit dengan
mu-suh alami. Sistem pertanian berkelanjutan merupakan
3. Adopsi praktek pengendalian meng- tujuan jangka panjang PHT dengan sa-
gunakan bahan organik bila memung- saran pencapaian produksi tinggi, produk
kinkan. berkualitas, perlindungan dan peningkat-an
4. Penggunaan teknik pendugaan hama kemampuan tanah, air, dan sumber daya
dan penyakit bila telah tersedia. lainnya, pembangunan perekonomian desa
5. Pengkajian semua metode yang me- agar makmur (thriving), dan kehidupan
mungkinkan, baik dalam jangka pen- yang lebih baik bagi keluarga petani dan
70 Baehaki Suherlan Effendi

komunitas pertanian pada umumnya. Hal Thaia oryzicola dan Recilia dorsalis
ini baru akan terwujud pada beberapa (Baehaki 2002). Hal ini akan
dekade mendatang karena pertanian ber- mempengaruhi atau mengubah rantai
kelanjutan sampai saat ini belum memiliki makanan hama yang dikhawatirkan
model atau alternatif dalam hubungannya berpotensi merusak tanam-an budi daya.
dengan pertanian yang ekonomis yang PHT dalam pertanian berkelanjutan
dapat dirujuk (Earles 2002). dalam proses produksinya sangat mem-
Pengembangan PHT dalam pertanian perhatikan keadilan terhadap masyarakat,
berkelanjutan didasari oleh terjadinya re- khususnya petani produsen dan konsu-men.
sistensi hama terhadap insektisida, ledak- Oleh karena itu, perlu diterapkan eko-label
an hama sekunder, dan pencemaran ling- yang memberi penghargaan (reward-ing)
kungan akibat pemakaian insektisida. Di kepada petani yang telah berproduksi dengan
lain pihak, pengembangan pertanian benar. Juga perlu memperhatikan konsumen
berkelanjutan didasari oleh munculnya yang turut berkontribusi dalam
gerakan pertanian organik pada tahun 1920 pengembangan pertanian yang baik, mem-
dan 1930-an. Gerakan ini menuntut per- beri peluang kepada petani untuk membe-
lunya pengkajian pengaruh pupuk sintetis dakan sendiri pasar/tempat penjualan, dan
terhadap kualitas tanah, penyediaan pa- bahkan bila perlu ada kontrak antara petani
ngan bagi penduduk dunia yang tumbuh produsen dan pedagang. Penerapan eko-label
dramatis, dan revolusi hijau yang telah sangat dimungkinkan bila didasari oleh
menyebabkan meningkatnya penggunaan kesepakatan pemberian penghargaan kepada
varietas unggul yang responsif terhadap pihak yang terlibat, misalnya insen-tif bagi
pupuk sintetis dan penggunaan pestisida produsen yang telah berjasa dalam praktek
secara tidak bijaksana dalam pengendali-an pertanian yang baik. Di lain pihak, konsumen
organisme pengganggu tanaman (Ohmart dapat menggunakan kekuatan daya belinya
2002). dalam mempengaruhi praktek produsen, dan
Konsep pertanian berkelanjutan mun-cul pengembang (developer) dapat pula
akibat implementasi pertanian modern yang menyusun suatu agenda eko-label antara
menurunkan kualitas sumber daya alam. produsen dan konsumen. Mereka tentu
Pertanian modern dengan input tinggi mampu diharapkan mengerti dan mampu
meningkatkan hasil tanaman, namun di sisi mempraktekkan konsep PHT dalam pertanian
lain menimbulkan kerusakan lingkungan berkelanjutan setelah mende-ngar, melihat,
yang untuk memperbaikinya diperlukan biaya dan merasakan betapa pen-tingnya kehidupan
yang besar. Kerusakan lingkungan antara lain di masa mendatang.
terlihat dari hi-langnya permukaan tanah,
pencemaran air, hilangnya biodiversitas,
ketergantungan pada sumber daya yang tidak ALTERNATIF KEBIJAKAN
dapat di-perbarui, meningkatnya biaya IMPLEMENTASI PHT DALAM
produksi dan jatuhnya harga hasil pertanian, PRAKTEK PERTANIAN YANG
me-nurunnya komunitas desa, dan makin ba- BAIK MENUJU PERTANIAN
nyaknya petani. Di Jalur Pantura, misalnya, BERKELANJUTAN
telah terjadi pengurangan biodiversitas
serangga hama karena hilangnya serangga PHT mempunyai dampak yang besar
terhadap produksi pertanian manakala
Strategi pengendalian hama terpadu tanaman padi........................................................................71

