I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang secara empiris
mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara beragam gejala
sosial termasuk organisasi, kebudayaan, lembaga-lembaga sosial dan aspek
perilaku lain. Sehingga dari definisi di atas, sosiologi pedesaan dapat
diartikan sebagai ilmu yang mendeskripsikan atau menggambarkan dan
membahas hubungan antara manusia di dalam maupun di luar kelompokkelompok sosial serta merupakan penerapan sosiologi untuk masyarakat
pedesaan. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai
petani yang mayoritas tinggal di daerah pedesaan. Para petani tersebut selain
bertani juga mempunyai pekerjaan sambilan. Hal ini dikarenakan kebutuhan
ekonomi yang semakin lama semakin meningkat, jika petani hanya
menggantungkan hidupnya pada usaha taninya saja, maka kebutuhan hidup
keluarga tidak dapat tercukupi sehingga petani tersebut harus mengerjakan
pekerjaan sambilan agar kebutuhan keluarganya terpenuhi.
Petani atau masyarakat di daerah pedesaan mempunyai hubungan
kekeluargaan yang erat antara warga masyarakatnya sehingga timbul rasa
saling tolong menolong masyarakat di desa juga masih menjunjung tinggi
adat istiadat yang ada di desa tersebut dan adat istiadat tersebut harus ditaati
oleh masyarakat dalam desa tersebut. Kehidupan masyarakat desa yang
sederhana dan guyup tidak selamanya mendatangkan ketentraman. Terkadang
diantara mereka terdapat konflik-konflik sosial yang akan mereka selesaikan
baik secara musyawarah maupun secara kekeluargaan. Setiap desa
mempunyai ciri khas tersendiri. Setiap desa mempunyai adat istiadat,
organisasi sosial, struktur pemerintahan yang berbeda dengan desa lain. Di
desa banyak terjadi proses sosial, untuk lebih mengetahui proses-proses sosial
dan kehidupan masyarakat pedesaan.
B. Tujuan Praktikum
sosiologi. Dua kekuatan tersebut yaitu kekuatan-kekuatan soial dan kekuatankekuatan intelektual. Kekuatan sosial dan kekuatan intelektual merupakan dua
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (Raho, 2007).
Desa merupakan suatu persekutuan hidup bersama yang mempunyai
kesatuan hukum organisasi, batas geografis tertentu. Desa diawali dari manusia
yang hidup bergerombol baik dalam satu lingkungan yang besar atau kecil dan
bertempat tinggal pada tempat tertentu. Dengan segala perkembangannya yang
mereka alami, serta pertumbuhan jumlah jiwa yang semakin banyak kemudian
mulai dipikirkan masalah keamanan dan tata tertib pergaulan sesamanya dengan
maksud untuk memelihara ketentraman serta tatanan hidup yang harmonis dan
pantas sebagai keluarga besar (Purwanto, 2009).
Pedesaan adalah satu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Desa terjadi hanya
satu tempat kediaman masyarakat saja. Terjadi dari satu induk desa dan
beberapa tempat kediaman sebagian daripada masyarakat hukum terpisah yang
merupakan kesatuan tempat tinggal sendiri, pendukuhan,kampung, cantilan,
tanah belukar dan tanah hutan (Kamanto, 2000).
Sosiologi pedesaan adalah sosiologi yang melukiskan dan menelaah
hubungan di dalam dan antara kelompok kelompok yang ada di lingkungan
pedesaan. Menurut Paul H. Landis, seorang ahli sosiologi pedesaan adalah daerah
dimana pergaulan yang di tandai dengan sifat keakraban dan keramahan-tamahan
yang meluas sekali (Kamanto, 2000). Masyarakat desa merupakan sebuah
komunitas unik yang berbeda dengan masyarakat di perkotaan. Segala kebijakan
dan perundang-undangan adalah produk para pemangku kebijakan yang biasanya
dilakukan oleh masyarakat. Maka masyarakat desa memiliki kekhasan dalam
mengatur berbagai kearifan-kearifan lokal (Kusnaedi, 2005).
Ciri-ciri kehidupan masyarakat pedesaan yaitu mempunyai sifat homogen
dalam mata pencaharian, nilai kebudayaan serta dalam sikap dan tingkah laku.
Lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi. Yang berarti semua
anggota keluarga turut memenuhi kebutuhan ekonomi. Hubungan sesama anggota
masyarakat lebih awet dan intim dari pada masyarakat perkotaan (Djiwandi,
2007).
