Anda di halaman 1dari 3

Di

daerah

tanam

keberhasilan

usaha

serentak,
pengendalian

tikus lebih efektif dan efesien.


Pada

periode

persemaian,

petani

lebih sering berada di sawah untuk


menggarap

mengolah

Gejal

sawahnya

sehinngga petani sekaligus pelaku


tarik

maka

pengendalain

persemaian

terhadap

hanya

diminimalkan,

tanaman di pinggir petakan sawah

sehingga

beberapa

Gejala Serangan
Serangan tikus dapat terjadi sejak di
pada pasca panen. Pada pesemaian

foKus

populasi

tikus

lokasi pengendalian tikus (pada lokasi

populasi

pengendalian

generatif.

persemaian

sebagai

sempit

berdampak

Pada kondisi pratanam, individu tikus


dewasa belum berkembang biak dan
padat

populasi

fase

masih

meningkat

vegetatif

rendah

dan

pada

fase

Tikus memotong atau mencabut bibit

positif terhadap sasaran luas).

Apabila

biaya

menyisakan

pengendalian dapat ditekan

tanaman

merupakan

pada serangan berat lebih 15 %

pertanaman tidak perlu dilakukan /

sampai

kedatagan tikus cukup tinggi.


Sekitar

di

pesemaian, di pertanaman sampai

pengendalian.
Daya

serentak

awal.

dapat ditekan secara dini

(mencegah perkembangbiakan yang


dapat mencapai 10-30 kali), maka
serangan tikus selanjutnya dapat di
tekan.
Apabila pengendalian dini tersebut
telah dilaksanakan secara massal dan

yang baru ditanam sehingga banyak


biasanya

aktif

merusak

Tikus makan gabah dan merusak


kecambah yang baru ditanam.
Pada saat tanaman bunting tunas
dipotong dan malainya dimakan.
Pada populasi rendah serangan tikus
bersifat

acak

1. Pengendalian secara kultur


teknis
Tanam serentak dengan selang
<10 hari dalam areal yang luas.
sawah, sehinga mempersulit tikus
membuat

tanaman pada malam hari.

biasanya

Teknik Pengendalian

Mengurangi ukuran pematang di

rumpun mati atau hilang.


Tikus

Gbr 1. Gejala serangan tikus di pertanaman

terutama

bagian tengah petakan, sedangkan

liang,

sebaiknya

pematang berukuran + tinggi 15


cm dan lebar 20 cm
Kombinasi

pemasangan

bubu

perangkap dengan pagar plastik


di persemaian dan di pertanaman
Penggunaan
tanaman

tanaman
perangkap,

penarik

Untuk

persemaian
dengan bubu
pertanaman
untuk

500 m2

sekitar 300

2 4 buah, pada
sekitar 13 Ha lokasi

tanaman penarik sekitar 10

m x 10 m.

Memanfaatkan musuh alami antara


lain burung hantu,

5. Pengendalian secara kimiawi

cara

fisik

dan

pengemposan

bera, pengolahan tanah maupun


setelah panen
agar

(Rattus argentiventer)

tanaman fase

generatif
Pengumpanan
menggunakan

lahan

asap

beracun dilakukan pada saat pra


tanam hingga

Melakukan gropyokan pada saat

Penggenangan

PENGENDALIAN

TIKUS SAWAH

anjing dan kucing.

Fumigasi

2. Pengendalian
mekanik

burung elang,

beracun

dengan

rodentisida

liang

koagulan apabila

aktif tikus tergenangi air, sehingga

serangan > 15 %.

anti

ditemukan

anak tikus yang berada di dalam


liang mati
Pemasangan

bambu

sebagai

perangkap dengan diameter + 10


cm dan panjang + 2,5 m , semua

PEMERINTAH
SULAWESI SELATAN

buku antar ruas dihilangkan


3. Sanitasi dan eradikasi
Membersihkan rumput, semak,
tumpukan

jerami

yang

biasanya

menjadi tempat persembunyian tikus


4. Pengendalian secara biologi

Gbr 2. Pemasangan pagar plastik dan


bubu perangkap

PROPINSI

DINAS PERTANIAN TANAMAN


PANGAN
DAN HORTIKULTURA
UPTD BALAI PROTEKSI
TANAMAN PANGAN DAN
ORTIKULTURA
Dr. Ratulangi No. 69 MAROS
TELP. (0411) 371593
371323

Faximile : (0411) 371593

2011

Anda mungkin juga menyukai