dalam pelaksanaannya ada kekeliruan, Dalam kesempatan ini dianjurkan ke-


seperti penggunaan pestisida yang sangat pada para pemulia tanaman untuk me-
toksik, residu di atas batas maksimum re- nyusun program perakitan varietas padi
sidu (BMR), dan pencemaran lingkungan, yang hemat energi, tahan hama dan pe-
yang pada akhirnya merusak kesehatan nyakit, dan berproduksi normal di mana
masyarakat. Alternatif kebijakan imple- pun ditanam. Paradigma baru pemuliaan
mentasi PHT untuk mencapai praktek per- tanaman ini seyogianya dapat dijabarkan
tanian yang baik menuju pertanian ber- ke dalam rencana strategis penelitian padi
kelanjutan diuraikan berikut ini. nasional. Pembentukan varietas padi tahan
hama penyakit dan hemat energi sesuai
dengan dinamika paradigma pembentukan
Pemilihan Varietas Tahan dan varietas unggul baru dari zaman ke zaman.
Hemat Energi

Keberlanjutan pertanian antara lain di- Teknologi Pengendalian Hama


tentukan oleh penggunaan varietas tahan secara Hayati
hama penyakit dan hemat energi. Usaha
untuk menghasilkan varietas yang hemat Pengendalian hayati secara inundasi ada-
energi di antaranya adalah dengan meng- lah memasukkan musuh alami dari luar
ubah tipe tanaman C3 menjadi C4, atau dengan sengaja ke pertanaman untuk
mengubah arsitektur tanaman menjadi mengendalikan hama. Inundasi yang dapat
lebih produktif, misalnya padi tipe baru dilakukan adalah penggunaan cendawan
dengan anakan sedikit dan bentuk daun Beauveria bassiana dan Metarhizium
yang memiliki kemampuan lebih tinggi anisopliae sebagai agens hayati.
untuk berfotosintesis sehingga dapat ber- Efektivitas biakan B. bassiana terha-
produksi lebih tinggi (Cantrell 2004). dap wereng coklat mencapai 40% (Baehaki
Dalam memilih varietas yang akan et al. 2001). Cendawan ini selain dapat
di-tanam, nilai tambah produksi dan mengendalikan wereng coklat, juga dapat
pema-saran juga perlu diperhitungkan. digunakan untuk mengendalikan walang
Hal ini penting artinya karena setiap sangit (Tohidin et al. 1993), Darna cate-
varietas mempunyai karakter yang nata (Daud dan Saranga 1993), dan
berbeda; ada yang cocok untuk dibuat lembing batu (Caraycaray 2003).
bihun, beras kristal, nasi goreng, dan Formulasi cenda-wan M. anisopliae dapat
sebagainya. Da-lam praktek pertanian menurunkan populasi hama sampai 90%.
yang baik, petani perlu dibimbing dalam Pengendalian hama secara biodynamic
memilih varietas yang tidak rakus hara, dengan memanfaatkan agens pengendali
hemat air, tahan hama dan penyakit, dan hayati terus meningkat, terutama oleh petani
berproduksi normal di mana pun alumni SLPHT. Oleh karena itu perlu
ditanam. Ini penting artinya agar mereka pembinaan dalam rangka pemberdayaan
tidak menggunakan input secara petani alumni SLPHT yang telah terhimpun
berlebihan, baik pupuk, air maupun dalam wadah atau organisasai yang me-
pestisida, sebagaimana yang dikehendaki ngembangkan usaha-usaha penerapan PHT.
oleh kaidah praktek pertanian yang baik Organisasi yang telah ada antara lain adalah
menuju keberlanjutan sistem produksi. Paguyuban Petani PHT, Ikatan
72 Baehaki Suherlan Effendi

