Anda di halaman 1dari 7

DESKRPISI HAMA SERTA PENGENDALIAN HAMA PADA

PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Hama yang menyerang tanaman kelapa sawit adalah suatu masalah yang sangat merugikan
kebun kelapa sawit yang dapt menyebabkan turunnya tingkat produksi secara ekonomi. Hama
memiliki berbagai macam kriteria yang merugikan tanaman kelapa sawit itu sendiri. Kriteria
tersebut di jelaskan sebagai berikut :

A. Landak

Landak adalah hewan pengerat (Rodentia) yang memiliki rambut yang tebal dan berbentuk
duri tajam. Hewan ini ditemukan di Asia, Afrika, maupun Amerika, dan cenderung menyebar
di kawasan hutan tropis. Landak merupakan hewan pengerat terbesar ketiga dari segi ukuran
tubuh dan memiliki pergerakan yang cukup lambatLandak secara umum adalah herbivora, dan
menyukai daun, batang, khususnya bagian kulit kayu. Karena hal inilah banyak landak
dianggap sebagai hama tanaman pertanian. Landak yang biasa dikenal orang adalah Hystrix,
namun secara umum landak juga dipakai untuk menyebut anggota dari suku/famili
Erethizontidae (landak Dunia Baru, marga: Coendou, Sphiggurus, Erethizon, Echinoprocta,
dan Chaetomys) dan Hystricidae (landak Dunia Lama, marga: Atherurus, Hystrix, dan Trichys).

Pengendalian :

1. Perangkap Landak

Perangkap landak dalam upaya pencegahan hama ini menyerang tanaman sawit bisa dilakukan
pemberian perangkap bisa dengan cara pada beberapa blok penanaman sawit diberikan
perangkap dengan umpan makanan landak.

Adapun cara seperti pemberian jaring atau kawat besi pada lokasi kebun sawit yang rawan
diserang landak bisa dilakukan. Cara yang lebih ekstrem bisa dengan memberikan makanan
perangkap landak yang diberi racun. Namun cara ini bisa menjadi berbahaya karena akan
menganggu ekosistem dari landak itu sendiri.
2. Bongkar Sarang Landak

Landak bisa membuat sarang apabila kondisi lingkungan kebun sawit mendukung landak untuk
hidup. Pembuatan sarang landak bisa menjadi berbahaya pada tanaman sawit anda karena
jumlah landak yang dalam sarang bisa jadi bertambah.

Anda bisa dengan membongkar sarang landak di lokasi penanaman setelah itu dibakar pelepah
sawit supaya landak tidak mendekat dan membuat sarang pada kebun sawit anda.

3. Pemberian Racun

Pemberian racun pada hama landak bisa dilakukan. Cara ini merupakan cara membunuh hama
landak tidak langsung. Beberapa cara yang bisa dilakukan dengan cara pemberian pada
makanan perangkap maupun pada pelepah sawit atau pecahan kaca agar dilewati landak
sehingga ketika hama landak lewat akan terkena racun yang sudah anda berikan.

B. Tikus

Tikus-tikusan atau Muridae adalah salah satu famili hewan pengerat dari ordo Rodentia.
Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus)
yang ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting
dalam biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang populer.

Tikus ditemukan hampir diseluruh belahan dunia, meskipun banyak subfamili hanya bisa
ditemukan di daerah tertentu. Tikus tidak ditemukan di Antartika atau pada banyak pulau yang
terletak di tengah samudera. Meskipun tidak satupun dari mereka berasal dari Amerika,
beberapa spesies, terutama tikus rumah dan tikus hitam, telah tersebar ke seluruh dunia. Tikus
menempati berbagai ekosistem dari hutan tropis hingga tundra. Terdapat pula spesies yang
hidup sepenuhnya di dalam tanah (fossorial), di atas pepohonan (arboreal), dan semiakuatik,
tetapi sebagian besar merupakan hewan terestrial (hidup diatas tanah)

