Anda di halaman 1dari 2

menggunakan emposan.

Untuk memastikan tikus agar mati, tutup


TEKNIK PENGENDALIAN lubang tikus dengan lumpur setelah diempos.
4. PENERAPAN TBS (Trap Barrier System / Sistem Bubu
1. KULTUR TEKNIS Perangkap)
1.Tanam dan Panen Serempak 1. Tanaman perangkap yaitu padi ditanam 3 minggu lebih awal,
Satu hamparan diusahakan tanam serempak berukuran 25 m x 25 m untuk 10-15 ha
minimal 50 ha. Apabila tidak memungkinkan, atur agar 2. Pagar plastik atau terpal setinggi 60 cm, ditegakkan dengan ajir
selisih waktu tanam tidakl ebih dari 2 minggu dengan bambu,bagian bawahnya terendam air.
tujuan membatasi ketersediaan pakan bagi tikus 3. Bubu perangkap, dipasang pada setiap sisi TBS, dibuat dari
2. Pengaturan Pola Tanam ram kawat dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 50 cm, dilengkapi
Pola tanam padi-padi-bera, padi-padi- pintu masuk tikus berbentuk corong,dan pintu untuk mengeluar-
palawija, atau padi palawija-padi dianjurkan untuk dil- kan tangkapan tikus. petak TBS dikelilingi parit dengan lebar 50
akukan. Kondisi bera berakibat ketiadaan pakan sehing- cm yang selalu terisi air untuk mencegah tikus menggali atau
ga memutus siklus hidup dan menekan kerapatan popu- melubangi pagar plastik.Prinsip kerja TBS adalah menarik tikus
lasi tikus. dari lingkungan sawah di sekitarnya radius 200 m) karena tikus
3.Pengaturan Jarak Tanam/Tata Tanam Legowo tertarik padi yang ditanam lebih awal dan bunting lebih dahulu,
Ciri khas petak sawah yang terserang tikus sehingga dapat mengurangi populasi tikus sepanjang per-
sawah adalah „botak‟ pada bagian tengah petak. Pada tanaman.
serangan berat, daerah yang terserang tersebut meluas
hingga ke tepi petak dan hanya menyisakan 1-2 baris 5. PENERAPAN LTBS (LINEAR TRAP BARRIER SYSTEM/ PENGENDALIAN
SISTEM BUBU PERANGKAP LINIER)
tanaman padi di pinggir petakan atau sepanjang pema-
tang. Dengan sistem tanam jajar legowo, tikus sawah LTBS merupakan bentangan pagar plastik sepanjang HAMA TIKUS SAWAH
kurang suka dengan kondisi tersebut karena terdapat minimal 100 m, tanpa tanaman perangkap, dilengkapi bubu
lorong-lorong panjang yang “lebih terbuka” sehingga perangkap. Pada saat bera pratanam, olah lahan, dan 1 minggu
memungkinkannya lebih mudah diketahui oleh preda- setelah tanam, bubu perangkap dipasang secara berselang seling
tornya sehingga mampu menangkap tikus dari dua arah (habitat dan
sawah), tetapi setelah tanaman padi rimbun, bubu perangkap
2. SANITASI HABITAT dipasang dengan mulut corong perangkap menghadap habitat
Dilakukan terutama pada awal tanam, meliputi tikus. Pemasangan LTBS dilakukan di dekat habitat tikus seperti
pembersihan gulma, semak, tempat bersarang dan tepi kampung, sepanjang tanggul irigasi, dan tanggul jalan/
habitat tikus seperti batas perkampungan, tanggul iriga- pematang besar. LTBS juga efektif menangkap tikus migran
si, pematang, tanggul jalan, parit dan saluran irigasi. dengan memasang LTBS pada jalur migrasi yang dilalui tikus.
Juga dilakukan minimalisasi ukuran pematang
(sebaiknya tinggi dan lebar <30 cm) untuk mengurangi 6.HAYATI
tempat tikus berkembang biak. Pemanfaatan musuh alami tikus ular sawah, burung hantu
(Tito Alba) dan musang diharapkan dapat mengurangi populasi
3.PENGEMPOSAN MASSAL / FUMIGASI tikus. Penggunaan pestisida nabati seperti Gadung dicampur
Dilakukan serentak pada awal tanam dengan kemiri juga dapat digunakan untuk memandulkan tikus sehingga
melibatkan seluruh petani dengan menggunakan alat menghambat perkembangbiakannya.
ENY NORHARINI, S.P
pengempos tikus. Fumigasi terbukti efektif membunh PPL Kab. Bangkalan
tikus beserta anak-anaknya di dalam lubang sarang 7.KIMIAWI
2019
Sumber : www.litbang.pertanian.go.id
Pendahuluan