Beberapa ciri-ciri penting kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia
diantaranya adalah konflik dan persaingan, desa sering digambarkan sebagai
daerah atau tempat orang bergaul rukun, tenang dan selaras. Namun, karena
seringnya mereka hidup berdekatan maka akan terjadi konflik seperti masalah
tanah, kedudukan dan gengsi, masalah perkawinan, konflik antara kaum tua
dengan kaum muda, serta perbedaan antara pria dan wanita. Yang kedua adalah
kegiatan bekerja, di dalam masyarakat desa yang berdasarkan bercocok tanam
orang biasa bekerja keras dalam masa-masa tertentu, tetapi mengalami kelegaan
bekerja dalam masa-masa yang lain dalam rangka satu lingkaran pertanian. Pada
masa-masa yang paling sibuk, orang dapat menyewa tenaga tambahan atau
meminta bantuan tenaga dari sesama warga desa. Yang ketiga siistem tolongmenolong, aktivitas tolong-menolong di lingkungan pedesaan biasanya
menyangkut kebutuhan yang bersangkutan dengan rumah tangga yang biasanya
berkaitan dengan kepentingan-kepentingan pribadi dan dilakukan oleh orangorang dalam sistem kekerabatan. Kemudian gotong royong, gotong royong
menyangkut aktivitas bekrja sama antara sejumlah besar warga desa untuk
menyelesaikan suatu proyek tertentu yang digarap berguna bagi kepentingan
umum. Selanjutnya jiwa dan semangat gotong royong, sikap atau peran rela
terhadap sesama warga masyarakat, sikap yang mengandung pengertian terhadap
kebutuhan sesama warga masyarakat. Kemudian musyawarah dan jiwa
musyawarah, dalam hal ini keputusan yang diambil dalam rapat tidak
berdasarkan suatu mayoritas yang menganut suatu pendirian tertentu, melainkan
seluruh rapat merupakan suatu badan yang dilakukan untuk mengintegrasikan
pandapat-pendapat yang berbeda sehingga semua pendapat dapat saling
didekatkan dalam suatu konsepsi yang baru sehingga timbul suatu sintesa
(Sayogyo dan Pudjiwati, 2006).
Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara banyaknya penduduk
dan luas wilayahnya. Satuan luas wilayah yang umumnya digunakan adalah km2 .
Kepadatan penduduk di suatu daerah tidaklah sama. Ada beberapa macam
sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan tertentu. Stratifikasi yang disengaja
biasanya dilakukan didalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi
dalam organisasi-organisasi formal seperti pemerintahan, perusahaan, partai
politik ataupun perkumpulan. Dengan demikian kekuasaan dan wewenang
merupakan suatu unsur khusus dalam sistem strarifikasi. Hal ini dilandasi dengan
suatu pandangan bahwa apabila masyarakat hendak hidup teratur, maka
kekuasaan dan wewenang yang ada harus dibagi-bagi dengan teratur agar jelas.
Umur-umur lain dalam stratifikasi adalah status dan ekonomi. Ekonomi
membedakan penduduk menurut jumlah dan sumber pendapatan (Jeffery, 2007).
Ada pula sistem stratifikasi berdasarkan jenis kelamin atau sex statification
yang didapatkan dari faktor perolehan: sejak lahir laki-laki dan perempuan memperoleh
hak dan kewajiban yang berbeda dan perbedaan tersebut lebih mengarah pada suatu
hirarki. Dalam banyak masyarakat, status laki- laki lebih tinggi di banding dengan
perempuan. Partisipasi perempuan dalam dunia kerja relatif terbatasdi bandingkan
dengan laki laki para pekerja perempuan sebenarnya relatif banyak namun terdapat di
srata yang rendah. Dalam bidang admistratif, sering menerima upah lebih rendah
daripadalaki-laki (Kamanto, 2000).
Struktur masyarakat di Indonesia di tandai oleh dua ciri yang bersifat unik secara
horizontal dan vertikal. Secara horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan
kesatuan sosial yang berdasarkan perbedaan suku, agama, budaya, serta adat kedaerahan.
Secara vertikal adalah stuktur masyarakat Indonesia ditandai dengan adanya perbedaab
vertikala antara lapisan atas dan bawah (Kamanto, 2000).
Mobilitas sosial adalah perubahan status yang terjadi pada diri seseorang.
Mobilitas sosial terdiri dari 2 bagian yaitu mobilitas vertical dan horizontal.
Mobilitas sosila vertical merupakan perubahan status dari tingkatan yang lebih
rendah ke yang lebih tinggi atau sebaliknya. Seorang anak petani yang
mempunyai tekad belajar yang tinggi sehingga mampu menamatkan pendidikan
sampai sampai jejang perguruan tinggi dan akhirnya menduduki posisi vertical
intragenerasi. Orang tua yang mendorong dan mengusahakan anaknya agar
memperoleh pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik merupakan upaya
mobilitas vertical intergenerasi. Mobilitas horizontal adalah perpindahan
kedudukan seseorang yang bersifat horizontal. Ketiga dimensi status yang
dipunyai seseorang sebenarnya tetap.Seorang buruh tani yang karena alasan
tertentu melakukan migrasi ke kota menjadi buruh bangunan, tukang becak, atau
pedagang asongan disebut melakukan mobilitas sosial horizontal, karena pada
dasarnya dimensi status dari jenis-jenis pekerjaan itu sama (Ibrahim, 2003).