Berbagai kebiasaan makan ditemukan pada tikus, mulai dari spesies herbivora dan omnivora
hingga spesies yang hanya mengkonsumsi cacing tanah, spesies jamur, atau serangga air
tertentu. Kebanyakan genera mengkonsumsi bahan tumbuhan dan invertebrata kecil, tikus yang
hidup di daerah subtropis sering menyimpan benih dan bahan tanaman lainnya untuk konsumsi
musim dingin. Tikus memiliki mulut yang mengandung sciurognathous dan diastema. Tikus
tidak memiliki gigi taring dan gigi premolar. Tikus biasanya memiliki tiga geraham (meski
terkadang ditemukan pula yang hanya memiliki satu atau dua geraham), dan sifat geraham
bervariasi menurut genus dan kebiasaan makan.
Pengendalian

Racun tikus diletakan didekat pusat kerusakan di sisi pasar pikul agar mudah terlihat oleh
petugas.
Semua area serangan harus di racun selama 3 – 4 hari.
Satu rotasi penebaran racun harus diikuti oleh satu rotasi penggantian atas racun-racun yang
hilang dalam selang waktu 7 hari
Hanya racun yang hilang atau sudah dimakan tikus yang perlu diganti dengan racun baru.
Aplikasi penebaran racun lebih kurang memerlukan dosis 0,6 kg racun/ha, Sedang untuk
penggantian dosisnya sekitar 0,4 kg/ha. Dengan demikian total kebutuhan racun lebih kurang
1,0 kg per ha, tergantung dari tingkat serangan dan jenis racun.

1 orang pekebun dapat menebar racun untuk mengcover 2 ha dalam satu hari.

C. Gajah

Gajah adalah hewan mamalia terbesar di darat merupakan famili Elephantidae dan ordo
Proboscidea.t, dan memiliki 40.000 otot pada belalai mamalia tersebut sehingga dapat
matahkan ranting” pohon agar bisa di makan oleh mamalia tersebut, sehingga gajah merupakan
musuh terbesar pada kebun kelapa sawit terutama pada bibit. Gajah dapat memakan dengan
mudah bibit dan dapat menginjak bibit kelapa sawit sehingga merugikan kebun kelapa sawit
itu sendiri. Gajah terbesar berada di Afrika.

Pengendalian

Pengendalian gajah termasuk susah di lakukan karena Gajah termasuk salah satu mamalia yang
di lindungi (Satwa Dilindungi). Cara yang dapat di lakukan adalah;

Membuat pondok-pondok penjagaan yang dikelilingi parit

Pondok-pondok penjagaan yang dikelilingi parit pada wilayah dimana biasanya dilalui gajah.
Parit akan menghambat pergerakan gajah sehingga pencegahan konflik dapat dilakukan lebih
awal dan dapat dilakukan dengan lebih baik

1 Membakar campuran cabai, gemuk, dan kotoran gajah yang telah dikeringkan

Jika ada sekelompok gajah bergerak mendekati kebun, buatlah bakaran bahan-bahan di atas.
Asap yang dihasilkan dari pembakaran bahan-bahan tersebut akan membuat gajah tidak
nyaman dan menghindar dari kebun ini. Cara ini akan efektif hanya jika angina berhembus kea
rah kelompok gajah. Namun jika angin berhembus ke arah pemukiman, maka ini akan
membahayakan masyarakat dan beresiko terhadap organ pernafasan.
2. Mengusir gajah menggunakan bunyi-bunyian

Buatlah jebakan bunyi-bunyian menggunakan mercon yang dipasang pada jalur-jalur masuk
gajah yang sudah diketahui. Pemasangan mercon ini tentu tetap mempertimbangkan jarak yang
aman agar tidak melukai gajah. Jika mercon meledak, suara ribut yang dihasilkan akan
membuat gajah terganggu, takut, dan pergi menghindar dari kawasan perkebunan.

3. Menghidupkan lampu miyak tanah

Dengan adanya banyak lampu minyak tanah atau minyak solar di sekeliling kebun, maka gajah
akan beranggapan bahwa ada banyak manusia di kebun tersebut sehingga gajah akan
menghindar.