Petani PHT Indonesia, Pos IPAH (Pos varietas yang tidak tahan ataupun tahan
Pelayanan Agens Hayati, Sumatera Barat), wereng coklat dan berumur panjang.
Puspahayati (Pusat Pengembangan Agens
Hayati, Jawa Tengah), dan PPAH (Pusat
Pelayanan Agens Hayati, Jawa Timur). Teknologi Pengendalian Hama
Padi dengan Sistem Integrasi
Palawija pada Pertanaman Padi
Pergiliran Varietas Antarmusim (SIPALAPA)

Hama tanaman padi tidak akan meledak Para ahli agroekologi sedang mengenal-
sepanjang musim dan peningkatan po- kan intercropping, agroforestry, dan me-
pulasinya hanya terjadi pada musim hu-jan. tode diversifikasi lainnya yang menyeru-
Pada musim kemarau, populasi hama, pai proses ekologi alami (Alteri 2002).
misalnya wereng, cenderung rendah, ke- Hal ini penting artinya bagi
cuali pada musim kemarau yang banyak keberlanjutan kompleks agroekosistem.
hujan atau di daerah cekungan. Pengelolaan agroekologi harus berada di
Pergiliran varietas berdasarkan gen garis depan untuk mengoptimalkan daur
ketahanan yang terkandung pada tanaman ulang nutrisi dan pengembalian bahan
padi untuk menghadapi tingkat biotipe organik, alir energi tertutup, konservasi
wereng coklat. Pada daerah wereng coklat air dan tanah, serta keseimbangan
biotipe 1, pertanaman padi diatur dengan populasi hama dan musuh alami.
menanam varietas yang mempunyai gen Hama dan penyakit tanaman padi juga
tahan Bph1, bph2 dan Bph3 pada musim dapat dikendalikan berdasarkan agro-
hujan. Pada musim kemarau dapat ditanam ekologi, antara lain dengan sistem integrasi
varietas padi yang tidak mempunyai gen palawija pada pertanaman padi (SI-
tahan. Pergiliran varietas pada daerah PALAPA). Sistem ini berupa pertanaman
wereng coklat biotipe 2 dilakukan dengan polikultur, yaitu menanam palawija di
menanam varietas yang mempunyai gen pematang pada saat ada tanaman padi.
tahan bph2 dan Bph3 pada musim hujan. SIPALAPA dapat menekan perkem-
Pada musim kemarau ditanam varietas bangan populasi hama wereng coklat dan
yang mempunyai gen Bph1. Pergiliran wereng punggung putih. Hal ini dise-
varietas pada daerah wereng coklat biotipe babkan adanya predator Lycosa pseu-
3 dilakukan dengan menanam varietas doannulata, laba-laba lain, Paederus
yang mempunyai gen tahan Bph1 + dan fuscifes, Coccinella, Ophionea nigro-
Bph3 pada musim hujan. Pada musim fasciata, dan Cyrtorhinus lividipennis
kemarau ditanam varietas dengan gen yang mengendalikan wereng coklat dan
tahan Bph1 dan bph2. wereng punggung putih. Demikian juga
Pengaturan pertanaman di dalam parasitasi telur wereng oleh parasitoid
musim juga diperlukan untuk menangkal Oligosita dan Anagrus pada pertanaman
serangan wereng coklat dan penggerek SIPALAPA lebih tinggi daripada per-
batang padi, yaitu pada awal musim hujan tanaman padi monokultur.
menanam varietas tahan yang berumur Penerapan teknologi SIPALAPA dapat
pendek dan pada pertengahan musim meningkatkan keanekaragaman sumber
sampai akhir musim hujan menanam daya hayati fauna dan flora (biodiversitas).
Strategi pengendalian hama terpadu tanaman padi........................................................................73