Perubahan-perubahan sosial para petsani pada bidang pertanian akibat
dari
medernisasi
adalah
dengan
memperkenalkan
mesin-mesin
untuk
sosial adalah aspek kerja sama yang mendasar yang menggerakkan tingkah laku para
individu pada tujuan sosial dan ekonomi tertentu (Bagja Waluya, 2007).
Status Petani dapat dibedakan atas petani pemilik penggarap yaitu petani
yang memiliki lahan sendiri serta mengelola sendiri lahan garapan tersebut.
Petani penyewa adalah petani yang mengelola lahan usaha tani milik orang lain
dengan sistem sewa dimana uang sewa dibayar didepan sesuai kesepakatan antara
pemilik lahan dengan penyewa perjanjian sewa bisa tertulis bisa tidak. Petani
penyakap adalah petani yang mengelola lahan usaha tani milik orang lain dengan
sistem bagi hasil, dan buruh tani adalah petani yang mengerjakan lahan usaha tani
milik orang lain dengan sistem upah baik harian, borongan, maupun bawon
(Supardi, 2009). Status penguasaan lahan pada intinya dapat menjadi 3 yaitu
pemilik penggarap (owner operater), penyewa(castinen), dan penyakap (bagi
hasil/ sharetenann) (Tulenan, 2011).
10
11
A.
Keadaan Umum
1. Sejarah Desa
Desa Tambi berasal dari kata Tambihun. Tambihun adalah sebuah
kata yang
Tempurung
adalah
Raden
Sumo
Gidoyo
karna
12
13
14
15
Luas wilayah
m2
2.883.800
x 100
2883800
0,16 penduduk/m 2
16
janis kelamin.
Keadaan penduduk Menurut Umur
Angka beban tanggungan akan semakin besar bila penduduk
usia non produktif makin besar bila dibandingkan penduduk usia
produktif. Makin besar ABT makin besarlah beban tanggungan untuk
orang-orang yang belum dan tidak produktif lagi. Keadaan penduduk
menurut umur berkaitan dengan Angka Beban Tanggungan (ABT).
Karena di dalam menentukan ABT diperlukan penduduk dalam usia
produktif, maupun penduduk dalam usia non produktif. Dengan
menggunakan ABT ini dapat diketahui seberapa besar penduduk yang
produktif dan yang sudah tidak produktif (Mardun, 2006).
Perhitungan kepadatan penduduk menurut umur berkaitan erat
dengan perhitungan angka beban tanggungan, perbandingan antara
jumlah penduduk usia non produktif dengan jumlah penduduk usia
produktif. Semakin besar jumlah anggota keluarga mereka, semakin
besar pula beban tanggungan hidup yang mereka tanggung. Penduduk
dengan usia produktif maupun non produktif yang ada di desa Tambi
akan disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.1.2 Kepadatan Penduduk menurut Umur Desa Tambi,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2014
Kelompok
(tahun)
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
Umur Jumlah
(jiwa)
359
420
431
329
585
308
Penduduk Prosentase
6,74 %
7,89 %
8,09 %
6,17 %
10,98 %
5,78 %
17
30-34
45-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65+
Jumlah
367
308
415
365
298
395
355
400
5.325
6,89 %
5,78 %
7,79 %
6,85 %
5,59 %
7,41 %
6,67 %
7,51 %
100 %
X 100
1620
X 100
3715
43,4
Dari data diatas dapat dilihat jumlah usia non produktif
Guru/
Pengasuh
12
56
Ket
Usia 2-6
18
Madrasah Diniah
SD Negeri
SMP Swasta/MTs
Jumlah
2
2
10
400
763
2.120
48
27
143
Belum Sekolah
Tidak
Pernah
Sekolah
Taman Kanan-kanak
Belum/ Tidak Tamat
Sd
Tidak Tamat SD
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Tamat Akademi
Tamat S-1
Jumlah
48
97
Prosentas
e
0,90 %
1,82 %
225
1260
4,22 %
23,6 %
518
2110
812
510
5
25
5370
9,72 %
39,62 %
15,24 %
9,57 %
0,09 %
0,46 %
100 %
19
taraf
pendidikan
harus
terus
ditingkatkan
Jumlah pendudukan
(jiwa)
1770
221
961
182
60
25
10
100
25
12
2
14
21
1420
4823
20
Jumlah
Tukang Foto
Percetakan/sablon
Tukang Cukur
Sol Sepatu
Tukang Patri
Pande besi
Las
Pijat
Fotocopy
Reparasi Elektronik
Reparasi Jam
Reparasi Sepeda Ontel
Benkel Sepeda Motor
Bengkel Mobil
Salon Kecantikan
2
1
1
1
2
2
3
3
-
21
Rias Pengantin
Sanggar Senam/ fitness centre
Lembaga kursus Bahasa/ Mata pelajaran
Lembaga Kursus ketrempilan
Jumlah
1
16
Kecamatan
Komoditas
Jagung
Luas tanah Ha
225
Produksi
355/ tahun
Loncang
25
80 /tahun
Pembibitan kubis
25
-/bulan
Cabe
10
12 / tahun
Tambakau
300
450 /tahun
Sawi
60 /tahun
Kubis
35
320 /tahun
Kentang
20
50 /tahun
Sledri
25
-/tahun
Pembibitan sledri
-/bulan
Pembibitan cabe
-/bulan
22
23
Kepala Desa
Tri Pitoyo
Pelaksana teknis
Lapangan
1. Tolani
2. Wahyudi
3. Suhanap
4. Trimo
Sekretaris Desa
Urusan
Keuangan
Urusan
Pemerintah
Maarif
Suyitno
Urusan
kesejahteraa
n masyarakat
Sabar
Matsoyim
1.