4. Buatlah pagar tanpa aliran listrik seperti kawat berduri dari kayu atau pun tumbuhan hidup

Penggunaan pagar ini dapat digunakan untuk konflik rendah dan berperan sebagai pelengkap
material penjagaan seperti menara pengintai dan parit yang mengelilingi kawasan perkebunan
tersebut.

5. Perhitungkan kemungkinan penggunaan hambatan alami

Hambatan alami yang dimaksud di atas seperti jurang, sungai besar, atau tebing tinggi. Adanya
hambatan-hambatan alami tersebut merupakan salah satu cara untuk menghambat pergerakan
gajah sebelum memasuki wilayah perkebunan.
D. Babi Hutan (Wild Boar) / (Gondit)

Babi hutan adalah termasuk hewan mamalia yang ganas dan lincah, merupakan leluhur liar
babi bela jinak. Ia berasal dari hutan jarang di kebanyakan kawasan Eropah Tengah,
Mediterranean (termasuk Banjaran Atlas Afrika Utara), serta di kebanyakan kawasan di Asia
sehingga Indonesia di selatan. Babi hutan juga telah dibawa masuk ke banyak tempat yang lain.
Ia tergolong dalam famili Suidae.

Pengendalian

1. Memagari tiap pokok bibit sawit dengan seng dan dipatok kayu

Cara ini memerlukan biaya yang cukup besar dan sangat merepotkan, tapi cara menggunakan
seng ini bisa bertahan sampai 1-2tahun kedepan, caranya :

 1 Lembar seng bergelombang dapat di bagi menjadi 7 bagian, setinggi 20-30cm


sedangkan lebarnya selebar lembaran seng tersebut jangan dipotong lagi.
 Cara pemasangan dengan menggunakan kayu sebagai patok, bisa 2 atau 3 kayu, lalu
dilingkari dengan seng yang telah dipotong2 tersebut
 Kemudian seng dipaku pada kayu patok itu agar tidak mudah bergerak. (lihat gambar)

2. Memagari sekeliling lahan dengan tanaman salak

Saat kecambah bibit sawit mulai ditanamkan ke polibag persemaiannya, maka mulai jugalah
semai bibit salak.
Setahun kemudian, bibit salak sudah bisa ditanamkan di sekeliling lahan, jarak tanam 35-40
cm atau tergantung besar anakan salak.

Yang menjadi perhitungan adalah setahun kemudian barisan tanaman salak sudah menyatu,
hingga tak ada celah bagi babi dan landak untuk masuk.

Saat bibit sawit sudah berumur dua tahun adalah umur yang tepat untuk ditanamkan ke lahan
yang memiliki sejarah serangan tikus, landak dan babi hutan.

Babi hutan dan landak sudah dipagar dengan salak berduri, sedangkan tikus sudah tak berdaya
menghadapi besar dan kerasnya batang anak sawit umur dua tahun.

Sekarang anda sudah bisa memiliki sebidang kebun yang aman dari serangan hama pengerat.
Dan anda bisa juga menikmati manis dan renyahnya buah salak yang berasal dari pohon yang
anda tanam meski pun awalnya hanya sebagai pagar hidup pelindung lahan.
3. Lubang dibuat lubang lagi untuk menanam bibit

Hanya saja cara ini butuh modal yang lebih banyak untuk pekerjaan, Caranya adalah :

 Bibit kelapa sawit di tanam di dalam lubang ukuran panjang 50 cm, lebar 50 dan dalam
40 cm.
 Kemudian didasar lubang dibuat lubang lagi untuk menanam bibit.

 Lubang yang besar dibiarkan atau tidak ditimbun. Dengan cara ini babi hutan akan
kesulitan menjangkau batang bawah bibit sawit.
 Babi tak punya pijakan untuk beraksi. Jika babi nekat, maka babi akan terperosok dan
hidungnya tertusuk duri sawit.