Penanaman kedelai atau jagung pada pe- dalam meningkatkan efisiensi pemupukan
matang sawah terbukti dapat memperkaya karena penggunaan pupuk nitrogen (urea)
musuh alami, mempertinggi dinamika dan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
dialektika musuh alami secara dua arah Badan Litbang Pertanian juga telah me-
antara tanaman palawija dan padi. Dalam ngembangkan teknologi pemupukan P dan
praktek pertanian yang baik, pada pasal K berdasarkan status hara tanah.
13.b disebutkan bahwa keberhasilan usaha
tani terkait dengan upaya peningkatan
keanekaragaman hayati melalui konservasi Pengendalian Berdasarkan
lahan (EUREP 2001). Hal ini dapat di- Manipulasi Musuh Alami
aktualisasikan melalui aktivitas kelompok
tani dengan menghindari kerusakan dan Pengendalian hama berdasarkan mani-
deteriorasi habitat, memperbaiki habitat, pulasi musuh alami dimaksudkan untuk
dan meningkatkan keanekaragaman hayati memberikan peranan yang lebih besar
pada lahan usaha tani. kepada musuh alami, sebelum memakai
insektisida. Pada prinsipnya musuh alami
akan selalu berkembang mengikuti per-
Perbaikan Teknik Budi Daya kembangan hama. Selama musuh alami
dapat menekan hama maka pengendalian
Perbaikan teknik budi daya merupakan al- dengan bahan kimia tidak diperlukan
ternatif dalam melindungi tanaman, me- karena keseimbangan biologi sudah ter-
nekan perkembangan hama, dan memu- capai. Namun bila perkembangan musuh
dahkan berkembangnya musuh alami. alami sudah tidak mampu mengikuti per-
Penggunaan bahan organik dan sisa-sisa kembangan hama, artinya keseimbangan
tanaman dalam budi daya padi dapat me- biologi tidak tercapai, maka diperlukan
ningkatkan perkembangan serangga netral, taktik pengendalian yang lain, termasuk
serangga turis, serangga pemakan bangkai penggunaan bahan kimia.
(scavenger), dan serangga pe-makan sisa Teknologi pengendalian wereng
bahan organik (detritus). Se-rangga- coklat menggunakan ambang kendali
serangga tersebut masuk ke dalam rantai berda-sarkan manipulasi musuh alami
makanan predator seperti laba-laba, P. dapat mengurangi pemakaian insektisida
fuscifes, Coccinella, dan Paedonia dan meningkatkan pendapatan (Baehaki
nigrofasciata yang berguna untuk me- et al. 1996). Teknologi ini diawali
nekan hama tanaman padi. dengan pe-mantauan pada pertanaman
Penggunaan pupuk kimia-N secara untuk menen-tukan ambang ekonomi
berlebihan selain meningkatkan populasi wereng terkoreksi musuh alami dengan
hama wereng, juga mengurangi keuntung- menggunakan for-mula Baehaki (1996).
an usaha tani padi dan merusak lingkung- Insektisida yang direkomendasikan dapat
an. Oleh karena itu, pemberian pupuk yang digunakan untuk pengendalian hama jika
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman ambang ekonomi terkoreksi yang
merupakan salah satu cara dalam menekan ditentukan telah terlam-paui.
perkembangan hama penyakit. Teknologi Pengendalian hama berdasarkan ma-
bagan warna daun (BWD) yang dikem- nipulasi musuh alami menghemat peng-
bangkan oleh IRRI merupakan terobosan gunaan insektisida 33-75%, meskipun pada
74 Baehaki Suherlan Effendi