Gambar 4.1
Kadus 1
Munazid
2.
Kadus II
Muadzim
3.
Kadus III
Purwanto
Struktur Organisasi
Urusan
Ekonomi
Pembangunan
Pemerintah Desa
24
Kepala Desa
Tugas dan Kewajiban :
1) Memimpin penyelenggaraan
2)
3)
4)
5)
6)
b.
pemerintahan
desa
dan
pembangunan desa.
Membina kehidupan masyarakat.
Membina perekonomian desa.
Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat.
Mendamaikan perselisihan masyarakat di desanya.
Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat
pembinaan
dan
pelaksanaan
administrasi
penyelenggaraan
tugas
pemerintah
desa,
pemerintahan
masyarakat.
pembangunan
dan
kesejahteraan
25
Kadus I
Kepala dusun berkedudukan sebagai perangkat pembantu
kepala desa dan unsur pelaksana penyelenggara pemerintah desa di
wilayah dusun. Kepala dusun mempunyai tugas membantu kepala
desa dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan di wilayah kerjanya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk menjalankan tugas,
kepala dusun mem-punyai fungsi:
1) Melaksanakan
kegiatan
pemerintahan,
pembangunan,
Kadus II
Tugas pokok :
1) Melaksanakan
kegiatan
pemerintahan,
pembangunan,
e.
diwilayah II;
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
Kadus III
Tugas pokok :
1) Melaksanakan
kegiatan
pemerintahan,
pembangunan,
kemasyarakatan, ketentraman dan ketertiban diwilayah III;
2) Membantu kepala desa dalam kegiatan penyuluhan, pembinaan
dan kerukunan warga diwilayah III;
26
melaksanakan
tugas,
Pelaksana
Teknis
Badan
mempunyai fungsi :
1) Menyiapkan program kerja UPT;
2) Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan; dan
3) Melaksanakan kegiatan yang telah diprogramkan oleh masingmasing bidang.
5. Sarana dan Prasarana
a. Sarana dan prasarana jalan
Kondisi sarana dan prasarana desa antara lain dapat dilihat
dari ketersediaan sarana dan prasarana perhubungan, sarana
prasarana
transportasi,
komunikasi,
perekonomian,
industri,
Kondisi (Km)/(Meter)
Baik
Rusak
Jalan Antar Desa
1500 m
200 m
Jalan Antar Dusun 500 m
150 m
Jalan Lingkungan 2000 m
750 m
Dusun/Tiap RT
Jumlah
4000 m
1100 m
Sumber : Data Sekunder
Rusak Berat
300 m
150 m
300 m
750 m
27
dan prasarana
tentang ketersediaan hubungan desa rata rata itu baik, dari jalan
antar desa, antar dusun, jalan lingkungan yaitu total panjang jalan
yang baik adalan 4000 m. Dari total jalan yang rusak adalah 1100
m. Jumlah jalan rusak berat adalah sepanjang 750 m.
b. Sarana dan Prasarana Jembatan Desa Tambi
Jembatan merupakan salah satu sarana yang paling vital untuk
menghubungkan antar daerah pada suatu desa. Tanpa adanya
jembatan, mobilias penduduk akan terhambat. Secara tidak
langsung akan mematikan segala sektor dalam suatu desa.
Tabel 4.1.9 Kondisi Jembatan Sarana Keagamaan di Desa Tambi
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun
2014
Jenis Jalan
Kondisi (buah)
Baik
Rusak
Jembatan dalam jalan 3
antar Desa
Jembatan dalam jalan
1
2
Jembatan dalam jalan lingkungan Dusun
Jumlah
4
Rusak Berat
-
28
Jumlah (buah)
65
524
73
10
15
40
29
Jumlah (buah)
300
750
7
1
Ada
Jumlah (buah)
275
27
3
1
1
-
30
Kelompok Simpin
Kondisi
Baik
4
17
-
Keterangan
Rusak
-
Rusak Berat
-
A. Rehab
A. Rehab
-
31
Jumlah
3 Unit
2 Unit
3 Unit
2 Unit
sarana
prasarana
komunikasi,
perekonomian,
32
menyewa).