Tikus sawah Usaha pengendalian yang intensif sering PERKEMBANGBIAKAN


(Rattus terlambat, karena baru dilaksanakan setelah terjadi
argentiventer kerusakan yang luas dan berat. Oleh karena itu,
Rob & Kloss) usaha pengendalian tikus perlu memperhatikan
merupakan perilaku dan habitatnya, sehingga dapat mencapai
hama utama sasaran. Tinggi rendahnya tingkat kerusakan
tanaman padi tergantung pada stadium tanaman dan tinggi
dari golongan rendahnya populasi tikus yang ada.
mammalia (binatang menyusui), yang Tikus sawah mirip dengan tikus rumah,
tetapi
mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda MORFOLOGI
dibandingkan jenis hama utama padi lainnya.
Oleh karena itu dalam pengendalian hama telinga dan ekornya lebih pendek. Ekor biasanya
tikus ini, diperlukan pendekatan yang lebih pendek dari pada panjang kepala-badan,
berbeda dibandingkan dengan cara telinga lebih pendek dari pada telinga tikus rumah.
penanganan hama padi dari kelompok Panjang kepala-badan 130-210 mm dan tungkai
serangga. belakang 34-43 mm. Tubuh bagian atas berwarna
Tikus sawah dapat menyebabkan coklat kekuningan dengan bercak hitam pada
kerusakan pada tanaman padi mulai dari saat rambut, sehingga berkesan berwarna abu-abu.
Daerah tenggorokan, perut berwarna putih dan MASALAH DI LAPANGAN
pesemaian padi hingga padi siap dipanen,
dan bahkan menyerang padi di dalam sisanya putih kelabu. Tikus betina mempunyai 12
puting susu. (1). Monitoring keberadaan hama tikus oleh
gudang penyimpanan. Kerusakan akibat petani masih kurang, sehingga sering
tikus sawah di negara-negara Asia mencapai Tikus sawah sebagian besar tinggal di
terjadi keterlambatan dalam mengan-
10-15% setiap tahun dan di Indonesia luas tisipasi pengendalian;
serangan tikus sawah setiap tahun rata-rata HABITAT DAN PERILAKU (2). Pemahaman petani terhadap berbagai
mencapai lebih dari 100.000 ha Kerugian aspek sifat-sifat biologis hama tikus dan
akibat hama tikus dapat jauh lebih tinggi lagi persawahan dan lingkungan sekitar sawah. Daya
adaptasi tinggi, sehingga mudah tersebar di teknologi pengendaliannya masih
karena kerusakan pada periode pesemaian lemah;
dan stadium padi vegetatif tidak termasuk dataran rendah dan dataran tinggi. Mereka suka
menggali liang untuk berlindung dan berkembang (3).Kegiatan pengendalian belum
kerugian yang dilaporkan. terorganisir dengan baik (masih sendiri-
biak, membuat terowongan atau jalur sepanjang
pematang dan tanggul irigasi. sendiri), dan tidak berkelanjutan;
Tikus sawah termasuk omnivora (pemakan (4).Ketersediaan sarana pengendalian masih
segala jenis makanan). Apabila makanan terbatas
berlimpah mereka cenderung memilih yang paling (5). Masih banyak petani yang mempunyai
disukai, yaitu biji-bijian/padi yang tersedia di persepsi “mistis” terhadap tikus yang
sawah. Pada kondisi bera, tikus sering berada di dapat menghambat pengendalian.
pemukiman.

Anda mungkin juga menyukai