4. Menanam bibit sawit yang sudah berumur 2 tahun

Cara yang paling umum dilakukan orang adalah dengan menanam bibit sawit yang sudah
berumur 2 tahun. 1/3 bagian bibit sebelah atas dipangkas kemudian lalu ditanam dengan cara
memendam sejengkal pelepah batang bawah Jadi, bagian akar dan sejengkal bagian pelepah
batang bawah ada di dalam tanah.

Kesulitannya adalah jarang sekali ada dijual bibit sawit umur 2 tahun. Kalau pun ada harganya
lumayan mahal. Jika bibit sawit non sertifikat umur setahun harganya 15.000 rupiah, bibit umur
dua tahun bisa seharga 25.000 rupiah perpokok.

5. Menggunakan Racun Hama

Ada satu lagi cara mengendalikan hama landak dan babi hutan yaitu dengan menggunakan
racun hama. Ada merk Temix, thiodan, Ciak Sie, dll. Biasanya diterapkan di lapangan dengan
menggunakan pengumpan.

Cara membuat pengumpan : Rebus singkong. Angkat lalu tumbuk dan campur dengan belacan.
Tumbuk sampai menjadi seperti getuk. Angkat dan taruh di atas wadah usang. Pakailah sarung
tangan karet dan penutup hidung. Campurkan getuk dengan rotensida/racun hama sampai
merata. Bentuk jadi bola-bola kecil sebesar buah dukuh atau telur puyuh. Jemur hingga kering.
Sebar ke lapangan yang banyak hama babi hutannya. Tutupi dengan sehelai daun agar tidak
luruh terkena hujan. Buatlah plang besar bertuliskan : AWAS RACUN !

Phospit dapat pula diaplikasikan dengan cat tembok berbahan dasar air. Campur 1 kg phospit
dengan 5 liter cat tembok warna putih atau merah, lalu kuaskan ke pangkal batang dan pelepah
bibit kelapa sawit sebelum ditanam. Takaran ini untuk sekitar 500 batang bibit kelapa sawit
umur setahun. Jika dimaksudkan untuk meracun babi, maka phospit diganti dengan timex.
Phospit lebih kepada penangkalan lewat baunya yang tak disukai oleh babi hutan, dan secara
berjangka harus dilakukan pengecatan ulang. Biasanya setiap 3 bulan. Ini berbeda dengan
penerapan timex. Selagi catnya masih ada dan tidak luntur, maka racun masih aktif.
6. Menggantungkan gumpalan rambut manusia ke tiap pohon sawit

Cara yang paling mudah, murah dan tahan lama adalah dengan mengantungkan gumpalan
rambut manusia ke tiap pohon sawit yang baru ditanam.

Gumpalan rambut yang didapat dari para tukang pangkas itu diikat dengan 2 buah karet
gelang lalu diikat dua lingkaran dengan kawat beton yang ujungnya dibengkokkan untuk
pengait.

Babi takut dengan rambut manusia karena menurut penciumannya yang tajam itu, rambut
manusia berbau manusia. Sekedar diketahui, babi hutan memang sangat takut berjumpa
dengan manusia.

7. Bakar Rambut Untuk Mengusir Hama Babi

Peralatan dan bahan yang dibutuhkan sangat sederhana yaitu :

 Rambut manusia, biasanya rambut kaum hawa khan sering rontok, jadi itu bisa
digunakan.
 Bambu yang sudah dibelah (PANCANG), sebagai tempat untuk meletakkan rambut.
 Daun atau apasaja untuk menutup rambut agar tidak basah oleh hujan atau embun

Cara pelaksanaannya :

 Ambil rambut, kemudian gulung kira-kira sebesar kotak korek api,


 Selipkan rambut tersebut ke Bilah (bambu yang telah dibelah),
 Tancapkan bambu yang sudah ada rambutnya ditanah pada sekeliling sawah/kebun,
 Pada bagian atas rambut selipkan daun yang masih hijau untuk menghindari rambut
basah oleh embun atau karena hujan,
 Letakkan pancang disekeliling sawah/kebun,
 Bakar rambut tersebut pada sore hari.

Anda mungkin juga menyukai