musim hujan dengan kelimpahan hama insektisida dilakukan setelah populasi


wereng cukup tinggi. Dengan cara ini, hasil hama atau kerusakan tanaman mencapai
padi di tingkat petani meningkat 36% ambang ekonomi ganda yang telah di-
dengan peningkatan keuntungan 53,7%. tentukan.
Ambang ekonomi bukan harga yang
tetap, tetapi berfluktuasi bergantung pada
harga gabah dan pestisida. Bila harga Minimalisasi Residu Pestisida
gabah meningkat maka ambang ekonomi
akan turun dan sebaliknya, tetapi bila Penggunaan insektisida merupakan taktik
harga insektisida naik maka ambang dinamis yang dilaksanakan dalam kurun
ekonomi akan naik dan sebaliknya. waktu pertumbuhan tanaman bila teknik
budi daya dan pengendalian hayati gagal
menekan populasi hama di bawah ambang
Teknologi Pengendalian Hama ekonomi. Penentuan ambang ekonomi
Berdasarkan Ambang Ekonomi sangat penting sebagai dasar pengambilan
keputusan pengendalian. Bhat (2004)
Tidak semua hama dapat diformulasikan menyebutkan bahwa ambang ekonomi
teknologi pengendaliannya berdasarkan merupakan komponen yang sangat pen-ting
musuh alami karena terbatasnya penge- dalam PHT. Pengendalian hama ber-
tahuan tentang korelasi perkembangan musuh dasarkan ambang ekonomi juga bertujuan
alami dengan perkembangan suatu hama. untuk mengatasi penggunaan bahan kimia
Bagi hama yang belum ada teknologi secara berlebihan yang berdampak ter-
pengendaliannya berdasarkan perkem-bangan hadap tingginya residu pestisida pada pro-
musuh alami, dapat digunakan teknologi duk pertanian dan pencemaran lingkung-
berdasarkan ambang ekonomi tunggal atau an.
ambang ekonomi ganda.
Di lapangan, adakalanya pertanaman padi
diserang oleh lebih dari satu macam hama KESIMPULAN DAN SARAN
sehingga diperlukan teknologi yang mampu
mengendalikan lebih dari satu jenis hama. Kesimpulan
Untuk itu, pengendalian dapat ber-patokan
pada ambang ekonomi hama gan-da. Formula 1. PHT merupakan pengelolaan hama
pengendalian hama berda-sarkan ambang secara ekologis, teknologis, dan mul-
ekonomi ganda pada fase vegetatif untuk tidisiplin dengan memanfaatkan ber-
wereng coklat-wereng punggung putih bagai taktik pengendalian yang kom-
mengikuti pola 9-0-14, sedangkan pada fase patibel dalam satu kesatuan koordinasi
reproduktif meng-ikuti pola 18-0-21. sistem pengelolaan pertanian berwa-
Ambang ekonomi ganda sundep-ulat grayak wasan lingkungan dan berkelanjutan.
pada fase reproduktif mengikuti pola 9-0-15, 2. Implementasi PHT memerlukan du-
sundep-hydrellia pada fase vegetatif kungan dari berbagai pihak, termasuk
mengikuti pola 6-0-19, dan sundep-pelipat petani, peneliti, pemerhati lingkungan,
daun pada fase vegetatif mengikuti pola 9-0- penentu kebijakan, dan bahkan politisi.
13 (Baehaki dan Baskoro 2000). Implementasi PHT dapat mendukung
Pengendalian dengan keberlanjutan pengembangan pedesa-
Strategi pengendalian hama terpadu tanaman padi........................................................................75