Selain
itu
mereka
menganggap
pembagian
sedangkan
pengelola
dan
perawatannya
ditanggung
33
34
I
II
III
= Kaya
II
= Cukup Kaya
III
= Tidak Kaya
35
I
II
III
IV
Gambar 4.3 Struktur Pelapisan Masyarakat Berdasarkan
Status Penguasaan Lahan
Keterangan :
= Pemilik Penggarap
II
= Penyewa
III
= Penyakap
IV
= Buruh Tani
36
orang luar dVesa yang menikah dengan penduduk asli desa tersebut dan
orang yang pindah karena pekerjaan. Berdasarkan data monografi yang
kami
37
4)
7)
dengan
membuang
sampah
disaluran
air
sehingga
8)
PDAM desa.
9) Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan tenaga
medis hal ini ditandai dengan terlambatnya masyarakat untuk berobat ke
rumah sakit.
10) Belum optimalnya keamanan dan ketertiban masyarakat hal ini ditandai
dengan adanya masyarakat yang kehilangan harta bendanya meskipun
nilainya tidak terlalu tinggi namun berdampak pada kehawatiran warga.
11) Belum optimalnya pengembangan budaya lokal yang mampu
memberikan khas budaya desa seperti Tari seni angguk, Lengger,
38
berikut:
39
Bentuk rumah yang ada di desa Tambi ini sebagian besar masih
sederhana dan memiliki tipe rumah tradisional (rumah kampung).
Rumah penduduk pada umumnya terdiri dari kamar, ruang tamu,
ruang makan, dapur dan kamar mandi (MCK). Berikut disajikan
denah rumah penduduk Desa Tambi.
MCK
Dapur
Kamar Tidur
Kamar Tidur
Ruang Keluarga
Kamar
40
Tambi masih
41
Lahan
Desa
Tambi,
Kecamatan
Nama
Responden
Saiyono
Musliman
Marbungah
Suyati
Gityatin
Muhisyam
Munroji
Mujiono
Mukolil
Faidah
Murtadhoh
Muhajir
Rusminah
Mad Lazim
Nasro
Prihatin Sabar
Sadar Wilujeng
Aminudin
Harti
Aminah
Muslim
Ponti
Junaedi
Muhandir
Pontiah
Umur
Suami
60
44
30
51
40
43
57
32
55
32
42
50
43
38
40
37
55
50
60
36
40
-
Istri
60
40
62
65
53
35
39
30
45
32
38
40
49
38
26
40
33
50
54
30
35
Status
Penguasaan
Lahan
1
2
3
4
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
42
935
44,5
859
42,9
8
32
1
4
2
8
14
56
Pemilik penggarap
Penyewa
Penyakap
Buruh tani
Berdasarkan tabel 4.2.1 Identitas Responden Menurut Umur
mengolah lahannya.
Identitas Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga
dan Tingkat Pendidikannya di Desa Tambi
Setiap keluarga dari setiap responden berbeda beda. Begitu juga
pendidikan terakhir masing masing anggota keluarga responden.
Berikut ini tabel dari identitas responden menurut jumlah anggota
keluarga:
43
No
0
4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
415
1
1
1
1
1
1
1
7
2
8
15
65
>6
5
04
415
15
65
>6
5
Suami
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
2
-
1
1
1
1
1
2
1
2
1
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
1
1
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SMA
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
-
20
1
1
80
44
52
Pendidikam
Anak
Istri
S sm MS
D p
A
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
SD
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
2
1
23
1
1
1
1
1
1
1
1
8
92
32
A
K
P
T
44
2.
sifat dasar dari manusia adalah merasa belum puas akan sesuatu.
Sehingga bila seseorang telah memiliki sesuatu yang telah diinginkan,
maka akan muncul hasrat untuk memiliki sesuatu yang lebih. Begitu
pula tentang definisi hidup cukup bagi setiap orang, mereka jika telah
memiliki sesuatu maka mereka akan mempunyai keinginan untuk
memiliki yang lebih lagi, dan setiap orang itu memiliki ukuran yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya dalam mengartikan
hidup cukup ini. Berikut ini data yang berisi tentang arti hidup cukup
a)
45
Uraian
11
44
28
12
46
47
No
2
3.
4.
5.
9.
Uraian
Apakah dalam kegiatan mencari nafkah baik usaha tani maupun
usaha lainnya petani bekerja?
a.
Sekedar mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari
b. Berkeinginan memiliki sesuatu (menaikkan status dengan
membeli tanan/rumah/barang-barang sekunder/naik haji)
c. Berkeinginan memperbesar usahanya atau membuka usaha
baru atau bekerja dibidang lainnya.
d. Lainnya.