an dengan mengamankan suplai air tani (farm record keeping) ditempatkan


dan menyediakan makanan sehat pada pasal paling awal, yaitu petani harus
melalui praktek pertanian yang baik. menyimpan dan menjaga catatan yang ada
3. PHT mengakomodasikan teknologi untuk membuktikan bahwa semua aktivitas
ra-mah lingkungan dengan produksi telah sesuai dengan standar. Hal
pendekatan hayati, tanaman inang ini untuk membantu menelusuri riwayat
tahan, hemat energi, budi daya, dan produk dari lahan produsen ke konsumen.
aplikasi pes-tisida berdasarkan Catatan harian usaha tani memuat lokasi
ambang ekonomi. Bahan kimia yang lahan, jenis tanah, serta varietas yang di-
digunakan harus sesuai dengan tanam, dan cara pemuliaannya (konven-
persyaratan pengelo-laan yang diatur sional, hibrida, PTB, hasil tenaga atom,
dengan undang-undang atau hasil rekayasa genetik-transgenik).
4. PHT harus mengembangkan diversitas Demikian pula perlu dicatat pupuk yang
agroekosistem yang menguntungkan digunakan, kapan, dan takarannya, serta
dari pengaruh integrasi antartanaman bahan kimia yang dipakai, waktu aplikasi,
sehingga terjadi interaksi dan siner- dan untuk hama atau penyakit apa saja,
gisme, serta optimalisasi fungsi dan waktu panen, pengemasan dan transpor-
proses ekosistem, seperti pengaturan tasi. Catatan tersebut menjadi sangat pen-
biotik yang merusak tanaman, daur ting untuk penelusuran bila suatu produk
ulang nutrisi, produksi dan akumulasi dibutuhkan konsumen karena kualitasnya,
biomassa. Hasil akhir dari pola agro- atau sebaliknya produk tersebut meng-
ekologi adalah meningkatnya ekonomi ganggu kesehatan konsumen sehingga
dan keberlanjutan agroekologi dari konsumen dapat mengklaim produsennya.
suatu agroekosistem.
5. Pendekatan pertanian berkelanjutan
untuk pengelolaan hama, yang meliputi PENUTUP
kombinasi pengendalian hayati, kultur
teknis, dan pemakaian bahan kimia PHT dalam praktek pertanian yang baik
secara bijaksana, merupakan alat dalam menuju pertanian berkelanjutan bukan
merintis pertanian ekonomis, peles- segalanya, namun praktek pertanian yang
tarian lingkungan, dan menekan risiko baik menuju pertanian berkelanjutan tanpa
kesehatan. PHT, GAP, dan pertanian PHT dapat melemahkan kesinambungan
berkelanjutan mengarah kepada kese- sistem produksi. Hal ini sebenarnya telah
larasan lingkungan, secara ekonomi lebih awal diisyaratkan oleh Allah SWT
memungkinkan dipraktekkan, serta dengan firman-Nya dalam Al Qur’an:
memperhatikan keadilan masyarakat “Telah nampak kerusakan di darat dan di
(socially equitable). laut yang disebabkan oleh perbuatan
manusia, sehingga Allah menimpakan
kepada mereka sebagian dari (akibat)
Saran perbuatan mereka agar mereka kembali (ke
jalan yang benar)” (Ar Ruum 30:41).
Semua produk pertanian harus dapat “Makan dan minumlah rizki (yang
ditelusuri sampai ke lahan petani di mana diberikan) Allah, dan janganlah kamu
produk itu dihasilkan. Catatan harian usaha berkeliaran di muka bumi berbuat keru-
76 Baehaki Suherlan Effendi