Selain usaha mencukupi kebutuhan hidupnya atau memenuhi
keinginannya.
a. Sekedar melakukan usaha yang ada, pasrah (menerima apa
adanya).
b. Berkeyakinan usaha saat ini bisa memberi hasil yang baik.
20
3
80
12
0
2
0
8
16
64
c. Berusaha
memberi
tambahan
penghasilan
dengan
berusaha/bekerja di bidang lain.
d. Berkeinginan pindah usaha (meninggalkan pekerjaan tani)
setelah memiliki usaha/pekerjaan baru.
e. Lainnya.
Apakah Bapak/Ibu ingin memperbaiki nasib yang lebih baik dari
sekarang ?
a. Selalu ingin memperbaiki,
b. Kadang muncul keinginan memperbaiki,
20
14
7
56
28
c.
16
12
48
28
16
d. Lainnya.
Apakah dalam kegiatan mencari nafkah dan kegiatan sosial petani :
16
64
32
c. Lainnya
selalu
48
49
Uraian
Apakah setiap ada inovasi atau sesuatu yang
baru dalam praktek usaha tani langsung
menerapkan inovasi tersebut :
a. Ya,
b. Kadang-kadang,
c. Tidak pernah,
7.
Apakah dalam mengambil keputusan selalu
melibatkan anggota keluarga lain:
a. a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
8.
Siapa yang dilibatkan dalam pengambilan
keputusan?
a. Suami
b. Istri
c. Satu keluarga
d. Anak
5
10
10
20
40
40
11
3
11
44
12
44
4
5
1
3
16
20
4
12
50
51
11.
Uraian
Untuk apa sajakah pendapatan petani digunakan ?
a. Konsumsi
b. Tabungan
c. Investasi
d. Lainnya
Dalam bentuk apa petani menabung ?
a. Barang berharga (harta kekayaan, seperti :
rumah, alat transportasi, alat rumah tangga,
perhiasan, emas batangan)
b. Uang tunai di rumah
c. Ditabung di Bank
d. Lainnya
23
14
6
1
92
56
24
4
10
2
11
40
8
44
14
4
7
1
10
56
16
28
4
40
12.
13.
88
16
8
52
Uraian
53
14.
15.
Kalau
seseorang
mendapatkan
bantuan
(sumbangan) apakah ia harus membalas
memberikan bantuan kepada setiap orang yang
telah memberikan bantuan?
a. Ia harus membalas
b. Boleh membalas, boleh tidak membalas
c. Tidak diharuskan memberikan balasan
Kalau jawaban pada nomor 14 adalah a atau b. bila
sumbanan harus dibalas. Apakah bantuan tersebut :
a. Boleh lebih sedikit dari sumbangan yang
pernah diterima
b. Sama besarnya dengan nilai sumbangan
yang pernah diterima
10
10
5
40
40
20
16
56
32
Kegiatan panen
Proses yang terakhir dari usahatani adalah kegiatan pemanenan
dan pemasaran hasil pertanian. Kegiatan ini membutuhkan jumlah
tenaga kerja yang tidak sedikit, baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar keluarga. Namun demikian, jumlah tenaga kerja
54
yang
Uraian
Dalam melakukan kegiatan panen, petani:
a. Menebaskan kepada orang lain
b. Dikerjakan anggota keluarga dibantu
kerabat
c. Dikerjakan tetangga (wanita) warga
desa tertentu saja (yang diundang
saja)
d. Dibantu tetangga (wanita) warga desa
siapa saja tanpa dibatasi jumlahnya
e. Lainnya
4
10
16
40
20
20
55
3.
a.
Tabel 4.2.9
No
.
1
2
3
4
5
6
7
Nama
Responden
Pekerjaan
Saiyono
Musliman
Marbunga
h
Suyati
Gityatin
Muhisyam
Munroji
Buruh pikul
Rp.7.200.000
Menambah
56
8
9
Mujiono
Mukolil
Gali
Pasir,warung
Jualan sayur
10
11
12
13
Faidah
Murtadoh
Muhajir
Rusminah
Mad
Lazim
Jual pupuk
Rp.18.000.00
0
Rp 2.000.000
Warung kopi
Rp6.120.000
Warung
Rp.5.000.000
Foto kopi
Rp.15.300.000
Warung kopi
Rp.7.200.000
14
15
16
Nasro
Prihatin
Sabar
17
18
19
Sadar
Aminudin
Harti
20
21
22
23
24
25
Aminah
Muslim
Ponti
Junaedi
Muhandir
Pontiah
Rp15.200.000
Rp76.020.000
Rp 3.040.800
penghasilan
Menambah
penghasilan
Sekolah anak
Tabungan masa
tua
Menambah
penghasilan
Menambah
penghasilan
Menambah
penghasilan
Nambah
penghasilan
-
Wonosobo
tahun
2014
terdapat
berbagai
mata
57
di
Desa
Tambi
Kecamatan
Kejajar
Uraian
Selain mendapat upah apakah buruh tersebut
masih:
a. Mendapatkan jaminan lainnya (makan,
hadiah lebaran)
b. Ikut mambantu dalam kegiatan rumah
tangga majikan
c. Digolongkan dalam istilah tertentu :
buruh masih saudara/kerabat, buruh
dengan kontrak kerja, buruh lepas/tanpa
ikatan
d. Lainnya
16
28
13
53
58
4.
48
8
44
59
Uraian
9
16
36
64
2.
16
54
12
12
4
60
ikut dalam kegiatan tani hanya ada 4 orang tua responden yang ikut
dalam kegiatan usaha tani dan hanya 1 orang tua yang di beri upah.
b)
kegiatan
usahatani
Pria
Jml
wanita
jml
%
Anak
jml
%
1
2
3
4
5
6
7
8
Pengolahan lahan
Pengairan
Pembibitan
Penanaman
Pemupukan
Penyiangan
Panen
Pasca panen
6
2
1
1
1
1
1
5
24
8
4
4
4
4
4
50
2
2
2
4
3
4
3
8
8
8
16
12
16
12
61
Tabel 4.2.13 Asal Modal Usaha Tani di Desa Tambi Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo Tahun 2014
No.
1.
Uraian
%
44
32
0
20
4
62
pinjam ke tetangga karena tidak ada bunga dan prosesnya lebih mudah
atau karena kepercayaan.Sekitar 4% dari 25 responden memilih
meminjam di lembaga keuangan (bank), 4 % nya lagi meminjam pada
tetangga karena dianggap sebagai keluarga yang paling dekat yang bisa
eminjami mereka modal untuk menjalankan usaha taninya.
b)
Jenis Saprodi
Cangkul
Sabit
Cangkul
Gunting
Topi
Linggis
sepatu
kranjang
cungkir
skop
bibit
11
25
2
2
1
1
2
2
2
2
Asal
Milik sendiri
Milik sendiri
Menyewa
Milik sendiri
Milik sendiri
Milik sendiri
Milik sendiri
Milik sendiri
Milik sendiri
Milik sendiri
Cara
Pembayaran
Tunai
Tunai
Tunai
Tunai
Tunai
Tunai
Tunai
Tunai
Tunai
Tunai
63
c)
Jenis
Cara pmbayaran
Alasan
1.
Pacul
tunai
2.
tunai
3.
Cangkul, keranjang
tunai
4.
Caping, keranjang
tunai
5.
tunai
6.
Cangkul
tunai
7.
tunai
8.
Cangkul, kranjang
tunai
Takut berhutang
9.
Skop, linggis
kredit
10.
Cangkul, sabit
tunai
11.
Caping, cangkul
tunai
12.
Cangkul
Tidak beli
13.
Cangkul, bibit
tunai
14.
Gunting teh
dipinjami
15.
Sabit
dipinjami
16.
Gunting teh
dipinjami
17.
Cangkul
tunai
18.
Cangkul, sabit
tunai
19.
Sabit, cangkul
tunai
64
20.
Sabit, cangkul
tunai
21.
tunai
22.
Cangkul, sabit
tunai
23.
Cangkul, sabit
tunai
24.
Cangkul, sabit
Tidak beli
25
.
Cangkul, sabit
tunai
Pemanfaatan
dan
Pemasaran Hasil
Hasil produksi dari budidaya Petani ini dimanfaatkan untuk
beberapa kegiatan. Ada sebagian petani yang menjual hasilnya ke
tengkulak
ataupun
ke
pasar.
Ada
jugamasyarakat
yang
Uraian
1
14
10
-
4
56
40
-
65
66
tidak
memanfaatkan
sama
sekali.
Berikut
ini
tabel
Lembaga Keuangan
Bank Mariam
PNPM
KUD
Koperasi
4.
%
-
2%
8%
16 %
sosialisasi
tentang
lembaga
tersebut
dari
tokoh
67
Uraian
5
.
13
10
2
26
40
8
68
Komoditi
Sistem sewa
Sewa (ha)
Sistem Sakap
Jangka
waktu
Ketentuan
Jangka
waktu
1.
Kentang
400 ribu
700 ribu
1 Masa 1:3
tanam
hasil
bagi 1
musim
tanam
Tembakau
800.000
Seledri
500 ribu
1 masa
tanam
1 masa
tanam
bagi 1
musim
tanam
bagi 1
musim
tanam
1:4
hasil
1:3
hasil
69
70
Uraian
a. Berapa kali responden melakukan kegiatan di
luar desa dalam satu bulan?