sakan” (Al Baqarah 2:60). “Dan apabila dia wereng coklat terpadu. hlm. 39-49.
berpaling (dari mukamu) ia berjalan di Prosiding Simposium Penerapan
muka bumi untuk mengadakan kerusakan PHT. Balai Penelitian Tanaman
padanya, dan merusak tanaman, ternak, Pangan Sukamandi.
sedangkan Allah tidak menyukai kebi- Baehaki S.E dan A. Hasanuddin. 1995.
nasaan” (Al Baqarah 2:205). Situasi wereng coklat dan tungro di
beberapa daerah Jawa pada 10 tahun
terakhir. Seminar Balai Penelitian Ta-
DAFTAR PUSTAKA naman Pangan Sukamandi. 30 hlm.
Baehaki S.E. 1996. Formula pengendalian
Alteri, M.A. 2002. Agroecology: wereng coklat menggunakan ambang
Principles and strategies for designing ekonomi berdasar musuh alami. Suatu
sustain-able farming system. sintesis data mendasari rasionalisasi
Sustainable Agri-culture Network. pengendalian hama secara kuantitatif
Sustainable Agri-culture Research and pada tanaman padi. Unpublished. 5
Education (SARE) Program. hlm.
Sustainable Agri-culture Publications, Baehaki S.E., P. Sasmita, D. Kertoseputro,
210 UVM, Hill Building, Burlington, dan A. Rifki. 1996. Pengendalian hama
VT 05405-0082. 7 pp. berdasar ambang ekonomi dengan
Anonymous. 2002a. Integrated pests ma- memperhitungkan musuh alami serta
nagement, entomology, plant patho- analisis usaha tani dalam PHT. Temu
logy, and soil science. Host plant re- Teknologi dan Persiapan Pemasya-
sistance. http://eppserver.ag.utk.edu/ rakatan Pengendalian Hama Terpadu.
courses/Epp530/Resist. html. Lembang. 81 hlm.
Anonymous. 2002b. Integrated pests ma- Baehaki S.E. 1999. Strategi pengendalian
nagement, entomology, plant patho- wereng coklat. hlm. 54-63. Prosiding
logy, and soil science. Legal control Hasil Penelitian Teknologi Tepat Guna
(regulatory methods). http: /eppserver. Mendukung Gema Palagung. Balai Pe-
ag.utk.edu/courses/Epp530/Legal.htm. nelitian Tanaman Padi, Sukamandi.
Anonymous. 2002c. Integrated pests ma- Baehaki S.E dan Baskoro. 2000.
nagement, entomology, plant patho- Penetap-an ambang ekonomi ganda
logy, and soil science. Biological hama dan penyakit pada varietas padi
con-trol. http://eppserver.ag.utk.edu/ berbeda umur masak di pertanaman.
courses/Epp530/BioCont.html. Seminar Badan Penelitian dan
Anonymous. 2002d. Integrated pests ma- Pengembangan Pertanian, Jakarta.
nagement, entomology, plant patho- Baehaki S.E., Kartohardjono, dan Nur-
logy, and soil science. Chemicals pesti- hayati. 2001. Teknik perbanyakan
cides, the good, the bad, and the ugly. Beauveria bassiana pada media padat
http://eppserver.ag.utk.edu/courses/ dan efektivitas umur biakan terhadap
Epp530 /Chem.html. wereng coklat. hlm. 146-153. Prosiding
Baehaki S.E. 1986. Dinamika populasi Simposium Pengendalian Hayati Se-
wereng coklat Nilaparvata lugens Stal. rangga. Pusat Penelitian dan Pengem-
Edisi Khusus No1. Wereng Coklat. bangan Tanaman Pangan, Fak. Per-
Baehaki S.E. 1992. Teknik pengendalian tanian Universitas Padjadjaran, Di-
Strategi pengendalian hama terpadu tanaman padi........................................................................77

rektorat Perlindungan Tanaman Pa- Tanaman dan Kesehatan Hewan. De-


ngan, dan PRI-Cabang Bandung. partemen Pertanian, Jakarta. 140 hlm.
Baehaki S.E. 2002. Perbaikan Pengendalian Earles, R. 2002. Sustainable agriculture:
Hama Terpadu (PHT) Berdasar Pe- An introduction. ATTRA-National
mahaman Biodiversitas Arthropoda pada Sus-tainable Agriculture Information
Berbagai Pola Pertanaman Padi. Seminar ser-vice. http://attra.ncat. org/attra-
Proyek/Bagian Proyek Peng-kajian pub/ PDF/sustagintro.pdf
Teknologi Pertanian Partisipatif. Badan EUREP. 2001. EUREPGAP Protocol for
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Fresh Fruit and Vegetables. English
Jakarta. version. Copyright: EUREPGAP c/o
Biro Pusat Statistik. 1991. Luas dan FoodPlus Gmbh, Cologne. Germany.
intensitas serangan jasad pengganggu 15 p. http://www.eurep.org
padi dan palawija di pulau Jawa tahun Frost, M. 2001. Quality Criteria and
1991. Biro Pusat Statistik, Jakarta. Stan-dards. Berlinickestr, Berlin,
Bhat, R. 2004. Improved Farmer Live- Germany. p. 113-121.
lihood. ICM Edition, Bayer Crop Sci. Matthias.Frost@bvl. bund. de
1: 25. Kenmore, P.E. 1996. Integrated pest
Budianto, J. 2002. Tantangan dan peluang management in rice. p. 76-97. In G.J.
penelitian dan pengembangan padi Persley (Ed.). Biotechnology and In-
dalam perspektif agribisnis. hlm. 1-19. tegrated Pest Management. CAB
Dalam Kebijakan Perberasan dan Ino- International, Cambridge.
vasi Teknologi Padi. Pusat Penelitian Ohmart, C. 2002. IPM, Sustainable
dan Pengembangan Tanaman Pangan, Agriculture and Ecolabelling. Lodi-
Bogor. Woodbridge Winegrape Commission
Cantrell. 2004. New technologies for rice and Associate in the Agriculture
farmers. ICM Edition, Bayer Crop Experiment Station. Dept. of Ento-
Sci. 1: 21-22. mology, US Davis. http://www.
Caraycaray, M.D.B. 2003. More farmers google.com.
use innovative chemical-free methods Pusat Standardisasi dan Akreditasi. 2003.
to control pest in rice. Phil. Rice Standar EUREPGAP Produksi dan
News-letter 16(4). Penanganan Buah dan Sayuran Segar
Daud, I.D. dan A.P. Saranga. 1993. Efek- yang Benar. Pusat Standardisasi dan
tivitas lima konsentrasi suspensi spora Akreditasi, Jakarta. 33 hlm.
Beauveria bassiana Vuill. terhadap Satari, G. 1983. Prospek peningkatan
mortalitas tiga instar larva Darna produksi padi di Indonesia.hlm. 1-8.
catenata Snellen (Lepidoptera: Lima- Dalam Masalah dan Hasil Penelitian
codidae). hlm. 125-134. Prosiding Padi. Pusat Penelitian dan Pengem-
Symposium Patology. Serangga I. PEI bangan Tanaman Pangan, Bogor
Cabang Yogyakarta-Fak. Pertanian Stern, V.W., R.F. Smith, R. van den
UGM, dan Program Nasional PHT/ Bosch, and K.S. Hagen. 1959. The
Bappenas. integrated control concept. Hilgardia
Departemen Pertanian. 2003. Kebijakan 29(2): 81-101.
dan Strategi Nasional Perlindungan
78 Baehaki Suherlan Effendi

Tohidin, A., T. Lisrianto, dan B.P. Machdar. Untung, K. 2000. Pelembagaan konsep
1993. Daya bunuh jamur entomo-patogen pengendalian hama terpadu
Beauveria bassiana Vuill. (Moniliales: Indonesia. Jurnal Perlindungan
Moniliaceae) terhadap Leptocorisa acuta Tanaman Indo-nesia 6(1): 1-8.
Thunberg (Hemip-tera: Alydidae) di Waage, J. 1996. Integrated pest mana-
rumah kaca. hlm. 135- gement and biochemistry: An
141. Prosiding Simposium Patologi analysis of their potential. p. 36-47.
Serangga I. PEI Cabang Yogyakarta- In G.J. Persley (Ed.). Biotechnology
Fakultas Pertanian UGM, dan and Integrated Pest Management.
Program Nasional PHT/Bappenas. CAB International, Cambridge.

Anda mungkin juga menyukai