1) 0-5
2) 6-10
3) 11-15
4) >15
b. Kegiatan tersebut berkaitan dengan:
1) Mencari nafkah
2) Melengkapi kebutuhan rumah tangga
3) Mengunjungi tempat hiburan (sekatenan,
wayang orang, dll)
4) Mengunjungi saudara
5) Lainnya
c. Alat transportasi yang digunakan:
1) Milik sendiri
2) Angkutan umum
3) Lainnya
22
3
88
12
4
3
3
16
12
12
13
7
54
28
6
12
5
24
48
20
71
Media informasi
yang diakses
Alasan
Jumlah
1.
Cetak (Koran
dan majalah)
Elektronik
(Radio dan TV)
Tokoh
Masyarakat
Mudah
diakses
12
Lebih mudah
menerima
informasi
Mendapat
informasi dari
tetangga
19
76
12
2.
3.
Lainnya
4.
72
mereka dapatkan kebanyakan mengenai benih unggul, pupuk dan halhal tani yang lain.
Dengan
adanya
informasi
tersebut
dapat
menambah
73
yang sering digunakan adalah TV, radio, dari tokoh masyarakat, dan
dari kelompok tani. Hal ini menandakan bahwa kemampuan
masyarakat dalam membeli atau daya beli cukup tinggi, karena
kebutuhan informasi dan hiburan dirasakan sangat penting. Dengan
adanya komunikasi, dapat memberikan dampak baik positif maupun
negatif. Dampak ini keduanya memang tidak dapat dipisahkan, maka
diperlukan adanya penyaring dalam menerima informasi.
Kesimpulan
74
2.
3.
4.
5.
Pendapatan masyarakat
digunakan untuk
7.
8.
Pekerjaan
di
luar
pertanian
biasanya
75
10.
11.
12.
B.
Saran
1.
2.
Perlunya
penyuluhan
pertanian
yang
4.
5.
6.
76
DAFTAR PUSTAKA
Suatu
Pengantar.Raja
Grafindo
77
LAMPIRAN
78
79
INTISARI
Kelompok 73. 2014. Praktikum Sosiologi Pedesaan di Desa Tambi,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Praktikum ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar dapat mengenal lebih
dalam tentang perilaku masyarakat desa, kelembagaan masyarakat, hubungan kerja
agraris, hubungan kerja luar pertanian, mobilitas petani, kelembagaan pedesaan, pola
komunikasi, organisasi sosial, konflik sosial dan adat istiadat yang ada di wilayah
tersebut.
Metode dasar praktikum ini pada dasarnya merupakan latihan penelitian dengan
menggunakan metode dasar deskriptif analisis, yaitu metode yang memusatkan perhatian
pada permasalahan yang ada pada masa sekarang dan bertitik tolak dari data yang
dikumpulkan, dianalisis, dan disimpulkan dalam konteks teori-teori yang ada dan dari
penelitian terdahulu. Pengumpulan data berdasarkan pada hasil wawancara, observasi,
dan pencatatan data dari monografi desa.
Praktikum dimulai dengan mewawancarai peduduk desa yang berprofesi sebagai
petani. Wawancara yang dilakukan sesuai dengan kuisioner yang telah disiapkan
sebelumnya, mulai dari kuisioner individu, yaitu identitas responden, perilaku responden
dalam mencari nafkah, kelembagaan hubungan kerja luar pertanian, kelembagaan
hubungan kerja keluarga petani, kelembagaan pertanian, hubungan kerja agraris,
kosmopolitan dan kuisioner untuk tokoh masyarakat yaitu penguasaan tanah di desa,
stratifikasi sosial, konflik sosial, organisasi sosial, dan kebudayaan.
Hasil praktikum berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa di Desa
Tambi mata pencaharian penduduk mayoritasnya adalah petani yang menggarap lahan
garapannya sendiri. Selanjutnya bekerja sebagai buruh tani yang bekerja di dalam desa
maupun luar desa. Sisanya bekerja sebagai buruh atau karyawan swasta dan pembantu
rumah tangga serta terdapat seorang seniman.
Komoditas yang ditanam oleh para petani di Desa Tambi hampir sama. Dimana
komoditas tersebut berupa hortikultura (cabai dan kubis) dan tembakau. Komoditas yang
mereka tanam sama karena mereka beranggapan dengan adanya pola tanam yang sama
atau serentak, diharapkan dapat menghindari serangan hama dan penyakit. Biasanya
pada musim tanam pertama, mereka menanam tembakau dan selanjutnya pada musim
tanam kedua dan ketiga ditanami hortikultura (cabai) atau sayur-sayuran.
Mayoritas penduduk beragama Islam. Hal tersebut terbukti dari bangunan tempat
ibadah yang ada di desa Tambi hanya terdapat masjid dan musholla. Petani di desa
Tambi selalu menjaga kerukunan antar sesama, hal tersebut terlihat dari kebiasaan
mereka yang saling membantu petani lain yang sedang membutuhkan bantuan dalam
kegiatan usaha tani. Kebudayaan selalu dipegang teguh masyarakat dengan tetap
melestarikan budaya adiluhung seperti mitoni, selapanan, sepasaran, muludan,
suronan,dll.